Reklamasi Teluk Jakarta
Reklamasi Teluk Jakarta
yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa tetap berjalan. Proyek
ini akan diintegrasikan dengan proyek reklamasi Teluk Jakarta atau
National Capital Integrated Costal Development (NCICD).
Dia mengingatkan bahwa penurunan muka tanah di DKI Jakarta sudah
sangat mengkawatirkan, rata-rata 7,5 - 12 sentimeter (cm) per tahun.
Diperkirakan seluruh Jakarta Utara akan terendam dan berada di bawah
permukaan laut pada tahun 2030. (Baca: Jakarta Terancam Tenggelam 34
Tahun Lagi)
Padahal, sebagai ibukota negara, DKI Jakarta harus memiliki ketahanan
dan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan. Baik dalam hal
penyediaan kualitas air bersih, mitigasi penurunan permukaan tanah,
pengelolaan air limbah, revitalisasi alur sungai, dan pengendalian banjir.
Melihat kondisi ini, Jokowi mengatakan pembangunan pesisir Ibukota
(NCICD) yang sudah lama digagas, akan menjadi solusi. Jangan
dipersempit hanya yang berkaitan dengan reklamasi Jakarta saja, kata
Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) mengenai reklamasi Teluk Jakarta, di
Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (27/4).
Jokowi menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Belanda pekan
lalu. Saya melihat pengelolaan air, water supply, sanitasi, dan yang lainlainnya, juga nantinya yang berkaitan dengan pengembangan pelabuhan,
bandara, jalan tol, transportasi massal. Ini betul-betul semuanya harus
terintegrasi dengan baik, ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Jokowi menekankan tiga hal penting yang harus
dipenuhi dalam pembangunan pesisir Jakarta. Pertama, dari aspek
lingkungan, baik biodata laut maupun magrove. Kedua, aspek hukum,
mengikuti kaidah-kaidah serta aturan-aturan hukum yang berlaku. Ketiga,
aspek sosial, khususnya berkaitan dengan kehidupan nelayan. Dia juga
menekankan bahwa proses pembangunan proyek ini sepenuhnya harus
dikendalikan oleh pemerintah, bukan swasta.
http://katadata.co.id/berita/2016/04/27/jokowi-tekankan-3-hal-dalamproyek-reklamasi-dan-tanggul-raksasa