Waper 4 20
Waper 4 20
RESTRUKTURISASI ANGGARAN
DAFTAR ISI
daftar
isi
REALITA
WAWASAN
RKAKL Generasi Baru
ANALISA
PENGANGGURAN BERBASIS
KENERJA
Mungkinkah Diimplementasikan?
APBN-P 2010...?
11
13
15
Warta PERENCANA
17
20
Program Transmigrasi
Sebagai Lokomotif
Pembangunan di Jambi
22
Anggaran Hemat
PRO POOR
INFO
KOMPUTER
24
Sejarah Akuntabilitas
26
27
LENSA
28
diterbitkan setiap triwulan oleh Biro Perencanaan Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi RI
(SK Sekjen No. KEP 394/SJ/III/2008)
ISSN: 1978-3299 Pengarah Sekretaris Jenderal Depnakertrans RI Penanggung Jawab Kepala Biro Perencanaan Koordinator Conrad Hendrarto
Pemimpin Redaksi Jadid Malawi Sekretariat Redaksi Yeti Yulas, Diyah N. Redaktur Musrifah Mufti, Tati Juliati, Widyantoro M., Mery Hartati, Nur Siti Balian
Editor Helaria P. Candra, Tuty H. Kiman Pracetak Gatot Sutejo Pembantu Umum Sudarmanto, Asmari
Alamat Redaksi: Biro Perencanaan Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi RI Jl. TMP Kalibata No. 17 Jakarta Selatan
Tel/fax: (021) 7973060, 7973082, 7992661 E-mail: redaksi_waper@nakertrans.go.id
Redaksi menerima kiriman karya tulis Anda. Materi seputar perencanaan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian baik di pusat maupun di
daerah. Naskah yang dimuat akan diberi imbalan sepantasnya.
VOLUME IV NO. 20
APRIL
APRIL--JUNI
JUNI2010
2010
Warta PERENCANA
pengantar redaksi
editorial
*) Conrad Hendrarto
pembangunan. PUG dilakukan
dengan mengintegrasikan
perspektif gender ke dalam proses
pembangunan di segala bidang.
Penerapan PUG akan menghasil
kan kebijakan publik yang lebih
efektif untuk mewujudkan pem
bangunan yang lebih adil dan merata
bagi seluruh penduduk Indonesia,
baik perempuan maupun laki-laki.
Dalam Inpres Nomor 9 tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional, jajaran
pemerintah diamanahkan untuk me
laksanakan pengarusutamaan gender
guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan program dan anggaran,
pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang ber
perspektif gender sesuai dengan
bidang tugas dan fungsi, serta
kewenangan masing-masing.
Untuk itu, dalam proses
penyusunan anggaran tahun
2011, Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi harus sudah
menerapkan Anggaran Responsif
Gender (ARG). Ketentuan ini
mengacu pada Peraturan Menteri
Conrad Hendrarto
Koordinator Penerbitan
WARTA PERENCANA
VOLUME IV NO. 20
wawasan
*) Irwan Suliantoro
Generasi Baru
Saat ini istilah output, sub-output, komponen dan subkomponen menjadi topik yang ramai dibicarakan oleh praktisi
perencanaan anggaran negara. Sebagian bisa mengerti, sebagian
bingung, sebagian lagi sedikit bingung dan sebagian lagi sangat
bingung. Istilah tersebut di atas sebenarnya merupakan imbas
dari perubahan kebijakan di bidang penganggaran.
ementerian Keuangan
melalui Direktorat Jenderal
Anggaran berusaha untuk
merestrukturisasi informasi kinerja
dan belanja pada dokumen
perencanaan anggaran ke arah yang
lebih konstruktif dan informatif.
Restrukturisasi tersebut selain
mengubah dokumen perencanaan
yang ada, juga mengubah struktur
pengisian data. Hal inilah yang
sedikit membingungkan bagi
para praktisi anggaran, karena
harus memulai dari awal untuk
dapat mengerti dan memahaminya.
Disini diperlukan kesamaan visi
antara Ditjen Anggaran dan para
stakeholder di bidang perencanaan
anggaran untuk secara bersamasama melakukan restrukturisasi ke
arah yang lebih baik.
VOLUME IV NO. 20
wawasan
Program
Kegiatan
Output
VOLUME IV NO. 20
wawasan
Sub-Output
Sub-output merupakan
bagian dari suatu keluaran yang
mendukung pencapaian output
di level atasnya. Sub-output
mempunyai ruang lingkup yang
masih satu rumpun dengan lingkup
output di level atasnya. Berbeda
dengan nomenklatur output
yang sudah didefinisikan di awal
pengisian RKAKL, nomenklatur
sub-output dibuat sendiri oleh
satker sesuai kebutuhan. Sebagai
contoh pada output Pedoman
Penyusunan Perencanaan Tenaga
Kerja (PTK) mempunyai dua
sub-output yaitu Pedoman
Penyusunan PTK Dalam Negeri
dan sub-output Pedoman
Penyusunan PTK Luar Negeri.
Sub-output tersebut bersifat
optional, dalam arti dapat
digunakan (direkam) atau tidak
digunakan. Selain itu, data suboutput juga dapat dinaikkan
VOLUME IV NO. 20
Komponen
Komponen merupakan
struktur input berupa tahapan
yang diperlukan dalam
pencapaian output atau suboutput. Komponen dapat juga
merupakan struktur pendukung
dalam pencapaian output atau
sub-output. Sebagai contoh pada
sub-output Pedoman Penyusunan
PTK Dalam Negeri mempunyai
komponen antara lain Penyusunan
Permenakertrans Makro dan
komponen Sosialisasi PTK.
Yang perlu diperhatikan adalah
kode komponen. Sebenarnya tidak
ada kodifikasi pada level komponen,
kode yang dicantumkan merupakan
urutan angka tiga digit yang
nomor kode dan nomenklaturnya
diserahkan kepada satker. Namun
untuk kode komponen 001
diperuntukkan khusus bagi
komponen pembayaran gaji/
tunjangan dan kode komponen
002 khusus untuk operasional
kantor. Dengan demikian, kode
komponen yang bisa direkam/
digunakan adalah kode dengan
nomor urut mulai 011.
Sub-Komponen
Irwan Suliantoro
Praktisi Anggaran
analisa
*) Tri Djoko
PENGANGGARAN
BERBASIS KINERJA
Mungkinkah Diimplementasikan?
Menjelang bulan September, masing-masing Kementerian/
Lembaga (K/L) pemerintah sibuk sendiri menyusun usulan
program/kegiatan dan anggaran yang selanjutnya dibahas di
Ditjen Anggaran - Kementerian Keuangan.
Penganggaran Berbasis
Kinerja
VOLUME IV NO. 20
analisa
prioritas serta kebijakan
Kementerian/Lembaga.
Penganggaran berdasarkan
kinerja bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dalam
pelaksanaan anggaran dengan
menghubungkan beban kerja
dan kegiatan dengan biaya.
Tujuan akhir dari penerapan
penganggaran berbasis
kinerja adalah meningkatkan
kualitas pelayanan publik dan
memperkuat dampak dari
peningkatan pelayanan publik.
VOLUME IV NO. 20
analisa
lebih dari satu tahun. Ketiga,
penganggaran tahunan secara
teori memulai proses dari titik
nol setiap awal siklus tahunan
penyusunan anggaran. Proses
politik yang terjadi dalam
penyusunan anggaran tahunan
seperti ini bila dikombinasikan
dengan ketidakpastian dukungan
anggaran bagi kegiatan yang
sifatnya multiyears akan
berpotensi mempengaruhi
disiplin fiskal.
Pemikiran sistem
penganggaran berbasis
kinerja sebenarnya telah
lama digagas pada jamannya
Pemerintahan Gus Dur, dengan
terbitnya Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP),
yang ditindaklanjuti dengan
Keputusan Lembaga Administrasi
Negara (LAN) No. 239/
IX/6/8/2003 tentang Pedoman
Penyusunan LAKIP.
Secara substansial
antara LAKIP dengan sistem
penganggaran berbasis kinerja
hampir sama sebangun. Keduaduanya pada dasarnya adalah
dalam upaya mengukur kinerja
suatu unit organisasi dengan
pendekatan pada indikator
output, outcome, efisiensi
dan efektivitas. Pertanyaan
yang timbul, mengapa kedua
laporan dan pendekatan
yang hampir sama, tetapi
penyusunan laporannya harus
dibuat berbeda? Dilihat dari
penyusunannya saja, ini sudah
tidak efisien. Sudah seharus
nya Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi,
Bappenas, LAN, dan Kementerian
Keuangan untuk berupaya
integrasi dan sinkronisasi guna
Implementasi PBK
Penerapan metode
perencanaan dan
penganggaran berbasis
kinerja akan dilakukan secara
bertahap dan baru dimulai
pada tahun 2009. Dalam tahun
2010 beberapa K/L yang lain
direncanakan juga akan dimulai
menggunakan pendekatan
anggaran berbasis kinerja
yaitu Kementerian Pendidikan
Nasional, Kementerian
Kesehatan, Kementerian
Pekerjaan Umum, Kementerian
Pertanian, Kemeneg PPN/Badan
Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Penganggaran berbasis
kinerja merupakan pendekatan
dalam sistem penganggaran
yang menekankan pada
pencapaian hasil dan keluaran
dari program/kegiatan dengan
meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penggunaan sumber
daya yang terbatas.
Dalam praktiknya, masih
banyak dijumpai kelemahan,
antara lain: pertama, Belum
dirumuskan secara jelas
bagaimana pengukuran
kinerja dan berapa target
yang harus dicapai, misalnya,
sasaran Program Peningkatan
Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Negara yang
dirumuskan dalam RKP adalah
terwujudnya sistem pengawasan
dan audit yang akuntabel di
lingkungan aparatur negara.
Kedua, Penamaan program
dan kegiatan Kementerian/
lembaga belum menunjukkan
core business. Hal ini terjadi,
untuk program yang sama
ditiap Kementerian/Lembaga
mendefinisikan sendiri-sendiri,
yang kemungkinan besar
berbeda-beda, sehinggga
pada akhirnya menyulitkan
pendefinisian ukuran kinerja
nasional untuk program
tersebut. Ketiga, dari sisi proses
penyusunan anggaran, formulir
RKA-KL yang digunakan sampai
dengan penganggaran tahun
2009 masih kurang memadai
dalam memberikan informasi
kinerja suatu K/L, baik kinerja
keluaran (output) maupun
hasil (outcome) kegiatan.
Formulir RKA-KL mengharuskan
Kementerian/Lembaga
melakukan perhitungan detil
VOLUME IV NO. 20
analisa
10
VOLUME IV NO. 20
Kasubbag Evalap I
Biro Perencanaan
analisa
*) Mery Hartati
VOLUME IV NO. 20
11
analisa
Kebijakan Kemenakertrans
12
VOLUME IV NO. 20
Usulan Kemenakertrans
Mery Hartati
Perencana Muda
Bagian PPA I Biro Perencanaan
analisa
*) Nur Siti Barlian
Kenapa
Anggaran Responsif
Gender?
Semangat pemerintahan yang baik (Good Governance) yang
tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara: Keuangan Negara dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan harus
terus dikumandangkan.
VOLUME IV NO. 20
13
analisa
ARG berfokus untuk mewujudkan
kesetaraan kesempatan gender
yang didahului dengan melakukan
analisis situasi (suatu program/
kegiatan) dengan lensa gender
untuk identifikasi masalah/
kebutuhan perempuan dan lakilaki dari tahapan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi.
STRUKTUR ANGGARAN
PROGRAM
KEGIATAN
ARG
SUB KEGIATAN
OUTCOME
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
OUTPUT
Indikator
Kinerja
Kegiatan
(IKK)
SUB OUTPUT
Indikator
Keluaran
GRUP AKUN
Proses Pelaksanaan
DETAIL BELANJA
Perencana Muda
Bagian PPA I Biro Perencanaan
14
VOLUME IV NO. 20
analisa
*) Jadid Malawi
Anggaran Hemat
Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-undang RI No. 25
tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
bahwa penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (RAPBN) berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. Dimana
RKP merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional.
Indikator kinerja
VOLUME IV NO. 20
15
analisa
Standar Biaya
Evaluasi kinerja
16
VOLUME IV NO. 20
Hemat
Jadid Malawi
Perencana Madya
Biro Perencanaan
realita
*) Tati Juliati
PRO POOR
Untuk mensejahterakan masyarakat dengan melalui strategi
pencapaian sasaran pembangunan yang dikenal dengan triple
tract strategy yaitu pro-job, pro-poor dan pro-growth.
Penyebab
VOLUME IV NO. 20
17
realita
terbukalah kecenderungan
berbagai bentuk tindak
kekerasan baik di dalam
keluarga maupun di lingkungan
sekitarnya. Keadaan yang
demikian pada akhirnya akan
membuat ketidakmampuan dan
keterbelakangan.
Dengan solusi dari sektor
pendidikan dan kesehatan,
yang akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan,
didukung oleh infrastruktur
yang baik dan merata di seluruh
wilayah, dengan tata kelola
pemerintahan yang baik. Semua
itu harus dilakukan secara
sinergis. Lembaga perencana
pemerintah di tingkat pusat
dan daerah dituntut untuk
berkonribusi mengatasi berbagai
permasalahan bangsa ini.
Namun disadari ataupun tidak,
pelaksanaan berbagai program
pemerintah tersebut tidak
terpadu dan sporadik, bahkan
sering bersifat sesaat.
Upaya Penanggulangan
Program penanggulanagan
18
VOLUME IV NO. 20
realita
sendiri dalam menanggulangi
kemiskinan. Berkaitan
dengan pemberdayaan
masyarakat miskin, pemerintah
meluncurkan program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM). Program ini selin
bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam
menanggulangi kemiskinan,
juga ditujukan untuk dapat
menciptakan kesempatan kerja
sekaligus memenuhi kebutuhan
infrastruktur di berbagai
peloksok Indonesia.
Keempat, belum
berkembangnya sistem
perlindungan sosial, baik yang
berbentuk bantuan sosial
bagi mereka yang rentan
maupun sistem jaminan sosial
berbasis asuransi terutama bagi
masyarakat miskin.
Kelima, adanya kesenjangan
yang mencolok antar berbagai
daerah. Kesenjangan tersebut
dapat dilihat dari tingkat
kedalaman kemiskinan yang
sangat berbeda antar daerah
satu dengan yang lainnya.
Ditinjau dari proporsinya,
tingkat kemiskinan di propinsipropinsi di luar pulau Jawa
lebih tinggi dibandingkan
dengan proporsi tingkat
kemiskinan di Jawa. Selain
itu kesenjangan dapat dilihat
pula dari perbedaan angka
indeks pembangunan manusia
yang mencolok antar daerah,
termasuk antar perkotaan dan
perdesaan.
Target
Upaya penanggulangan
kemiskinan seperti dijelaskan
di atas mengharuskan adanya
kebijakan menyeluruh serta
terukur pencapaiannya.
Mengatasi masalah
kemiskinan pada akhirnya
tidak hanya soal mempercepat
pengangguran jumlah
penduduk miskin, melainkan
lebih penting adalah
bagaimana meningkatkan
kesejahteraan penduduk miskin.
Penanggulangan kemiskinan
harus dilaksanakan secara
menyeluruh, menyangkut multi
sektor, multi pelaku, dan multi
waktu. Dan diharapkan akan
terwujudnya visi nasional
yaitu Terwujudnya Indonesia
Yang Sejahtera, Demokratis,
dan Berkeadilan dengan
Tati Juliati
Perencana Muda
Biro Perencanaan
VOLUME IV NO. 20
19
realita
*) Yupiter Ersan
emperhatikan situasi
pusat KTM Belitang
berserta desa-desa
sekitarnya terdeteksi dalam
katagori sebagai lokasi yang tidak
rawan air, hal ini terbukti dari hasil
pengamatan lapangan sebagian
besar warga dapat memanfaatkan
sarana air bersih standar
berupa sumur gali. Ditinjau dari
segi kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas pun memenuhi syarat
untuk dimanfaatkan sebagai
20
VOLUME IV NO. 20
Kondisi Geografis
realita
Lampung. Sebelah utara
kecamatan Semendawai Barat,
Semendawai Suku II, Cempaka
dan Semendawai Timur.
Sebagian besar wilayah KTM
Belitang berupa daerah dataran
rendah ( kemiringan 0-3%) dan
berada pada ketinggian 25-125
m dpl.
Identifikasi
Pengelolaan SAB
Yupiter Ersan
VOLUME IV NO. 20
21
realita
*) Henni Arsita
Program Transmigrasi
Sebagai Lokomotif
Pembangunan di Jambi
ini dapat dilihat dari kemajuan
daerah-daerah permukiman
transmigrasi di daerah itu pada
saat ini. Beberapa unit permukiman
transmigrasi berkembang menjadi
kecamatan, misalnya UPT Rimbo
Bujang sekarang sudah menjadi
kecamatan Rimbo Bujang. UPT
Sungai Bahar sekarang sudah
menjadi kecamatan Sungai Bahar
dan UPT Pamenang berubah
menjadi kecamatan Pamenang.
Peningkatan status UPT menjadi
kecamatan sekaligus diikuti dengan
kesejahteraan masyarakatnya.
Peran Transmigran
enempatan Transmigrasi di
daerah Jambi dimulai tahun
1967/1968, penempatan
awal di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur yaitu di UPT Rantau Rasau I
sebanyak 49 Keluarga, berikutnya
ditempatkan 200 Keluarga di UPT
Rantau Rasau II. Di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pada saat ini
22
VOLUME IV NO. 20
realita
menekan angka kemiskinan.
Di ataranya melalui program
pemberian modal usaha kepada
pegusaha kecil, seperti kredit usaha
kecil maupun program perbantuan
berbentuk hibah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jambi
menjelaskan, bahwa program
transmigrasi diandalkan sebagai
solusi mengentaskan kemiskinan.
Karena program tersebut
berorentasi memandirikan
penduduk yang miskin dengan cara
tidak memberikan ikan kepada
penduduk miskin, melainkan
memberi pancing serta lubuk yang
banyak ikannya. Pola pemberian
bantuan tersebut memacu
penduduk miskin lebih kreatif,
inovatif dan tangguh membangun
keluarganya hingga mandiri.
Keberhasilan program
transmigrasi di Jambi juga di
dukung oleh potensi sumber daya
alam (SDA). Potensi sumber daya
alam sangat berpengaruh terhadap
pembangunan transmigrasi,
sampai saat ini beberapa UPT
yang maju pesat di Jambi dengan
menerapkan pola perkebunan
kelapa sawit dan karet.
Melihat besarnya potensi lahan
perkebunan kelapa sawit didalam
membangunan transmigrasi, maka
dengan ini pemerintah Provinsi
Jambi menetapkan bahwa program
transmigrasi diandalkan sebagai
upaya mengatasi kemiskinan.
Henni Arsita
Perencana Muda PP II
Biro Perencanaan
VOLUME IV NO. 20
23
info
*) Andi Arfianto
KOMPUTER
Saat ini perkembangan dunia tidak luput akan penggunaan
komputer, dimana telah banyak membantu dalam perkembangan
sejarah manusia. Komputer pertama kali dikembangkan pada
pertengahan abad 20 (1940-1945), Pada saat itu komputer
berukuran sangat besar sebesar ruangan yang mengkonsumsi
banyak tenaga.
24
VOLUME IV NO. 20
info
berupa suatu prosedur pengoperasian dari komputer itu sendiri
ataupun pelbagai prosedur dalam
hal pemrosesan data yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dan
program-program inilah yang
kemudian disebut sebagai software
komputer atau perangkat lunak
komputer.
Dalam arti yang paling
luas, software komputer bisa
diartikan sebagai suatu prosedur
pengoperasian. Suatu acara yang
ditayangkan oleh TVRI, dapat
dianggap sebagai software dari
suatu peralatan televisi. Demikian
pula halnya dengan musik yang
telah direkam diatas kaset, data
diatas kertas, serta cerita ataupun
uraian yang ada didalam sebuah
buku.
Secara prinsip, komputer
hanyalah merupakan sebuah
alat; Alat yang bisa digunakan
untuk membantu manusia dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Untuk bisa bekerja, alat tersebut
memerlukan adanya program
dan manusia. Pengertian manusia
kemudian dikenal dengan istilah
brainware (perangkat manusia).
Pengertian brianware ini bisa
mencakup orang-orang yang
bekerja secara langsung dengan
menggunakan komputer sebagai
alat bantu, ataupun orang-orang
yang tidak bekerja secara langsung
menggunakan komputer, tetapi
menerima hasil kerja dari komputer
yang berbentuk laporan.
Konsep hardware - software
- brainware adalah merupakan
konsep tri-tunggal yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya.
Untuk tahap pertama, manusia
harus memasukkan program
terlebih dahulu kedalam komputer.
Setelah Setelah program tersimpan
didalam komputer, maka komputer
baru bisa bekerja untuk membantu
manusia untuk menyelesaikan
persoalan ataupun pekerjaannya.
Pengertian dari hardware atau
dalam bahasa indonesianya disebut
juga dengan nama perangkat
keras adalah salah satu komponen
Komponen Komputer
VOLUME IV NO. 20
25
info
*) Nela Rahmatutik
SEJARAH AKUNTABILITAS
Makna
26
VOLUME IV NO. 20
Penggunaan
info
27
LENSAlensa
xxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxx.
Rubrik LENSA berisi foto-foto aktifitas komunitas perencana. Redaksi menerima kiriman foto-foto dari seluruh
komunitas perencana baik di pusat maupun di daerah untuk dimuat dalam rubrik ini.
28
VOLUME IV NO. 20
Warta PERENCANA