Anda di halaman 1dari 19

LANDASAN KEILMUAN PROFESI KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjalankan sesuatu pasti akan berhasil apabila direncanakan terlebih dahulu dan
memiliki pedoman. Tak hanya pekerjaan tapi juga hal yang lain. Termasuk profesi keperawatan.
Profesi keperawatan mempunyai landasan keilmuan keperawatan yang digunakan agar tetap
berada diporos yang tepat dan tetap. Landasan tersebut bak tiang sebuah rumah. Apabila tiang
tidak kuat maka rumah juga akan rapuh. Begitu juga profesi keperawatan. Kita harus tahu
landasannya terlebih dahulu. Tapi,tak banyak perawat yang tahu akan landasan keilmuan
tersebut. Karena keilmuan itulah dunia keperawatan terus merangkak naik dan berkembang
pesat. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula
tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan
perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalahnya adalah;
1. Bagaimana landasan keilmuan profesi keperawatan?
2. Apa saja yang menjadi landasan keilmuan profesi keperawatan?
3. Apa yang dimaksud Keperawatan sebagai ilmu dan profesi?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah IKD I
2. Memahami landasan keilmuan profesi keperawatan.

D. Manfaat
1. Bagi kelompok
Dengan menyusun tugas tentang landasan keilmuan profesi keperawatan ini kelompok
menemukan kejelasan sehingga lebih menguasai landasan keilmuan profesi keperawatan.
2. Institusi dan mahasiswa STIKES HI
Tugas ini menjadi bahan bacaan baru yang bermanfaat kedepannya, sehingga mahasiswa
STIKES HI yng akan datang bisa menjadikan referensi untuk mendapatkan penjelasan tentang
landasan keilmuan keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan
orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan

professional.
Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan
menyangkut ketrampilan intelaktual.
Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode
professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang
angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan suatu proses yang
dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
B. Karakteristik Profesi
1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik
professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktik
yang otonom

2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan
Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.

Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam


tatanan praktik keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai
suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak
sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain.
Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan
yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan
pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.

b.

Kemampuan

memberikan

pelayanan

yang

unik

kepada

masyarakat.

Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan
untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c.

Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan
kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan
tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk
mengembangkan Iptek keperawatan.

d. Pengendalian terhadap standart praktik.


Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan
menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang

telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak
dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e.

Bertanggung

jawab

dan

bertanggung

gugat

terhadap

tindakan

yang

dilakukan.

Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada
klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan
konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap
konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak
melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f.

Karir seumur hidup


Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja
sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya
sendiri sepanjang hayat.

g. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran
kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada
kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain
C. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan
Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu
adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga
tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada
penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada

tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya
tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu
bidang keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan
pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan.
Program ini menghasilkan perawat generalis

sebagai perawat professional pemula,

dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan
tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk
terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul
dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai
cara dan pendekatan antara lain :
1.

Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai aspek
kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.

2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan
bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.

4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara


banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector
swasta.
5.

Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan
anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi
untuk dikembangkan

D. Pohon Ilmu ( Body of Knowledge )


Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan professional
yang kokoh dan mantap.
Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu
keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : Ilmu
keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan
ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian
masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan
meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia .
Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang
melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar
tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah

penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual),


mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat
masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system
organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler
E. Cerminan Perawat Profesional
Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam
nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1. Nilai intelektual
Nilai

intelektual

dalam

prtaktik

keperawatan

terdiri

dari

a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a.

Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang
terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)

b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan

sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan
keunikan yang dimiliki.
c.

Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati
janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.

F. LANDASAN KEILMUAN PROFESI KEPERAWATAN


Ilmu merupakan fenomena yang menarik dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan
ilmu, manusia mampu mencapai derajat yang lebih tanggi dari makhluk yang lain sebab ilmu
dapat menjadi pembuka realitas kehidupan. Ilmu juga dapat menciptakan tekhnologi sehingga
tidak heran jika penyebutan ilmu selalu diikuti dengan kata teknologi.
Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia semakin berkembang dengan pesat. Ini ditandai
dengan munculnya banyak disipli ilmu. Kondisi ini juga didukung oleh berbagai fenomena
kehidupan yang turut memunculkan disiplin ilmu baru. Baru disilpin ilmu ini akan muncul
berbagai bidang pekerjaan (profesi). Sebagai contoh, ilmu yang mempelajari mengenai penyakit
manusia dan pengobatannya memunculkan profesi kodekteran, sedangkan ilmu yang
mempelajari tentang hukum yang mengatur hidup dan kehidupan manusia memunculkan profesi
hukum. Lantas, bagaimana dengan profesi keperawatan? Apakah profesi kaperawatan juga
memiliki disiplin ilmu?
G. PENGERTIAN ILMU
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui
penyelidikan yang sitematis dan terkendali (metode ilmiah). Pendapat lain mengatakan bahwa

ilmu adalan profesi perbaikan diri secara bersinambungan meliputi perkembangan teori dan uji
empiris.
Menurut tujuannya, ilmu dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu ilmu teoristis dan
ilmu praktik (poepspoprodjo, 1999). Ilmu teoristis adalah ilmu yang berupaya menjelaskan
pengertian yang benar demi pengertian itu sendiri. Tujuan utamanya adalah agar individu
mengertian keadaan sebenarnya, bukan untuk diterapkan. Ilmu praktis adalah ilmu yang
langsung diarahkan pada pemanfaatan ilmu itu sendiri. Ilmu praktis ini mencakup aspek normatif
dan positif. Ilmu praktis normatif menentukan bagaimana seseorang harus berbuat(mis., etika,
ilmu hukum, ilmu ekonomi dan sebagainya), sedangkan ilmu praktis positif menentukan
bagaimana seseorang berbuat sesuatu(mis., ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu pertanian,
ilmu tekhnik, dan sebagainya). Walaupun sulit untuk dibedakan, kedua ilmu tersebut saling
melingkapi. Satu hal yang pasti, ilmu teoristis dapat berdiri sendiri, sedangkan ilmu prsktis selalu
di dasari dengan ilmu teoristis.
Semua ilmu adalah baik dan buah atau hasil dari ilmu adalah ibadah(amal baik). Ilmu
seharusnya mampu mendorong seseorang untuk berbuat dan berperilaku baik demi kemaslahatan
seluruh umat manusia. Di sisi lain, ilmu juga bisa berubah menjadi senjata yang menyerang kita
jika dimanfaatkan dengan cara yang salah. Sebagai ilmu yang luhur, ilmu keperawatan harus bisa
menciptakan perawat yang baik dan derkualitas guna meningkatkan pelayanan kepada klien.
Akan tetapi, jika dimanfaatkan untuk tujuan yang benar ilmu keperawatan juga bisa
menimbulkan penderita bagi umat manusia. Jadi, penyimpangan dalam pemanfaatan ilmu
menyebabkan ilmu tersebut tidak memberi manfaat yang baik
Suatu pengetahuan bisa dikategorikan sebagai ilmu jika memiliki karakteristik berikut ini:
1. Mempercepat rasional sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang benar

2. Mempunyai alur pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3. Melalui pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
4. Memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
H. KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
Seperti halnya disiplin ilmu lain-yang keberadaanya di topang oleh berbagai disiplin ilmu
yang telah berkembang, ada kalanya ilmu keperawatan mulai mempertanyakan identitas dirinya
sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri.pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ilmu
keperawatan memenuhi persyaratan untuk eksis ebagai sebuah disisplin ilmu yang mandiri? Jika
ya apa yang mencirikan dan membedakan pengetahuan ilmih itu dengan pengetahuan ilmiah
yang lain? Artinya, apakah ilmu keperawatan-ditinjau dari sudut filsafat ilmu (philosophy of
science)-memenuhi katarekteristik dan spesifikasi sebagai sebuah pengetahun yang berdimensi
dan

bersifat

ilmiah?secara

umum,

cabang

pengetahuan

tersebut

diperoleh

dan

disusun(epistemology), serta nilai yang terkait dengan pengetahuan tersebut(aksiologi).


Berdasarkan tinjauan aspek ontologi setiap disiplin ilmu harus mempunyai objek formal
dan objek material terkait dengan wujud yang akan menjadi focus penelaahannya.objek materia
adalah subtansi dari objek tertentu,sedangkan objek porma adalah cara untuk menjelaskan atau
mencapai objek tersebut berdasarkan objek materia,jika suatu ilmu belum memiliki objek forma
yang jelas,berarti ilmu tersebut mengatahui dengan pasti aspek yang akan di telaahannya.dengan
demikian,ilmu tersebut belum memiliki metode kerja yang jelas dan belum berhak menyebut diri
nya sebagai ilmu yang dapat berdiri sendiri (suriasumantri,1996). Objek forma sendiri
merupakan pribsif yang mensadari perbedaan antar-ilmu.dua ilmu atau lebih bisa memiliki objek
materia

yang

sama,namun

masing-masing

di

bedakan

berdasar

kan

objek

formanya.karenanya,objek forma suatu bidang ilmu perlu di tegas kan agar tidak terjadi saling
serobot dan saling tuburuk antar bidang ilmu.
Epistemologi merupakan asas yang terkaitan dengan cara memperoleh dan menyusun
oleh materi pengetahuan menjadi suatu ilmu.secara detail Epistemologi kelimuan dapat di lihat
dari sifat pengetahuan ilmia dan proses pembentukan pengetahuan ilmiah.sifat pengetahuan
ilmiah antara lain (surisumantri ,1996).
1.

Pengetahuan adalah milik umum. Artinya, pengetahuan itu disampaikan kepada masyarakat
melalui publikasi itu disampaikan kepada masyarakat melalui publikasi ilmiah.

2.

Objektif. Artinya, setiap orang mempelajari objek yang sama, dengan cara yang sama,akan
memperoleh kesimpulan yang sama.

3. Abstraksi. Artinya, ilmu pengetahuan dapat mereduksi realitas menjadi konsep.


4. Konseptual. Artinya, ilmu memiliki konsepsi yang membangun teori-teori.
5. Generalisasi. Artinya, kajian-kajian dari pengetahuan dapat diterima oleh umum.

Proses pembentukan pengetahuan ilmiah terkait dengan mekanisme yang memproses


pengetahuan tersebut. Mekanisme ini lebih dikenal dengan istilah metode ilmiah. Metode ilmiah
memproses pengetahuan dalam tiga aspek, yaitu keabsahan, kebenaran, dan penyusunan.
Keabsahan pengetahuan ilmiah ditentukan berdasarkan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
pengetahuan, yaitu logis, analitis, dan sistematis. Kaitannya dengan kebenaran, kebenaran suatu
pengetahuan terletak pada pengujian empiris. Pengetahuan yang sipatnya logis, analitis,
sistematis, dan teruji secara empiris bisah dipastikan merupakan pengetahuan yang absah dan
benar secara ilmia.

Proses penyusunan pengetahuan ilmiah sendiri memerlukan pikiran dasaryang melandasi


pemikiran dan tubu pengetahuan teoritis. Pikiran dasar itu terdiri atas postulat, asumsi dan
prinsip. Ponstulat merupakan anggapan tentang suatu objek yang merefleksikan sudut pandang
tertentu yang tidak perlu diverifikasi secara empiris guna menentukan benar atau salahnya.
Asumsi adalah pernyataan dasar tentang realitas yang menjadi objek telaahan. Terakhir, prinsip
merupakan pernyataan dasar mengenai tindakan yang dipilih. Dalam hal ini, prinsip di bangun di
antara postulat dan asumsi.
Ilmu ditinjau dari aspek aksiologi merupakan cara penggunaan atau pemanfaatan ilmiah.
Asas dalam keilmuan tersebut digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Karenanya
pengetahuan ilmiah yang diperoleh akan disusun dan dipergunakan secara komunal dan
universal.
Pernyataan tersebut,dapat diformulasikan bahwa objek material ilmu keperawatan adalah
manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan
dan proses penyembuhan. Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap
ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan askep. Manusia dipandang sebagai sosok yang
unik,yang meliputi bio-psiko-sosio-spiritual. Objek formanya adalah bantuan bagi individu yang
tidak dapat berfungsi secara sempurna terkait dengan kondisi kesehatan dan proses
penyembuhan. Bantuan yang diberikan bersifat holistik.
Konsepsi tentang keperawatan antara lain dikemukakan oleh sejumlah ahli:
a.

Florence nightingle (1859).Ia mengemukakan pandangannya mengenai penyakit. Menurutnya


merupakan proses ketidakseimbangan yang dapat pulih kembali dan tidak harus selalu disertai
dengan penderitaan.pemulihan penyakit dilihat sebagai upaya alami dalam memperbaiki proses
yang sedang atau rusak. Di sini,manusia berperan mendukung proses alami tersebut dengan

memacu upaya pemulihan.Karena alasan tersebut,nightingale berangapan bahwa dalam


pendektan keperawatan perlu di ciptakan suatu kondisi lingkungan yang menunjang proses
penyembuhan penyakit sekaligus pencegahannya.berdasarkan pemahamannya tentang pengaruh
lingkungan terhadap manusia dan keadaan sehat sakit, Naigtingale menegaskan bahwa faktor
kebersihan dan kesehatan lingkungan sangat penting dalam mempertahankan dan meningkatkan
status kesehatan manusia
b. Hildergard peplau (1952). Teori yang dikembangkan Peplau dikenal dengan teori keperawatan
psikolodinamik.teori ini di pengaruhi oleh model hubungan interpersonal ia menyatakan bahwa
keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang bersifat terapeutik.
c.

Vaye Abdella (1960). Ia menjelaskan bahwa keperawatan adalah layanan yang di berikan kepada
individu,keluarga dan masyarakat yang di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang
mencakup sikap,kemampuan intelektual,dan keterampilan,teknik klinis perawat yang ditujukan
untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan,baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.

d.

Ida Jean Orlando (1961). Ia menggunakan hubungan interpersonal sebagai landasan


teorinya.perhatian utamanya adalah pada sifat unik individu,baik verbal maupun nonverbal,yang
mengisyaratkan suatu kebutuhan akan kegiatan atau tindakan keperawatan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien.

e.

Virginia Handerson (1966). Teorinya berfokus pada individu.ia mengemukakan bahwa jasmani
dan rohani manusia dapat dipisahkan satu sama lainnya. Manusia adalah mahluk yang unik :tidak
ada dua orang yang memiliki kebutuhan dasar yang sama.Klien adalah individu yang
memerlukan bantuan untuk mencapai kemandirian.

f.

Marta E. Roger (1970). Pandangannya dalam pengembangan teori keperawatan banyak di


pengaruhi oleh teori system dan teori energi. Teori Roger Dikenal sebagai initary human beings
theory.menurutnya man is a unifed whole possessing his own integrity and manifesting
characteristics that are more than and different from the sum of his parts.

g. Dorothea Orem (1971). Ia melihat individu sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri atas aspek
fisik,sikologis dan sosial dengan derajat kemampuan merawat diri sendiri tindakan
keperawatan,menurutnya,merupakan upaya untuk memacu kemampuan diri sendiri. teori Orem
dikenal dengan self-care deficit theory.
h.

Imogene F. King (1971). King memandang klien sebagai system perorangan,sebagai mahluk
yang

mempunyai

daya

reaksi,yang

mampu

mempersiapkan

diri.berpikir,menetapkan

tujuan,memilih tindakan guna mencapai tujuan dan mengambik keputusan.keperawatan dilhat


aksi,reaksi,interaksi dan transaksi dare proses interpersonal.teori King di kenal dengan theory of
Goal attainment.
i.

Kelompok kerja keperawatan Indonesia (1983). Kelompok ini telah membuat definisi tentang
keperawatan.menurutnya,keperawaytan merupakan suatu bentuk layanan professional yang
menjadi bagian integral dari layanan kesehatan yang di dasarkan atas ilmu dan kiat
keperawatan.layanan ini berbentulk layanan bio,psikol,sosial,cultural dan spiritual yang
komrehensif,yang ditujukan untuk individu,keluarga,dan masyarakat dalam keadaan sakit
maupun sehat di seluruh proses kehidupan manusia

I.

ILMU KEPERAWATAN DITINJAU DARI SUDUT AKSIOLOGI


Hakikat ilmu dipandang dari sudut aksiologi adalah cara penggunaan/pemanfaatan
pengetahuan ilmiah. Asas dalam keilmuan tersebut digunakan/dimanfaatkan untuk kemaslahatan
umat manusia. Asas moral yang terkandung didalamnya harus ditujukan untuk meningkatkan

taraf hidup manusia dengan tetap memerhatikan kodrat manusia,martabat manusia,dan


keseimbangan/kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmu secara komunal dan
universal.
Dalam penerapan ilmu keperawatan ,profesi keperawatan tidak hanya memiliki tanggung
jawab profesional,tetapi juga tanggung jawab sosial politik yang disertai dengan sikap moral
yang luhur.tanggung jawab profesional harus berstandar pada asas kebenaran,kejujuran,bebas
dari kepentingan,seta dukungan yang didasarkan atas kekuatan argumentasi.
Secara aksiologi,keperawatan yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan
mempunyai andil besar terhadap masyarakat.jika dulu orientasi keperawatan adalah pada
individu yang sakit,kini orientasi tersebut meluas hingga individu yang sehat.Dalam hal
ini,keperawatan selalu berupaya untuk mengembangkan diri ke arah profesionalisme.Wujud
pengembangan ilmu keperawatan mencakup dua hal yang penting,Yakni di bidang pendidikan
dan latihan serta bidang praktik keperawatan.
Pengembangan ilmu keperawatan dalam bidang pendidikan di wujudkan melalui
pendidikan

berkelanjutan

serta

pendidikan

dan

latihan

khusus

dibidang

keperawatan.pengembangan ilmu keperawatan dalam praktik keperawatan dilakukan melandasi


ke ilmuan serta sikap yang profesional yang dilandasi oleh kaidah etik profesi dan standar
praktik keperawatan yang berlaku.ini merupakan keperawatan bukan hanya sekedar ilmu,tapi
juga praktik.oleh karena itu,pendidikan keperawatan merupakan pendidikan yang profesional.
Aplikasi asas moral dari ilmu keperawatan adalah tanggung jawab. profesional terhadap
klien,masyarakat,dan tuhan YME.Untuk mengatur agar tidak terjadi kesalahan dan kerugian
yang menyebabkan klien semakin menderita,perlu disusun suatu kode etik.kode etik merupakan
kumpulan asas atau nilai moral yang harus dijadikan aturan atau prinsip dalam berprilaku yang

benar.kode etik memuat etika.Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani ethicos yang artinya
kecendrungan batin manusia atau kebiasaan. Jadi, etika merupakan tuntutan dalam diri seseorang
yang berasal dari kesadaran manusia tentang hal baik atau buruk yang dijadikan pedoman bagi
manusia dalam berperilaku.
Asas moral yang terkandung ilmu keperawatan dimanifestasikan kedalam kode etik
keperawatan. Kode etik keperawatan, menurut nila ismani(2001), adalah bagian dari etik
kesehatan yang menerapkan nilai etika pada bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Definisi ini masih bersifat umum dan tidak langsungterkait dengan hakikat profesi
keperawatan. Lebih tepatnya , kode etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus
dijadikan pedoman atau prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi pada klien agar perilaku
perawat tetap berada pada koridor kebenaran. Kode etika keperawatan ini harus sudah tertanam
dalam diri setiap perawat. Karenanya, setiap perawat harus mengetahui apa yang menjadi etika
dalam menjalankan tugas profesional keperawatan.
Keperawatan sebagai sebuah profesi harus mempunyai kode etik keperawatan
,keberadaan kode etik keperawatan disini bukan semata sebagai syarat administratif. Didalamnya
juga tekandung tujuan yang sangat tinggi Sebagai pondasi bagi perawat dalam mengatur
hubungan profesional baik dengan sesama perawat , klien, masyarakat, profesi (profesi
keperawatan atau profesi kesehatan lainnya), atau dengan praktik keperawatan itu sendiri .

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah body of
knowladge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga
dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu
dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan di Indonesia dalam upaya meningkatakan profesionalisme Keperawatan agar dapat
memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini.
Berdasarkan pemahaman tersebut dan untuk mencapainya, dibentuklah suatu Sistem
Pendidikan Tinggi Keperawatan, yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dalam melaksanakan hal ini tentunya dibutuhkan sumber
daya pelaksana kesehatan termasuk di dalamnya terdapat tenaga keperawatan yang baik, baik
dalam kuantitas maupun dalam kualitas.
B. Saran
1. Kelompok

Diharapkan bagi kelompok agar bisa menguasai teori tentang landasan keilmuan profesi
keperawatan, sehingga bisa memberitahukan kepada mahasiswa yang belum mengetahui.

2. Institusi
Diharapkan bagi institusi / STIKES HI agar memasukkan makalah ini kedaftar bacaan seperti
dalam perpustakaan, sehingga mahasiswa lain yng belum mengetahui tentang landasan keilmuan
profesi keperawatan ini dapat membacanya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta
2. http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-ilmu.html
3. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/hakikat-ilmu/
4. http://blogs.unpad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai