Anda di halaman 1dari 2

Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine dari

penyaringan unsur-unsur plasma . Urine atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Proses pembentukan urin di
dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali),
dan augmentasi (penambahan) (Frandson, 1992).
Pemeriksaan kesehatan berdasarkan urin atau yang sering disebut dengan
urinalysis berdasarkan pada kandungan urin dapat menunjukkan potensi kelainan
pada pasien. Variasi warna urin dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat
yang dikonsumsi oleh pasien. (j2). Tujuan pemeriksaan urin ada 2, yang pertama
adalah untuk mendeteksi gangguan fungsi tubuh seperti ketidaknormalan
metabolisme, dengan fungsi ginjal berjalan normal, namun hasil akhir eksresi dari
metabolitnya abnormal, yang spesifik untuk penyakit tertentu. Tujuan kedua adalah
untuk mendeteksi kondisi intrinsik yang memberikan pengaruh merugikan terhadap
ginjal atau saluran kemih. Ginjal yang sakit tidak dapat berfungsi normal dalam hal
regulasi volume dan komposisi cairan tubuh, serta pertahanan homeostasis. (J1)

Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti
telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Sejumlah protein ditemukan pada
pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi gejala awal dan
mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius.Walaupun penyakit ginjal
yang penting jarang tanpa adanya proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria
biasanya bersifat sementara, tidak penting atau merupakan penyakit ginjal yang
tidak progresif.Lagipula protein dikeluarkan urin dalam jumlah yang bervariasi
sedikit dan secara langsung bertanggung jawab untuk metabolisme yang
serius.adanya protein di dalam urin sangatlah penting, dan memerlukan penelitian
lebih lanjut untuk menentukan adanya penyebab/penyakit dasarnya.
Proteinuria yaitu urin manusia yang terdapat protein yang melebihi nilai normalnya yaitu lebih
dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2. Dalam keadaan normal, protein
didalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional. Sejumlah protein ditemukan
pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi gejala awal dan mungkin
suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius. Walaupun penyakit ginjal yang penting jarang
tanpa adanya proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria biasanya bersifat sementara, tidak
penting atau merupakan penyakit ginjal yang tidak progresif. Lagipula protein dikeluarkan urin
dalam jumlah yang bervariasi sedikit dan secara langsung bertanggung jawab untuk
metabolisme yang serius. Adanya protein di dalam urin sangatlah penting, dan memerlukan
penelitian lebih lanjut untuk menentukan adanya penyebab/penyakit dasarnya. (Ganong, W. F,
2000)

Biasanya proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya diatas 200mg/hari.pada beberapa
kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Ada yang mengatakan proteinuria persisten jika
protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit

diatas nilai normal. Dikatakan proteinuria massif bila terdapat protein di urin melebihi 3500
mg/hari dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin. Dalam keadaan normal, walaupun
terdapat sejumlah protein yang cukup besar atau beberapa gram protein plasma yang melalui
nefron setiap hari, hanya sedikit yang muncul didalam urin. (Ganong, W. F, 2000)
Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi dan bermakna.
Metode dipstik mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan hasil positif palsu bila pH
>7,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah. Urin yang sangat encer menutupi
proteinuria pada pemeriksaan dipstik. Jika proteinuria yang tidak mengandung albumin dalam
jumlah cukup banyak akan menjadi negatif palsu. Sekarang ini, dipstik yang sangat sensitif
tersedia di pasaran dengan kemampuan mengukur mikroalbuminuria (30-300 mg/hari) dan
merupakan petanda awal dari penyakit glomerulus yang terlihat untuk memprediksi jejas
glomerulus pada nefropati diabetik dini. (Thenawijaya, M. 1995)

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
J1
J2
Ganong, W. F,2000. Fisiologi Kedokteran edisi 14, Penerbit buku kedokteran, EGC.
Thenawijaya, M. 1995. Uji Biologi. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai