Anda di halaman 1dari 16

METODE KHUSUS

KONSEP PEMBELAJARAN KLINIK

KELOMPOK 2

DIKA TRIANI

MELISA YULIA

META MALINDI

SEFTI ANDRIANI LITAMA

Kelas : DIV-A

STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV

T.A 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat

dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Metodik

yang berjudul Konsep pembelajaran klinik, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodik Khusus, jurusan DIV Bidan Pendidik Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk

menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Bengkulu, Maret 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

C. Tujuan.......................................................................................................... 5

BAB 2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran dan Klinik ......................................................... 6

B. Pengertian Pembelajaran Klinik ................................................................ 10

C. Tahap Pembelajaran Klinik........................................................................ 11

BAB 3. PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 13

B. Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan

pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa pada siswa agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud

meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali

sikap dan prilaku siswa.

Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang

diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.

Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan

tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang

lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.

Pembelajaran klinik merupakan fokus pembelajaran dan pengajaran yang melibatkan

klien secara langsung dan menjadi jantung dari pendidikan di kesehatan. Pada program

pendidikan Ners contohnya, peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh kesempatan praktik

klinik sebanyak mungkin dan mengenal area klinik diawal pembelajaran. Untuk program

spesialisasi, pembelajaran klinik merupakan inti dari pengembangan professional. Bagaimana

cara pembimbing klinik meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran dalam praktik

sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH

Apa pengertian pembelajaran dan klinik

Apa pengertian pembelajaran klinik

Apa tahapan pembelajaran klinik

C. TUJUAN

Untuk mengetahui pengertian pembelajaran dan klinik

Untuk mengetahui pengertian pembelajaran klinik

Untuk mengetahui tahapan dari pembelajaran klinik


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran dan Klinik

a. Pengertian Pembelajaran dan Pengertian Klinik

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja.

Tujuan pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa

pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah

laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang

berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa.

Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang

diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.

Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta

didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara

psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui

alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan pengajar dengan

semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses

pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,


diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi

spesialis).

b. Prinsip-prinsip pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:27) antara lain :

1. Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu

kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri siswa

sebelum ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak berbuat.

Namun, guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai

upaya pada saat membelajarkan siswa.

2. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar

sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar.

Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian siswa pada

saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

3. Motivasi

Motifasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong

orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif

yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif

dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti

ini, guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan

baik.
4. Keaktifan Siswa

Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan

bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan

yang dimilikinya .

5. Mengalami Sendiri

Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan

prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil

belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.

6. Pengulangan

Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu membaca,

berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ulang materi

yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong siswa

melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah, membuat

laporan dan mengadakan ulangan harian.

7. Materi Pelajaran Yang Menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap

seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan

pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi yang

problematis, akan membuat anak aktif belajar.

8. Balikan Dan Penguatan

Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun bagi guru.

Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya dalam suatu hal,
dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk

menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran.

9. Perbedaan Individual

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis.

Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak sama.

Guru harus memperhatikan siswa-siswa tertentu secara individual dan memikirkan model

pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat.

B. Pengertian Pembelajaran Klinik

Pembelajaran klinik merupakan fokus pembelajaran dan pengajaran yang melibatkan

klien secara langsung dan menjadi jantung dari pendidikan di kesehatan. Untuk program

spesialisasi, pembelajaran klinik merupakan inti dari pengembangan professional. Bagaimana

cara pembimbing klinik meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran dalam praktik

sehari-hari.

Keunggulan pembelajaran klinik yaitu belajar di lingkungan klinik memiliki banyak

keunggulan. Pembelajaran klinis berfokus pada masalah nyata dalam konteks praktik

profesional. Peserta didik termotivasi oleh kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui

partisipasi aktif pembelajaran klinik, sedangkan pemikiran, tindakan, dan sikap professional

diperankan oleh pembimbing klinik. Lingkungan klinik merupakan wadah bagi mahasiswa untuk

belajar pemeriksaan fisik, argumentasi klinik, pengambilan keputusan , empati, serta

profesionalisme yang diajarkan dan dipelajari sebagai satu kesatuan.

Berbagai prinsip mengajar yang baik dapat diintegrasikan kedalam pengajaran klinik. Salah

satu hal penting yang diperluakan adalah perencanaan. Fungsi perencanaan adalah memeberikan

panduan kepada pembimbing dan mahasiswa dalam struktur dan konteks seperti kerangka kerja
untuk refleksi dan evaluasi. Persiapan merupakan hal yang perlu diamati oleh peserta didik untuk

mengenai apakah pembimbing klinik tersebut siap atau tidak.

Teori kognitif menyatakan bahwa pembelajaran melibatkan proses informasi melalui

pertukaran anatar pengetahuan yang ada dengan pengetahuan yang baru. Faktor penting yang

mempengaruhi adalah apa yang telah diketahui oleh peserta didik. Kualitas akibat dari

pengetahuan baru bergantung tidak hanya dari pengetahuan yang baru saja diperoleh tetapi juga

dari pengembangan yang sedang berlangsung.

Teori pembelajaran berbasis pengalaman menyatakan bahwa pembelajaran menjadi

efektif jika didasarkan pada pengalaman. Beberapa model telah dideskripsikan dan model yang

yang banyak digunakan adalah proses siklus yang menghubungkan antara pengalaman nyata

dengan konseptualisasi abstrak melalui refleksi dan perencanaan. Refleksi adalah merenung,

memahami, dan berpikir tentang pengalaman yang didapat. Perencanaan meliputi antisipasi

penerapan teori dan ketrampilan baru. Siklus belajar berbasis pengalaman dapat dimasukan pada

semua tahap sehingga memberikan kerangka kerja yang berguna untuk sesi perencanaan

pengajaran. Dalam proses pembelajaran klinik terdapat empat tahapan yaitu:

C. Tahap Pembelajaran Klinik

Dalam proses pembelajaran klinik terdapat empat tahapan yaitu:

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses pembelajaran

klinik. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau

masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social, dan

spiritual. Kemampuan mahasiswa yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah


mempunyai kesadaran / tilik diri, kemampuan mengobservasi dengan akurat, kemampuan

berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu merespon secara efektif.

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari

klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan,

atau kebudayaan.(Mc Farland & mc Farlane, 1997).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:

Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara

memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa

mempengaruhi status kesehatannya. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan

dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi

klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari

perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994).

2. Diagnosa Klinik

Diagnosa Klinik adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat

diagnosa kebidanann. Diagnosa kebidanan melibatkan proses berpikir kompleks tentang

data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan

kesehatan yang lain. Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang dibuat oleh bidant

profesional yang menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan

yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu

menolong klien. The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)

mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien,

keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah

kesehatan dalam proses kehidupan. Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan


ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan

dalam pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi

kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu

sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu

mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan

potensial dalam diagnosa keperawatan.

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat

mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan,

tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis

pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi.

3. Implementasi

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang

telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada implementasi

ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan

rujukan/ketergantungan. Implementasi tindakan pembelajaran klinik disesuaikan dengan

rencana tindakan kebidanan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan

rencana. Hal ini terjadi karena mahasiswa/perawat belun terbiasa menggunakan rencana

tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak

tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat

membahayakan klien dan mahasiswa/perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak

memenuhi aspek legal.


Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, mahasiswa/perawat

perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan

klien sesuai dengan kondisi saat ini. Mahasiswa/perawat juga menilai diri sendiri, apakah

mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang

akan dilaksanakan.

4. Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini

mahasiswa/perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat

berhasil atau gagal.(Alfaro-LeFevre, 1994). Mahasiswa menemukan reaksi klien terhadap

intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran

dari rencana keperawatan dapat diterima. Perencanaan merupakan dasar yang mendukung

suatu evaluasi. Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk

mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.

Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara

mahasiswa/perawat dan klien (Yura & Walsh, 1988).

Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses

evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan

keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien

yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari

keperawatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran klinik merupakan fokus pembelajaran dan pengajaran yang melibatkan

klien secara langsung dan menjadi jantung dari pendidikan di kesehatan. Pada program

pendidikan Ners contohnya, peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh kesempatan praktik

klinik sebanyak mungkin dan mengenal area klinik diawal pembelajaran. Untuk program
spesialisasi, pembelajaran klinik merupakan inti dari pengembangan professional. Bagaimana

cara pembimbing klinik meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran dalam praktik

sehari-hari.

Keunggulan pembelajaran klinik yaitu belajar di lingkungan klinik memiliki banyak

keunggulan. Pembelajaran klinis berfokus pada masalah nyata dalam konteks praktik

profesional. Peserta didik termotivasi oleh kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui

partisipasi aktif pembelajaran klinik, sedangkan pemikiran, tindakan, dan sikap professional

diperankan oleh pembimbing klinik.

B. Saran

Di harapkan setelah mendapatkan dan menguasai materi tentang pengertian pembelajaran

klinik dan tahapan dalam pembelajaran klinik ini, mahasiswa mampu mengaplikasikanya dalam

dunia medis dan pada saat praktek klinik di lahan praktek. Serta diharapkan untuk

meminimalisirkan tindakan yang tidak diharapkan. Untuk para pembimbing, agar lebih dapat

membimbing mahasiswa nya dalam proses pembelajaran klinik di lahan praktek dengan sebaik

baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto


Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html

Pannen, Paulina, dkk. 1999. Cakrawala Pendidikan. Jakarta. Universitas Terbuka.

Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP PRESS.

Anda mungkin juga menyukai