PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah No.24/1979, definisi objek wisata adalah
perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan
tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Wisata alam
adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala
keunikan alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam,
Taman Buru, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi (Direktorat Pemanfaatan Alam
dan Jasa Lingkungan, 2002).
Sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
flora,
fauna
dan
gejala
pemandangan alamnya
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam dan
ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan rakyat dengan tetap memperhatikan upaya konservasi. Sumberdaya
alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pelestarian alam dan sekaligus sebagai
obyek wisata alam, adalah: gunung, taman laut, sungai, pantai, flora termasuk
hutan, fauna, air terjun, danau dan pemandangan alam. (Sumarmo, 2010).
Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman potensi budaya dan
wisata tersendiri. Keanekaragaman wisata di tiap daerah memiliki ciri khas dan
keunikan yang dapat menjadi daya tarik wisatawan asing maupun dalam negeri
untuk berkunjung. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata alam adalah
Magelang. Sektor pariwisata di Magelang sangat beragam terutama wisata
alamnya, beberapa diantaranya adalah candi borobudur, wisata dataran tinggi
ketep pass, wisata sungai progo dan sungai elo yang sering digunakan untuk
wisata air, wisata air terjun kedung kayang dan masih banyak lagi.
Menurut R.W.McIntosh (dalam Basuki Antariksa, 2011) menjelaskan bahwa
beberapa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan adalah
Relaxation, rest and recreation (beristirahat untuk menghilangkan stress), dengan
tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Hal tersebut antara lain
dilakukan dengan mengunjungi lingkungan yangberbeda dengan yang dilihatnya
sehari-hari, dimana lingkungan tersebut memberikan kesan damai dan
BAB II
TINJAUA PUSTAKA
A. Obyek Wisata Kedung Kayang
Air Terjun Kedung Kayang terletak di alur Sungai Pabelan yang berasal dari
Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Air terjun yang berada pada ketinggian 950
meter dari permukaan laut ini terletak di perbatasan Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Boyolali. Lokasi presisinya adalah di antara Desa Wonolelo, Kecamatan
Sawangan, Kabupaten Magelang, dan Desa Klakah, kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali. Selain itu, Kedung Kayang terletak tepat di tengah jalan tembus MagelangBoyolali dan terletak di kawasan jalur wisata SSB (Solo-Selo-Borobudur). Lokasinya
terletak tepat di sebelah utara objek wisata Ketep Pass. Secara fisik, air terjun alami
ini berketinggian 39 meter dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Aliran air
terjun cukup deras. Sungainya pun cukup jernih. Di sekitar air terjun, terdapat Mata
Air Penguripan yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk beragam keperluan
dan tujuan. Sedangkan, satu mata air lagi bernama Mata Air Kinasihan dipercaya
bermanfaat besar bagi yang memerlukan bantuannya.
Terdapat dua jalur menuju Air Terjun Kedung Kayang. Jalur tersebut
menawarkan pemandangan sangat berbeda. Jalur lurus bisa melihat pemandangan
objek wisata alam ini dari atas dan bawah. Sedangkan, jika Anda mengambil jalur
kiri, Anda hanya bisa melihat pemandangan air terjun dari atas.
Untuk fasilitas dan akomodasi, pihak pemerintah dan warga setempat telah
menyediakan toilet, kedai makan, bumi perkemahan, dan tempat parkir. Akses jalan
menuju lokasi mudah dijangkau, tidak terlalu jauh dari pusat kota, dan memiliki
badan jalan cukup lebar untuk dilalui kendaraan roda empat. Setibanya di area obyek
wisata ini akan ditemui pintu gerbang sederhana yang terletak pada jalan yang
membelok, dimana di dekatnya terdapat jalan kecil menuju bumi perkemahan.
Kurang lebih 100 m selanjutnya akan di temui area parkir kendaraan.
Untuk menuju lokasi grojogan ini masih harus berjalan sekitar 15 menit atau
sekitar 200 m jaraknya. Dari tempat parkir ini sekitar 100 m akan ditemui jalan
percabangan 2, yang lurus dan ke kiri. Untuk yang berbelok kekiri sedangkan yan
yang lurus sejauh kurang lebih 1 km dengan cara memutar melewati persawahan dan
aliran sungai.
Sesampainya di lokasi, dari tempat parkir masih harus jalan sekitar 15 menit
atau sekitar 200 m untuk benar-benar sampai di air terjunnya. Ada dua jalur untuk
menuju grojogan ini. Yang pertama, jalan lurus langsung sehingga bisa melihat
pemandangan grojogan dari atas dan bawah. Atau yang kedua, jalan ke arah kiri yang
hanya bisa melihat pemandangan grojongan dari atas. Kondisi ke dua jalur ini berliku
dan sudah dibuatkan undakan, walau sebagian kecil belum ada pagar pengaman
B. Wisata dan Pariwisata
1. Definisi Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,
pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
negara penerima wisatawan.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut:
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek
atau daya tarik wisata.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait
dibidang tersebut.
d. Kepariwisataan adalah
segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan pariwisata.
e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa.
Melakukan perjalanan ditentukan oleh keinginan yang mendorong seseorang
untuk bepergian ke daerah yang akan dituju. Melakukan perjalanan wisata adalah
hal yang menyenangkan dan disukai oleh semua orang. Oleh sebab itu, Menurut
Desky (1999: 6), ciri-ciri pariwisata yaitu sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
yang
menjadi
latar
belakang
seseorang
untuk
berwisata.
c.
d.
e. Curiousity and culture (rasa ingin tahu dan motivasi yang berkaitan dengan
kebudayaan), yang saat ini semakin meningkat kualitasnya karena
perkembangan teknologi informasi dan peningkatan kualitas pendidikan.
Motivasi yang menjadi latar belakang seseorang melakukan kunjungan dalam
hal ini adalah keinginan untuk melihat destinasi pariwisata yang memiliki nilai
sejarah dan budaya yang sangat tinggi oryang menyelenggarakan aktivitas
budaya yang sangat penting, seperti festival musik, festival seni, teaterdan
sebagainya;
f. Ethnic and family (kesamaan etnik dan kunjungan kepada keluarga). Khusus
berkaitan dengan kesamaanetnik, orang dapat termotivasi untuk mengunjungi
suatu tempat karena dianggap sebagai tempattinggal/kelahiran nenek
moyangnya.
g. Spiritual and Religious (alasan yang bersifat spiritual dan keagamaan);
h. Status and prestige (menunjukkan status sosial dan gengsi), dengan tujuan
untuk menunjukkan kepadaorang lain bahwa seseorang memiliki status sosial
dan gengsi yang tinggi karena mampu berwisata kesuatu destinasi pariwisata
tertentu;
i. Professional or business (melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
profesi/pekerjaan),
misalnya
aktivitas
menghadiri
suatu
sidang
atau
konferensi.
C. Bahya dan Potensi Bahaya
1. Bahaya
Bahaya atau hazard adalah suatu sumber yang berpotensi menimbulkan
kerugian baik berupa luka-luka terhadap manusia, penyakit, kerusakan properti,
lingkungan atau kombinasinya (frank bird-loss control management). Sedangkan
menurut OHSAS 18001 hazard adalah sumber, situasi atau tindakan yang
berpotensi menimbulkan kerugian dalam hal luka-luka atau penyakit terhadap
manusia.
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan
lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian yang tepat agar bahaya tersebut
tidak menimbulkan akibat yang merugikan. Bahaya merupakan sifat yang melekat
(inherent) dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem, kondisi atau peralatan.
2. Potensi Bahaya
Menurut Tarwaka (2014: 266) potensi bahaya adalah suatu yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau
bahkan dapat menyebabkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja.
D. Resiko Bahaya
E. Pengert