Anda di halaman 1dari 3

I.

MEMPERTIMBANGKAN ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI


Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar dalam

memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Keterampilan matematis


berperan dalam menganalisis masalah keuangan yang kompleks, sama halnya dengan
kemajuan teknologi computer akuntansi yang memungkinkan informasi tersedia dengan
cepat. Namun, kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menyadari
bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada
efektivitas dari pelaksanaan segala prosedur akuntansi, tetapi juga bergantung pada
bagaimana perilaku orang-orang di dalam perusahaan, baik sebagai pemakai maupun
pelaksana, dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkannya.
Akuntansi adalah Tentang Manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor social secara jelas di desain
dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntasi. Para akuntan secara
berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang
termotivasi, bagaimana mereka menginterprestasikan dan menggunakan informasi akuntansi,
dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan memengaruhi
organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektifitas dan prosedur perusahaan secara luas,
maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktif
terhadap apa yang mereka lihat dan realitas perusahaan.
Akuntansi Adalah Tindakan
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung
jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggug
jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu.
Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung
jawab organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran
organisasi. Peran anggota organisasi sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan.

II.

Dimensi Akuntansi Keperilkuan

Informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data


keuangan saja, tetapi juga data-data nonkeuangan yang terkait dengan proses pengambilan
keputusan.
a.

Lingkup Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi keperilakuan berada dibalik akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan
demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan
desaian, konstruksi, serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien.
Akuntansi keperilakuan dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku
manusia dengan sistem akuntansi mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia
dalam suatu organisasi. Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat
dibagi menjadi tiga bidang besar:

Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan

sistem akuntansi.
Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia yang berkenaan dengan
bagaimana sistem akauntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan

keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama.


Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
.

b. Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan


Riset menunjukkan bahwa jika aspek keperilakuan dari keputusan tidak
diselidiki secara menyeluruh dan tindakan korektif tidak diambil ketika sikap
menyimpang dideteksi, maka dapat dipastikan bahwa hasilnya menyebabkan sistem
tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya yang diantisipasi. Manajer yang sadar
terhadap aspek keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang yang
terlibat guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi
tersebut, apakah menguntungkan atau merugikan. Selain itu, akuntan keperilakuan
seharusnya juga perlu menentukan apakah orang-orang yang terlibat memiliki
pengertian tentang sistem yang didasarkan pada isu-isu keamanan yang actual atau
apakah mereka hanya mencerminkan ketakutan dari sesuatu yang tidak diketahui.
III.

LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Sebelumnya para akuntan hanya fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya
yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa
depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari
perilaku dan kinerja masa lalu itu merupakan faktor yang akan mempengaruhi perilaku di
masa depan. Dan melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu
organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta
cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan
penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan
pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka
melakukn pekerjan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisai. Para akuntan
keperilakuan juga menyadari bahwa mereka bebas mendesai sistem informasi untuk
memengaruhi motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab mereka
menjangkau ke luar pengumpulan dan penggunaan laporan akuntansi oleh orang lain.
Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah
memengaruhi perlaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai