2010
III
4.96
6.56
4.62
0.69
6.11
4.73
Hal tersebut
pemerintah sebesar 2,13% (yoy) pada kuartal II, lebih rendah dari kuartal I 2015
yang tumbuh sebesar 2,71% (yoy. ). Namun pada kuartal III tumbuh sebesar 6,56
% (yoy). Konsumsi pemerintah yang melambat diakibatkan oleh kecepatan
penyerapan belanja pemerintah yang tidak sesuai perkiraan. Pembentukan modal
tetap domestik bruto juga mengalami hal yang sama tumbuh melambat, pada
kuartal I sebesar 4,37% (yoy) , sedangkan kuartal II menjadi 3,69% (yoy) dan
meningkat pada kuartal III sebesar 4,63 % (yoy). Hal tersebut dipengaruhi oleh
realisasi infrastruktur pemerintah yang masih terbilang rendah. Pada kuartal II
2015 ekspor barang dan jasa mengalami penurunan (-0,09% ,yoy) , dibandingkan
dengan kuartal sebelumnya (-1,04%, yoy). Ekspor membaik kondisinya pada
kuartal III sebesar (-0,69%, yoy) . Pertumbuhan ekspor masih belum maksimal
karena pemulihan ekonomi global yang belum maksimal dan masih menurunnya
harga komoditas. Sebaliknya impor justru mengalami peningkatan sebesar 6,98%
(yoy), lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,38%.
Pada kuartal ketiga membaik pada posisi 6,11 % (yoy).
Pada perlambatan ekonomi nilai tukar rupiah mengalami depresiasi yang
cukup besar terutama akibat antisipasi para investor terhadap rencana kenaikan
suku bunga Amerika Serikat. Pada kuartal II 2015, rupiah melemah sebesar
2,47% ke level Rp13.131 per dolar AS hingga secara berkelanjutan terdepresiasi
sebesar 1,94% pada level Rp13.333 per dolar AS. Faktor lain yang turut andil
dalam melemahnya rupiah adalah permintaan valas untuk pembayaran utang dan
dividen. Sementara itu inflasi pada kuartal II 2015 relatif terkendali dan rendah
yaitu sebesar 0,73% (qtq) yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya
sebesar 1,25% (qtq).
Perlambatan ekonomi berdampak pada hampir semua sektor. Sektor yang
cukup besar terkena imbas dari perlambatan ekonomi antara lain perbankan,
industri ritel, elektronik, otomotif, komoditas, dan lain-lain. Namun ditengah
pengaruh perlambatan ekonomi yang terjadi, ada beberapa sektor yang justru
hanya terpengaruh sedikit oleh perlambatan ekonomi diantaranya sektor umkm
seperti yang terjadi saat krisis 1998 serta sektor lainnya adalah sektor pariwisata.
Pada saat melemahnya perekonomian dunia, sektor pariwisata justru tetap tumbuh
optimistis. Walaupun terjadi penurunan daya beli masyarakat, namun kebutuhan
akan rekreasi dan sebagainya membuat sektor ini tidak terkena dampak yang
signifikan.
00
00
00
00
00
00
00