PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani,
yaitu bacterion yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada
kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri serta demikian kecilnya sehingga hanya
tampak dengan mikroskop. Berbagai jenis bakteri dapat dibedakan menurut bentuknya
yang kadang tercermin pada namanya (Nainggolan, 2016).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu bakteri yang
hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Sedangkan, untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik
pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.
Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Prinsip dasar dari
pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan
senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya
muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan
adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu, bakteri gram
negatif ditandai dengan pewarnaan merah sedangkan yang positif berwarna ungu
(Soni, 2010).
Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri dilakukan dalam percobaan ini
untuk mengidentifikasi morfologi suatu bakteri.