Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI

OLEH :
1.ANISA FITRIA RAHMI
2.DINI PUTRI JAYA
3.YONALDI RISMAN
4.M. YUDI SETIAWAN
5.GEBI SUJEL PUTRA
6.DENDI EFENDI
7.THIBIAN ALFANDI

KELAS : XI IPS 2

SMA NEGERI 3 KERINCI


TAHUN PELAJARAN 2016-2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah

rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang


disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis
dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran
negara selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan sebagai anggaran
rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi,
yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
DPR telah menetapkan APBN 2014. Anggaran belanja APBN
ditetapkan sebesar Rp. 1.842,49 triliun, dengan komposisi Belanja
Pemerintah Pusat Rp. 1.249,94 triliun (70 %) dan alokasi untuk
Pemerintah Daerah Rp. 529,55 triliun (30%). Defisit anggaran dalam
postur APBN ditetapkan 1,69 persen dari PDB atau sekitar Rp. 175,3
triliun.
Rencana penerimaan negara dan hibah ditetapkan sebesar Rp.
1.667,14 triliun terdiri dari Pendapatan Pajak Rp. 1.280,39 triliun,
Pendapatan Bukan Pajak Rp. 385,39 triliun dan hibah Rp. 1,36 triliun.
Sementara defisit Rp. 175,35 triliun akan ditutupi dengan utang.
Penerimaan di APBN 2014 ditetapkan naik 11% dari APBNP 2013, dari
Rp. 1.502 triliun menjadi Rp. 1.667,14. Sisi pengeluaran juga naik 6,7%
dari Rp. 1.726,2 triliun menjadi Rp. 1.842,49.
Walaupun APBN terus meningkat tiap tahun, PDB juga naik pesat,
perekonomian tumbuh tiap tahun, pendapatan per kapita juga naik tiap
tahun, tapi tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan rakyat yang
signifikan. Jumlah rakyat miskin juga nyaris tidak berkurang. Ini
mengindikasikan ada kesalahan besar dalam APBN sehingga APBN
yang sebagian besar penerimaannya berasal dari pajak yang dibayar
oleh rakyat tapi tidak memberikan kontribusi nyata meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
1.2

Rumusan Masalah

Dari pendahuluan yang sudah penulis sampaikan ,maka rumusan


masalah yang muncul adalah sebagai berikut :
1.

Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja

2.

Negara (APBN)?
Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja

3.

Daerah (APBD) ?
Apa saja Sumber penerimaan Pendapatan Negara dalam APBN dan

4.
1.3

APBD?
Bagaimana Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan Ekonomi ?
Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah

ini yaitu :
1.

Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

2.

(APBN) di Indonesia
Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

3.

(APBD) di Indonesia
Untuk Mengetahui Apa Saja Sumber Penerimaan Pendapatan

4.

Negara Dalam APBN dan APBD


Untuk Mengetahui Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan
Ekonomi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2.1.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui
oleh Dewan PerwakilanRakyat. (Pasal 1 angka 7, UU No. 17/2003).
Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004.tentang Perbendaharaan Negara,
APBN dalam satu tahun anggaran meliputi:
a.

Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai

b.

kekayaan.
Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang

c.

nilai kekayaan
Penerimaan yang

perlu

dibayar

kembali

dan

atau

pengeluaran yang akanditerima kembali, baik pada tahun


anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan
melalui rekening kas umum negara. (Pasal 12 ayat (2) UU No.
1/2004)Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN selama
12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun
kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari
sampai

dengan

tanggal

31

Desember.

Sebelumnya,

tahun

anggaran dimulai tanggal 1 April sampai dengan 31 Marettahun


berikutnya. Penggunaan tahun kalender sebagai tahun anggaran
ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU
Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU
No. 1/2004).
Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No.
17/2003,anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan
kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas, pengeluaran
anggaran

hendaknya

dapatdipertanggungjawabkan

dengan

menunjukkan hasil (result) berupa outcome atau setidaknya

output dari dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai


alat

manajemen,

sistem

penganggaran

selayaknya

dapat

membantu aktivitas berkelanjutan untuk memperbaiki efektifitas


dan efisiensi program pemerintah.Sedangkan sebagai instrumen
kebijakan

ekonomi,

anggaran

berfungsi

untukmewujudkan

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan


pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

2.1.2 Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN )


APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran
dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
kegiatan

pemerintahan

pertumbuhan

ekonomi,

dan

pembangunan,

meningkatkan

pendapatan

mencapai
nasional,

mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta


prioritas pembangunan secara umum.
Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai
fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran
yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran
harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran
berikutnya.
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang

bersangkutan,

Dengan

demikian,

pembelanjaan

atau

pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.


2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara
dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan
pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan
sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk
medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan
nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan

untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan


lancar.
3. pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah
menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan
atau tidak.
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya
serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian.
2.1.3 Prinsip-prinsip Dalam APBN
a.

Prinsip Anggaran Defisit


Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa
pada anggaran defisit ditentukan :
1)

Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan

2)

melainkan sebagai sumber pembiayaan.


Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN +
sumber pembiayaan LN (bersih)
a) Anggaran Defisit
PNH BN = DA
DAP

= AP TP

PbDN

= PkDN + Non-Pk DN

PbLN

= PPLN PC PULN

Keterangan :
PNH

: Pendapatan negara dan hibah

BN

: Belanja negara

DA

: Defisit Anggaran

PbDN

: Pembiayaan DN

PkDN

: Perbankan DN

Non-PkDN : Non-Perbankan DN
PbLN

: Pembiayaan LN

PPLN

: Penerimaan pinjaman LN

PCPULN

: Pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri

BLN

: Bantuan luar negeri

b) Anggaran Berimbang
PDN PR = TP
DAP

= AP TP

Keterangan :
PDN

b.

: Pendapatan DN

PR

: Pengeluaran Rutin

TP

: Tabungan Pemerintah

DAP

: Defisit Anggaran Pembangunan

AP

: Anggaran Pembangunan

Prinsip Anggaran Dinamis


Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.
Anggaran

bersifat

dinamis

absolut

apabila

Tabungan

Pemerintah (TP) dari tahun ke tahun terus meningkat.


Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan
TP (DTP) terus meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus
menurun.
c.

Prinsip Anggaran Fungsional


Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN
hanya

berfungsi

untuk

membiayai

anggaran

belanja

pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk


membiayai anggaran belanja rutin.
Prinsip ini sesuai dengan azas bantuan luar negeri hanya
sebagai pelengkap dalam pembiayaan pembangunan. Artinya

semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri


terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin
besar fungsionalitas anggaran.
2.1.4 Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Tujuan

penyusunan

APBN

adalah

sebagai

pedoman

pengeluaran dan penerimaan negara agar terjadi keseimbangan


yang dinamis, dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan
kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan
kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Semua itu ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan
makmur, baik material maupun spiritual bedasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)


2.2.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah
suatu daftar yang secara sistematis membuat sumber-sumber
penerimaan daerah dan alokasi pengeluaran daerah dalam jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Periode APBD sama dengan
APBN, yaitu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
2.2.2 Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD )
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD
mempunyai fungsi yang sama dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang sudah dijelaskan sebelumnya. Diantaranya :
a.
b.
c.
d.

Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi

Stabilisasi
Alokasi
Distribusi
Regulasi

Berdasarkan UUD 1945 ayat 1, 2, dan 3, pemerintah wajib


menyusun APBN. Sebelum menjadi APBN, pemerintah menyusun
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan


dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan
sumber daya nasional. Hal ini dimaksudkan agar memberikan
kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan
pemerinthan daerah sebagai subsistem pemerintahan negara
dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan

pemerintahan

dan

pelayanan

masyarakat

secara umum. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai


kewenangan

dan

pemerintahan

tanggung

sesuai

jawab

dengan

untuk

menyelenggarakan

kepentingan

masyarakat

berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan


pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi pada umumnya lebih
efektif dilaksanakan pemerintah pusat, sedangkan fungsi alokasi
pada

umumnya

dilaksanakan

pemerintah

daerah.

Hal

ini

disebabkan daerah lebih mengetahui kebutuhan serta standar


pelayanan masyarakat. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya perlu
diperhatikan

kondisi

dan

situasi

yang

berbeda-beda

setiap

wilayah. Dengan demikian, pembagian ketiga fungsi tersebut


sangat penting sebagai landasan dalam penentuan perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara
jelas dan tegas.
Untuk

mendukung

penyelenggaraan

otonomi

daerah

diperlukan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab


di

daerah

secara

proporsional.

Hali

in

diwujudkan

melalui

pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya nasional, dan


perimbangan keuangan. Sumber pembiayaan pemerintah daerah
dalam rangka perimbangan keuangan dilaksanakan atas dasar
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
2.2.3 Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBD )

Tujuan

penyusunan

APBD

adalah

untuk

mengatur

pembelanjaan daerah dan penerimaan daerah agar tercapai


kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi daerah secara merata.
2.3 Sumber Penerimaan Pendapatan Negara dalam APBN dan
APBD
2.3.1 Sumber Penerimaan di dalam APBN.
Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.
Penerimaan negara terdiri dari 2 yaitu :
a.

Penerimaan Dalam Negeri


Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara
umum penerimaan negara

dibedakan menjadi dua sumber

yaitu:
1)

Penerimaan Pajak
Penerimaan perpajakan berasal dari dalam negeri dan
pajak perdagangan internasional. Pajak dalam negeri
terdiri dari pajak pengahasilan migas dan nonmigas, PPN
dan PPnBM, BPHTB, cukai, dan pajak lainnya. Pajak
perdagangan internasional berasal dari bea masuk dan
pajak/pungutan ekspor.

2)

Penerimaan negara
Penerimaan negara bukan pajak berasal dari sumber daya
alam,

bagian

pemerintah

atas

laba

BUMN,

dan

penerimaan negara bukan pajak lainnya. Penerimaan


negara

juga

berasal

dari

hibah.

Hibah

merupakan

pemberian dana dari negara lain tanpa keharusan untuk


mengembalikannya.
b.

Hibah
Penerimaan Hibah merupakan semua penerimaan negara yang
berasal dari sumbangan swasta dalam negeri, dan sumbangan
lembaga swasta dan pemerintahan luar negeri, termasuk
lembaga internasional. Penerimaan hibah ini tidak perlu
dikembalikan. Hibah meliputi pemberian untuk proyek khusus

dan untuk mendukung anggaran secara umum. Hibah dalam


bentuk peralatan, barang, dan bantuan teknis, biasanya tidak
dimasukkan dalam anggaran, tetapi dicatat dalam item
memorandum.
2.3.2 Sumber Penerimaan Negara di dalam APBD
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ,

Pendapatan Daerah berasal dari:


a.

Pendapatan Daerah
1) Pendapatan Asli Daerah.
2) Sumber PAD adalah Pajak daerah, retribusi daerah dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Lain-lain PAD yang Sah
PAD yang sah terdiri dari:
a)

Penjualan kekayaan daerah yang tidak terpisahkan,

b)

jasa giro, pendapatan bunga.


Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

c)

uang asing.
Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan dan pengadaan barang atau jasa oleh

b.

daerah.
Penerimaan Pusat
Pendapatan daerah juga dapat diperboleh melalui pemerintah
pusat, yaitu dari dana perimbangan dan dana otonomi khusus.
1)

Dana pertimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dan


alokasi umum dan dana alokasi khusus.
a) Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber
daya alam. Dana bagi hasil yang berasal dari pajak
terdiri pajak bumi dan banguna, bea perolehan atas
tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan
(PPh) pasal 25 dan 29 wajib pajak orang pribadi
dalam negeri serta PPh pasal 21. Dana bagi hasil
bersumber dari sumber daya alam berasal dari
kehutanan,

pertambangan

umum,

perikanan,

pertambangan

minyak

bumi,

pertambangan

gas

alam, dan pertambangan panas bumi.


b)

Dana Alokasi Umum (DAU).


Jumlah

keseluruhan

DAU

ditetapkan

sekurang-

kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri bersih


yang ditetapkan dalam APBN. Proorsi DAU antara
daerah

provinsi

berdasarkan

dan

kabupaten/kota

kewenangan

antara

ditetapkan

provinsi

dan

kabupaten /kota. Ketentuan lebih lanjut mengenai


DAU

diatur

dalam

peraturan

pemerintah.DAU

dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan


keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluaran

dalam

desentralisasi.

rangka

Pengaturan

pelaksanaan
penggunaan

asas
DAU

sepenuhnya menjadi kewenangan daerah.


c)

Dana Alokasi Khusus (DAK)


Dana alokasi khusus bertujuan untuk kebutuhan
khusus dengan memerhatikan tersedianya dana pada
APBN. Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam
APBN. Ketetapan lebih lanjut mengenai DAK diatur
dalam peraturan pemerintah

2)

Dana Otonomi Khusus


Merupakan dana yang dialokasikan untuk membiayai
pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa
Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh

Darrusalam, dan

Undang-Undang No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi


Khusus bagi Provinsi Papua, serta untuk penyesuaian
kekurangan dana alokasi umum untuk beberapa daerah.
2.4

Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan Ekonomi


APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang
tidak bisa dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN

digunakan

untuk

pembangunan.

Dengan

adanya

pembangunan

ekonomi akan tercipta pertumbuhan ekonomi. APBN dan pertumbuhan


ekonomi merupakan dua indikator yang penting dalam menentukan
tingkat kemakmuran rakyat. Indikator-indikator yang menjadi asumsi di
dalam penyusunan APBN adalah indikator makro ekonomi yang
menjadi indikator dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Beberapa kebijakan dalam pengelolaan APBN senantiasa
diarahkan

kepada

terciptanya

pertumbuhan

ekonomi,

walaupun

pertumbuhan ekonomi itu sendiri tidak bisa dipaksakan.


Ada beberapa alasan yang mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi bergerak lambat walaupaun stabilitas ekonomi makro sudah
tercapai :
1.

Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga


kerja. Pengangguran yang tinggi terkait kepada pertambahan
penduduk dan kualitas pendidikan dan skill sebagian terbesar
SDM kita. Di lain fihak pasar tenaga kerja juga kurang fleksibel,
artinya, amat mahal bagi perusahaan untuk mengurangi tenaga
kerjanya

kalau

pasarnya

menciut.

Biaya

pesangon

untuk

pemutusan hubungan kerja amat tingginya. Karena hubungan


industrial di Indonesia kurang menguntungkan perusahaan maka
banyak bakal investor internasional memilih lokasi Cina dan
2.

Vietnam ketimbang Indonesia.


Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental
terkait.Lemahnya kegiatan investasi baru juga oleh karena bagi
pengusaha kepastian hukum sejak reformasi telah berkurang.
Pelaksanaan

otonomi

daerah

menambah

ketidak

pastian.

Indonesia sekarang terkenal sebagai high-cost economy. Salah


suatu sumber ekonomi biaya tinggi adalah kurang memadainya
infra-struktur, karena sejak 1998 praktis tidak ada investasi
pemerintah di bidang infra-struktur ini. Sebetulnya masih ada
suatu

rintangan

fundamental,

yakni

intermediasi

sistim

perbankan belum bisa bekerja secara normal, karena ketatnya


prudential rules yang baru dan masih ada trauma kredit macet.
Pemerintah

sendiri

harus

memaksimalkan

investasi

lewat

anggaran belanjanya, misalnya untuk membangun infra-struktur


yang

tidak

menguntungkan

bagi

investor

swasta.

Tetapi,

pengelolaan APBN ini masih mengandung permasalahan sendiri,


3.

yang juga terkait dengan prinsip kehati-hatian (prudence).


Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.
Di level teknis sudah ada kesepakatan antara Pemerintah dan
Bank Indonesia untuk membawa tingkat inflasi jangka panjang ke
kisaran 3% setahun. Untuk tahun 2005 sasaran BI adalah 6%
plus-minus 1%, untuk tahun 2006 5,5% plus-minus 1% dan untuk
tahun 2007 5% plus-minus 1%. Begitu juga untuk tahun 2008
dan 2009. Pengendalian inflasi masih menghadapi resiko intern
dan ekstern yang cukup besar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
APBN/APBD

merupakan

upaya

yang

dilakukan

pemerintah

sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan Negara/daerah agar


terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan
kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi,
peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil
dan makmur material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan
alat

utama

pemerintah

untuk

mensejahterakan

rakyatnya

dan

sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian negara.


Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan
ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam hal ini,
DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang
dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga
APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk
mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan
baik.

APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak


bisa dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan
untuk pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan
tercipta pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Purwono, Tony, 2004. PR Ekonomi untuk Kelas 2 SMA. Klaten: Intan
Pariwara
http://pengantarilmuekonomimakro.blogspot.com/2013/05/pengertianfungsi-serta
tujuan-apbn-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara
http://hadi-detected.blogspot.com/2012/04/makalah-apbn-apbd.html
Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta : Idah
Mustikawati
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/01/makalah-anggaranpendapatan-dan
belanja.html
http://denysindrajaya.blogspot.com/2012/12/makalah-apbn.html
http://vincentiamaria90.blogspot.com/2013/05/sumber-penerimaannegara-dakam
apbn-dan.html
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/11/13/apbn-2014-makin-kapitalis-makin
membebani/

Anda mungkin juga menyukai