Anda di halaman 1dari 5

BAB I

TINJAUAN TEORI
A. Kekerasan
Pengertian
Melakukan kekerasan adalah mempergunaan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara
yang tidak sah misal nya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata,
menepak, menendang, dan sebagai nya ( KUHP Pasal 89 )
Setiap tindakan kekerasan berdasarkan gender yang menyebabkan kerugian atau penderitaan
fisik, seksual, atau psikologis terhadap perempuan termasuk ancaman yang melaksanakan
tindakan tersebut dalam kehidupan masyarakat dan pribadi ( Beijing Platform Of Action No.
113 dalam Herlina, 1998).
Bentuk Bentuk Kekerasan.
a. Kekerasan psikis
Misal nya: mencemooh, mencerca, menghina, memaki, mengancam melarang
berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat atau masyarakat, intimidasi, isolasi,
melarang istri bekerja.
b. Kekerasan fisik
Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut,
mencekik, dan lain-lain.
c. Kekerasan ekonomi
Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa anak
untuk mengemis, mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-lain.
d. Kekerasan seksual
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan penyerangan
seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya.
Penyebab terjadinya kekerasan adalah
a. Perselisihan tentang ekonomi.
b. Cemburu pada pasangan.

c.
d.
e.
f.
g.

Pasangan mempunyai selingkuhan.


Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hipersek).
Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
Permasalahan dengan anak.
Kehilangan pekerjaan atau PHK atau menganggur atau belum mempunyai

pekerjaan.
h. Istri ingin melanjutkan studi atau ingin bekerja.
i. Kehamilan tidak diingikan atau infertilitas.
Akibat tindak kekerasan
a. Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.
b. Ganguan psikologi sampai timbul gangguan system dalam tubuh (psikosomatik),
seperti: cemas, tertekan, stres, anoreksia (kurang nafsu makan), insomnia (susah tidur,
sering mimpi buruk, jantung terasa berdebar debar, keringat dingin, mual, gastritis,
nyeri perut, pusing, nyeri kepala.
c. Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda tajam, patah
tulang, luka bakar.
d. Masalah seksual, ketakutan hubunganseksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak ada
hasrat seksual, frigid.
e. Bila perempuan korban kekerasan sedang hamil dapat terjadi abortus atau keguguran.

B. Perkosaan
Pengertian
Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain
kedalam vagina atau alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
Jenis-jenis Perkosaan
Perkosaan oleh orang yang dikenal
1. Perkosaan oleh suami atau bekas suami.
2. Perkosaan oleh pacar atau dating rape.
3. Perkosaan oleh teman kerja atau atasan.
4. Pelecehan seksual pada anak.
Perkosaan oleh orang yang tidak dikenal.
Sikap terhadap korban perkosaan
a)
b)
c)
d)

Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya.


Menumbuhkan gairah hidup.
Menghargai kemauannya untuk menjaga prifasi dan keamanannya.
Mendampinginya untuk periksa labor paa polisi

Risiko kesehatan pada korban perkosaan

a.
b.
c.
d.

Kehamilan, dapat dicegah dengan minum kontrasepsi darurat pada 24 jam pertama.
Terjangkit infeksi menular seksual.
Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar dan sampai ancaman jiwa.
Hubunganseksual dengan suami dengan mengalami gangguan, memerlukan waktu

terbebas dari trauma ataupun merasa diri telah ternoda.


e. Gejala psikologi ringan hingga gangguan psikologi berat.
Penanganan
Tugas tenag kesehatan dalam kasus tindak perkosaan :
a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.
b. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati
cedera, pemberian kontrasepsi darurat.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis.
Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
Membantu memberitahukan pada keluarga.

c.
d.
e.
f.

Faktor-faktor terjadinya pemerkosaan


Berikut faktor-faktor terjadinya permasalahan pemerkosaan adalah sebagai berikut :
1. Faktor intern yaitu:
a.

Keluarga,

b. Ekonomi keluarga,
c.

Tingkat pendidikan,

d. Agama/moral,
2. Faktor ekstern,meliputi :
a.

lingkungan sosial,

b. perkembangan ipteks,
c.

kesempatan,

C. Pelecehan seksual
Bentuk-bentuk Pelecehan Seksual
Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
Main mata, suilan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, pelukan, ciuman pada bagian tubuh
wanita.
Menggoda, kearah hubungan seksual.

Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan.


Akibat Pelecehan Seksual
Gangguan psikologis: Marah, Mengumpat, tersinggung, dipermalukan, terhina, trauma
sehingga takut keluar rumah.
Kehilangan gairah kerja atau belajar, malas.
Pasal dan undang-undang yang berkaitan dengan tindak pelecehan seksual:
a.
b.
c.
d.
e.

Pasal 281-283 KUHP tentang kejahatan terhadap kesopanan.


Pasal 289-298 KUHP tentang pencabulan.
Pasal 506 KUHP tentang mucikari.
Undang-undang perlindungan anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
Undang-undang no23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga (PKDRT).

Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP)


Menurut Edward (1987) pendefinisian KTP tidak dapat dipisahkan dari dua analisis yang
dikembangkan oleh kalangan feminis. Pertama adalah kerangka analisis yang dikembangkan
oleh feminis radikal yang melihat kekerasan sebagai manifestasi agresivitas seksual laki-laki
yang bersifat bawaan. Kedua, teori yang dikembangkan oleh kelompok feminis lain yang
mendasarkan KTP pada persoalan struktural yang bersifat sistemik, yang disebabkan oleh
pola hubungan asimetris yang berbasis pada perbedaan jenis kelamin dan pembagian kerja
seksual.
Tampaknya teori kedua yang dipandang dapat mengakomodasi kesadaran perempuan tentang
KTP dan dituangkan dalam Deklarasi PBB tahun 1994 menegaskan bahwa kekerasan
terhadap perempuan adalah kekerasan yang dilakukan atas dasar perbedaan jenis kelamin,
yang mengakibatkan kerugian atau penderitaan terhadap perempuan, baik secara fisik, psikis,
maupun seksual, termasuk ancaman perbuatan tersebut, paksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi dalam kehidupan yang bersifat
publik maupun prifat (Muladi, 1997: 131).
Bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan
a. Kekerasan seksual dan kekerasan non seksual
Kekerasan seksual adalah kekerasan yang terjadi karena adanya kehendak seksual
yang dipaksakan dan mengakibatkan terjadinya kekerasan oleh pelaku dan tidak
diinginkan oleh dan bersifat ofensif oleh korban (Rubenstein,1992:2). Kekerasan

tersebut dapat berbentuk verbal ataupun nonverbal yang disertai dengan ancaman atau
intimidasi, penganiayaan sampai pada pembunuhan (Brison, 1998:12)
Kekerasan nonseksual meliputi segala bentuk tindakan yang bersifat eksploitatif,
diskriminatif, intimidatif, dan kriminal, tetapi tidak disertai dengan adanya kehendak
seksual, yang merugikan perempuan , baik secara fisik maupun secara psikologis.
b. Pelecehan seksual dan Serangan seksual
Pelecehan seksual diberi batasan mulai tingkat yang paling ringan sampai sedang,
yaitu siulan nakal, kedipan mata, gurauan dan olok-olok yang menjurus pada seks,
memandangi tubuh mulai ujung rambut sampai ujung kaki, pernyataan mengenai
tubuh atau penampilan fisik, memberikan bahasa isyaratyang berkonotasi seksual,
memperlihatkan gambar-gambar porno, memperlihatkan organ seks, mencolek,
meraba atau mencubit (Kalyanamitra, 1996: 1-2) , sedangkan serangan seksual
dikategorikan sebagai kekerasan seksual yang intensitas nya berat.
c. Kekerasan domestik dan Kekerasan publik
Kekerasan domestik pada prisipnya terdiri dari tiga jenis, yaitu intimate violence, private
violence, dan family violence. intimate violence,dan private violence terjadi antara suamiistri atau antar pasangan. Kekerasan bentuk ini antaralain berupa pelecehan dan kekerasan
seksual yang dilakukan suami terhadap istri , pemukulanistri, perkosaan dalam perkawinan,
penyalah gunaan posisi istri, termasuk penelantaran istri, sedangkan family violence terjadi
pada anggota keluarga secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai