BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjalankan sesuatu pasti akan berhasil apabila direncanakan terlebih dahulu dan
memiliki pedoman. Tak hanya pekerjaan tapi juga hal yang lain. Termasuk profesi keperawatan.
Profesi keperawatan mempunyai landasan keilmuan keperawatan yang digunakan agar tetap
berada diporos yang tepat dan tetap. Landasan tersebut bak tiang sebuah rumah. Apabila tiang
tidak kuat maka rumah juga akan rapuh. Begitu juga profesi keperawatan. Kita harus tahu
landasannya terlebih dahulu. Tapi,tak banyak perawat yang tahu akan landasan keilmuan
tersebut. Karena keilmuan itulah dunia keperawatan terus merangkak naik dan berkembang
pesat. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula
tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan
perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalahnya adalah;
1. Bagaimana landasan keilmuan profesi keperawatan?
2. Apa saja yang menjadi landasan keilmuan profesi keperawatan?
3. Apa yang dimaksud Keperawatan sebagai ilmu dan profesi?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah IKD I
2. Memahami landasan keilmuan profesi keperawatan.
D. Manfaat
1. Bagi kelompok
Dengan menyusun tugas tentang landasan keilmuan profesi keperawatan ini kelompok
menemukan kejelasan sehingga lebih menguasai landasan keilmuan profesi keperawatan.
2. Institusi dan mahasiswa STIKES HI
Tugas ini menjadi bahan bacaan baru yang bermanfaat kedepannya, sehingga mahasiswa
STIKES HI yng akan datang bisa menjadikan referensi untuk mendapatkan penjelasan tentang
landasan keilmuan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan
orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan
professional.
Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan
menyangkut ketrampilan intelaktual.
Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode
professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang
angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan suatu proses yang
dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
B. Karakteristik Profesi
1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik
professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktik
yang otonom
2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan
Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
b.
Kemampuan
memberikan
pelayanan
yang
unik
kepada
masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan
untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c.
Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan
kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan
tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk
mengembangkan Iptek keperawatan.
telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak
dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e.
Bertanggung
jawab
dan
bertanggung
gugat
terhadap
tindakan
yang
dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada
klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan
konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap
konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak
melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f.
g. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran
kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada
kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain
C. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan
Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu
adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga
tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada
penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada
tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya
tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu
bidang keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan
pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan.
Program ini menghasilkan perawat generalis
dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan
tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk
terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul
dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai
cara dan pendekatan antara lain :
1.
Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai aspek
kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan
bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan
anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi
untuk dikembangkan
intelektual
dalam
prtaktik
keperawatan
terdiri
dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a.
Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang
terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan
sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan
keunikan yang dimiliki.
c.
Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati
janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.
ilmu adalan profesi perbaikan diri secara bersinambungan meliputi perkembangan teori dan uji
empiris.
Menurut tujuannya, ilmu dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu ilmu teoristis dan
ilmu praktik (poepspoprodjo, 1999). Ilmu teoristis adalah ilmu yang berupaya menjelaskan
pengertian yang benar demi pengertian itu sendiri. Tujuan utamanya adalah agar individu
mengertian keadaan sebenarnya, bukan untuk diterapkan. Ilmu praktis adalah ilmu yang
langsung diarahkan pada pemanfaatan ilmu itu sendiri. Ilmu praktis ini mencakup aspek normatif
dan positif. Ilmu praktis normatif menentukan bagaimana seseorang harus berbuat(mis., etika,
ilmu hukum, ilmu ekonomi dan sebagainya), sedangkan ilmu praktis positif menentukan
bagaimana seseorang berbuat sesuatu(mis., ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu pertanian,
ilmu tekhnik, dan sebagainya). Walaupun sulit untuk dibedakan, kedua ilmu tersebut saling
melingkapi. Satu hal yang pasti, ilmu teoristis dapat berdiri sendiri, sedangkan ilmu prsktis selalu
di dasari dengan ilmu teoristis.
Semua ilmu adalah baik dan buah atau hasil dari ilmu adalah ibadah(amal baik). Ilmu
seharusnya mampu mendorong seseorang untuk berbuat dan berperilaku baik demi kemaslahatan
seluruh umat manusia. Di sisi lain, ilmu juga bisa berubah menjadi senjata yang menyerang kita
jika dimanfaatkan dengan cara yang salah. Sebagai ilmu yang luhur, ilmu keperawatan harus bisa
menciptakan perawat yang baik dan derkualitas guna meningkatkan pelayanan kepada klien.
Akan tetapi, jika dimanfaatkan untuk tujuan yang benar ilmu keperawatan juga bisa
menimbulkan penderita bagi umat manusia. Jadi, penyimpangan dalam pemanfaatan ilmu
menyebabkan ilmu tersebut tidak memberi manfaat yang baik
Suatu pengetahuan bisa dikategorikan sebagai ilmu jika memiliki karakteristik berikut ini:
1. Mempercepat rasional sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang benar
2. Mempunyai alur pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3. Melalui pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
4. Memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
H. KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
Seperti halnya disiplin ilmu lain-yang keberadaanya di topang oleh berbagai disiplin ilmu
yang telah berkembang, ada kalanya ilmu keperawatan mulai mempertanyakan identitas dirinya
sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri.pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ilmu
keperawatan memenuhi persyaratan untuk eksis ebagai sebuah disisplin ilmu yang mandiri? Jika
ya apa yang mencirikan dan membedakan pengetahuan ilmih itu dengan pengetahuan ilmiah
yang lain? Artinya, apakah ilmu keperawatan-ditinjau dari sudut filsafat ilmu (philosophy of
science)-memenuhi katarekteristik dan spesifikasi sebagai sebuah pengetahun yang berdimensi
dan
bersifat
ilmiah?secara
umum,
cabang
pengetahuan
tersebut
diperoleh
dan
yang
sama,namun
masing-masing
di
bedakan
berdasar
kan
objek
formanya.karenanya,objek forma suatu bidang ilmu perlu di tegas kan agar tidak terjadi saling
serobot dan saling tuburuk antar bidang ilmu.
Epistemologi merupakan asas yang terkaitan dengan cara memperoleh dan menyusun
oleh materi pengetahuan menjadi suatu ilmu.secara detail Epistemologi kelimuan dapat di lihat
dari sifat pengetahuan ilmia dan proses pembentukan pengetahuan ilmiah.sifat pengetahuan
ilmiah antara lain (surisumantri ,1996).
1.
Pengetahuan adalah milik umum. Artinya, pengetahuan itu disampaikan kepada masyarakat
melalui publikasi itu disampaikan kepada masyarakat melalui publikasi ilmiah.
2.
Objektif. Artinya, setiap orang mempelajari objek yang sama, dengan cara yang sama,akan
memperoleh kesimpulan yang sama.
Vaye Abdella (1960). Ia menjelaskan bahwa keperawatan adalah layanan yang di berikan kepada
individu,keluarga dan masyarakat yang di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang
mencakup sikap,kemampuan intelektual,dan keterampilan,teknik klinis perawat yang ditujukan
untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan,baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.
d.
e.
Virginia Handerson (1966). Teorinya berfokus pada individu.ia mengemukakan bahwa jasmani
dan rohani manusia dapat dipisahkan satu sama lainnya. Manusia adalah mahluk yang unik :tidak
ada dua orang yang memiliki kebutuhan dasar yang sama.Klien adalah individu yang
memerlukan bantuan untuk mencapai kemandirian.
f.
g. Dorothea Orem (1971). Ia melihat individu sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri atas aspek
fisik,sikologis dan sosial dengan derajat kemampuan merawat diri sendiri tindakan
keperawatan,menurutnya,merupakan upaya untuk memacu kemampuan diri sendiri. teori Orem
dikenal dengan self-care deficit theory.
h.
Imogene F. King (1971). King memandang klien sebagai system perorangan,sebagai mahluk
yang
mempunyai
daya
reaksi,yang
mampu
mempersiapkan
diri.berpikir,menetapkan
Kelompok kerja keperawatan Indonesia (1983). Kelompok ini telah membuat definisi tentang
keperawatan.menurutnya,keperawaytan merupakan suatu bentuk layanan professional yang
menjadi bagian integral dari layanan kesehatan yang di dasarkan atas ilmu dan kiat
keperawatan.layanan ini berbentulk layanan bio,psikol,sosial,cultural dan spiritual yang
komrehensif,yang ditujukan untuk individu,keluarga,dan masyarakat dalam keadaan sakit
maupun sehat di seluruh proses kehidupan manusia
I.
berkelanjutan
serta
pendidikan
dan
latihan
khusus
dibidang
benar.kode etik memuat etika.Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani ethicos yang artinya
kecendrungan batin manusia atau kebiasaan. Jadi, etika merupakan tuntutan dalam diri seseorang
yang berasal dari kesadaran manusia tentang hal baik atau buruk yang dijadikan pedoman bagi
manusia dalam berperilaku.
Asas moral yang terkandung ilmu keperawatan dimanifestasikan kedalam kode etik
keperawatan. Kode etik keperawatan, menurut nila ismani(2001), adalah bagian dari etik
kesehatan yang menerapkan nilai etika pada bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Definisi ini masih bersifat umum dan tidak langsungterkait dengan hakikat profesi
keperawatan. Lebih tepatnya , kode etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus
dijadikan pedoman atau prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi pada klien agar perilaku
perawat tetap berada pada koridor kebenaran. Kode etika keperawatan ini harus sudah tertanam
dalam diri setiap perawat. Karenanya, setiap perawat harus mengetahui apa yang menjadi etika
dalam menjalankan tugas profesional keperawatan.
Keperawatan sebagai sebuah profesi harus mempunyai kode etik keperawatan
,keberadaan kode etik keperawatan disini bukan semata sebagai syarat administratif. Didalamnya
juga tekandung tujuan yang sangat tinggi Sebagai pondasi bagi perawat dalam mengatur
hubungan profesional baik dengan sesama perawat , klien, masyarakat, profesi (profesi
keperawatan atau profesi kesehatan lainnya), atau dengan praktik keperawatan itu sendiri .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah body of
knowladge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga
dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu
dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan di Indonesia dalam upaya meningkatakan profesionalisme Keperawatan agar dapat
memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini.
Berdasarkan pemahaman tersebut dan untuk mencapainya, dibentuklah suatu Sistem
Pendidikan Tinggi Keperawatan, yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dalam melaksanakan hal ini tentunya dibutuhkan sumber
daya pelaksana kesehatan termasuk di dalamnya terdapat tenaga keperawatan yang baik, baik
dalam kuantitas maupun dalam kualitas.
B. Saran
1. Kelompok
Diharapkan bagi kelompok agar bisa menguasai teori tentang landasan keilmuan profesi
keperawatan, sehingga bisa memberitahukan kepada mahasiswa yang belum mengetahui.
2. Institusi
Diharapkan bagi institusi / STIKES HI agar memasukkan makalah ini kedaftar bacaan seperti
dalam perpustakaan, sehingga mahasiswa lain yng belum mengetahui tentang landasan keilmuan
profesi keperawatan ini dapat membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta
2. http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-ilmu.html
3. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/hakikat-ilmu/
4. http://blogs.unpad.ac.id