Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV/AIDS
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
D.Manfaat Penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep HIV/AIDS dan ODHA
1. HIV/AIDS
a. Pengertian HIV/AIDS
Secara faktual Acquired

Immune

Deficiency

Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala atau


penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus Humman Immune
Deficiency

Virus

(HIV)

yang

termasuk

famili

retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi


HIV. (Sudoyo, 2009).
HIV menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh
manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan

mudah terserang penyakit anatara lain TBC, diare,


sakit kulit, dan lain-lain. Namun penyakit ynag paling
sering ditemukan pada penderita AIDS adalahsejenis
radang paru-paru yang langka , ynag dikenal dengan
nama Pneumocytis carinii pneumonia (PCP), dan
sejenis kanker kulit yaitu Kaposis Sarcoma (KS)
(www.aids.org).
(Sudoyo, 2009)juga menjelaskan bahwa AIDS
terjadi karena adanya serangan atau infeksi HIV. Pada
dasarnya berbagai jenis infeksi dapat ditangkal oleh
tubuh manusia karena dalam tubuh terdapat sel-sel
darah putih yang bertugas menghasilkan antibodi
untuk melumpuhkan serangan berbagai penyakit. HIV
justru menyerang sel-sel darah putih yang merupakan
bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya jumlah sel darahputihberkurang sehingga
kekebalan tubuh melemah. Melemahnya kekebalan
tubuh tersebut membuat tubuh lebih cepat terinfeksi
penyakit. Sekumpulan gejala penyakit ynag disebut
sebagai AIDS.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
HIV

merupakan

virus

yang

menyerang

dan

melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan ADS

merupakan sekumpulan gejala atau penyakit yang ada


dalam tubuh sebagai akibat dari serangan virus HIV.
b. Penularan HIV/AIDS
HIV hanya dapat ditularkan dari satu orang kepada
orang lainnya, apabila ada pertukaran cairan tubuh
seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu
(Yatim, 2011). Berdasarkan beberapa

penelitian

(Murni, 2003), HIV dan AIDS dapat ditularkan


melalui beberapa cara, yaitu :
1. 75 85% penularan terjadi melalui hubungan
seks (5-10% diaantaranya melalui hubungan
homoseksual).
2. 5-10% melalui

alat

suntik

yang

tercemar

(terutama pada pemakaian narkoba suntik).


3. 3-5% melaui transfusi darah yang tercemar.
4. 90% infeksi pada bayi dan anak (terjadi dari
ibuyang mengidap HIV)
5. 25-35% bayi yang dilahirkan oleh ibu pengidap
HIV akan menjadi pengidap HIV.
c. Perjalanan HIV menjadi AIDS
Masrur (2006, hal. 30) menjelaskan bahwa
terdapat dua periode yang akan dialami olehorang
dengan HIVAIDS. Setelah seseorang tertular HIV,
tubuh baru akan membentuk antibodi dalam selang

waktu dua atau tga bulan. Masa ini dinamakan periode


jendela. Kemudian berdasarkan tes darah baru dapat
dipastikan, apakah status seseorang

tersebut HIV

postif atau negatif.


Apabila seseorang terbukti HIV positif, tubuh
penderita masih terlihat sehat dan tidak menampakkan
gejala sakit apapun selain gejala sakit ringan seperti
flu. Masa tersebut disebut sebagai masa laten. Masa
laten dapat dialami selama 7-10 tahun.
Setelah melewati masa laten,

kemudian

penderita akan merasakan gejala AIDS dan secara


bertahap

kesehatannya

mulai

menurun.

Pada

umumnya penderita hanya mampu bertahan dua tahun


setelah menunjukkan gejala AIDS.
d. Gejala-gejala HIV/AIDS
Gejala AIDS timbul setelah 5-10 tahun setelah
terinfeksi HIV (Anton, 2009) gejala terinfeksi
HIV/AIDS yang terlihat anatara lain :
1. Pada gejala awal ODHA seperti orang terkena flu
biasa.
2. ODHA tersebut

nampak

sehat,

tetapi

dapat

menularkan virus HIV ke siapa saja.


3. Kemudian muncul gejala ARC (AIDS Related
Complex), seperti :

a) Sering demam (lebih dari 38 derajat Celcius)


b) Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
c) Berat badan menurun secara drastis dan dengan
cepat
d) Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab
e) Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
f) Kelainan kulit dan iritasi
g) Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh
tubuh, yang teraba dibawah telinga, leher,
ketiak, dan lipatan paha
4. AIDS dengan tanda-tanda spesifik, yaitu :
a) Sarkoma kaposi
b) Pneumonia pneumositis karinii
c) Kandidiasis oral
e. Pengobatan untuk HIV/AIDS
Masrur (2006, hal.

36)

menyatakan

meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan AIDS


namun telah ditemukan obat antiretroviral yang dapat
menghambat kegiatan HIV menginfeksi sel yang
masih

sehat.

Obat

tersebut

antara

lain

AZT

(Zidovudine, Azidothymidine, Retrivir), ddC dan ddl.


Setelah positif terinfeksi HIV dan mengikuti
konseling, biasanya ODHA juga mengikuti terapi ARV
(Antiretroviral)
merupakan

tersebut.

pengobatan

ARV

yang

(Antiretroviral)

dilakukan

dengan

mengkombinasikan dua atautiga obat antiretroviral.

ARVakan berhasil jika dipakai secara patuh, sesuai


dengan jadwal. Biasanya obat diminum dua kali dalam
sehari.
Akan tetapi, ARV memiliki beberapa efek
samping terutama pada penggunaan di mingguminggu pertama. Misalnya, mual, sakit perut, sakit
kepala, anemia, sakit otot, dan lain-lain. Selain ARV
terdapat

juga

berbagai

terapi

penunjang

yang

diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA


dan menjaga agar ODHA tetap sehat.
2. ODHA
a. Pengertian ODHA
Di Indonesia telah disepakati bahwa orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan istilah yang
digunakan untuk mengartikan orang yang terinfeksi
HIV (Murni, 2009). Yatim (2011, hal.61) memahami
ODHA sebagai orang ynag terinfeksi HIV atau
penderita AIDS. (Anton, 2007) juga berpendapat
bahwa ODHA merupakan orang yang positif terinfeksi
HIV.
Berdasarkan

pernyataan

diatas,

dapat

disimpulkan bahwa orang dengan HIV/AIDS (ODHA)


merupakan

istilah

yang

menjelaskan

tentang

orangyang terinfeksi HIV, baik yangtelah memasuki


tahap AIDS maupun baru terinfeksi.
b. Dinamika Psikologis Penderita HIV/AIDS
Menurut Hutapea (2004) seseorang yang menderita
HIV/AIDS

sering

mengalami

masalah-masalah

psikologis, terutama kecemasan, depresi, rasa bersalah


(akibat perilaku seks dan penyalahgunaan obat), marah
dan dorongan untuk melakukan bunuh diri. Orang
yang

tertular

HIV/AIDS

sering

marah

kepada

kalangan medis karena ketidakberdayaan mereka


menemukan

obat

atau

vaksin

yang

mampu

menyembuhkan HIV/AIDS.
Untuk sebagian penderita HIV/AIDS, ketidakpastian
nasib pengidap HIV dan potensi untuk menderita
AIDS akan menimbulkan perasaan cemas dan depresi.
Sering dihinggapi perasaan menjelang maut, rasa
bersalah akan perilaku
yang membuat terinfeksi dan
gejala ARC (AIDS Related
Complex), seperti :

rasadiasingkan oleh
orang
akan ikut
a) Sering
demamlain.
(lebih Stres
dari
38 derajat Celcius)

melemahkan sistemb) imun,


yangdan
terlebih
Sesak nafas
batuk dahulu sudah
berkepanjangan
c)
Berat Banyak
badan menurun
dilumpuhkan oleh HIV.
orang yang
secara drastis dan dengan
cepat
HIV/AIDS ditingggalkan
oleh teman atau
d) Diare lebih dari satu bulan
tanpa sebab
mereka. Stress yang
disebabkan
e) Infeksi
jamur padakehilangan
mulut
dan kerongkongan
akan ikut melemahkan
sistem
imun
mereka.
f) Kelainan
kulit
dan iritasi
g) Pembengkakan
kelenjar
getah bening diseluruh
tubuh, yang teraba dibawah
telinga, leher, ketiak, dan
lipatan paha

tertular
kekasih
ini pun

Menurut Kaplan (1997) orang dengan HIV/AIDS


(ODHA) berbeeda kondisinya dengan orang yang
menderita penyakit parah lainnya seperti kanker dan
stroke. Infeksi HIV/AIDS selain berpengaruh terhadap
fisik pengidapnya juga memiliki pengaruh terhadap
psikososial seperti hubungan status emosi, perubahan
dalam pola adaptasi perilaku dan fungsi kognitifnya,
perilaku hidup sehat, perubahan tujuan, hidup dan
perannya dimasyarakat, menganggap hidupnya tidak
bermakna, perubahan dalam kehidupan spiritual
sampai persiapan menjelang kematiannya.
Dari penjelasan diatas penulis mendapatkan kata kunci
dinamika psikologis ODHA yaitu kecemasan, depresi,
rasa bersalah, marah, dorongan untuk melakuakn
tindakan bunuh diri. Infeksi HIV/AIDS selain
berpengaruh terhadap fisik berpengaruh juga terhadap
psikososial seperti status emosi, perubahan dalam pola
adaptasi perilaku dan fungsi kognitifnya, perilaku
hidup sehat, perubahan tujuan, hidup dan perannya
dimasyarakat, menganggap hidupnya tidak bermakna.
B.Kebermaknaan Hidup
1. Definisi makna hidup

Upaya manusia untuk mencari makna hidup merupakan


motivator utama dalam hidup yang munculkarena
dorongan nalurinya, yang hanya dapat dipenuhi oleh
orang yang bersangkutan (Frank, 2008; Macdonald,
Wong, & Gingras, 2011). Keinginan untuk mencari
makna hidup tersebut dapat menghambat karena berbagai
hal, biasa disebut dengan frustasi eksistensial.
Makna hidup adalah hal-hal ynag dianggap sangat
penting dan berharga saerta memberikan nilai khusus
bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam
kehidupan.

Kebermaknaan

hidup

merupakan

nilai

kehidupan yakni kebajikan dan manfaat besar yang


terkandung dalam berbagai peristiwa dan pengalaman
baik

yang

menyenangkan

maupun

yang

tak

menyenangkan (Bastaman, 2007).


Disimpulkan bahwa makna hidup adalah nilai yang
dianggap sangat penting dan berharga bagi seseorang
sehingga layak dijadikan tujuan dalam hidup.
2. Aspek-aspek dalam kebermaknaan hidup
Koeswara (1992) menyatakan terdapat enam aspek
dalam kebermaknaaan hidup, yaitu :
a. Makna hidup
Makna hidup adalah segala sesuatu yangdianggap
penting dan berharga bagi seseorang, dan memberi

nilai khusus serta dapat dijadikan sebagai tujuan hidup


bagi individu tersebut.
b. Kepuasaan hidup
Kepuasan hidup adalah penilaian seseorang terhadap
hidup yang dijalaninya, sejauh mana ia mampu
menikmati dan merasakan kepuasan dalam hidup dan
segala aktifitas yang dilakukannya.
c. Kebebasan hidup
Kebebasan
hidup
adalah
perasaan
mengendalikan

kebebasan

hidupnya

mampu
secara

bertanggung jawab. Manusia memiliki kebebasan di


dalam batas-batas. Manusia bebas untuk mengambil
sikap terhadap ketidakbebasan dari kondisi-kondisi
biologis, psikologis dan sosiologis secra bertanggung
jawab.
d. Sikap terhadap kematian
Sikap terhadap kematian adalah pandangan dan
kesiapan seseorang terhadap kematian yang akan
dihadapi oleh setiap manusia. Kematian sebgai suatu
kejadian

berakhirnya

keberadaab

yang

bisa

menimbulkan kecemasan atau ketakutan maupun


keontetikan pada manusia.
e. Pikiran tentang bunuh diri
Pikiran untuk bunuh diri adalah merupakan pikiran
seseorang untuk melakukan perbuatan bunuh diri.

Pikiran semacam ini akan timbul kepada mereka yang


menganggap hidupnya tidak bermaknaatau belum
menemukan makna.
f. Kepantasan hidup
Kepantasan hidup adalah penilaian seseorang terhadap
hidupnya, sejauh mana ia merasa bahwa apa yang
telah ia alami dalam hidup adalah sebagai sesuatu
yang wajar. Hal ini banyak berhubungan dengan
aktivitas-aktivitas

sosial,

prestasi-prestasi

yang

diperoleh, penerimaan baik terhadap diri sendiri


ataupun penerimaan sosial terhadap keberadaannya
serta kepada rasa cinta dan kasih sayang.
3. Sumber-sumber makna hidup
Bastaman 2007 menyatakn sumber nilai makna hidup
adalah

area-area

yang

berbeda

atau

tema-tema

pribadidimana orang bisa menemukan makna hidup


didalamnya. Tiga sumber nilai makna hidup secaralebih
terperinci yaitu :
a. Nilai-nilai kreatif yaitu kegiatan berkarya, bekerja
mencipta serta melaksanakan tugasdan kewajiban
sebaik-baiknya dengan penuhtanggung jawab.
b. Nilai-nilai pengayatan yaitu keyakinan

dan

penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan,


keindahan, keimanan dan keagamaan serta cinta kasih.

Menghayati

dan

meyakini

menjadikan

seseorang

berarti

suatu

nilai

dapat

hidupnya.

Cinta

kasihdapat menjadikan pula seseorang menghayati


perasaandalam hidupnya.
c. Nilai-nilai bersikapyaitu menerima dengan penuh
ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk
penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi seperti
sakit yang tidak dapat disembuhkan, kematian dan
menjelang kematian serta segala upaya dilakukan
secara maksimal. sikap menerima dengan penuh ikhlas
dan tabah hal-hal tragis yang tidak mungkin dielakkan
lagi dapat mengubah pandangan kita dari yang semula
diwarnai
yangmampu

penderitiaan

semata-mata

melihat

dan

makna

menjadi

hikmah

dari

penderitaan tersebut.
4. Karakteristik makna hidup
Bastaman(2007) menyatakan karakteristik makna hidup
dijabarkan sebagai berikut:
a. Makna hidup sifatnya unik, prbadi dan temporer,
artinya apa yang dianggap berarti oleh seseorang
belum tentu berarti pula bagi orang lain. Apa yang
dianggap penting dan bermakna pada saat ini bagi

seseorang, belum tentu sama bermaknanya bagi orang


itu pada saat lain.
b. Sifat lain dari makna hidup adalah spesifik dan
nyatadalam artian makna hidup benar-benar ditemukan
dalam

pengalaman

dan

kehidupan

sehari-hari

mengingat keunikan dan kekhususannya itu, makna


hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun, melainkan
harus dicari dijajagi dan ditemukan sendiri.
c. Sifat lainnya dari makna hidup adalah memberi
pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan kita
sehingga makna hidup seakan-akan menantang kita
untuk memenuhinya.
5. Penghayatan hidup bermakna
Bastaman (2007) menyatakan bahwa individu yang
menghayati

hidup

bermakna

menunjukkan

corak

kehidupan penuh semangat dari gairah serta jauh dari


perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tujuan hidup, baik tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek akan lebih jelas terlihat dan kegiatan individu
tersebut

akan

menjadi

terarah.

digambarkan sebagai berikut :

Proses

tersebut

Pengalaman tragis (tragic event)

Penghayatan tidak bermakna (meaningless life)

Pemahaman diri (self insight)

Pengubahan sikap (changing attitude)

Penemuan makna dan tujuan hidup (finding meaning and


purposeof life)

Keikatan diri (self commitment)

Kegiatan terarah dan penemuan makna hidup (Directed


Activities and Fulfilling Meaning)

Hidup bermakna (Meaningfull Life)


6. Metode meningkatkan
makna hidup
Bastaman (2007) menyatakn bahwa ada lima
(Happiness)
metode dalamKebahagiaan
meningkatkan
makna hidup :
a. Pemahaman
Sumber
:
Hidayati.,pribadi
Kanker
Serviks
Ancam
Kualitas
Hidup
Perempuan.,2010
Kepribadian menentukan bagaimana individu melihat

dan

bereaksi

Gambar 1 kejadian-kejadian
terhadap

dalam

Proses Metode
Penghayatan
hidupnya.
ini Hidup
pada Bermakna
dasarnya membantu

memperluas

dan

mendalami

kepribadian

dan

corak

beberapa

kehidupan

aspek

seseorang.

Bermakna atau tidaknya suatu kejadian dalam


hidupnya dipengaruhi oleh cara individu memandang
kejadian itu. Berikut merupakan karakteristik menurut
Pervin & John (2001) :
Tabel 1
Indikator dan Karakteristik Faktor Kepribadian
Karakteristik

Skala Trait

Karakteristik

Orang dengan

Orang dengan

Skor Tinggi
Khawatir,

Skor Rendah
Tenang, santai,

gelisah,
emosional,
merasa tidak
aman,
tidakcakan,
hypochoriacal

Neuroticism
Meniai penyesuaian
versus ketidakstabilan
emosi. Mengidentifikasi
individu yang rentan
terhadap distress, ide-ide
yang tidak realistis,
keinginan ynag berlebih
dan responcoping ynag
maladaptif

tidak emosional,
tegar, meraasa
aman dan puas
atau bangga
terhadap dari
sendiri

Mudah
berhubungan
dengan orang
lain, aktif,
cerewet,
personoriented,

Extraversion
Menilai kuantitas dan
intensitas dari interaksi
interpersonal, tingkat
keaktifan, kebutuhan akan
stmulasi dan kapasitas
untuk kesenangan.

Lambat dalam
menunjukkan
perasaan, serius
dan bertanggung
jawab, tidak
semangat, tidak
ramah,

optimis suka

berorientasi

bersenang-

tugas, pendiam

senang, dan
penuh kasih
sayang
Selalu ingin
tahu, punya
ketertarikan
yang beragam,
kreatif,
orisinil, penuh
daya khayal,
tidak
tradisional

Openess
Menilai pencarian yang
proaktif dan menghargai
pengalaman, toleransi dan
mengeksplorasi hal-hal
yang tidak familiar

Konvensional,
apa adanya,tidak
memiliki
ketertarikan,tidak
artistik, tidak
analisis

Berhati
lembut,
bersifat baik,
mudah
percaya pada

Agreeableness
Menilai kualitas dari
orientasi interpersonal
seseorang yang bervariasi
menurut suatu kontinum

Sinis,
kasar,curiga,
tidak kooperatif,
penuh dendam,
mudah

orang lain,

tersinggung,

suka

manipulatif

membantu,
pemaaf,
mudahtertipu,
dan jujur
Teroganisir,
dapat
dipercaya,
pekerja keras,
disiplindiri,
tepat waktu,

Conscientiousness
Menilai tingkat
keteraturan,ketahanandan
motivasi individu dalam
perilaku ynagberorientasi
pada tujuan.

Tidak punya
tujuan, malas,
ceroboh, cuek,
tidak punya
keinginan yang
kuat, hedonis

teliti, rapi,
ambisius dan
tekun
Sumber : Mastuti, Endah., Analisis Faktor AlatUkur
Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada
Mahasiswa Suku Jawa., 2005

7. Kebermaknaan Hidup pada Orang dengan HIV/AIDS


(ODHA)
Hail penelitian Nurani dan Mariyantitahun 2013 tentang
Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik
yang Menjalani Hemodialisamenyatakan bahwa tiga
subjek usia dewasa muda yang menderita Gagal Ginjal
Kronisdimana Subjek PD adalahseorang perempuan
berusia 32 tahun, subjek SZ adalah perempuan berusia
35 tahun dan subjek PF merupakan laki-laki berusia23
tahun. Agama subjek PD dan PF sama yaitu Islam
sedangkan subjek SZ adalah Budha. Disimpulkan bahwa
dua dari tiga subjek dalam penelitian ini makna hidup
mempunyai kebermaknaan tinggi yaitu subjek PD dan
SZ melalui pemenuhan ketiga sumber nilai sedangkan
subjek PF yang kurang mendapatkan cinta kasih masih
berada dalam kategori rendah, sbjek Pfmasih berada
dalam tahap prosespencarian makna hidup (Nurani dan
Maryanti, 2013).
Penelitian Nono tahun 2011 tentang Kebermaknaan
Hidup Tyas Pasien Kanker Payudara di RS Telogo Rejo
Semarang

menyatakan

bahwa

kebermaknaan

tyas

(inisial) berada dalam kategori sedang. Hasil penelitian

menunjukkan pasien mengalami penderitaan secara fisik


dan mental dan masih berda dalam proses pencarian
makna hidup (Nono, 2011).
Hasil penelitian Bukhori tahun 2012 tentang Hubungan
Kebermaknaan Hidup dan Dukungan Sosial Keluarga
dengan Kesehatan Mental Narapidana. Berdasarkan
wawancara terhadap informan D, E,F narapidana dengan
hukuman

penjara

seumur

hidup

di

Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Kedungpane Semarang yang


memiliki kebermaknaan hidup, dukungan sosial, dan
kesehatanmental yang rendah, didapatkan informasi
bahwamereka sering sekali merasa putus asa, tidak
memiliki gairah hidup, sulit menyesuaikan diri dengan
linngkungan, serta hal-hal negatif lainnya. Keadaan
tersebut berkaitan erat dengan ketidakmampuan mereka
dalam memetik hikmah selama hidup di lembaga
permasyarakatan. Ketiga informan tidak bisa menerima
bahwa ia harus hidup di lembaga permasyarakatan,
sehingga hidupnya merasa tidak tenang, seringmerasa
putusasa, serta sulit mendapat kebahagiaan (Bukhori,
2012).

BAB III
KERANGKA KONSEP
A.Kerangka konsep
Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas
aar daat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang
menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang
diteliti maupun tidak diteliti) (Nursalam, 2011).
gejala ARC (AIDS Related
Permasalahan yang
Complex), seperti :
dihadapi ODHA :
h) Sering demam (lebih dari
38 derajat Celcius)
1. Psikologis (depresi,
i) Sesak nafas dan batuk
ansietas)
3.
berkepanjangan
2. Sosial (stigma dan
j) Berat badan menurun
diskriminasi)
secara drastis dan dengan
4.
3. Biologis (Infeksi
cepat
5.
Oportunistik)
Cara
meningkatkan
k) Diare lebih dari satu bulan
6.
kebermaknaan hidup :
tanpa sebab
1. Pemahaman pribadi
l) Infeksi jamur pada mulut
2. Bertindak positif
dan kerongkongan
3. Pengakraban
m) Kelainan kulit dan iritasi
hubungan
n) Pembengkakan
kelenjar
4.
Pendalaman tri nilai
Masrur
(2006,
hal.
36)
getah bening diseluruh
5. ibadah
menyatakan
meskipun
belum
tubuh, yang
teraba dibawah
7.
ada telinga,
obat untuk
menyembuhkan
leher, ketiak, dan
AIDS
namun
Gambar 2
lipatan pahatelah ditemukan
obat
antiretroviral
yang
dapat
2.
Kerangka
Konsep
menghambat
kegiatan
HIV Kebermaknaan Hidup pada
menginfeksi sel yang masih
YAKEBA tahun 2016
sehat.

Keterangan :

Kebermaknaan
Hidup :
1. Tinggi
2. Sedang
3. Rendah

ODHA di

B.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi
objek pengamatan penelitian, faktor-faktor yang berperan
dalam gejala yang akan diteliti ditemtukan oleh landasan
teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian
(Sitiatava, 2012). Pada penelitian ini hanya terdapat satu
variabel (univariant) yaitu kebermaknaan hidup pada
ODHA.
2. Definisi operasional
Definisi operasional variabel adalah definisi variabel
berdasarkan suatu yang dilaksanakan dalam penelitian
sehingga variabel tersebut dapat diukur, diamati atau
dihitung kemudian timbul variasi (Sitiatava, 2012).
Tabel 2
Definisi Operasional Kebermaknaan hidup pada ODHA
variabel

Definisi

Alat ukur

Skala ukur

Kebermaknaan

Meaninglife

Ordinal

Hidup

Questionare

operasional

ODHA

pada

(MLQ)
dirancang

yang

oleh
dkk.

BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Rancangan Penelitian
B.Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi Penelitian

Steger

Anda mungkin juga menyukai