Journal Kimia
Journal Kimia
DAN HIPERTEKS
Eda Lolo Allo, Sumiati Side, Anna Permanasari, Agus Setiabudi
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian pengembangan telah dilakukan untuk menemukan model-model perkuliahan kimia
berbasis hipeteks, dan dikembangkan dengan memperhatikan upaya peningkatan penguasaan
konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Model perkuliahan dikembangkan interaktif
dengan memanfaatkan software Swish Max2. Pengembangan model diawali dengan analisis
konsep dan analisis keterampilan berpikir kritis yang potensial dikembangkan dalam
perkuliahan. Hasil analisis menunjukkan sedikitnya ada lima pokok bahasan yang tingkat
abstraksinya tinggi, yaitu elektrokimia, kesetimbangan kimia, larutan, energetika dan kinetika
kimia. Jenis konsep yang teridentifikasi adalah konsep konkrit, konsep berdasarkan prinsip,
konsep abstrak dengan contoh konkrit, dan konsep abstrak. Sementara itu, keterampilan berpikir
kritis yang dapat dikembangkan dalam perkuliahan adalah (1) Mengidentifikasi/ merumuskan
pertanyaan. (2) Mengidentifikasi kesimpulan, mengidentifikasi alasan yang dikemukakan,
mengidentifikasi alasan yang tidak dikemukakan, menemukan persamaan dan perbedaan,
mengidentifikasi hal yang relevan, menemukan struktur/rumus, merangkum. (3) Menjawab
pertanyaan mengapa, menjawab pertanyaan tentang alasan utama, menjawab pertanyaan tentang
fakta. (4) Menyesuaikan dengan sumber, memberikan alasan, kebiasaan berhati-hati. (5)
Melaporkan berdasarkan pengamatan, melaporkan generalisasi eksperimen, mempertegas
pemikiran, mengkondisikan cara yang baik. (6) Menginterpetasikan pertanyaan. (7)
Menggeneralisasikan, meneliti. (8) Menerapkan prinsip/rumus, mempertimbangkan alternatif.
(9) Menentukan strategi terdefinisi, menentukan definisi materi subyek. (10) Mengidentifikasi
asumsi dari alasan yang tidak dikemukakan, mengkonstruksi pernyataan. (11) Merumuskan
masalah, memilih kriteria untuk mempertimbangkan penyelesaian, merumuskan alternatif
penyelesaian, menentukan hal yang dilakukan secara tentative, merangkum dengan
mempertimbangkan situasi lalu memutuskan. (12) Menggunakan strategi logis
Kata kunci: Model Pembelajaran Kimia, Teknologi Informasi, Hiperteks
ABSTRACT
The research and development has been done to find models courses using hypertext model, and
developed with attention to improve the mastery of concepts and critical thinking skills of
students. The models were developed interactively on using Swish Max2 software. The
development of models was begun with the concept analysis and critical thinking skills analysis
those potentially developed in the course. The results of the analysis showed there were at least
five subjects those had high level abstraction, namely electrochemistry, chemical equilibrium,
solution, energetic and chemical kinetics. Types of concept those identified were concrete
concept, concept based on principles, abstract concept with concrete examples and abstract
concept. Meanwhile, critical thinking skills that can be developed in h course are 1) Identifying
or formulating question; (2) Identifying conclusions, identifying reasons, seeing similarities and
differences, identifying and handling irrelevance, seeing the structure of an argument and
summarizing; (3) Answering the why question, primary reason question, and question with fact;
(4) Judging the credibility of a source, ability to give reasons, careful habits; (5) Report by
observer, report generalize experiment, and conditions of good access; (6) Question
interpretation; (7) generalizing, researching; (8) Using principle/formula, considerate of
alternative; (9) Determining define strategy, determining define subjects; (10) Identifying assume
of not presented reason, construction of question; (11) Define the problem, select criteria to
judge possible solutions, formulate alternative solutions, tentatively decide what to do, review,
taking into account the total situations, and decide; (12) Using logical strategies.
Key words: Chemistry models of teaching, Information Technology (IT), Hypertext
FULL TEXT:
PDF
REFBACKS
ISSN: 1411-6502
Diterbitkan oleh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar (UNM) dua kali dalam
setahun yaitu bulan Juni dan Desember.
Alamat Redaksi :Jurusan Kimia, Fakultas MIPA UNM, JL. Dg. Tata Parangtambung, Makassar
90224 Indonesia, Telp. 0411-840295; Fax: 0411840295;E-mail : chemica_unm@yahoo.co.id
C A K R A W A L A
OPEN JOURNAL SYSTEMS
Journal Help
U SE R
Username
Password
P E N D I D I K A N
Remember me
Log In
N OT IFIC ATI ON S
View
Subscribe / Unsubscribe
J OU RN AL C ON TE N T Search
Search
Browse
By Issue
By Author
By Title
Other Journals
FON T SIZE
Make font size smallerMake font size defaultMake font size larger
IN FO RM AT ION
For Readers
For Authors
For Librarians
HOME
ABOUT
LOG IN
REGISTER
SEARCH
CURRENT
ARCHIVES
ABSTRACT
motivasi dan hasil belajar mereka. Kata Kunci : media, director MX,
efektivitas, pembelajaran berbasis program, kualitas pembelajaran Abstract:
Developing a Director MX Program-Based Learning Media to Improve the
Learning Quality of Nuclear Chemistry and Radiochemistry Topics. This
research was aimed to describe how to develop a learning media using
director MX and examine the effectiveness of this media for Nuclear
Chemistry and Radiochemistry topics. The final product of this research
development was a compact disc (CD) learning media. The process to
develop a director MX program-based learning media consisted of collecting
references, installing the program, creating media, reviewers evaluation,
revision, application and evaluation. This study concluded that the quality of
media was good. Furthermore, the application of media is effective to
improve students motivation and their learning achievement. Keywords:
media, Director MX, effectivity, program-based teaching
Majalengka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) model Pembelajaran Berbasis
Struktur Konten (PBSK) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan struktur materi yang berorientasi pada pengembangan kemampuan
eksplanasi pedagogik dan peguasaan konsep yang didalamnya terdapat hubungan
antara kontinum urutan pembelajaran dengan kontinum hierarki materi, (2) Penerapan
model PBSK pengaruh suhu terhadap laju reaksi dalam pembelajaran secara umum
dapat meningkatkan kemampuan eksplanasi pedagogik dan penguasaan konsep bagi
mahasiswa. Kemampuan eksplanasi pedagogik mahasiswa meningkat pada semua
indikator, dengan peningkatan tertinggi pada indikator kejelasan konsep, dan terendah
pada indikator pengetahuan strategi mengajar, dan (3) Penerapan model PBSK
pengaruh suhu terhadap laju reaksi dalam pelatihan pada guru-guru menunjukkan
peningkatan kemampuan eksplanasi pedagogik dan penguasaan konsep bagi guru
kimia secara keseluruhan. Kemampuan eksplanasi pedagogik guru meningkat pada
semua indikator, dengan peningkatan tertinggi pada indikator pemahaman mendalam
dan peningkatan terendah pada indikator pengetahuan strategi mengajar. Kesimpulan
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah model PBSK pengaruh suhu terhadap laju
reaksi dapat digunakan dalam pembelajaran pada calon guru kimia, serta dapat pula
digunakan dalam pelatihan pada guru-guru kimia. Kata kunci: model PBSK, eksplanasi
pedagogik, penguasaan konsep, pengaruh suhu terhadap laju reaksi
View
Subscribe /Unsubscribe
J OU RN AL C ON TE N T Search
Full Text
Search
Browse
By Issue
By Author
By Title
Other Journals
FON T SIZE
Make font size smallerMake font size defaultMake font size larger
IN FO RM AT ION
For Readers
For Authors
For Librarians
HOME
ABOUT
REGISTER
SEARCH
CURRENT
ARCHIVES
Home > Vol 2, No 2, (2013) > .
Abstract
pola one group pretest and postest. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
diukur dengan metode n-gain score yaitu selisih rata-rata nilai postest dan
pretest. Kategori nilai n-gain score adalah rendah jika <g> < 0,3; sedang
jika 0,3 < <g> < 0,7; tinggi jika <g> > 0,7. Kemampuan guru dalam
mengelola model pembelajaran inkuiri diukur dengan metode skala Likert.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar berpikir tingkat
tinggi pada materi pokok laju reaksi dan lembar pengamatan pengelolaan
pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Model
pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa, ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai dari pretest ke
postest. Nilai n-gain score <g> yang diperoleh termasuk berkategori tinggi,
yaitu 0,71 dan 0,72 untuk indikator produk dan proses. 2) Kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran inkuiri pada pertemuan I dan II adalah
sebesar 82% dan 84%.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Berpikir Tingkat Tinggi, Laju
Reaksi.,
This study aimed to describe the effect of the application of inquiry learning
model to higher-order thinking skills of students and teachers the ability to
manage inquiry learning in the subject matter the reaction rate. The design
of this study is the Pre-Experimental Design with a pattern of one-group
pretest and posttest. Higher order thinking skills of students is measured by
the method of n-gain score is the average difference pretest and posttest
values. Category of n-value gain score is low if <g> <0.3; being if 0.3 <
<g> <0.7; higher if <g> > 0.7. Ability of teachers to manage the inquiry
learning model was measured by the method of Likert scale. The research
instrument used was the test results to learn to think critically on the subject
matter and the reaction rate observation sheet management inquiry
learning. The results showed that: 1) Model inquiry learning effect on
students' higher-order thinking skills, is evidenced by the increase in the
average score from pretest to posttest. N-value gain <g> score obtained
including high category, 0.71 and 0.72 for product and process indicators. 2)
The ability of teachers to manage inquiry learning in a meeting I and II were
82% and 84%.
Keywords: Inquiry learning model, High Order Thinking Skills, Reaction
Rate.,
ARSIP
JUSAMI
Beranda > Vol 13, No 2 (2012) > Gunawan
REACTION KINETIC ANALYSIS OF SYNTESIZED LiFePO4 USING KISSINGER
METHOD
Indra Gunawan
Sari
The reaction kinetic analyses of synthesized LiFePO 4 have been done using
Kissinger method. LiFePO4 was prepared by mixing equimolar amount of LiCl,
FeCl2.4H2O and H3PO4 in distilled water solution. Solution homogenization
was achived by magnetic stirring and heating at 60 C. LiFePO 4 precursor
obtained after heat treatment at 200 C for 2 hours. LiFePO4 precursor was
then analysized by using Differential Thermal Analysis (DTA) at heating rate
of 5, 10, 15 and 20 C min-1 respectively. LiFePO4 powder was obtained
after heating at 700 C for 4 hours, then the X-Ray Diffactometer (XRD)
analysis was done to confirm phase purity and crystalline structure,
meanwhile morphology observation was done by using Scanning Electron
Microscope (SEM). By using Kissinger method, activation energy of
LiFePO4 formation reaction was about Ea = 412 kJmol-1, and the frequeny
factor A =1,1705 x 103.
Key words: Reaction kinetic, Kissinger method, DTA, LiFePO4.
Abstract
The aim of this research is to know the feasibility of Student Activity with
learningcycle 7-E orientation in main matter of rate reaction to train science
process skillsof senior high school student grade XI. The design of
development research use Research and Development (R&D), which was
limited until limited trials of
product. Research of instrument consist of sheets of study, validation sheet,
and studentquestionnaire responses sheet. Subject of the research are 1
chemistry lectures, 2chemistry teacher and 12 students of SMA Negeri 1
Gedangan in grade XI. Theresults showed that the student activity with
learning cycle 7-E orientation is
feasible based on appraiser evaluated and students response
61%. Percentages ofappraiser validated based on feasibility of content
criteria, presentation, language, suitability with learning cycle 7-E
model, and suitability with component
of science process skills are 92,50%, 91,67%, 89,06%, 88,83%, and 94,05%.
Students give positive response to Student Activity based on feasibility of co
ntent criteria, presentation, language, suitability with learning cycle 7-E mod
el, and suitabilitywith component of science process skills are 88,89%,
91,67%, 91,67%, 91,07%, dan97,03%.
Keywords
:
student activity; development research; Learning Cycle 7-E; Science process
skills; rate reaction
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454Vol 3, No 2, pp.99-105, May 2014
100
PENDAHULUAN
Dalam Standar Isi Pendidikan Nasional, salah satu tujuan mata pelajarankimia di SMA adalah
memperoleh pengalaman dalam menerapkan metodeilmiah melalui percobaan atau eksperimen,
[1]. Hal tersebut diperkuat olehPermendiknas Nomor 23 Tahun 2006tentang Standar Kompetensi
Lulusan(SKL) untuk SMA yang menyatakan bahwa seorang lulusan SMA harus
mampumelakukan percobaan yang mencakupmerumuskan masalah, mengajukan danmenguji
hipotesis, menentukan variabel,merancang dan merakit instrumen,mengumpulkan, mengolah dan
menafsir-kan data, menarik kesimpulan, sertamengkomunikasikan hasil percobaansecara lisan
dan tertulis [2]. Berbagaikompetensi tersebut merujuk padaketerampilan proses sains yang
sangat penting untuk dilatihkanKeterampilan proses sains jugamerupakan keterampilan khusus
yangmempermudah dalam dalam pembelajaransains, mengaktifkan siswa, mengembang-kan rasa
tanggung jawab siswa dalam pembelajaran, serta mengajarkan padamereka metode penelitian
dalam me-lakukan eksperimen [3]. Funkmengungkapkan bahwa
keterampilan proses terbagi menjadi dua macam, yaituketerampilan-keterampilan dasar (
basic skills
) dan keterampilan-keterampilanterintegrasi (
integrated skills
) [4].Berdasarkan hasil angket pra penelitian yang telah disebar pada tanggal12 Juni 2013 di
kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Gedangan, keterampilan prosessiswa masih rendah yang
ditunjukkandengan siswa yang dapat merumuskanmasalah dengan benar hanya sebesar21,9%;
merumuskan hipotesis 28,1%;mengidentifikasi variabel manipulasi9,4%; mengidentifikasi
variabel respon21,9%; dan mengidentifikasi variabelkontrol 31,3%. Kemudian, sebanyak95,3%
siswa telah mampu mengumpulkandan mencatat data, tetapi hanya 26,6%yang dapat
menganalisis data dengan benar, dan hanya 29,7% yang dapatmenarik kesimpulan dengan
benar.Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa hanya sebagian kecil siswa yangmampu
merumuskan masalah, hipotesis,dan mengidentifikasi variabel. Siswamampu mengumpulkan dan
mencatat data,tetapi untuk kemampuan menganalisis danmenyimpulkan data masih kurang.Hal
tersebut didukung denganhasil wawancara dengan guru kimia yangmenyatakan bahwa pada saat
kegiatan praktikum, siswa tidak dilatihkan untukmerumuskan masalah karena rumusanmasalah
telah disediakan di LKS. Selainitu, siswa juga tidak dituntut untukmerumuskan hipotesis dan
mengidentifi-kasi variabel, karena tujuan percobaanyang tercantum telah menunjukkan
secaratersirat tentang hipotesis dan variabel percobaan.Hasil wawancara juga menyebut-kan
bahwa pembelajaran masih seringdilakukan dengan metode konvensionaldan belum
dihubungkan dengan kehidupansehari-hari, sehingga menyebabkan siswakesulitan dalam
memahami
materi pelajaran. Berdasarkan hasil angket pra penelitian, 34,4% siswa menyatakan lajureaksi
merupakan materi yang sulitdipahami. Laju reaksi memiliki duakompetensi dasar, yaitu
mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, dan memahamiteori tumbukan (tabrakan) untukmenjelaskan faktor-
faktor penentu laju danorde reaksi serta terapannya dalamkehidupan sehari-hari [1]. Dengan
adanyakompetensi pencapaian tersebut,menunjukkan bahwa dalam laju
reaksi banyak konsep yang harus dipahami dandiingat dengan baik, serta perlunyadilakukan
kegiatan praktikum yang dapatdihubungkan dengan kehidupan sehari-hariuntuk mendukung
pemahaman siswadalam menguasai konsep. Dengan
adanya praktikum, siswa dituntut untuk memilikisuatu keterampilan proses sehingga
dapatmenemukan fakta dari suatu konsep. Halini menunjukkan diperlukannya
pem- belajaran konstruktivis yang memungkin-kan siswa beraktivitas secara totalsehingga
diharapkan dapat meningkatkankemampuan siswa dalam memahamikonsep.
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454Vol 3, No 2, pp.99-105, May 2014
101
Model
Learning Cycle 7-E
merupakan salah satu model pembelajaranyang berbasis pada paradigmakonstrutivisktik. Model
ini cocokditerapkan untuk materi pelajaran
yang bersifat hafalan, perhitungan, eksperimen, pemahaman materi, dan materi pelajaranyang
berhubungan dengan kehidupansehari-hari [5]. Hal ini sesuai dengankarakteristik dari materi laju
reaksi.Eisenkraft [6] mengembangkansiklus belajar mulai dari
Learning Cycle
3-E ke 5-E, menjadi 7-E. Adapun fase-fase
Learning Cycle 7-E
meliputi
Elicit
(mendatangkan pengetahuan awal siswa),
Engage
(motivasi dan membangkitkanminat siswa),
Explore
(menyelidiki),
Explain
(menjelaskan),
Elaborate
(menerapkan),
Evaluate
(menilai), dan
Extend
(memperluas). Unsur-unsur teori belajar Piaget yang meliputi fase asimilasi,akomodasi, dan
organisasi mempunyaikorespodensi dengan fase-fase dalammodel
Learning Cycle 7-E
.Dasna dan Sutrisno [7] menyata-kan siswa akan dilibatkan secara aktifdalam kegiatan
penelitian, sehinggamereka dapat mengembangkan pe-mahamannya terhadap suatu
konsepdengan kegiatan mencoba sebelumdiperkenalkan dengan kata-kata melaluidiskusi atau
memperoleh informasi dari buku. Selain itu,
Learning Cycle
juga dapatmengembangkan keterampilan prosessiswa, memberi kesempatan kepadamereka
untuk melakukan percobaan sainssecara langsung, dan membuat
pem- belajaran bermakna. Hal tersebut di-dukung oleh hasil penelitian Susilawati [8]dan
Sornsakda [9] yang menyatakan bahwa
Learning Cycle
dapat meningkat-kan keterampilan proses sains siswa.Model pembelajaran
LearningCycle 7-E
harus didukung dengan
adanya perangkat pembelajaran yang sesuai agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, d
i antaranya adalah penggunaanlembar kegiatan siswa (LKS). Depdiknas[10] menjelaskan lembar
kegiatan siswaadalah lembaran-lembaran berisi tugasyang harus dikerjakan oleh peserta
didik.Lembar Kegiatan Siswa
akanmemberikan manfaat bagi guru dan siswa.Guru akan memiliki bahan ajar yang
siapdigunakan, sedangkan siswa akanmendapatkan pengalaman belajar mandiridan belajar
memahami tugas tertulis yangtertuang dalam LKS [10]. Hal tersebutdidukung oleh hasil angket,
37,5% siswamenginginkan LKS yang dapat melatihsiswa untuk menerapkan metode
ilmiahdalam melakukan percobaan (merumuskanmasalah dan hipotesis,
mengidentifikasivariabel, interpretasi dan menganalisisdata, menyimpulkan).Ketersediaan
perangkat sepertiLembar Kegiatan Siswa juga sangatdiperlukan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran. Lembar Kegiatan Siswayang dikembangkan harus memenuhikriteriakriteria kelayakan meliputi kriteriaisi, penyajian, kebahasaan, kesesuaiandengan model
Learning Cycle 7-E
, dankesesuaian dengan komponenketerampilan proses sains.
METODE
Sasaran penelitian adalah LembarKegiatan Siswa berorientasi
LearningCycle 7-E
pada materi pokok laju reaksiuntuk melatihkan keterampilan prosessains. Penelitian
pengembangan LembarKegiatan Siswa ini mengacu pada desain
Research and Development (R&D)
, yangterdiri atas tahap studi
pendahuluan, pengembangan, dan evaluasi [11]. Namun penelitian ini dibatasi hanya pada tahap
pengembangan, yaitu uji coba secaraterbatas pada 12 orang siswa kelas XI diSMA Negeri 1
Gedangan Sidoarjo.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar telaah,
lembarvalidasi, dan lembar angket respon siswa.Metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode angketyang diberikan kepada dosen kimia,
gurukimia, dan siswa.Data hasil validasi dan responsiswa dianalisis secara deskriptif
kualitatif.Analisis dilakukan terhadap setiap aspekyang tertuang dalam lembar validasi
danlembar angket respon siswa. Persentasedari data hasil validasi diperoleh berdasarkan
perhitungan skala Likert mulaidari 0 (buruk sekali); 1 (buruk); 2(sedang); 3 (baik); sampai 4
(sangat baik).