Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi permukaan endokardium


jantung, dapat mengenai satu atau lebih katup jantung, mural
endokardium, atau defek septum. Efeknya terhadap jantung dapat berupa
insufi siensi katup, gagal jantung dan abses miokardium (Michael, 2015).
Endokarditis disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katup
jantung, nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis.
Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi
lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis
infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan.

Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami


kerusakan akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf
terjadi pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa
hiperakut, akut, sub akut, atau kronik bergantung pada virulensi
mikroorganisme dan imunitas pasien. Endokarditis infektif sub akut
hamper selalu fatal dalam beberapa bulan sampai dua tahun, sedangkan
endokarditis hiperakut dan akut hampir tak dikenal, karena pasien telah
meninggal dunia lebih dahulu di sebabkan oleh sepsis, sebelum gejala
klinis yang terkena infeksi timbul, walapun pada autopsis jelas terlihat
vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantung. Endokarditis infektif
kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien masih hidup
karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala- gejala infeksi aja.

Insidens endokarditis infektif diperkirakan 3-9 kasus per 100.000


penduduk di negara maju. Perbandingan pria dan wanita sekitar 2:1. Insidens
gangguan neurologis pada endokarditis infektif terjadi pada 12,5% kasus; 3%
kasus gejala primer yang dijumpai hanya gangguan neurologis. Penelitian

1
lainnya melaporkan 15-30% penderita endokarditis infektif mengalami
gangguan neurologis (Michael, 2015).

Sebanyak 60-80% memiliki kelainan sebelum terjadinya endokarditis


infektif seperti: penyakit jantung reuma, kelainan kongenital (misalnya
katub aorta bikuspid, VSD), penyakit degeneratif (sklerosis katub aorta
dan mitral), prolaps katup mitral dan katup prostetik. Di negara maju
frekuensi terjadinya endokarditis mengalami peningkatan. Hal ini terjadi
akibat semakin banyaknya jumlah orang lanjut usia dengan penyakit katup
degeneratif, semakin banyaknya penyalahgunaan obat IV, dan semakin
banyaknya pasien dengan katup prostetik. Endokarditis jarang terjadi pada
usia anak-anak. Terjadi terutama pada usia >50 tahun. Endokarditis
infektif paling sering mengenai katup mitral dan aorta. Pada pengguna
obat IV sebanyak 50%, katup yang sering terkena adalah katup
trikuspidalis. Sebanyak 15% terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat
perawatan gigi sebelumnya. Endokarditis menpunyai masa inkubasi 2-6
minngu (Mandal, 2006).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian endokarditis?

2. Apa penyebab endokarditis?

3. Bagaimana tanda dan gejala endokarditis?

4. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien endokarditis?

2
C. Tujuan

1. Tujuan umum

a. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien endokarditis

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui konsep teoritis endokarditis.

b. Mengetahui konsep askep endokarditis

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Endokarditis merupakan infeksi katup dan permukaan endotel jantung


yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain yang
menyebabkan deformitas bilah katup. Endokarditis infektif adalah infeksi
endokardium dan katub-katub jantung. Kuman penyebab utama adalah
Hemolytic streptococcus, Sthapylococcus aureus, dan Enterococcus
(Baradero, 2008).

Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan


endotel jantung. Endokarditis bisa bersifat rematik dan endokaditis infeksi.
Endokarditis rematik disebabkan oleh demam rematik yang merupakan
penyakit sistemik karena infeksi Streptococcus. Endokarditis infeksi atau
endokarditis bakterial adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain, sehingga menimbulkan deformitas bilah katub
(Arif, 2009).

B. Klasifikasi

1. Endokarditis infektif

Infeksi pada lapisan permukaan jantung, biasanya mengenai katup,


yang sering mengalami gangguan atau di ganti dengan katup buatan.

2. Endokarditis rematik

Yang disebabkan oleh demam rematik, akibat infeksi Streptococcus A

4
C. Etiologi

Endokarditis dikelompokkan sesuai dengan organisme


penyebabnya, kecuali pada keadaan tertentu. Berasal dari flora normal
yang ada pada permukaan tubuh, dan masuk ke dalam aliran darah.
Endokarditis infektif juga dapat diakibatkan oleh prosedur-prosedur
invasif, seperti pemasangan kateter uretra, pemeriksaan gineklogik,
pembedahan minor, dan ekstraksi gigi. Sumber-sumber terjadinya
endokarditis diantaranya:

a) Orofaring, endokarditis sering diakibatkan oleh bakteri dengan


permukaan yang lengket. Mempunyai pili atau kapsul yang terbentuk
baik. Termasuk di dalmnya Streptococcus viridans yang merupakan
bagian besar flora mikrobial normal dari orofaring.

b) Kulit, masuknya berbagai stafilokokus dan jamur seperti Candida yang


secara normal ditemukan di kulit. Masuk ke dalam pembuluh darah
melalui inersi kanula atau injeksi vena.

c) Traktus gastroinstestinal dan urinarius. Streptococcus faecalis secara


normal ditemukan dalam usus besar dan dapat menyebabkan infeksi
traktus urinarius. Pada waktu dilakukan sistokopi atau prostatektomi,
organisme dapat tersebar masuk dalam pembuluh darah sehingga
menyebabkan endokarditis.

5
D. Tanda dan Gejala

Awitan perlahan keluhan pasien umu, seperti tidak enak, sakit


seluruh tubuh, dan demam. Selain itu akan muncul tanda dan gejala secara
spesifik diantaranya:

a. Artralgia (rasa nyeri pada sendi-sendi).

b. Artritis (peradangan pada sendi-sendi yang dikarakteristkkan dengan


pembengkakan dan nyeri).

c. Tenosinovitis (peradangan pada tendon).

d. Mialgia (nyeri pada otot-otot).

e. Nyeri dada dan punggung bagian bawah.

f. Berat badan menurun.

g. Demam (biasanya derajat rendah) dan berkeringat (drenching sweat).

h. Jari tabuh (clubbing finger)

i. Adanya nodus Osler, benjolan kecil berwarna ungu atau kemerah-


merahan, sakit apabila ditekan, dan terdapat pada telapak kaki atau
tangan.

j. Anemia.

k. Perubahan bising jantung.

l. Lesi kulit vaskulit.

m. Adanya embolisme mayor, infark terdapat pada sisi pulmonal.

n. Adanya petekie pada konjungtiva, mulut, dan ekstremitas.

6
Gambaran penyakit biasanya nonspesifik, sehingga dibutuhkan kecurigaan
klinis yang tinggi sebelum dilakukan pendiagnosisan. Biasanya ada gejala
sebagai berikut :

a. Gejala sistemik

Sering di temukan terutama bila organisme penyebab memiliki


vilurensi yang rendah , misalnya steptococus viridons yang rendah.
Kelelahan ,demam, anemia atau penurunan BB. Gejala yang sering di
jumpai dan mengejutkan adalah nyeri punggung tanpa penyebab yang
jelas.

b. Destruksi katup

Menyebabkan regurgilasi katup. Bukan stenosis yang menyebabkan


gagal jantung . murmur jantung yang baru atau berubah 99% pasien
enokarsitip memiliki murmur.

c. Komplikasi sistemik

Akibat perkembangan infeksi yang di sebabkan bakterimia yang


terinfeksi, menyebabkan terjandinya infeksi baru di tempat lain dan
atau manifestasi tromboemboli :

1. Cidera serebrovaskular akibat emboli, atau pendarahan akibat


rupturnya aneurisma mikotik.

2. Gangren jari tangan akibat emboli

3. Abses atau infark ginjal atau limfa

4. Emboli masenterika ( usus ishemik dan abdomen akut).

7
d. Gagal ginjal akut

Akibat kerusakan selama pembedahan jantung dan antibiotik yang


nefrotoksik. Gejalanya biasanya terlihat tanda tanda demam,BB
menurun, murmur, dan kadangan kadangan komplikasi gagal jantung.
Clubbing jarang di temukan (>2%), fragmen fragmen pendarahan
kecil, di berikan IV sering kali berupa kombinasi obat untuk
mendapatkan daya bunuh bakteri dan daya tembus jaringan yang
terbaik.

E. Patofisiologi

Endokarditis rematik yang disebabkan oleh demam rematik, akibat


infeksi Streptococcus A. Demam rematik mempengaruhi persendian
sehingga menyebabkan poliartritis. Endokarditis rematik secara anatomis
di manisfestasikan dengan adanya tumbuhan kecil yang transparan, yang
menyerupai manik dengan ukuran sebesar jarum pentul. Manik-manik
kecil tadi tidak berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah
katub, namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek serius. Menjadi
awal terjadinya suatu proses yang bertahap menebalkan bilah-bilah katub,
menyebabkan menjadi memendek dan menebal di dinding dengan bilah
katub yang normal, sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna.
Sebagai akibatnya terjadilah kebocoran. Pada klien lain, tepi bilah katub
yang meradang menjadi lengket satu sama lain mengakibatkan stenosis
katub, yaitu penyempitan lumen katub. Sebagian kecil klien dengan
demam rematik menjadi sakit berat yang diiringi oleh gagal jantung yang
berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik. Klien dengan kondisi
seperti ini harus di rawat di ruang perawatn intensif.

Endokarditis infeksi atau bakterial diawali dengan katup jantung


yang mengalami kerusakan akan membuat aliran darah yang melalui katup
terganggu (turbulen) dan bakteri dapat tinggal di bagian katup yang
tekanannya rendah. Bakteri yang tinggal di bagian katup stenosik

8
membentuk gumpalan-gumpalan yang teridi dari trombosit-fibrin-bakteri
pada katup. Gumpalan-gumpalan dapat terbenam dalam katup dan
menimbulkan jaringan parut atau perforasi daun katup jantung. Akibat lain
yang dapat timbul dari gumpalan-gumpalan tersebut adalah terlepasnya
gumpalan dan masuk ke dalam peredaran darah dan menjadi emboli.
Apabila emboli masuk ke dalam ginjal atau limpa akan timbul abses pada
organ tersebut (Baradero, 2008). Organisme yang menyebar melalui aliran
darah menetap pada katup jantung. Deposit fibrin bersama dengan
mikroorganisme membentuk vagetasi pada salah satu katup dan
menyebabkan kerusakan pada katup jantung (gagal jantung). Sumber
infeksi tersering adalah mulut setelah di lakukan tindakan pada gigi atau
asbes gigi. Infeksi kulit ( stophylococcus aureus) dan saluran pencernaan
juga sering sebagai sumber infeksi. Penyalah gunaan obat intravena
memiliki resiko endokardisitis katup trikuspid dan oleh organisme yang
tidak biasa ( koliform, fungi,dll)

9
WOC
ENDOKARDITIS

Endokarditis

Fenomena reaksi Fenomena emboli Respon imunologis


sensitivitas terhadap infeksi

Factor predisposisi :
Penimbunan leukosit
- Paru (pneumonia Resiko tinggi infeksi
berulang, abses
Peningkatan paru)
pembentukan - Ginjal (hematuria, M.K : Demam
modul dan jaringan gagal ginjal) menggigil , sakit
- Limpa (nyeri tenggorokan ,
abdomen kuadran kemerahan pada
Katup bilah jntung kiri atas) tenggorokan
rusak - Jantung (jantung
infark miokardium) diaforesis
- Otak (stroke)

Penutupan katup M.K :Nyeri ( abdomen,


tidak sempurna Gangguan rasa
tenggorokan)
nyaman. Gangguan
pola tidur
Regurgitasi dan
stenosis katub mitral
M.K : Inflamasi sistemin :
tidak nafsu makan, bb
Aliran darah tidak menurun
Curah jantung menurun
adekuat ke sistemik
M.K : Pemenuhan nutrisi
Tekanan intra antrial kiri kurang dari kebutuhan
M.K : Kelemahan fisik
meningkat

Peningkatan tekanan Hipertrofi ventrikel kiri M.K : Gagal


pulmonary dan tekanan jantung
ventrikel

10
F. Komplikasi

a. Jantung

a) Abses jantung

b) Perforasi daun katup, ruptur korda tendinae atau otot papiler

c) Embolus arteri koroner

d) Gagal ventrikel akut atau subakut

b. Sitemik

a) Embolisme (koroner, karotis, limpa, ginjal, atau ekstremitas)

b) Aneurisma mikotik

c) Glomerulonefritis (fokal, difus, dan membranoproliferatif)

d) Ensefalopati

G. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom
normositer, LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat,
uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik komplemen
dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit
meningkat. Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria
dan hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan
mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah
diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10
ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan
bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum
diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap
antibiotik.

11
b. Echocardiografi
Diperlukan untuk:
a) Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar >5 mm
b) Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
c) Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis (prolap
mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral).
d) Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif
katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian
katub.
H. Penatalaksaan medis dan keperawatan
Endokarditis berpotensi dapat disembuhkan jika terapi diberikan lebih
awal seperti:

a. Antibiotik IV:

a) S. viridans: benzilpenisilin dan gentamisin (2 minggu)

b) S. aureus: flukloksasilin dan gentamisin (minimal 4 minggu)

c) E. faecalis: ampisilin dan gentamisin (minimal 4 minggu)

d) S. epidermidis (katup prostetik): vankomisin dan antibiotik tambahan


yang tergantung dari pola sensitivitas (minimal 6 minggu)

b. Antibiotik oral (minimal 4 minggu) setelah pengobatan IV awal:

a) S. viridans: amoksilin

b) S. aureus: flukloksasilin

c) E. faecalis: amoksilin

c. Penentuan MIC/MBC organisme penting untuk menentukan regimen


antiobiotik dan dapat mempengaruhi lamanya pengobatan IV awal.

d. Titrasi-balik membantu mengkonfirmasi konsentrasi obat bakterisidal


yang efektif dalam serum.

12
e. Pembedahan mungkin dibutuhkan pada inkompotensi katup akut,
penyakit katup prostetik (untuk mengganti prostetis), abses jantung,
atau bila kultur tetap positif atau menjadi positif kembali walaupun
telah diberi terapi antibiotik yang optimal.

f. Tirah baring, obat antiaritmia dan antigagal jantung sesuai indikasi.

g. Rekurensi demam mengindikasikan abses miokard, hipersensitivitas


oabat, infeksi sekunder, atau diagnosis alternatif.

h. Pantau suhu tubuh pasien, demam ungkin berlansung selama beberapa


minggu.

i. Jelaskan kepada pasien dan keluarga Tentang pembataasan aktivitas.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, tanggal
MRS, no. register, dan diagnose medis.
b. Keluhan utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak nafas dan nyeri
tenggorokan. Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang
mengganggu katup jantung, keluhan sesak nafas dan kelemahan.

c. Riwayat penyakit sekarang

a) Apakah terdapat adanya penurunan respons imunologis terhadap infeksi


seperti pada klien HIV atau AIDS.

b) Apakah klien mengalami perubahan metabolisme akibat penuaan.

c) Apakah klien pernah mendapat prosedur diagnostik invasif secara


intravena.

d) Apakah klien mendapat pengobatan antibiotik jangka panjang.

d. Riwayat penyakit dahulu

Pengkajian riwayat dahulu (RPD) yang mendukung adalah dengan


mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita infeksi tenggorokan,
infeksi sinus akut, riwayat minum obat, dan adanya efek samping yang
terjadi di masa lalu. Juga harus menanyakan adanya alergi obat dan
tanyakan reaksi alergi apa yang timbul. Sering kali klien tidak dapat
membedakan suatu alergi dengan efek samping obat.

14
e. Riwayat keluarga

Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah di alami oleh keluarga,


serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab
kematiannya juga di tanyakan.

Pemeriksaan fisik:

Pemeriksaan fisik yang dilakukan terdiri atas pengkajian B1-B6.


a. B1 (Breathing)
Apabila gangguan sudah mengenai katup jantung, biasanya klien terlihat
sesak dan frekuensi nafas melebihi normal. Sesak nafas ini terjadi akibat
pengerahan tenaga dan kenaikan tekanan akhir diastolik pada ventrikel kiri
yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena
terdapat kegagalan peningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu
melakukan kegiatan fisik. Jika sudah parah, dispnea kardiak dapat timbul
pada waktu beristirahat.
b. B2 (Bleeding)
Inspeksi: Inspeksi adanya parut, keluhan lokasi nyeri di daerah
substernal atau nyeri di atas perikardium. Penyebaran dapat
meluas di dada, terjadi nyeri, serta ketidakmampuan bahu dan
tangan.
Palpasi: Denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,9-40 derajat C),
dan menggigil.
Perkusi: Pada batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus lanjut
pembesaran jantung.
Auskultasi: Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume
sekuncup. Gejala sistemik yang terjadi sesuai dengan virulensi
organisme yang menyerang. Jika ditemukan murmur pada
klien yang menderita infeksi sistemik maka harus dicurigai
adanya infeksi endokarditis. Perkembangan murmur yang
progresif sesuai perkembangan waktu dapat terjadi dan
menunjukan adanya kerusakan katup akibat vegetasi atau

15
perforasi katup atau chordae tendineae. Pembesaran jantung
atau adanya bukti gagal jantung kongestif juga bisa terjadi.
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM, sakit tenggorokan, dan kemerahan pada
tenggorokan di sertai eksudat (awitannya mendadak) serta nyeri sendi dan
punggung. Sinusitis akut dan otitis media akut terjadi mungkin karena
Streptococcus. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit kepala,
iskemia serebral transien atau sementara, dan stroke yang mungkin di
akibatkan oleh emboli pada arteri serebral.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine yang berhubungan dengan adanya
penurunan suplai darah ke ginjal yang merupakan manifestasi dari
penurunan perfusi perifer.
e. B5 (Bowel)
Klien biasanya di dapatkan mual dan muntah, tidak nafsu makan dan berat
badan turun. Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe, nyeri
abdomen (lebih sering pada anak).
f. B6 (Bone)
Aktivitas. Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda : takikardia, dispnea,
pada istirahat/aktivitas. Higiene : kesulitan melakukan tugas perawatan
diri.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangangan suplay oksigen
b. Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efekti b/d Keefektifan pompa
jantung

c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit akut

16
C. Perencanaan keperawatan

Diagnosa Intervensi
NOC NIC
Intoleransi aktivitas Keefektifan pompa Perawatan jantung
b/d jantung
- Monitor TTV
ketidakseimbangangan - Monitor aktivitas
- TD sistol %
suplay oksigen pasien agar tidak
diastole
- Denyut membahayakan.
- Monitor EKG
jantung
- Monitor tanda
apikal
penurunan curah
- Indeks
jantung
jantung
- Monitor intake
- Denyut nadi
dan ouput cairan
perifer
- Ukuran pasien
- Intruksikan
jantung
- Tekanan vena kepada pasien
sentral agar segera
(Dalam rentan
melapor jika nyeri
normal)
dada
Kriteria hasil :
- Kolaborasikan
1. Deviasi berat
dengan ahli medis
dari kisaran
untuk pemberian
normal
2. Deviasi oksigen
cukup besar
dari kisaran
normal
3. Deviasi
sedang dalam
kisaran
normal
4. Deviasai

17
ringan dalam
kisaran
normal
5. Tidak ada
deviasi dari
kisaran
normal
Hasil yang
diharapkan : 4 - 5

Perfusi jaringan Perfusi jaringan Manajemen resiko


kardiopulmonal tidak Pulmonari jantung
efekti b/d Keefektifan
- Tekanan - Prioritaskan hal
pompa jantung
arteri yang mengurangi
pulmonalis risiko jantung.
- Irama - Skrining pasien
pernafasan mengenai
- TD
kebiasaanya yang
- Nilai rata-rata
beresiko yang
TD naik
- PaO2 % berhubungan
PaCo2 dengan kejadian
- Arteri pH
yang tidak di
(Dalam rentan
harapkan pada
normal)
jantung
(merokok)
Kriteria hasil :
- Identifikasi
1. Deviasi berat
kesiapan pasien
dari kisaran
kesiapan pasien
normal
2. Deviasi untuk
cukup besar mempelajari gaya

18
dari kisaran hidup
- Instruksikan
normal
3. Deviasi pasien dan
sedang dalam keluarga
kisaran mengenai tanda
normal dan gejala
4. Deviasai
penyakit jantung
ringan dalam - Instruksikan
kisaran pasien dan
normal keluarga
5. Tidak ada
mengenai
deviasi dari
modifikasi faktor
kisaran
risiko
normal
Hasil yang
diharapkan : 4 - 5

Hipertermi Termoregulasi Perawatan demam


berhubungan dengan
- Menggigil - Monitor TTV
penyakit akut - Denyut nadi - Monitor intake
apikal dan output
- Denyut nadi - Dorong konsumsi
radial cairan
- Tingkat - Tingkatkan
pernafasan sirkulasi udara
(Dalam rentan
normal)
- kolaborasikan
Kriteria hasil : pemberian obat
1. Sangat
dan cairan IV
terganggu
2. Benyak
terganggu

19
3. Cukup
terganggu
4. Sedikit
terganggu

5. Tidak
terganggu

Hasil yang
diharapkan : 4 - 5

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh


mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid
biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit
ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung
bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada
endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis
bakterial. Adapun implementasi pada penyakit ini antara lain
melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan
konsulidasi. Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Keamanan dan
kenyamananfisik serta psikologisnya harus dilindungi. Dokumentasi dan

20
interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan keperawatan yang
telah dilakukan.

B. Saran

Pendidikan Kesehatan untuk klien dan keluarganya. Rencana pendidikan


kesehatan untuk pasien dengan endokarditis disesuaikan dengan penyebab
penyakit, pengobatan teratur, tehnik pemberian antibiotika secara intravena dan
cara-cara meminta bantuan orang lain serta identifikasi perkembangan infeksi.
Perawat mengajar pasien bagaimana memasukkan antibiotik secara intravena,
bagaimana menggunakan obat-obat heparin, dan bagaimana agar tidak terjadi
pembekuan darah. Klien dan keluarganya dapat mendemonstrasikan cara-cara
tersebut sebelum keluar dari rumah sakit. Perawat menganjurkan klien untuk
memelihara kebersihan, khususnya kebersihan mulut. Klien dianjurkan untuk
menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan membersihkan mulut
dengan air setelah sikat gigi.

Klien diinstruksikan untuk meningkatkan perawatan kesehatannya,


termasuk kebersihan gigi dan gusi, penggunaan kebutuhan antibiotik
propilaksis dilakukan sesuai prosedur-prosedur diatas. Klien dapat
menggunakan anti koagulan pada saat terjadinya perdarahan dan memonitor
waktu pembekuan darah. Memonitor sendiri perkembangan endokarditis untuk
mencegah komplikasi terjadinya gagal jantung dan gejala-gejala emboli. Klien
diinstruksikan untuk memonitor suhu setiap hari dan mencatatnya selam enam
minggu. Klien diharuskan untuk mencatat saat panas, kedinginan, malas, berat
badan menurun atau timbulnya pteki agar dapat meningkatkan kesehatan yang
prima. Perawatan di rumah sangat dibutuhkan sebagai tindak lanjut pada
lingkungan rumah. Ini akan menjadi lebih penting bagi klien..

21
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler: Seri Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Buku : At A glance MEDICINE : Patrick Davery

Buku : At A Glance ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK : Jonathan


Gleadle

Buku : Pbstetri Williams : kenneth J. Leveno :Penerbit Buku kedokteran: EGC

22
23

Anda mungkin juga menyukai