Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Rifqi Ramdani, 230110150230


Perikanan C, Kelompok 8
ABSTRAK
Laborotorium adalah sebuah tempat dimana praktikan dapat melakukan sebuah penelitian
atau pun eksperimen. Di laboratorium terdapat banyak sekali alat-alat dan bahan untuk
menunjang berbagai kegiatan di dalamnya. Tujuan dari praktikum ini yaitu agar kita mampu
mengenali alat-alat dan bahan yang digunakan sehingga praktikan mengenal dan memahami
cara kerja dan fungsi dari alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium untuk menghindari
kecelakaan. Biokimia merupakan salah satu pendidikan sains yang membutuhkan alat-alat
serta bahan dalam praktek. Dari kegiatan praktikum, para pembelajar memperoleh tambahan
wawasan dan keyakinan akan teori-teori ilmiah yang telah diperoleh, baik melalui
perkuliahan, diskusi, maupun aktivitas mandiri. Prinsip pengenalan alat-alat ini adalah
berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari
masing-masing alat tersebut dan penggunaan atau cara yang benar untuk menggunakannnya.
Kata kunci : Laboratorium, alat-alat, bahan, praktikum.
ABSTRACT
The laboratory is a place where the practitioner can conduct a study or experiment. In the
laboratory there are a lot of tools and materials to support a variety of activities in it. The
purpose of this practice in lab is we are able to recognize the tools and materials so practical
to know and understand the workings and functions of the tools and materials that exist in
laboratories to avoid accidents. Biochemistry is a science education that requires tools and
materials in practice. From the practical activities, the learners gain additional insight and
belief in scientific theories that have been acquired, either through lectures, discussions, and
independent activity. The principle of the introduction of these tools is based on the
identification of tools commonly used during the lab as well as the function of each of these
tools and the use of, or the right way to use it.
Key words : Laboratory, tool, material, practice.
PENDAHULUAN
Ilmu Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul
dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu
Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses
yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses
pada organisme mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Biokimia adalah salah
satu ilmu yang memerlukan praktek agar memahami lebih jelas proses reaksi kimia dan
proses lainnya yang berlangsung dalam makhluk hidup.
Laboratorium adalah tempat untuk praktikan maupun peneliti untuk melakukan
sebuah riset ataupun ekperimen. Melakukan percobaan di laboratorium tidak lepas dengan

alat-alat dan penggunaan zat-zat yang beraneka ragam. Untuk itu adanya alat-alat dan bahan
bertujuan untuk mempermudah percobaan. Di dalam laboratorium banyak sekali alat dan
bahan yang dimana dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
carakerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat,
praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.(Walton.1998).
Jenis peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktikum sangat
spesifik, tergantung dari jenis praktikumnya. Secara umum kegiatan praktikum biokimia
perairan, peralatan utama yang perlu dipelajari adalah spektrofotometer, inkubator, hot plate
dan lemari pendingin.Adapun peralatan tambahan lainnya untuk menunjang praktikum adalah
gelas ukur, alumunium foil, labu ukur, beaker glass, pH meter, neraca, cawan petri, batang
pengaduk, rak tabung, tabung reaksi, bunsen dan sebagainya.
METODOLOGI
Praktikum ini di laksanakan di Laboratorium Akuakultur, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 10
Oktober 2016 pukul 12.30 WIB.
Adapun

alat

yang

diperkenalkan

dalam

praktikum

Biokimia

ini

adalah

Spektrofotometer, yang bertujuan mengukur absorbansi larutan. Alat kedua adalah Inkubator,
yang bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Alat ketiga adalah Hot Plate, hot plate
ini digunakan untuk membantu pengadukan atau menghomogenkan suatu zat dengan
perlakuan panas. Alat keempat adalah Lemari Pendingin digunakan untuk menjaga media uji
coba agar tidak rusak. Adapun alat yang dijelaskan oleh salah satu praktikan yaitu Weighing
Scoop yang berfungsi untuk menimbang dalam kuantitas berat yang sangat kecil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah :
Spektrofotometer
Spektrofotometer yaitu suatu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa
baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan menggunakan transmitan ataupun absorban
dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Cara kerjanya yaitu dengan cara

melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada objek kaya atau kuvet.
Sebagian cahaya tersebut akan di serap dan di sisanya di teruskan.
Prinsip kerja Spektrofotometer adalah spektrum elektromagnetik dibagi dalam
beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang
gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan struktur senyawa yang diteliti.
Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar
gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki
Asnah 2012). Lalu nilai yang keluar dari cahaya diteruskan dan dinyatakan dalam nilai
absobansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
Prosedur kerja dan Standar Operasional dari spektrofotometer adalah

sampel

dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan tertutup,
dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut
kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun
yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar
pembaca (Hadi 2009). Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki
warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi
cahaya yang diberikan.

Gambar 1. Spektrofotometer (Dokumentasi Pribadi 2016)


Inkubator
Inkubator merupakan alat untuk menjaga dan menstabilkan suhu, biasanya suhu yang
terpasang adalah suhu optimu, hal tersebut agar suatu zat dapat mempertahankan
kestabilannya. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.

Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energy panas. Kawat nikelin
akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu
kawat (Taiyeb M. 2006).
Prosedur kerjanya adalah dengan memutar memutar tombol power ke arah kiri dan
diatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil menekan tombol set, diputar
tombol di sebelah kanan atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan. Setelah
suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan menyesuaikan
setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.

Gambar 2. Inkubator (Dokumen Pribadi 2016)


Hot Plate
Hot plate berfungsi untuk menghomogen kan suatu larutan dari dua atau lebih larutan
zat secara lebih cepat. Pelat (Plate) yang terdapat dalam dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Prinsip kerja dari hot plate itu sendiri yaitu mengomogenkan larutan dengan putaran
dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri
SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.
Prosedur kerja dari hot plate adalah menggunakan bidang magnetik berputar untuk
membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam cairan menjadi berputar
dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata. Bidang beputar
tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromanet statis
yang diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan
lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Gambar 3. Hot plate (Dokumen Pribadi 2016)


Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan suatu zat dengan
menempatkan zat tersebut pada suhu rendah yang optimal. Fungsinya mengendalikan
aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur serta menjaga media uji agar tidak
cepat rusak.
Prinsip kerja dari lemari pendingin yaitu dengan menggunakan suhu yang dingin hal
ini berhubungan dengan hukum Carnot, pendingin ini dimaksudkan agar tidak terjadi
pembusukan, sebab suhu dingin dapat memperlambat laju pertumbuhan mikroba.
Prosedur kerja dari alat ini adalah sambungkan stop kontak ke stavolt bersumber arus
220 volt. Kemudian atur suhu pendingin (cek suhu) sesuai yang diperlukan. Bahan-bahan
yang akan disimpan diberi nama, tanggal pepenyimpanan dll. Masukkan bahan-bahan dengan
rapih dan teratur. Bahan-bahan yang sudah tidak dipergunakan segera dikeluarkan dari lemari
pendingin. Untuk mencegah kontaminasu bersihkan lemari pendingin seminggu sekali.

Gambar 4. Lemari pendingin (Dokumen Pribadi 2016)


Water Bath
Water bath merupakan sebuah alat pemanas air dan suhunya di atur oleh thermostat.
Peralatan ini dapat mempertahankan/menciptakan suhu yang konstan pada kondisi tertentu.
Kelebihan dari water bath ini bisa menciptakan suhu yang diinginkan secara konstan.
Prinsip kerja dari waterbath yaitu pada saat saklar diposisi ON maka arus listrik dari
sumber akan memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik memberikan
panas pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu yang diinginkan.
Prosedur kerja waterbath adalah pertama dengan menghubungkan instrument dengan
sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON. Isi air kira-kira 90%
dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan kebutuhan. Setelah selesai
tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan. Kemudian tutup alat dengan plastik
pengaman.

Gambar 5. Water bath (Dokumen Pribadi 2016)


Labu Erlenmeyer
Labur erlenmeyer berfungsi untuk menampung bahan, larutan, atau cairan. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung akuades dan lain-lain. Selain itu labu erlenmeyer dapat di gunakan
sebagai pencampuran atau menghomogenkan suatu larutan. Labu erlenmeyer ini ada yang
menggunakan tutup dan tanpa tutup. Prinsip kerja labu erlenmeyer yaitu dengan menyimpan
larutan yang akan digunakan sesuai dengan skala.
Prosedur kerja dan standar operasional labu erlenmeyer yaitu menyiapkan Erlenmeyer
yang sudah bersih. Selanjutnya isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.

Gambar 6. Labu erlenmeyer


(https://s4.bukalapak.com/img/42367492/large/ErlenmeyerFlask.jpg)
Pipet Tetes
Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya
dengan skala kecil kemudian meneteskannya pada bahan lain. Bentuk dari pipit tetes ini ada
yang pendek dan juga ada yang panjang.
Prinsip kerjanya memipet cairan secara kurang teliti dengan memasukkan larutan dari
tempat satu ke tempat lain. Mengambil larutan dengan menekan thumb knob sampai
hambatan pertama, kemudian melepaskan/meneteskan dengan melepas thumb knob.
Prosedur kerja atau standar operasional pipet tetes yaitu yang pertama adalah dengan
menekan karet penghisapnya lalu masukkan ke dalam cairan yang akan diambil. Lepaskan
tekanan pada karet penghisap agar cairan masuk ke dalam pipet. Tekan karet penghisap untuk
mengeluarkan cairan

Gambar 7. Pipet tetes (https://www.labconusa.com/image.php?type=P&id=3441)


Bunsen

Bunsen berfungsi sebagai pembakar atau pemanas dengan menggunakan bahan bakar
spirtus atau alkohol pada saat pemanasan untuk media yang akan di panaskan. Prinsip kerja
nya yaitu dengan membakar bagian atas sumbu dari bunsen.
Prosedur kerja atau standar operasi dari bunsen yaitu isi bunsen dengan spirtus. Untuk
menyalakannya gunakan korep api. Dan untuk mematikan apinya gunakan tutup bunsen lalu
api akan padam.

Gambar 8. Bunsen
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Alcohol_burner1.jpg/3096pxAlcohol_burner1.jpg)
Tabung Reaksi
Tabung reaksi yaitu sebagai wadah untuk menyimpan larutan ataupun meraksikan dua
atau lebih larutan. Serta sebagai wadah ketika akan di panaskan dengan bunsen. Prinsip
kerjanya adalah ketika memanaskan media dengan tabung reaksi, tabung reaksi harus berada
posisi miring dan mulut tabung jangan sekali-kali mengahadap pada diri kita.
Prosedur kerja dan standar operasi tabung reaksi yaitu sterilisasikan terlebih dahulu
tabung yang akan di gunakan. Lalu masukkan bahan atau larutan pada mulut tabung. Simpan
tabung reaksi pada rak tabung.

Gambar 9. Tabung reaksi (http://www.alfakimia.com/images/test_tube_2.jpg)


Rak Tabung
Rak tabung berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi agar posisi tabung
tetap tegak. Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan tegak. Prosedur
kerjanya adalah tabung reaksi yang telah di sterilkan atau yang akan digunakan disimpan di
celah-celah rak atau di tegakkan lurus.

Gambar 10. Rak tabung (http://pabrikfurnitur.com/wp-content/uploads/2015/05/Rak-TabungReaksi-Kayu.jpg)


Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, Gelas Ukur adalah untuk
mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, memiliki beberapa pilihan
berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume
tersebut ditentukan berdasarkan menuskus cekung larutan. Prinsip kerjanya dengan
menuangkan larutan atau cairan zat kimia secara langsung dengan berhati-hati.
Prosedur kerja dan standar operasi gelas ukur yaitu hampir sama dengan labu
erlenmeyer, sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan digunakan, selanjutnya tuangkan

larutan yang akan digunakan sesuai volume yang diinginkan dengan melihat skala
volumenya.

Gambar 11. Gelas ukur (http://sinarkimia.com/wp-content/uploads/2014/09/Gelas-UkurKaca1.jpg)


Bahan bahan yang di perkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah:
Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida atau biasa disebut soda api adalah senyawa basa anorganik
(inorganic base compound). Bentuk kristalnya memiliki warna putih terang agak transparan,
dibuat dalam bentuk flake, pellet, atau granular. Bentuk cairnya tak memiliki warna (bening
transparan). Soda api ini larut dalam air, ethanol, dan methanol. Soda api mudah mencair
pada udara terbuka, karena memiliki sifat yang higroskopis, dan mampu menurunkan
kelembaban udara, serta mengadsorbsi karbon dioksida (CO2) dari udara. NaOH murni
memiliki warna putih jernih, yang umumnya diproduksi dalam bentuk flake. Flake NaOH
sangat mudah larut dan memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, namun memiliki kelarutan
yang lebih rendah dalam ethanol atau methanol. Pada saat pencairan atau proses pelarutan
NaOH ke dalam air, terjadi reaksi reaksi eksotermis yang banyak melepaskan / membebaskan
kalor ke udara. Hasil pelarutan menampilkan larutan NaOH yang berwarna bening seperti
warna air pelarutnya.
Bahaya yang dapat di timbulkan ini adalah NaOH memiliki sifat yang merusak kulit,
membuat kulit mudah mengalami proses iritasi. Jika terkena, kulit akan terasa panas dan gatal
(jika terkena soda api flake, rasa panas seperti rasa terbakar oleh api). Jika terkena kulit,
lakukan pembilasan secepatnya pada bagian yang terkena dengan air, hingga rasa licin di
kulit hilang. Soda api sangat membahayakan jika terkena mata. Efek terkena selaput mata

dapat mengakibatkan kebutaan permanen. Oleh karena itu, gunakan sarung tangan dan kaca
pelindung mata jika akan menggunakan bahan kimia ini.
Asam Klorida (HCl)
Asam Klorida memiliki sifat fisik dan kimia sebagai berikut yaitu tidak mudah
terbakar, berbau tajam, warna bening sampai kekuningan, larut dalam air dan memiiki titik
didih 85 o C dan titik beku 20 o C. Bahaya yang ditimbulkan dari asam klorida yaitu dapat
menyebabkan kerusakan jaringan bilang terkena kulit, menyebabkan luka bakar, dermatitis
dan bronchitis kronis, dan menyebabkan iritasi sampai kebutaan jika terkena mata.
Cara penanggulangan bila terkena asam klorida yaitu bila terkena mata harus dibilas
sekurang-kurangnya 15 menit menggunakan air, bila terkena kulit harus dibilas dengan air
dan lepas pakaian yang terkomentaminasi, bila asam klorida tertelan harus diberi minum 1-2
gelas bila sudah tersadar lalu hindari pemanis buatan, dan bila terhirup segera pindahkan
korban ke tempat yang teradapat udara yang cukup dan beri oksigen.
Asam Sulfat (H2SO4)
Asam Sulfat merupakan senyawa kimia yang termasuk asam kuat. Asam sulfat ini tak
berwarna. Dengan sifat korosif yang tinggi Senyawa dengan rumus kimia H 2SO4 ini, dapat
larut dalam air dalam berbagai perbandingan. Asam sulfat merupakan salah satu produk
utama dalam industri kimia dan termasuk yang paling banyak diproduksi dibandingkan
dengan senyawa kimia lainnya. Senyawa ini banyak dipergunakan dalam berbagai proses
reaksi kimia. Penggunaan asam sulfat banyak terdapat dalam kegiatan pemrosesan bijih
mineral, proses sintesis kimia, pemrosesan air buangan (limbah) dan dalam industri kilang
minyak. Selain itu asam sulfat juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
pupuk, bahan peledak, detergen, zat pewarna, insektisida, medisinal atau obat-obatan, plastik,
baja dan baterai.
Langkah yang harus dilakukan jika terkena asam sulfat adalah, guyur bagian tubuh
yang terpapar asam sulfat dengan air yang mengalir selama 10-15 menit. Hal ini bertujuan
untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar asam, dan untuk mencegah adanya
kerusakan sekunder. Pakaian yang terkena asam sulfat pun juga harus segera di lepas, dan
guyur dengan air kulit yang terkena asam sulfat lewat pakaian tersebut. Jika terpapar asam
sulfat pada mata, segera guyur mata dengan air hangat selama 20 menit, dan segera pergi ke
dokter.

Amonia Hidroksida (NH4OH)


Larutan amonia atau yang biasa dikenal dengan sebutan air amonia, amonia rumah,
dan amonium hidroksida merupakan larutan yang mengandung amonia yang terlarut dalam
air. Sifat Amonium Hidroksida ini tidak berwarna, mudah menguap dengan bau yang tajam.
Konsentrasi dari amonia bervariasi sampai dengan 30%. Amonium hidroksida dapat
melepaskan gas amonia ke udara. Larutan Amonium hidroksida ini terbentuk karena amonia
yang bereaksi dengan molekul air dalam larutan sehingga terbentuk ion Nh4+ dan OH.
Uap ammonia dari larutan amonium hidroksida ini dapat memberi rasa perih di mata.
Amonium hidroksida bersifat racun. Zat ini terdapat pada banyak produk industri dan
pembersih. Bahaya yang ditimbulkan adalah dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit,
dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan pencernaan. Pertolongan pertama
terhadap bahaya tersebut adalah jika tertelan beri 1-2 gelas air untuk pengencera, jika terhirup
segera pindahkan ketempat yang cukup udara, dan jika terkena mata segera bilas dengan air
minimal 15 menit.
Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida atau nama pasarannya garam dapur memiliki sifat fisik dan kimia
sebagai berikut solid berwarna putih, mudah larut di air dingin dan panas, larut dalam gliserol
dan amonia, sangat sedikit larut dalam alkohol, tidak larut dalam Hcl, dan memiliki titik didih
1465 o C. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh NaCl yaitu dapat menyebabkan gangguan
pernapasaan, iritasi mata, dan kulit bila terkena kontak secara langsung. Cara penggulangan
NaCl yaitu apabila NaCl terhirup bawa ke tempat yang terdapat udara lebih banyak, dan bila
terkena kontak langsung ke kulit langsung di bilas. Komposisi dari NaCl yaitu NaCl 100%.
Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat memiliki sifat fisik dan kimia sebagai berikut berbentuk cair, tidak
berwarna, larut dalam air, memiliki titik didih 116-118 o C dan titik lebih 17 o C dan mudah
terbakar (cair dan uap). Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh asam asetat yaitu menyebabkan
iritasi pada kulit dan kepustakaan mata yang serius. Cara penanggulangan apabila terkena
asam asetat yaitu apabila terkena kulit segera bilas dengan air bersih selama 20 menit dan bila
tersedia politilena gilkol 400 langsung usap ke kulit dan apabila terkena mata segara bilas.
Ethanol (C2H5OH)

Ethanol memiliki sifat fisik dan kimia sebagai berikut berbau alkohol, tidak berwarna,
bentuk fisiknya air, larut dalam air dingin dan memiliki titik didih lebih dari 760 o C dan titik
beku -113,850 o C. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh ethanol adalah dapat menyebabkan
iritasi mata dan kulit, menyebabkan iritasi saluran penceranaan bila terhirup dan dapat
menyebabkan gangguan pencernaan bila tertelan.
Cara penanggulangan bila terkena etanol yaitu bila terkena mata segera bilas dengan
air yang banyak minimal 15 menit, bila terkena kulit segera bilas dan pisahkan pakaian yang
terkontaminasi dan bila terkena pernapaasan segera pindah ke tempat yang memiliki sirkulasi
udara yang segar.

KESIMPULAN
Praktikum dari penganalan alat-alat dan bahan praktikum biokimia ini merupakan
dasar untuk melakukan praktikum biokimia selanjut. Di harapkan dengan pengenalan ini
maka praktikan dapat menggunakan alat-alat dan bahan laboratorium dengan benar dan
menghindari dari kecelakaan penggunaan. Selain itu dapat mengerti bagaimana masing
masing alat memiliki fungsi, prinsip dan prosedur kerja nya yang spesifik dan berbeda-beda.
Seperti spektrofotometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin, dan lain-lain.
Dan banyak sekali bahan-bahan yang sering di gunakan pada praktikum biokimia ini.
Serperti Asam Klorida ( Hcl), Natrium Klorida (NaCl), Natrium Hidroksida (NaOH), Asam
Nitrat ( HNO3), Asam Sulfat (H2SO4) , Asam Oksalat (C2H2O), Ethanol (C2H5OH), dan Asam
Asetat (CH3COOH). Di harapkan praktikan memahami sifat dan bahaya dari bahan-bahan
yang di gunakan agar tidak terjadi kecelakaan.

DAFTAR PUSTAKA
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan.

Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press
Rochima, Emma dkk. 2013. Modul Praktikum Biokimia.Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Jatinangor : Tidak diterbitkan
Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Poedjiadi,Anna.1984.Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat Laboratorium Pendidikan
Kimia.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai