PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
lainnya melaporkan 15-30% penderita endokarditis infektif mengalami
gangguan neurologis (Michael, 2015).
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Klasifikasi
1. Endokarditis infektif
2. Endokarditis rematik
4
C. Etiologi
5
D. Tanda dan Gejala
j. Anemia.
6
Gambaran penyakit biasanya nonspesifik, sehingga dibutuhkan kecurigaan
klinis yang tinggi sebelum dilakukan pendiagnosisan. Biasanya ada gejala
sebagai berikut :
a. Gejala sistemik
b. Destruksi katup
c. Komplikasi sistemik
7
d. Gagal ginjal akut
E. Patofisiologi
8
membentuk gumpalan-gumpalan yang teridi dari trombosit-fibrin-bakteri
pada katup. Gumpalan-gumpalan dapat terbenam dalam katup dan
menimbulkan jaringan parut atau perforasi daun katup jantung. Akibat lain
yang dapat timbul dari gumpalan-gumpalan tersebut adalah terlepasnya
gumpalan dan masuk ke dalam peredaran darah dan menjadi emboli.
Apabila emboli masuk ke dalam ginjal atau limpa akan timbul abses pada
organ tersebut (Baradero, 2008). Organisme yang menyebar melalui aliran
darah menetap pada katup jantung. Deposit fibrin bersama dengan
mikroorganisme membentuk vagetasi pada salah satu katup dan
menyebabkan kerusakan pada katup jantung (gagal jantung). Sumber
infeksi tersering adalah mulut setelah di lakukan tindakan pada gigi atau
asbes gigi. Infeksi kulit ( stophylococcus aureus) dan saluran pencernaan
juga sering sebagai sumber infeksi. Penyalah gunaan obat intravena
memiliki resiko endokardisitis katup trikuspid dan oleh organisme yang
tidak biasa ( koliform, fungi,dll)
9
WOC
ENDOKARDITIS
Endokarditis
Factor predisposisi :
Penimbunan leukosit
- Paru (pneumonia Resiko tinggi infeksi
berulang, abses
Peningkatan paru)
pembentukan - Ginjal (hematuria, M.K : Demam
modul dan jaringan gagal ginjal) menggigil , sakit
- Limpa (nyeri tenggorokan ,
abdomen kuadran kemerahan pada
Katup bilah jntung kiri atas) tenggorokan
rusak - Jantung (jantung
infark miokardium) diaforesis
- Otak (stroke)
10
F. Komplikasi
a. Jantung
a) Abses jantung
b. Sitemik
b) Aneurisma mikotik
d) Ensefalopati
G. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom
normositer, LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat,
uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik komplemen
dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit
meningkat. Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria
dan hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan
mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah
diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10
ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan
bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum
diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap
antibiotik.
11
b. Echocardiografi
Diperlukan untuk:
a) Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar >5 mm
b) Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
c) Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis (prolap
mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral).
d) Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif
katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian
katub.
H. Penatalaksaan medis dan keperawatan
Endokarditis berpotensi dapat disembuhkan jika terapi diberikan lebih
awal seperti:
a. Antibiotik IV:
a) S. viridans: amoksilin
b) S. aureus: flukloksasilin
c) E. faecalis: amoksilin
12
e. Pembedahan mungkin dibutuhkan pada inkompotensi katup akut,
penyakit katup prostetik (untuk mengganti prostetis), abses jantung,
atau bila kultur tetap positif atau menjadi positif kembali walaupun
telah diberi terapi antibiotik yang optimal.
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, tanggal
MRS, no. register, dan diagnose medis.
b. Keluhan utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak nafas dan nyeri
tenggorokan. Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang
mengganggu katup jantung, keluhan sesak nafas dan kelemahan.
14
e. Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik:
15
perforasi katup atau chordae tendineae. Pembesaran jantung
atau adanya bukti gagal jantung kongestif juga bisa terjadi.
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM, sakit tenggorokan, dan kemerahan pada
tenggorokan di sertai eksudat (awitannya mendadak) serta nyeri sendi dan
punggung. Sinusitis akut dan otitis media akut terjadi mungkin karena
Streptococcus. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit kepala,
iskemia serebral transien atau sementara, dan stroke yang mungkin di
akibatkan oleh emboli pada arteri serebral.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine yang berhubungan dengan adanya
penurunan suplai darah ke ginjal yang merupakan manifestasi dari
penurunan perfusi perifer.
e. B5 (Bowel)
Klien biasanya di dapatkan mual dan muntah, tidak nafsu makan dan berat
badan turun. Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe, nyeri
abdomen (lebih sering pada anak).
f. B6 (Bone)
Aktivitas. Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda : takikardia, dispnea,
pada istirahat/aktivitas. Higiene : kesulitan melakukan tugas perawatan
diri.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangangan suplay oksigen
b. Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efekti b/d Keefektifan pompa
jantung
16
C. Perencanaan keperawatan
Diagnosa Intervensi
NOC NIC
Intoleransi aktivitas Keefektifan pompa Perawatan jantung
b/d jantung
- Monitor TTV
ketidakseimbangangan - Monitor aktivitas
- TD sistol %
suplay oksigen pasien agar tidak
diastole
- Denyut membahayakan.
- Monitor EKG
jantung
- Monitor tanda
apikal
penurunan curah
- Indeks
jantung
jantung
- Monitor intake
- Denyut nadi
dan ouput cairan
perifer
- Ukuran pasien
- Intruksikan
jantung
- Tekanan vena kepada pasien
sentral agar segera
(Dalam rentan
melapor jika nyeri
normal)
dada
Kriteria hasil :
- Kolaborasikan
1. Deviasi berat
dengan ahli medis
dari kisaran
untuk pemberian
normal
2. Deviasi oksigen
cukup besar
dari kisaran
normal
3. Deviasi
sedang dalam
kisaran
normal
4. Deviasai
17
ringan dalam
kisaran
normal
5. Tidak ada
deviasi dari
kisaran
normal
Hasil yang
diharapkan : 4 - 5
18
dari kisaran hidup
- Instruksikan
normal
3. Deviasi pasien dan
sedang dalam keluarga
kisaran mengenai tanda
normal dan gejala
4. Deviasai
penyakit jantung
ringan dalam - Instruksikan
kisaran pasien dan
normal keluarga
5. Tidak ada
mengenai
deviasi dari
modifikasi faktor
kisaran
risiko
normal
Hasil yang
diharapkan : 4 - 5
19
3. Cukup
terganggu
4. Sedikit
terganggu
5. Tidak
terganggu
Hasil yang
diharapkan : 4 - 5
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan keperawatan yang
telah dilakukan.
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23