Anda di halaman 1dari 5

NAMA :

STANYSLAUS ADIATMA

NPK

1114000406

Secara mengejutkan, Donald Trump akan menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45
setelah mengalahkan calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dengan jumlah
276 electoral votes. Siapakah Donald Trump? Dikutip dari BBC, berikut beberapa
fakta mengenai Donald Trump.Donald Trump merupakan pengusaha Amerika
yang terkenal di AS setelah muncul dalam acara TV The Apprentice.Dengan
usianya yang 70 tahun, Trump menjadi presiden tertua dalam sejarah Amerika
Serikat.

Kontroversial
Bagi sebagian besar masyarakat Amerika Serikat, sosok Trump memang dikenal
sebagai tokoh yang kontroversial, hal ini setidaknya bisa terlihat dari pidatopidatonya semasa kampanye pemilihan presiden.Karena pidatonya yang
cenderung kontroversial itulah, maka mayoritas masyarakat Amerika Serikat
tidak memilih Trump, hal ini setidaknya dapat dilihat daripopular vote. Bagi
sebagian kalangan Republik sendiri bahwa kemenangan Trump adalah sesuatu
yang menurut mereka adalah di luar dugaan, sebab beberapa di antara mereka
juga tidak menyukai gagasan Trump.Sebagaimana kelompok dari pakar
keamanan nasional Partai Republik, yang salah satunya adalah Michael Hayden
(mantan Direktur CIA), yang pernah melayangkan protes terhadap Trump.
Hayden menganggap Trump sebagai kandidat presiden yang intoleran dan
sembrono.
Sedangkan bagi sebagian kalangan Demokrat bahwa Trump dilihat sebagai sosok
yang rasis dan cenderung proteksionis.Di antara kalimat Trump yang bisa
dianggap kontroversial adalah konteks kalimat Make America Great Again ,
yang mengindikasikan adanya suatu rencangan kebijakan yang menginginkan
Amerika kembali besar dan kuat. Dalam konteks inilah maka salah satu yang
perlu mendapat perhatian adalah kebijakannya kelak dalam bidang
pertahanan.Tidak dipungkiri bahwa Trump kemungkinan besar akan mewarisi
tradisi Presiden Amerika Serikat terdahulu, George Walker Bush, yang juga samasama berasal dari Partai Republik dan memiliki orientasi yang besar atas
kebijakan pertahanan. Apa yang kemudian direncanakan oleh Trump dalam
kebijakan pertahanan itu adalah salah satunya dengan menambah anggaran
militer Amerika Serikat, dan mengizinkan Jepang dan Korea Selatan untuk
mempunyai senjata nuklir.
Terkait dengan rencana penambahan anggaran pertahanan, Trump memiliki
obsesi yang sama dengan Bush. Jika pada masa pemerintahan Obama kebijakan
anggaran pertahanan cenderung berkurang dari presiden sebelumnya, George W.
Bush, maka saat ini Trump akan bersiap menambah anggaran pertahanan yang
sebelumnya justeru dikurangi oleh Obama.

Sebagaimana dilansir oleh Forbes bahwa Trump siap mendongkrak total


anggaran belanja militer antara 500 miliar dollar AS hingga 1 triliun dollar AS.
Belum lagi penambahan jumlah pasukan Amerika Serikat di masa Trump
diprediksi akan jauh lebih besar dibandingkan dengan masa pemerintahan
Obama, yaitu jika Obama hanya menambah jumlah pasukan sebesar 480.000
maka Trump akan menambah sampai 540.000 tentara.
Orientasi Trump dalam bidang militer memang dapat dikatakan besar, sebab
dirinya juga mempunyai obsesi untuk terus memodernisasi pertahanan nuklir,
yang berarti hal ini juga memunculkan potensi ancaman yang besar bagi
stabilitas keamanan dunia.
Dengan kata lain apa yang dikatakan oleh Trump sebagai Make America Great
Again adalah berarti juga memperkuat kembali kekuatan Amerika dalam bidang
pertahanan, yang tujuannya bisa jadi membuat negara-negara lain di dunia harus
merasa segan.

Apa yang ia inginkan saat menjadi presiden?


Donald Trump mengatakan dirinya akan membuat Amerika kembali menjadi
negara besar.Ia mengatakan ia akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan di
sejumlah tempat Amerika Serikat yang banyak pengangguran.Ia juga ingin
langkah lebih keras terhadap terorisme, termasuk terhadap kelompok yang
menyebut diri Negara Islam atau ISIS.Trump mendominasi kontes nominasi calon
presiden dari partai Republik berdasarkan pernyataan-pernyataan
kontroversialnya mengenai imigran Hispanik dan Muslim. Ia juga menyerukan
penarikan pasukan Amerika dari Jepang dan Korea Selatan dan mempersenjatai
negara-negara tersebut dengan senjata nuklir untuk menghadapi ancaman Korea
Utara.
Obama mengatakan rekan-rekan pemimpin lainnya tidak tahu bagaimana
menanggapi pernyataan Trump, yang menunjukkan ketidaktahuan mengenai
masalah-masalah dunia, atau sikap sombong, atau keinginan mendapat
tanggapan di twitter atau menjadi pokok berita.

Meneropong Kebijakan Trump


Keberanian penolakan sebagian warga negara Amerika terhadap Trump tidak
hanya didasari oleh peraihan suara sesungguhnya ( popular votes ), melainkan
juga karena adanya kekhawatiran terhadap beberapa kebijakan yang akan
dikeluarkan Trump jika sudah secara sah menduduki kursi kepresidenan.Calon
presiden terkuat dari Partai Republik, Donald Trump, menjabarkan kebijakan luar
negerinya sehari setelah menyapu semua dari lima pemilihan pendahuluan di
lima negara bagian AS.

Trump mengemukakan kebijakan luar negeri "America First" atau Amerika Serikat
yang didahulukan, sambil tak lupa menyebut kebijakan luar negeri pemerintahan
Presiden Barack Obama sebagai "bencana menyeluruh dan total".Selasa waktu
AS lalu dia mendaulat dirinya sebagai calon presiden terkuat Republik setelah
menang di Connecticut, Delaware, Rhode Island, Maryland dan
Pennsylvania.Sembari menjanjikan tidak akan menyebut kebijakan luar negerinya
sebagai "Doktrin Trump", dia bersumpah untuk menggetarkan "kebijakan luar
negeri sudah karatan Amerika Serikat".
Mengutip BBC.com, Trump menyatakan masa pemerintahannya tinggal
menunggu hari. "Saya tidak akan bilang kepada mereka kapan, dan saya tidak
akan bilang kepada mereka seperti apa".Mengenai ISIS, dia menyatakan
menangkal penyebaran Islam radikal adalah prioritas kebijakan luar negerinya
kelak, andai dia menang jadi presiden.Sebelum ini dia menyatakan bahwa untuk
melemahkan ISIS, akses minyak kelompok militan ini harus dipotong. Dia juga
mendukung teknik penyiksaan tersangka teror dengan metode waterboarding
dan metode-metode keras lainnya.
"Menangkal penyebaran Islam radikal semestinya adalah tujuan kebijakan luar
negeri Amerika Serikat dan dunia," kata dia seraya berjanji untuk bekerja sama
dengan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah untuk memerangi ekstremisme.
Kepada NATO, Rusia dan China
Trump mengatakan pembahasan baru akan diadakan bersama dengan sekutusekutu AS di NATO demi mempertajam lagi struktur organisasi pakta pertahanan
ini serta membahas penyetimbangan kembali pendanaan AS dalam pakta
ini.Trump juga akan berdiskusi dengan Rusia pada landasan sepaham untuk
memerangi ekstremisme kaum islamis."Ada yang bilang orang Rusia itu tidak
masuk akal. Saya berusaha untuk mencari tahu," kata dia.Mengenai China, dia
berkata, "hormati kekuatan, dan dengan membiarkan mereka mengambil
keuntungan ekonomi dari kita seperti yang mereka sedang lakukan, maka kita
akan kehilangan hormat dari mereka". Dia berkata akan menuntaskan hubungan
AS-China tanpa merinci lebih jauh.
Kepada sekutu-sekutu AS
"Negara-negara yang kita lindungi mesti membayar ongkos perlindungan ini,"
kata dia. "Jika tidak, AS harus bersiap untuk membiarkan negara-negara ini
melindungi diri mereka sendiri. Kita tidak punya lagi pilihan."
Mengenai hubungan Jepang-AS, Trump berkata, "Jika kita diserang, mereka tidak
perlu datang untuk membantu pertahanan kita, jika mereka diserang, kita harus
datang untuk sepenuhnya membantu pertahanan mereka. Dan itulah masalah
dasarnya."

Negara APEC Tunggu Kebijakan Trump Soal TPP

Nasib kerja sama Trans Pacific Partnership (TPP) menjadi salah satu materi dialog
para delegasi KTT APEC. Mereka memposisikan diri untuk menunggu kebijakan
Amerika Serikat pasca pergantian kepemimpinan dari Barack Obama ke Donald
Trump tahun depan.TPP dipelopori Amerika Serikat dan beranggotakan 11 negara
lainnya seperti Kanada, Australia, Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Cile, Peru.
Kemudian ada 4 negara ASEAN yaitu Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam
dan Vietnam.
"Semua sepakat untuk saling meningkatkan dan pertanyaan yang sama
sebenarnya rata-rata kita saling bertanya tentang kelanjutan TPP. Tetapi, kita
semua juga sepakat untuk sama-sama menunggu AS karena tanpa itu juga sulit
kita untuk melanjutkan," ujar Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Lima,
Peru, Jumat (18/11/2016).Menurut Enggartiasto, negara-negara anggota APEC
sepakat untuk saling meningkatkan kerja sama perdagangan. Namun, tetap
memperhatikan kebijakan AS setelah Donald Trump resmi dilantik sebagai
Presiden pada 20 Januari 2017 nanti.
Seperti diketahui, Indonesia juga berencana gabung dalam TPP. Keinginan ini
disampaikan Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden AS Barack Obama pada
Oktober 2015 lalu.

Sikap Indonesia
Adanya rencana presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, untuk
menjadikan kembali Amerika sebagai negara yang besar dan disegani, terutama
dengan memperkuat kembali pertahanannya, maka diprediksi akan memberikan
dampak yang cukup signifikan terhadap peran dan posisi Indonesia.Sebagaimana
pernah terjadi pada masa pemerintahan Bush yang banyak mengedepankan
agresi terhadap negara-negara di Timur Tengah, maka pada saat itu Indonesia
berada pada posisi yang tegas menolak langkah agresi Amerika.
Demikian juga seharusnya sikap Indonesia ke depan, yaitu dengan tetap memilih
sebagai negara yang mengedepankan perdamaian dan pendekatan persuasif
dalam mengatasi konflik atau permasalahan yang terjadi di tingkat
internasional.Pendekatan prinsip perdamaian yang dijalankan Indonesia juga
setidaknya perlu disertai dengan sikap kritis, jika di masa yang akan datang
Pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin Trump lebih mengedepankan perang
dalam mengatasi persoalan.
Indikasi sikap agresif kebijakan Trump sendiri sebenarnya sudah dapat terlihat
ketika dirinya menyinggung tentang perang melawan Iran, dan langkah-langkah
tegas yang perlu diambil dalam menyelesaikan krisis di Iraq dan Suriah. Kembali
kepada sikap kritis pemerintah Indonesia, hal itu diperlukan mengingat langkah

militer dengan segala bentuknya lebih banyak menimbulkan implikasi negatif


terhadap kehidupan masyarakat sipil.

Anda mungkin juga menyukai