PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinusitis adalah peradangan pada sinus. Menurut para ahli etiologi sinusitis
disebabkan oleh infeksi, sisanya yang disebabkan oleh alergi dan
ketidakseimbangan pada sistim saraf otonom yang menimbulkan aperubahan-
perubahan pada mukosa sinus.Terbanyak pada kelompok umur 21-30 tahun
dengan frekuensi antara laki-laki dan perempuan seimbang. Hasil positif pada tes
kulit yang terbanyak adalah debu rumah dan cuaca dingin.
Sebagian besar kasus sinusitis kronis terjadi pada pasien dengan sinusitis akut
yang tidak respon atau tidak mendapat terapi. Peran bakteri sebagai dalang
patogenesis sinusitis kronis saat ini sebenarnya masih dipertanyakan. Sebaiknya
tidak menyepelekan pilek yang terus menerus karena bisa jadi pilek yang tak
kunjung sembuh itu bukan sekadar flu biasa.
Tetepi juga oleh karena faktor alergi merupakan salah satu penyebab
timbulnya sinusitis, salah satu cara untuk mengujinya adalah dengan tes kulit
epidermal berupa tes kulit cukit (Prick test, tes tusuk) di mana tes ini cepat,
simpel, tidak menyakitkan, relatif aman dan jarang menimbulkan reaksi
anafilaktik. Uji cukit (tes kulit tusuk) merupakan pemeriksaan yang paling peka
untuk reaksi-reaksi yang diperantarai oleh IgE dan dengan pemeriksaan ini
alergen penyebab dapat ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Dalam penyusunan makalah ini penulis membahas tentang
bagaimanakah konsep Medis dan Konsep Keperawatan Sinusitis?
1
C. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit sinusitis mencakup
definisi, etiologi, patofisiologi, penegakkan diagnosis khususnya gambaran
dari pemeriksaan radiologis yang mungkin ditemukan, diagnosis banding,
serta penatalaksanaannya.
2. Tujuan khusus
Agar kita sebagai mahasiswa/i akademi keperawatan lebih mendalami
tentang penyakit sinusitis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi/peradangan pada satu atau
lebih dari sinus paranasal yang disebabkan oleh,virus,bakteri ataupun jamur.
B. Klasifikasi
Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Sinusitis Akut
Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlangsung selama 3
minggu. Macam-macam sinusitis akut, yaitu sinusitis maksila akut, sinusitis
emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.
3) Sinusitis Kronis
Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama 3-8
minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun.
3
C. Etiologi
Pada Sinusitis Akut, yaitu :
1) Infeksi virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran
pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan
Parainfluenza virus).
2) Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam
keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh
menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus
lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang
biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
3) Infeksi jamur
Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita
gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur Aspergillus.
D. Patofisiologi
4
menyebabkan penderita sesak napas dan jika antigen ini tidak sepenuhnya di
bersihkan akan menyebabkan mikroorganisme merusak sinus.
Penyebab kedua adalah alergi, seperti alergi debu,polusi yang
tercemar, dan bulu-bulu hewan. Awal mulanya alergi terhadap debu,bulu-bulu
hewan,polusi udara yang tercemar masuk kedalam rongga hidung sehingga
terjadi proses inflamasi, dimana zat-zat allergen bertemu dengan antibody
menyebabkan peningkatan mediator kimia seperti histamine, bradikinin, dan
prostaglandin. Menimbulkan reaksi radang pada daerah sinus, hal ini akan
menyebabkan peningkatan pada aliran darah dan bradikinin menghantarkan
nyeri ke otak, prostaglandin sebagai pengantar signal ke temoregulator yaitu
hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh dan histamine memberikan efek
gatal-gatal dan kemerahan.
5
WOC
SINUSITIS
Proses Inflamasi
Merangsang mediator
kimia Sinusitis Merusak lapisan
(Histamin, bradikinin, epitel dan bersilia
Prostaglandin)
Mempengaruhi Ig E
Nociceptor
saluran pencernaan
Edema, kemerahan,
Korteks Rasa tidak enak produksi mukosa
Serebri ditenggorokan
Penanganan
kurang efektif
Infeksi semakin
parah
6
E. Manifestasi Klinis
1. Sinusitis Akut
a. Sinusitis Maksila Akut
Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung
tersumbat,m nyeri tekan, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang-
kadang berbau dan bercampur darah.
b. Sinusitis Etmoid Akut
Gejala : Sekret kental di hidung dan nasofaring, nyeri di antara
dua mata, dan pusing.
c. Sinusitis Frontal Akut
Gejala : Demam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi
berkurang setelah sore hari, sekret kental dan penciuman berkurang.
d. Sinusitis Sphenoid Akut
Gejala : Nyeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di
nasofaring
2. Sinusitis Kronis
Gejala : Flu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang
berbau,selalu terdapat ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain
misalnya rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batuk kering, dan sering
demam.
F. Komplikasi
7
2. Selulitis orbita
Edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi
orbita namun pus belum terbentuk.
3. Abses Subperiosteal
Pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita
menyebabkan proptosis dan kemosis.
4. Abses Orbita
Pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita.
Tahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan
unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata
yang tersering dan kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses
orbita, juga proptosis yang makin bertambah.
5. Thrombosis Sinus Kavemosus
Akibat penyebaran bakteri melalui saluran vena kedalam sinus
kavernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis septik.
b. Kelainan intracranial
1. Meningitis akut
Salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut,
infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau
langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat dinding posterior sinus
frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara
ethmoidalis.
2.Abses Dura
Kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali
mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya
mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu
menimbulkan tekanan intra kranial.
3. Abses Subdural
Kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan
otak. Gejala yang timbul sama dengan abses dura.
4. Abses Otak
Setelah sistem vena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka
dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak.
8
c. Osteitis dan Osteomylitis.
Penyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang
frontalis adalah infeksi sinus frontalis. Nyeri tekan dahi setempat sangat
berat. Gejala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil.
d. Mukokel
Suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista ini
paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista
retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya. Dalam sinus frontalis,
ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi
tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat bermanifestasi sebagai
pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke
lateral. Dalam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan
gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.
9
H. Penatalaksanaan
10
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan utama :
Hidung tersumbat, pilek, bersin-bersin, hidung gatal dan mata berair, merasa
nyeri dikepala dan pipi terasa penuh
2. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Sejak kecil pasien sering bersin-bersin lebih dari lima kali pada pagi
hari,dan menghilang disiang hari disertai hidung gatal dan mata berair
3. Pengkajian pola kesehatan :
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa
memperhatikan efek samping.
b. Pola nutrisi dan metabolism
Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada
hidung
c. Pola istirahat dan tidur
Selama sakit klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsep diri
menurun
e. Pola sensorik
Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus
menerus
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
obstruksi, secret yang mengental
2. Nyeri : sinus, tenggorokan, kepala berhubungan dengan peradangan pada
hidung
3. Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nafsu makan menurun sekunder dari peradangan sinus
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat; nyeri
sekunder peradangan hidung
5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan tidak sedap.
11
C. Intevensi Keperawatan dan Rasional
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
obstruksi, secret yang mengental
Intervensi Rasional
Tujuan : Jalan nafas efektifsetelah a. Mengetahui tingkat keparahan
secret (serous,purulen) dan tindakan selanjutnya
dikeluarkan
Kriteria : b. Mengetahui perkembangan klien
Klien tidak bernafas sebelum dilakukan operasi
lagi melalui mulut c. Memudahkan klien untuk bisa
Jalan nafas kembali mengeluarkan sekret
normal terutama d. Kerjasama untuk menghilangkan
hidung penumpukan secret/masalah
12
2. Nyeri : sinus, tenggorokan, kepala berhubungan dengan peradangan pada hidung
Intervensi Rasional
Tujuan : Nyeri klien a. Mengetahui tingkat nyeri klien
berkurang atau hilang dalam menentukan tindakan
Kriteria hasil : selanjutnya
Klien b. Mengetahui keadaan umum dan
mengungkapakan perkembangan kondisi klien.
nyeri yang dirasakan c. Dengan sebab dan akibat nyeri
berkurang atau diharapkan klien berpartisipasi
hilang dalam perawatan untuk
Klien tidak mengurangi nyeri
menyeringai d. Klien mengetahui tehnik
kesakitan distraksi dan relaksasi sehinggga
dapat mempraktekkannya bila
a. Kaji tingkat nyeri klien mengalami nyeri
e. Menghilangkan /mengurangi
keluhan nyeri klien
b. Observasi tanda tanda vital
dan keluhan klien
c. Jelaskan sebab dan akibat
nyeri pada klien serta
keluarganya
d. Ajarkan tehnik relaksasi dan
distraksi
e. Kolaborasi dngan tim medis :
1) Terapi konservatif :
obat Acetaminopen; Aspirin,
dekongestan hidung
Drainase sinus
2) Pembedahan :
Irigasi Antral : Untuk
sinusitis maksilaris.
Operasi Cadwell Luc.
13
3. Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
Intervensi Rasional
Tujuan: nutrisi klien terpenuhi a. Mengetahui kekurangan nutrisi
Kriteria Hasil: klien
Porsi dihabiskan b. Mengetahui perkembangn utrisi
klien
a. kaji pemenuhan kebutuhan c. Dengan sedikit tapi sering
nutrisi klien mengurangi penekanan yang
b. Catat intake dan output berlebihan paan pemenuhan da
makanan klien. lambung
c. Dorong makan sediki-sedikit d. Dengan pengetahuan yang baik
tapi sering. tentang nutrisi akan memotivasi
meningkatkan pemenuhan
nutrisi
d. Jelaskan pentingnya makanan e. Mengkatkan selera makan klien
bagi proses penyembuhan
14
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat; nyeri
sekunder peradangan hidung
Intervensi Rasional
Tujuan : kebutuhan istirahat tidur a. Mengetahui permasalahan klien
klien terpenuhi
dalam pemenuhan kebutuhan
Kriteria hasil : klien tidur 6-8 jam istirahat tidur.
sehari
b. Agar klien dapat tidur dengan
a. Kaji kebutuhan tidur klien tenang.
c. Pernafasan tidak terganggu.
15
a. kaji dinamika pasien dan juga d. meyakinkan bahwa pasien masih
orang terdekat dengan pasien ( bertanggung jawab atas
contohnya: peran pasien dalam kehidupannya sendiri dan
keluarg, faktor budaya dan memberikan perasaan untuk dapat
sebagainya. mengatur keadaan atau situasi
diri.
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Asuhan Keperawatan Sinusitis . diakses pada
http://ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_ sinusitis.html tanggal 18 Maret
2013.
Anonim2. Askep Sinusitis. Diakses pada
http://putrisayangbunda.blog.com/2010/02/10/askep-sinusitis/, diakses tanggal 18
Maret 2013
Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Soepardi, EA. 2007. Buku Ajar Ilmu Kersehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. Jakarta: Gaya Baru
Mansjoer,dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta. Media Aesculapius
18