untuk
menjawab
berbagai
tantangan
besar
di
tingkat
internasional.
Kunjungan Perdana Menteri Perancis, Bapak Franois Fillon, dari tanggal 30 Juni s.d. 2 Juli
2011, telah memungkinkan peluncuran kemitraan strategis antara Perancis dan Indonesia, yang
langsung terealisasi melalui penandatanganan sejumlah kesepakatan di bidang energi dan
sumber daya mineral, pariwisata, museum, akademik dan perhubungan (angkutan udara dan
kereta
api).
Pada bulan Februari 2011, kunjungan Ibu Christine Lagarde, Menteri Ekonomi, Keuangan dan
Industri Perancis, yang didampingi oleh Menteri Muda Perhubungan, Bapak Thierry Mariani, dan
delegasi yang beranggotakan sekitar empat puluh orang pebisnis Perancis dari sektor
pada
tahun
2008.
- Kedua : kerjasama kebudayaan dalam arti luas, yang bertumpu pada jaringan pusat
kebudayaan
kami
di
Jakarta,
Bandung,
Yogyakarta,
Surabaya,
dan
pada Alliances
franaises yang membuka perwakilannya di Bali, Balikpapan, Medan dan Semarang. Puncak
kerja sama ini adalah Festival Budaya Printemps franais dan Festival Film Perancis, yang
setiap tahunnya menarik minat masyarakat luas, dari bulan April s.d. Juni. Kerjasama kami juga
bertujuan untuk mengembangkan pengajaran bahasa Perancis (tercatat ada 50 ribu siswa, 10
jurusan Bahasa Perancis di berbagai universitas), diskusi, dan pertukaran intelektual (melalui
seminar berkala tentang perkembangan Islam kontemporer, ekonomi global atau hubungan
internasional).
Kunjungan anggota parlemen juga turut memberikan kontribusinya bagi dinamika hubungan
bilateral Perancis-Indonesia. Delegasi kelompok persahabatan Perancis-Indonesia dari Majelis
Nasional Perancis (Assemble nationale) pada tahun 2009 dan dari Senat pada tahun 2010,
yang masing-masing dipimpin oleh ketuanya, yakni Bapak Jean-Jacques Guillet dan Ibu
Catherine Procaccia, melawat ke sejumlah Propinsi di Nusantara untuk bertukarpikiran dengan
para pemimpin politik, pebisnis, wakil rakyat, dan warga Perancis yang menetap di Indonesia.
Selain itu, Perancis berkomitmen untuk mendampingi Indonesia dalam penanggulangan krisis
dan bencana alam. Menyusul bencana tsunami tahun 2004, selain bantuan logistik dan hibah
dalam jumlah besar, dilaksanakan pula program pembangunan Call Center dan Pusat Pelatihan
Personil, bermitra dengan Palang Merah Perancis. Setelah gempa Padang pada bulan
September 2009, rombongan misi kemanusiaan darurat yang terdiri atas 80 personil Keamanan
Sipil dan Pusat Krisis Kementerian Luar Negeri Perancis segera datang untuk memberikan
bantuan kepada korban bencana.
Kedua negara kita memiliki perhatian yang sama pada berbagai isu penting multilateral. Sebagai
contoh, dalam konteks G20 dimana Indonesia memiliki perwakilannya, kami bersama-sama
memimpin grup kerja yang membahas masalah korupsi. Seperti halnya Perancis, Indonesia
menempatkan ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan dalam daftar prioritasnya. Di
bidang terakhir ini dan dalam rangka melaksanakan mandat yang menitikberatkan perlindungan
Barang Publik Global, Badan Perancis untuk Pembangunan (AFD), yang telah membuka
kantor perwakilannya di Jakarta pada tahun 2007, memberikan bantuannya kepada Indonesia.
AFD mendukung kebijakan Indonesia dalam memerangi perubahan iklim dengan menggalakkan
efisiensi energi, pengembangan energi terbarukan, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Di samping itu, hubungan kami dengan Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kami yang
lebih besar di Asia dan Asia Tenggara. Perancis memberikan perhatian khusus kepada ASEAN,
yang merupakan aktor penting dalam arsitektur kawasan. Terbukti dengan masuknya Perancis
dalam TAC sejak tahun 2007 dan akreditasi Duta Besar Perancis di Jakarta menjadi Duta Besar
Perancis di Sekretariat ASEAN pada tahun 2009.