HIDROPONIK

Perencanaan
Warga Pedukuhan Jetis mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena
itu, tidak salah jika bercocok tanam merupakan hobi dan kebiasaan mereka. Selain
memanen di ladang, mereka juga bercocok tanam di pekarangan mereka. Jika kita
membicarakan tentang bercocok tanam, media yang pasti digunakan adalah tanah,
entah itu menggunakan polybag atau di tanah terbuka. Tanaman yang biasanya di
tanam di pekarangan rumah adalah tanaman sayuran, seperti terong, cabai, timun
dll. Kelemahan bercocok tanam menggunakan media tanah adalah tanah tidak
selalu subur, jika kemarau, tanah akan sering kering dan tandus, jadi tidak dapat
ditanami oleh tanaman. Karena permasalahan itu, harus ada cara alternatif agar
tetap bisa bercocok tanam. Tanaman Hidroponik sesuai untuk permasalahan
tersebut. Tanaman Hidroponik adalah tanaman yang ditanam menggunakan media
air tanpa menggunakan tanah. Biasanya, tanaman yang ditanam secara hidroponik
adalah tanaman sawi, seledri, kangkung, dll.
Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dari tanggal 16 sampai tanggal 19 Juli 2016. Pelaksanaan
program kerja adalah kegiatan penyuluhan cara pembuatan tanaman hidroponik.
Penyuluhan dilakukan tiap RT satu hari. Cara para peserta antusias ketika diadakan
penyuluhan tanaman hidroponik ini, ditandai dengan keaktifan warga tersebut
bertanya. Cara pembuatan tanaman hidroponik adalah menggunakan barang
barang bekas seperti air mineral gelas, air mineral gallon, kain flannel/kain yang
dapat menyerap air. Cara pembuatan tanaman hidroponik sendiri adalah air mineral
gelas dipotong, kemudian dimasukkan air, nutrisi sayuran (a dan b), satu tutup
nutrisi a dan satu tutup nutrisi b dimasukkan ke dalam 1 liter air. Setelah itu
tanaman benih yang telah ditanam di dalam spons sebelumnya dimasukkan ke
dalam air mineral gelas tersebut dan tanaman hidroponik sudah jadi. Kelebihan dari
tanaman hidroponik adalah tanaman ini juga dapat digunakan sebagai hiasan,
dengan ditempel ke tembok.
Hasil
Hasil yang dicapai adalah warga tertarik dengan adanya tanaman hidroponik karena
cara bercocok tanam seperti ini belum pernah dilakukan dan tidak ada
kekhawatiran tanaman yang ditanam dimakan oleh ayam atau binatang di sekitar.
Namun, nutrisi a dan b sebagai pengganti unsur hara yang berada di dalam tanah
tidak mudah untuk didapatkan. Sebagai alternatif lain dicoba menggunakan pupuk
cair.