Oleh :
MUHAMMAD WILDAN
150130100111028
BAB I
PENDAHULUAN
Cacing jantung adalah parasit cacing gelang yang dikenal dengan Dirofilaria
immitis. cacing ini dapat menyebar dari hewan terpapar ke hewan lainnya melalui
gigitan nyamuk. Cacing jantung adalah cacing yang termasuk jenis cacing filaria
karena cacing ini terlihat seperti benang kecil. Host definitif adalah anjing. Tetapi
cacing ini juga dapat menginfeksi kucing, serigala, coyote, rubah dan hewan lainnya,
seperti musang, singa laut dan bahkan ada ditemukan mampu menginfeksi manusia.
Cacing ini memiliki sistem perkembangbiakan secara vivipar, menghasilkan
stadium larva pertama yang motil, disebut mikrofilaria (Boreham 1988).
Nematoda Fillaria immitis, dikenal juga sebagai Filaria sanguinis atau
Dirofilaria lousianensis Faust (Beaver, Cupp dan Jung, 1984), suatu cacing dari
genus Dirofilaria yang merupakan agen penyebab Canine Heartworm Disease (CHD)
pada anjing, Human Pulmonary Dirofilariasis (HPD ).
Infeksi alami pada anjing/kucing sehat terjadi diawalai oleh gigitan
nyamukseperti Anopheles atau Culex
stadium 3 (L3).
Infeksi cacing jantung ini dapat menyebabkan penyakit serius bagi hewan
yang terinfeksi. vektor larva Dirofilaria immitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dirofilariasis pada anjing adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing
Dirofilaria immitis atau sering disebut dengan cacing jantan, cacing berukuran 12-16
cm untuk yang jantan dan yang betina 25-30 cm. Cacing betina dewasa mengeluarkan
larva yang disebut Mikrofilaria kedalam aliran darah dan mikrofilaria ini akan tetap
aktif selama 1-3 tahun, akan tetapi tidak mampu berkembang menjadi dewasa
sebelum terhisap oleh induk semang antara yaitu sebangsa nyamuk penghisap darah
seperti Aedes sp., Culex sp. Predeleksi cacing dewasa pada jantung yaitu ventrikel
kanan, arteri pulmonalis dan vena cava. Biasanya penyakit ini terjadi pada daerah
panas dan lembab, dimana tempat ini sangat cocok bagi perkembangan nyamuk.
Hewan peka : Anjing, kucing, serigala dan rubah
Siklus hidup.
Cacing betina dewasa mengeluarkan larva (mikrofilaria) kedalam aliran
darah, mikrofilaria ini akan aktif selama 1-3 tahun, akan tetapi tidak mengalami
perkembangan lebih lanjut, sampai terhisap oleh Hospes intermidier (HI) yaitu
beberapa jenis nyamuk (Aedes aegypti, A.sollicitans, culex salinarius). Didalam
tubuh nyamuk terjadi perkembangan mikrofilaria menjadi L3 bersifat infeksius dan
larva ini berubah dalam tubuh nyamuk selama 2 minggu. kemudian saat nyamuk
menghisap darah host maka mikrofilaria akan terbebaskan selanjutnya akan
berpredeleksi pada jaringan sub kutan, sub serosa atau fascia intramuskuler sampai 23 bulan yang menyilih menjadi L4 dan setelah itu menuju ke organ predeleksi yaitu
jantung.
Cara penularan
Penularan penyakit ini dari anjing terinfeksi ke anjing sehat adalah melalui
gigitan nyamuk. Jika nyamuk menggigit anjing, maka pada saat nyamuk menghisap
darah, yang mana larva infektif tertarik oleh panas/suhu tubuh dan membuat jalan
bawah melalui probocis dan masuk kedalam darah induk semang. Larva mikrofilaria
yang masuk kedalam tubuh anjing akan berkembang biak dalam tubuh anjing dan
menjadi dewasa pada jantung dan arteri pulmonalis 6 sampai 7 bulan. Anjing
berumur 6 bulan baru bisa dilihat adanya cacing jantung dewasa.
Patogenesa
Tingkat keparahan cacing jantung tergantung dari seberapa banyak dan
seberapa lama mereka berada dalam tubuh dan bagaima sistem kekebalan tubuh
bereaksi terhadap cacing. Adanya cacing jantung pada arteri pulmonalis
menyebabkan reaksi peradangan dan dapat menyebabkan penggumpalan darah. Juga
mengakibatkan kebocoran pada arteri yang akhirnya cairan keluar dan masuk
kedalam jaringan (Oedema pulmonum). Kemungkinan dapat terjadi hipertensi paruparu karena adanya pembesaran ventrikel kanan akibat jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk melawan tekanan.
Jika cacing dalam jumlah banyak, kemungkinan bisa memenuhi atrium kanan
dan vena cava caudal sehingga akan mengakibatkan gangguan sirkulasi darah ke
jantung, ini mengakibatkan perubahan pada sel-sel darah merah dan sistim
pembekuan darah. Sistem kekebalan (immun) bisa dirusak oleh mikrofilaria sehingga
hasil tes serologis negatif.
Terjadi peradangan pada jantung (endometritis), juga dapat menyebabkan
emboli dan thrombus oleh cacing yang hidup maupun yang telah mati pada arteri
pulmonalis. Pada infeksi yang berat akan menyebabkan distres (kesulitan sirkulasi),
terutama karena gangguan mekanis cacing dewasa. Juga dapat terjadi gangguan
fungsi katup terio ventrikuler yang akibatnya terjadi cirrhosis kongestive hati dan
ascites. Dilatasi dan hipertropi ventrikel kanan akibat dari cacing. Pada arteri
pulmonalis dapat menimbulkan endarteritis.
Gejala klinis
Gejala klinis bervariasi tergantung derajat keparahan infeksi dan lokasi
parasit. Gejala klinis yaitu gangguan sirkulasi, kesulitan bernafas (respirasi). Batuk
dan cendrung menjadi cepat lelah, anemi, acites, oedema, adanya kegagalan jantung
akan timbul gejala sesak nafas. Anemia disebabkan oleh destruksi sel darah dalam
sirkulasi darah..
Patologi Anatomi
1.
2.
3.
4.
pada jantung kanan dipenuhi cacing diliputi gumpalan darah yang membeku
endokardium menebal dan meradang
paru-paru memperlihatkan nekrose dengan foki kecil
endarteritis pada arteri pulmonalis menyebabkan penyempitan pembuluh darah
arteri
Diagnosa
Diagnosa dirofilariasis dapat dilakukan dengan menemukan mikrofilaria
secara langsung pada aliran darah penderita. Teknik yang bisa digunakan untuk
mendiagnosa mikrofilaria dalam darah antara lain dengan preparat basah, teknik
modifikasi knott, metode aceton dan teknik kapiler hematokrit. Selain itu dapat
digunakan pemeriksan serologis dengan ELISA.
BAB III
STUDI KASUS
Signalmen
a)
b)
c)
d)
e)
Jenis
: Anjing
Ras/Breed : Anjing Rothweiler
Usia
: 9 Tahun
Jenis kelamin
: jantan
Berat badan
:-
Anamnesa
Pada pemeriksaan sebelumnya anjing dikatahui meninggal akibat peritonitis
karena perforasi dari intestinal diverticula. Anjing Rothweiler ini diketahui tinggal
satu area dengan dua anjing sehat lainnya.
Hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan secara nekropsi anjing diketahui menderita kaheksia
dengan disertai phlegmonous inflamasi subkutan pada cubital, coxal dan daerah
karpal. Pada pemeriksaan organ hati terlihat bahwa hati mengalami serosis yang
disertai dengan ikterus. Pada pemeriksaan histopat ditemukan jumlah microfilaria
dalam jumlah yang banyak yang sebagian besar berlokasi di intravaskuler, akan tetapi
pada organ hati, lifonodul dan paru-paru microfilaria hanya menempati daerah
jaringan yang mengalami hemoragi.
Dua anjing sehat yang tinggal dalam satu area dengan anjing yang sudah
meninggal kemudian dilakukan pemeriksaan dengan Knotts test untuk microfilaria
D. repens dan hasil test menunjukkan hasil positif bahwa kedua anjing sehat tersebut
telah terinfeksi drifilaria, kemudian penanganan selanjutnya adalah dengan di berikan
treatment pemberian ivermectin secara s.c dua kali sehari selama 7 hari dan hasilnya
berhasil.
BAB III
PEMBAHASAN
Gangguan fungsi pada katup biasanya juga sering terjadi sehingga lumen
jantung kanan mengalami dilatasi dan hipertrofi. Kondisi tersebut akan berlanjut
dengan pembendungan, sirosis hati dan penimbunan cairan pada rongga perut atau
asites (Soulsby, 1974). Pada dasarnya perubahan patologik yang terjadi merupakan
reaksi inang terhadap fenomena sekunder seperti thrombosis (Baker dan Muller,
1988).
Infeksi dirofilaria pada anjing akan menyebabkan hambatan sirkulasi darah
local, termasuk hambatan dalam paru-paru. Ventilasi di dalam paru-paru akan
berkurang sehingga daerah yang menerima oksigen berkurang (hipoksia). Pada
kejadian kronis dengan ditandai adanya cacing dan microfilaria dalam darah, arteri
pulmonalis akan menderita kerusakan secara mekanik sehingga menebal dan
mengalami perluasan tekanan darah pada paru-paru meningkat (hipertensi), dan
ditemukan sel-sel radang polimorf. Bila terjadi kematian cacing dewasa
menyebabkan pendarahan akut, hipertensi paru-paru dan thrombosis (Boudreaux et
al., 1991).
Perubahan dalam bentuk proliferasi pembuluh darah kapler ini diduga terjadi
sebagai reaksi local yang muncul untuk memenuhi kebutuhan oksigen di paru-paru.
Microfilaria yang ditemukan pada beberapa tempat/organ menunjukkan adanya
mikrofilaremia pada waktu hewan masih hidup. Microfilaria dapat menyebabkan
kerusakan mekanik pada jaringan dan sebagian yang telah mati dapat tertimbun di
suatu tempat dan membentuk granula kecil. Paru-paru merupakan sasaran utama
infestasi microfilaria terbukti dengan di temukannya microfilaria pada sampel paruparu. Perubahan yang ditemukan pada organ lain sebagai reaksi terhadap microfilaria
adalah nefritis dan sistitis.
Pengobatan terhadap dirofilaria pada kedua anjing yang sehat ini adalah
menggunakan obat ivermectin. Ivermectin bekerja dengan cara meningkatkan
pelepasan gamma amino butyric acid (GABA) di system saraf serangga dan otot
polos cacing. GABA berfungsi memblokir impuls syaraf, akibatnya terjadi kegagalan
system syaraf pada parasit, sehingga parasit menjadi lumpuh.
PR:
1. Bentukan Otot jantung?
Otot jantung adalah jenis otot lurik tidak sadar yang ditemukan di
dinding jantung, khususnya myocardium. Otot jantung adalah satu dari tiga
jenis otot, yang lainnya adalah otot lurik dan otot polos. Sel-sel yang meliputi
otot jantung, disebut cardiomyocyte atau sel otot myocardiocyteal, dapat
berisi satu, dua, tiga dan empat inti sel (tiga atau empat sangat jarang).
2. Apa saja faktor pembekuan darah?
Faktor I: Fibrinogen
Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang
merupakan reaktan fase akut yang berbentuk globulin beta. Fungsi dari
fibrinogen sendiri adalah untuk membantu proses hemostatis dan akan dibuah
menjadi fibrin.
Faktor II: Protombin
Protombin adalah sejenis glikoprotein yang disimpan dan dibentuk di
dalam hati. Dalam proses pembekuan darah protombin berperan sebagai
protein plasma yang disintesis dalam hati yang pada akhirnya akan diubah
menjadi thrombin.
Faktor III: Trombokinase
Faktor pembekuan darah selanjutnya adalah trombokinase.
Trokmbokinase juga seringkali disebut secara keliru sebagai tromboplastin.
DAFTAR PUSTAKA
Boudreaux, M. K., A. R. Dilon, W, R. Ravis, E.A. Sartin, and J. S. Spano. 1991.
Effects of treatment with aspirin/dipyridamole combination in heartworm
infected, heartworm-infected, and embolized heartworm infected dogs. Am. J.
Vet. Res. 52 (12) : 1992-1999.