Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan karena obstruksi di ureter. Sebenarnya lebih tepat
diistilahkan dengan kolik ureter. Nyeri yang timbul berasal dari spasme ureter yang menjepit
batu, menyebabkan obstruksi dan distensi ureter, sistem pelviokalises, dan kapsul ginjal.
Walaupun sebagian besar diakibatkan oleh batu, kolik renal juga dapat disebabkan oleh
limfadenopati, blood clot, atau sloughed renal papilla.
Bagaimana Gejala Kolik Renal?
Gejala klasik kolik renal berupa nyeri akut di daerah pinggang (di antara sudut kostrovertebral,
lateral otot sakrospinal, dan di bawah iga ke 12). Nyeri dapat menjalar ke daerah perut kuadran
atas, punggung, selangkangan, testis atau labia mayora, tergantung lokasi obstruksi. Deskripsi
nyeri dapat digunakan untuk menentukan lokasi obstruksi. Bila batu terdapat di daerah Vesicoureteric Junction (VUJ) pasien mungkin mengalami anyang-anyang karena iritasi otot detrusor
oleh batu.
Gejala kolik renal juga dapat disertai mual dan muntah. Nyeri muncul hilang timbul dan
intensitas nyeri juga bervariasi. Nyeri seringkali reda di antara 2 serangan. Nyeri terus menerus
dapat dipikirkan sebagai gejala peritonitis. Hematuria makroskopik dapat terjadi, namun perlu
dipastikan apakah terdapat clot yang menandakan patologi saluran kemih bagian atas. Jika gejala
kolik renal disertai adanya infeksi, pasien dapat saja mengalami demam dan keringat dingin.
Berikut adalah tabel diferensial diagnosis pasien dengan gejala kolik renal:
Diferensial
Pielonefritis
Nyeri muskuloskeletal
Appendicitis
Cholecystitis
Diverticulitis
Pecah Aneurisma
atas
Berhubungan dengan bowel symptoms, nyeri di fossa iliaka kiri
Usia tua, terdapat faktor risiko vascular
Aorta Abdominal
Torsio Testis
Problem ginekologis
paling banyak yaitu VUJ (60.6%), proximal ureter (23.4%), PUJ (10.6%), dan dekat iliaka
(1.1%).
Analgesik apa yang tepat diberikan?
NSAID dan golongan opiat masih merupakan pilihan utama. NSAID mengurangi skor nyeri dan
pasien biasanya tidak memerlukan tambahan analgesik lain dibandingkan dengan pasien yang
diberi golongan opiat. Opiat, semisal petidin, memiliki efek samping terutama muntah. NSAID
diberikan pada pasien kolik renal kecuali bila ada kontraindikasi (ulkus peptik, gangguan fungsi
ginjal, dan asma berat). Namun penelitian Cohcrane review tidak dapat menentukan NSAID
mana yang paling baik digunakan.
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi cairan untuk mendorong batu keluar, dan
beberapa pusat perawatan menggunakan cairan intravena volume besar atau diuretik untuk
tujuan yang sama. Sebenarnya belum ada bukti berdasarkan dari Cohrane review untuk
menggunakan cairan dalam jumlah besar, namun konsumsi cairan 2 L per hari dianjurkan oleh
para ahli untuk memastikan hidrasi yang cukup, terutama bila pasien menggunakan obat yang
nefrotoksik.
Penggunaan akupuntur pada beberapa negara di dunia, pada studi randomisasi terbukti efek yang
ekuivalen dengan analgesik intramuskular. Terdapat bukti dengan nilai yang rendah penggunaan
anti-spasmodik pada kolik renal, salah satunya hyosin versus plasebo.
Berapa besar kemungkinan batu dapat keluar, dan berapa lama diperlukan?
Apakah batu dapat keluar dengan spontan tergantung dari ukuran dan lokasinya. Pada salah satu
penelitian yang dilakukan pada 172 pasien, berdasarkan lokasinya, kemungkinan keluar spontan
berkisar 49% pada proksimal ureter, 60% pada mid ureter, 75% pada distal ureter, dan 79% pada
VUJ. Berdasarkan ukuran diameternya, kemungkinan keluarnya batu yaitu 76% pada ukuran 2-4
mm, 60% pada ukuran 5-7 mm, 48% pada ukuran 7-9 mm, dan 25% pada ukuran >9 mm.
Penelitian meta-analisis pada 328 pasien menunjukkan, kemungkinan keluarnya batu yaitu 68%
pada ukuran < 5 mm dan 47% pada ukuran 5-10 mm. Penelitian terbaru pada 656 pasien
menunjukkan 86% akan keluar tanpa pengobatan, yakni 55.3% dalam 7 hari, 73.7% dalam 14
hari, dan 88.5% dalam 28 hari.19 Berdasarkan ukurannya waktu yang diperlukan untuk keluar
spontan adalah 6.8 hari untuk ukuran < 2 mm, 12.6 hari untuk ukuran 2-4 mm, 14.8 hari untuk
ukuran 4-6 mm, dan 21.8 hari untuk ukuran 6-8 mm.
yang diperlukan bila penanganan batu dilakukan secara konservatif. Jika batu sudah keluar, maka
tidak perlu dilakukan follow up imaging. Jika batu terlihat saat menggunakan NCCT,
penggunaan radiografi pada ginjal, ureter, dan kantung kemih dapat digunakan untuk menilai
progresivitas batu. Jika batu tidak terlihat dengan NCCT, radiografi dapat tetap dilakukan karena
kemungkinan 10% batu akan tetap terlihat. Untuk follow up biasanya para ahli
merekomendasikan radiografi X-ray pada ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk melihat
adanya batu, atau dengan USG untuk melihat derajat hidronefrosis.
Apa pilihan tatalaksana untuk mengatas batu saluran kemih?
Tatalaksana batu saluran kemih tergantung dari beberapa kondisi seperti ukuran, lokasi, gejala
yang sedang dirasakan, ketersediaan fasilitas, dan pilihan pasien. Beberapa fasilitas kesehatan
melakukan tatalaksana konservatif untuk batu dengan ukuran < 10 mm, nyeri terkontrol, fungsi
ginjal normal dan tidak ada tanda sepsis. Jika batu tidak keluar dalam 4-6 minggu, maka
kemungkinaan dapat keluar setelah itu sangat kecil.
Pasien perlu diberitahu, terutama bila pasien sedang bepergian. Bisa saja keluhan kolik dapat
muncul selama penerbangan dan asuransi tidak akan menanggung untuk kejadian tersebut.
Indikasi penanganan batu secara aktif yaitu pada pasien dengan kemungkinan kecil batu dapat
keluar spontan, nyeri persisten, obstruksi yang sedang berlangsung, dan insufisiensi ginjal. Jika
terdapat infeksi, maka drainase ginjal perlu dilakukan.
Pilihan utama untuk terapi batu saluran kemih yaitu dengan extracorporeal shockwave lithotripsy
(ESWL) atau ureteroskopi. Berikut adalah perbedaannya:
ESWL
Dengan analgesik atau sedasi
Prinsip gelombang suara yang
Ureteroskopi
Dengan general atau spinal anastesia
Rigid atau semi-rigid ureteroskop
dipusatkan ke batu
Perlu dilakukan 1 atau lebih
pemeriksaan
Keberhasilan berdasarkan letak:
pasang stent
Keberhasilan berdasarkan letak:
Proximal: 82%
Proximal: 82%
Mid: 73%
Mid: 87%
Distal: 74%
Keberhasilan berdasarkan diameter
Distal: 93%
Keberhasilan berdasarkan diameter