Anda di halaman 1dari 7

Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang
meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian
masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun. World Health Organization (WHO) remaja adalah mereka
yang berusia 10-19 tahun,merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang
secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa
kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Sementara dalam terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka
yang berusia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda
(young people) yang mencakup 10-24 tahun.Sementara itu dalam program BKKBN
disebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 10-24 tahun. Menurut Hurlock
( 1993 ), masa remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan.,taraf mencari identitas
diri dan merupakan periode yang paling berat. Menurut Bisri remaja adalah mereka yang
telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa
pembentukan tanggung jawab.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi
dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata
berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta
sosial kultural ( fauzi, 2008).
Kesehatan Reproduksi Menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana
manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman.
Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja
Perubahan- perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah sebagai
berikut.

1.

Perubahan emosi
a. Sensitif: perubahan-perubahan kebutuhan, konflik nilai antara keluarga dengan
lingkungan dan perubahan fisik menyebabkan remaja sangat sensitif misalnya
mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang
jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja putri, terlebih sebelum menstruasi.
b. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang
memengaruhinya, sering bersikap irasional, mudah tersinggung sehingga mudah
terjadi perkelahian/tawuran pada anak laki-laki, suka mencari perhatian, dan
bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
c. Ada kecendrungan tidak patuh kepada orang tua dan lebih senang pergi bersama
dengan temannya daripada tiggal di rumah.

2.

Perkembangan inteligensi.
a. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik.
b. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencobacoba.

Perilaku ingin coba-coba merupakan hal penting bagi kesehatan reproduksi remaja.perilaku
igin mencoba hal baru jika didorong oleh rangsangan seksual dapat membawa remaja
masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya. Berikut adalah beberapa
permasalahan prioritas terkait perilaku remaja yang ingi mencoba hal baru.
1.

Kehamilan yang tidak dikehendaki akan menjurus pada abursi tidak aman dan

2.

komplikasinya.
Kehamilan dan persalinan usia muada akan menambah resiko kesakitan dan

3.
4.
5.

kematian ibu dan bayi (2-4 kali lebih tinggi dari masa usia subur)
Penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS.
Ketergantungan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif.
Tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan, dan transaksi seks
komersial.

Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba-coba dalam bidang seks merupakan
hal yang sangat rawan, karena akan membawa akibat yang sangat buruk dan merugikan
masa depan remaja, khususnya remaja wanita.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Seksual Remaja
Menurut elizabeth B. Hurlock, beberapa faktor yang memengaruhi perilaku seksual pada
remaja adalah sebagai berikut.

1.

Faktor perkembangan yang terjadi dalam diri mereka, yaitu berasal dari keluarga

2.

dimana anak mulai tumbuh dan berkembang.


Faktor luar, yaitu mencakup kondisi sekolah/pendidikan formal yang cukup berperan

3.

terhadap perkembangan remaja dalam mencapai kedewasaannya.


Faktor masyarakat yaitu adat kebiasaan, pergaulan dan perkembangan disegala
bidang khususnya teknologi yang dicapai manusia.

Dalam buku Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku seksual remaja berupa hal-hal berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Dorongan seksual.
Keadaan dan kesehatan tubuh.
Psikis.
Pengetahuan seksual.
Pengalaman seksual sebelumnya.

Pengetahuan seksual yang benar dapat memimpin seseorang kearah perilaku seksual yang
rasional dan bertanggung jawab serta dapat membantu membuat keputusan pribadi yang
penting

terkait

seksualitas.

Sebaliknya,

pengetahuan

seksual

yang

salah

dapat

mengakibatkan kesalahan presepsi tentang seksualitas sehingga selanjutnya akam


menimbulkan perilaku seksual yang salah dengan segala akibatnya. Informasi yang salah
menyebabkan pengertian masyarakat, khususnya remaja, tentang seks menjadi salah pula.
Hal ini diperburuk dengan adanya berbagai mitos mengenai seks yang berkembang di
masyarakat. akhirnya, semua ini diekpresikan dalam bentuk perilaku seksual yang buruk
pula, dengan segala akibat yang tidak diharapkan.
Pengaruh Buruk Akibat Hubungan Sek Pranikah Bagi Remaja
Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tidak mampu mengendalikan
rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah. Hal
ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya
remaja putri, tetapi juga orang tua, remaja, bahkan masyarakat.
Berikut adalah akibat dari hubungan seks pranikah.
1.

Bagi remaja.
a. Remaja laki-laki menjadi tidak perjaka, wanita menjadi tidak perawan.
b. Risiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat, seperti gonoroe, sifilis,
herpes simpleks (genitalis), Klamidia, kondiloma akuminata, dan HIV/AIDS.
c. Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan
yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan,dan kematian
karena pendarahan atau keracunan kehamilan.

d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, merasa berdosa, dan hilang harapan masa
depan)
e. Kemungkinan hilang kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan
f.
2.

bekerja.
Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.
Bagi keluarga.

a. Menimbulkan aib keluarga.


b. Menambah beban ekonomi.
c. Memengaruhi kejiwaan bagi anak karena adanya tekanan (ejekan) dari masyarakat.
3.

Bagi masyarakat.
a. Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun.
b. Meningkatkan kematian ibu dan bayi.
c. Meningkatkan beban ekonomi masyarakat sehingga derajat kesehatan masyarakat
menurun.

Cara mengatasi perilaku seksual remaja


Beberapa ahli berpendapat bahwa penyimpangan perilaku seksual remaja ini dapat diatasi.
Beberapa cara untuk mengatasi perilaku seksual remaja adalah sebagai berikut.
1. Mengikis kemiskinan, sebab kemiskinan membuat banyak orang tua melacurkan
anaknya sendiri.
2. Menyediakan informasi tentang kesehatan reproduksi, karena ketidak tersediaan
informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja
untuk melakukan eksplorasi sendiri, baik melalui media informasi maupun melalui
teman sebaya.
3. Memperbanyak akses layanan kesehatan, yang diiringi dengan sarana konseling;
4. Meningkatkan partisipasi remaja dengan mengembangkan pendidikan sebaya.
5. Meninjau ulang segala peraturan yang membuka peluang terjadinya reduksi atas
pernikahan dini.
6. Meminimalkan informasi tentang kebebasan seks. Dalam hal ini media masa dan
hiburan sangat berperan penting.
7. Menciptakan lingkungan keluarga yang kukuh, kondusif, dan informatif. Pandangan
bahwa seks adalah hal yang tabu setelah sekian lama tertanam justru membuat
remaja enggan bertanya tentang kesehatan reproduksinya dengan orang tua sendiri
(Adiningsih,2004: 2)
Kesehatan Remaja dan Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan,
karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada sistem

reproduksi. Berikut adalah beberapa hal yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan
remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja.
1.

Masalah gizi buruk.


a. Anemia dan kurang energi kronis (KEK).
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga mengakibatkan panggul
sempi dan resiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah.

2.

Masalah pendidikan.
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses informasi yang
dibutuhkannya serta kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kesehatan dirinya.
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi
kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk
terhadap derajat dan kesehtan diri keluarganya.

3.

Masalah lingkungan dan pekerjaan.


a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja yang
bekerja sehingga akan mengganggu kesehatan remaja.
b. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak
kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.

4.

Masalah seks dan seksualitas.


a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas,
misalnya mitos yang tidak benar.
b.

Remaja dan HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai