Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting, sehingga
kualitas rumah akan berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Rumah sehat dan
nyaman merupakan sumber inspirasi penguninya untuk dapat berkarya sehingga
dapat meningkatkan produktivitasnya. Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan. Penyakit-penyakit berbasis
lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada
kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan
lebih dari 80% penyakit yang diderita oleh bayi dan balita.1
Penyakit berbasis lingkungan antara lain: ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut), pneumonia, tuberkulosis paru, diare, dan malaria. Berdasarkan Riskesdas
tahun 2013, period prevalence ISPA Indonesia sebesar 25%, period prevalence
pneumonia Indonesia sebesar 1,8%, prevalensi tuberkulosis paru Indonesia sebesar
0,4%, insiden dan period prevalence diare Indonesia sebesar 3,5% dan 7%,
sementara insiden dan prevalensi malaria Indonesia sebesar 1,9% dan 6%.2
Upaya pengendalian faktor resiko yang mengancam kesehatan keluarga dari
dampak kualitas lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak memenuhi
syarat,
telah
diatur
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
nomor
Rengasdengklok tahun 2013 hanya mencapai 41,97%. Angka ini masih sangat jauh
dari target penilaian kinerja puskesmas sebesar 75%.4-8
1.2 Rumusan masalah
1. Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit
berbasis lingkungan, yang menyumbangkan lebih dari 80% penyakit yang diderita
oleh bayi dan balita.
2. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, period prevalence ISPA Indonesia sebesar
25%, period prevalence pneumonia Indonesia sebesar 1,8%, prevalensi
tuberkulosis paru Indonesia sebesar 0,4%, insiden dan period prevalence diare
Indonesia sebesar 3,5% dan 7%, sementara insiden dan prevalensi malaria
Indonesia sebesar 1,9% dan 6%.
3. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, persentase rumah sehat
secara nasional hanya sekitar 61,68%.
4. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012, persentase rumah
sehat hanya mencapai angka 62,8%, di Kabupaten Karawang tahun 2012, hanya
mencapai angka 54,6% dan di Puskesmas Rengasdengklok tahun 2013 hanya
mencapai 41,97%. Angka ini masih sangat jauh dari target penilaian kinerja
puskesmas sebesar 75%.
5. Belum diketahui masalah dalam program pengawasan rumah sehat di Puskesmas
Rengasdengklok, periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum:
Mengetahui masalah yang timbul dan cara penyelesaiannya dalam melaksanakan
program pengawasan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok
pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 dengan metode pendekatan
sistem.
1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator:
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
2.
3.
2.
Dengan
tercapainya
keberhasilan
program,
diharapkan
dapat
1.5. Sasaran
Seluruh rumah di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program Pengawasan Rumah Sehat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, periode Agustus
2014 sampai dengan Juli 2015, diambil dari laporan bulanan penyehatan lingkungan
yang terdiri dari:
1. Pendataan rumah sehat
2. Inspeksi rumah sehat
3. Penyuluhan rumah sehat
4. Pembinaan rumah sehat
2.2. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data program Rumah Sehat di Puskesmas
Rengasdengklok periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015. Data dibandingkan
dengan tolok ukur yang telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem
sehingga ditemukan masalah pada program rumah sehat. Usulan dan saran diberikan
berdasarkan penyebab dari masing-masing unsur keluaran sebagai pemecahan
masalah, dengan menggunakan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Kerangka Teoritis
6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu
sistem dari kegiatan Rumah Sehat.
Bab IV
Penyajian Data
Data
Dasar
Penyehatan
Lingkungan,
UPTD
Puskesmas
Desa Dewisari
Desa Kertasari
Desa Amansari
4.2.2 Demografi
4.2.2.1. Berdasarkan data proyeksi tahun 2014 Puskesmas Rengasdengklok
memiliki 80.335 penduduk, terdiri dari laki- laki 41.407 dan perempuan
38.928, jumlah KK 21.342 dengan jumlah bayi (0-11 bulan) 2.177, Balita
(1-4 tahun) 5.148, ibu hamil 2.279 dan neonatus 2.198.
4.2.2.2. Penduduk miskin 33.24% dari jumlah penduduk wilayah Puskesmas
Rengasdengklok yaitu sebanyak 25.757, KK miskin 6.439 dengan jumlah
bayi (0-12 bulan) 695, Balita (1-4 tahun) 1.711, ibu hamil 758, ibu
menyusui 718, ibu melahirkan 731, neonatus 731, pria usia subur (PUS)
5.544 dan wanita usia subur (WUS) 6.868.
4.2.2.3. Jumlah rumah di wilayah kerja puskesmas Rengasdengklok sebanyak
19.646 unit.
4.2.2.4. Tingkat pendidikan terbanyak penduduk wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok adalah Sekolah Menengah Pertama/SMP (46.79%).
4.2.2.5. Mata
pencarian
terbanyak
penduduk
wilayah
kerja
Puskesmas
APBD
: Tersedia
BOK
: Tersedia
Leaflet
: Ada
Lembar balik
: Tidak Ada
Poster
: Ada
: Ada
: Ada
Alat tulis
: Ada
Sarana transportasi
: Ada
4.3.1.4
Metode (Method)
melalui
kaedah
survei
di
wilayah
kerja
Puskesmas
10
4.3.2
Proses
4.3.2.1 Perencanaan
4.3.2.2 Pengorganisasian
Dibuat struktur organisasi, kepala puskesmas sebagai penanggung jawab
program, melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator kesehatan
lingkungan, kemudian melakukan koordinasi dengan pelaksana program.
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya:
11
Kepala Puskesmas
dr. Hj. Siti Yulyana
Koordinator program.
Melakukan
pencatatan
melaporkan
hasil
hasil
pencatatan
keberhasilan
kepada
program
Kepala
dan
Puskesmas
4.3.2.3 Pelaksanaan:
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan,
dilaksanakan secara berkala:
4.3.2.4 Pengawasan
Adanya rapat bulanan di Puskesmas Rengasdengklok tentang hasil
Cakupan
Pengawasan
Rumah Sehat
x 100%
13
Persentase
Rumah Sehat
x 100%
4.3.4 Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Lokasi:
Iklim:
Kondisi Geografis:
Kondisi geografis tidak mempengaruhi program pengawasan rumah
sehat.
b. Lingkungan Non Fisik
Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah yaitu SMP dan masih ada
yang tidak bersekolah.
4.3.5
Umpan Balik
o
Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang
membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan, tetapi
tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap mengenai penyuluhan dan
pembinaan rumah sehat, sehingga tidak dapat digunakan sebagai masukan dalam
perencanaan program pengawasan rumah sehat selanjutnya.
4.3.6. Dampak
Dampak Langsung
Diharapkan meningkatnya jumlah rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok.
15
Bab V
Pembahasan Masalah
Tabel 5.1 Variabel-variabel dari Masalah
N
o
1
Variabel
Tolok Ukur
Cakupan
Masalah
Keluaran
Target Kabupaten
Karawang
75 %
19,50%
(+) 74,00%
75 %
14,63%
(+) 80,49%
75 %
75 %
1 orang merangkap
koordinator juga sebagai
pelaksana program.
(+)
(+)
Cakupan
pengawasan
rumah sehat
Presentase rumah
sehat
Penyuluhan
rumah sehat
Pembinaan
rumah sehat
Masukan
Tenaga (Man)
Sarana (Material)
Proses
Pengorganisasian
Leaflet
Lembar balik
Poster
Pedoman teknis penilaian
rumah sehat
Formulir penilaian rumah
sehat
Alat tulis
Sarana transportasi
Kepala Puskesmas
(dr. Hj. Siti Yulyana)
(+)
Koordinator Kesehatan
Lingkungan
(H. Iwan S. Hidayat )
Staf Pusling, Staf
Promkes, Ketua RT/RW
Koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral tidak
optimal.
16
Pelaksanaan
Umpan Balik
Lingkungan
Fisik
Non Fisik
(+)
(+)
(+)
(+)
17
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah Sebenarnya (menurut Keluaran)
Dari
hasil
laporan
program
penyehatan
lingkungan
di
Puskesmas
Masukan
o Terdapat hanya 1 orang petugas yang bertugas sebagai kordinator
merangkap sebagai pelaksana program.
o Tidak tersedia lembar balik sebagai sarana penyuluhan/pemicuan kepada
masyarakat.
Proses
o Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum optimal di
lintas program dan lintas sektoral.
o Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih
kurang.
o Kurangnya koordinasi dengan PKK setempat.
Umpan Balik
o Tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap mengenai
penyuluhan dan pembinaan rumah sehat.
Lingkungan
o
Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau karena jalanan
yang becek dan beberapa tempat terkadang banjir.
18
19
Bab VII
Prioritas Masalah
Pada keluaran hanya didapatkan 2 masalah, sehingga tidak dilakukan prioritas masalah.
20
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
7.1
Masalah I
Persentase cakupan pengawasan rumah sehat 19,50% dari tolok ukur sebesar 75%,
dengan besar masalah 74,00%.
Penyebab:
Penyelesaian masalah:
Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah
sehat, kemudian mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
Menambah jumlah serta memotivasi dan melatih kader terkait tentang
pengawasan rumah sehat.
Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral. Selain itu, dengan
menggunakan azaz keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga
melakukan pendataan ke setiap rumah seperti program PHBS oleh kader,
untuk sekaligus melakukan pengawasan rumah sehat.
7.2
Masalah II
Persentase rumah sehat 14,63% dari tolok ukur sebesar 75%, dengan besar masalah
80,49%.
Penyebab:
Penyelesaian masalah:
Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah
sehat, kemudian mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
Menambah jumlah serta memotivasi dan melatih kader terkait tentang
pengawasan rumah sehat.
Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral, terutama dengan
Dinas Sosial, Dinas Perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum.
Mengadakan pertemuan dengan tim PKK setempat secara berkala, minimal 3
bulan sekali, untuk membincangkan dan menyelenggarakan kegiatan yang
melibatkan masyarakat untuk tahu dan sadar tentang pentingnya rumah sehat.
Misalnya dengan gotong-royong untuk membina tempat sampah yang
memenuhi syarat di sekitar desa sehingga masyarakat tidak membuang sampah
sembarangan.
Menyiapkan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan
masyarakat tentang rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.
22
Bab IX
Penutup
8.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pengawasan rumah sehat yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok pada periode Agustus 2014
sampai dengan Juli 2015
24
Daftar Pustaka
25