Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM PERSEPSI SENSORI “SINUSITIS”

Oleh:

Dwi Emi Kurniawati

20901900022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
SINUSITIS

Nama : Dwi Emi Kurniawati


Nim : 20901900022
Kelompok : 4

Pengertian : Sinusitis adalah merupakan


penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh
kuman atau virus
Klasifikasi :
Sinusitis sendiri dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu
Etiologi :
1. Sinusitis akut : Suatu proses
Sinus paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lender
infeksi di dalam sinus yang
yang dialirkan kedalam hidung, untuk selanjutnya dialirkan
berlangsung selama 3
kebelakang, kearah tenggorookan untuk ditelan kesaluran
minggu.Macam-macam sinusitis
pencernaan. Semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya aliran
akut : sinusitis maksila akut,
lendir dari sinus kerongga hidung akan menyebabkan terjadinya
sinusitis emtmoidal akut, sinus
sinusitis. Secara garis besar penyebab sinusitis ada 2 macam yaitu :
frontal akut, dan sinus sphenoid
1. Faktor lokal
akut.
2. Faktor sistemik
2. Sinusitis kronis : Suatu
proses infeksi di dalam sinus
yang berlansung selama 3-8
Patofisiologi :
minggu tetapi dapat juga
Proses terjadinya sinusitis diawali oleh adanya oklusi atau
penyumbatan ostium sinus yang akan menghambat ventilasi
Manifestasi klinis secara umum : dan drainase sinus sehingga terjadi penumpukan sekret dan
- Hidung tersumbat
- Nyeri didaerah sinus mengakibatkan penurunan oksigenisasi serta tekanan udara di
- Sakit kepala rongga sinus. Penurunan oksigenisasi sinus akan menyuburkan
- Hiposmia
- Halitosis pertumbuhan bakteri anaerob. Tekanan dalam rongga sinus
yang menurun pada akan menimbulkan rasa nyeri di daerah
sinus yang terkena sinusitis. Karena ventilasi terganggu, PH
dalam sinus akan menurun dan hal ini akan menyebabkan silia
menjadi hipoaktif dan mukus yang diproduksi menjadi lebih
kental.
Bila sumbatan berlanjut akan terjadi hipoksia dan retensi mukus yang merupakan kondisi ideal
untuk tumbuhnya kuman patogen. Infeksi dan toksin bakteri selanjutnya akan mengganggu fungsi
mukosa karena menimbulkan inflamasi pada lamina propia dan mukosa menjadi bertambah tebal yang
kemudian memperberat terjadinya oklusi, sehingga terjadi semacam lingkaran setan.
Sinus grup anterior lebih sering terkena sinusitis karena di meatus media terdapat celah-celah
sempit yang mudah mengalami penyumbatan, daerah tersebut disebut komplek osteomeatal yung
terdiri dari resesus frontal, infundibulum dan bulaetmoid. Permukaan mukosa di daerah osteomeatal
komplek berdekatan satu sama lain, bila terjadi edema maka mukosa yang berhadapan pada
daerah sempit ini akan menempel erat atau kontak sesamanya sehingga silia tidak dapat bergerak
dan mukus tidak dapat dialirkan dan pada saat yang bersamaan dapat terjadi edeme serta oklusi
ostium sinus grup anterior yang merupakan awal dari proses terjadinya sinusitis. Khusus untuk sinus
maksilaris dasarnya berbatasan dengan akar gigi premolar I sampai molar III atas dan bila terjadi
infeksi pada gigi tersebut dapat menyebar ke sinus maksila dan biasanya unilateral.
Pemeriksaan penunjang :
- Raniuskopi anterior
- Raniuskopi postorior
- CT Scan
- Transiluminasi
- X Foto sinus paranasalis

Fokus pengkajian: Diagnosa :


1. Data biologis 1. Nyeri akut b.d peradangan pada hidung
- Identitas klien 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b. obstruksi
- Identitas penanggung /adnya secret yang mengental
2. Riwayat kesehatan 3. Gangguan istirahat tidur b.d nyeri
3. pernafasan
4. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

Intervensi :
DX 1 :
- Manajemen nyeri : relaksasi nafas dalam
- Berikan obat analgesik
- Berikan pengaturan posisi
- Pemantauan nyeri
- Berikan edukasi proses penyakit
DX 2 :
. - Kaji penumpukan secret yang ada
- Observasi tanda-tanda vital.
- Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret
DX 3 :
- kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
- Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan
- Catat intake dan output makanan klien
- Anjurkan makan sediki-sedikit tapi sering
- Sajikan makanan secara menarik

Evaluasi :

S : Klien mengatakan sudah tidak mngalami nyeri diarea hidungnya


O : Kliein terlihat lebih tenang, skala nyeri klien menurun, TTV klien stabil, klien terlihat lebih
bersemangat, klien terlihat tidak lemas dan pucat lagi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai