Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan. Apabila tidak
diketahui sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg sebelum kehamilan 20
minggu (mellyna huliana, 2007). Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua
lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan
harus benar benar dipahami oleh semua tenaga medis (Prawirohardjo,2010). Terdapat
berbagai upaya untuk mengontrol tekanan darah pada ibu hami salah satunya adalah olahraga
secara teratur (Maryuni dkk. 2011)
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5-10% dari seluruh kehamilan, dan dapat
menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu pendarahan dan infeksi, yang berkontribusi
besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu.Dengan hipertensi, sindrom preeklampsia,
baik sendiri atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang paling berbahaya (Khan
dkk, 2006)
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia yaitu 303.000 jiwa. Kematian ibu terbanyak terdapat pada Negara
berkembang yaitu 302.000 jiwa, sedangkan pada negara maju angka kematian ibu yaitu
1.700 jiwa. Afrika merupakan negara yang memiliki angka kematian ibu tertinggi yaitu
201.000 jiwa, diikuti oleh asia selatan yaitu 66.000 jiwa, asia timur yaitu 4800 jiwa, asia
barat yaitu 4.700 jiwa, Asia tenggara yaitu 13.000 jiwa. Angka kematian ibu di asia tenggara
yaitu Laos 197 per 100.000 kelahiran hidup, Myanmar yaitu 178 per 100.000 kelahiran
hidup, kamboja 161 per 100.000 kelahiran hidup, Indonesia 126 per 100.000 kelahiran hidup,
Filipina 114 per 100.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 54 per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2015).
Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong cukup tinggi jika dilihat dari target
Millenium Development Goals (MDGs) pada akhir tahun 2015 yaitu 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Menurut laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, penyebab
kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.

Laporan profil kesehatan Indonesia tahun 2015 menunjukan bahwa hipertensi dalam
kehamilan merupakan factor yang berpengaruh terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu
27,1%, dan dapat menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu perdarahan dan infeksi,
yang berkontribusi besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu. Menurut Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, Angka Kematian Ibu (AKI) di Bali sejak Januari
sampai Juni 2015 mencapai 29 kasus dengan penyebab hipertensi dalam kehamilan sebanyak
10 kasus. Suarjaya juga menegaskan untuk kasus AKI terbanyak terdapat berada di
Kabupaten Buleleng dengan sembilan kasus, Badung (enam), Denpasar (lima), Karangasem
(empat), Jembrana dan Klungkung masing-masing (dua) sementara untuk Kabupaten Bangli
(1).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di ////// didapatkan data bulan Agustus 2014
Oktober 2014. Bulan Agustus 2014 ada 32 ibu hamil ( 31,4%), bulan September 2014 ada 34
ibu hamil (33,3%), dan bulan Oktober 2014 ada 36 ibu hamil (35,3%). Dari hasil tersebut
diperoleh sejumlah 102 ibu hamil dengan rata-rata tiap bulan sebanyak 34 ibu hamil (31,3%).
Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa wawancara kepada 10 ibu hamil. Dari
wawancara tersebut hanya 4 ibu hamil mengerti tentang hipertensi dalam kehamilan dan 6
ibu hamil tidak mengerti tentang hipertensi dalam kehamilan.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di .
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di
..?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di
BPS Anas Kusuma Amd.Keb Pilangsari Sragen.

2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di
. pada kategori baik.
b) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilandi
. pada ketegori cukup.
c) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di
. pada kategori kurang.
d) Mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang hipertensi dalam kehamilan di .
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a) Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang keperawatan maternitas khususnya mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil
tenteng hipertensi dalam kehamilan.
b) Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai data untuk melaksanakan penelitian
lebih lanjut
2. Manfaat Secara Praktis
a) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses
belajar mengajar tentang hipertensi dalam kehamilan.
b) Dapat meningkatkan pelayanan kebidanan pada ibu hamil tenteng hipertensi dalam
kehamilan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Definisi

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia terhadap


sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan akan lebih baik
dan nyaman yang berkembang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia baik
dimasa sekarang maupun masa depan. Pengetahuan bukan hanya sekedar menjawab
pertanyaan what, misalnya apa alam, apa manusia dan apa air (Ariani, 2014).
2. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh kebenaran pengetahuan dalam sepanjang sejarah dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Cara non ilmiah
a) Coba-coba salah (trial and error)
Cara ini digunakan dengan menggunakan

kemungkinan

dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,


dicoba kemungkinan yang lain.
b) Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh
orang yang bersangkutan.
c) Kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh dari pemegang kekuasaan yakni orang yang
mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah,
otoritas pimpinan agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuan.
d) Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
b. Cara Ilmiah
Cara ini disebut sebagai metode penelitian (research methodology).
Pengetahuan yang diperoleh dari pengamatan yang di klasifikasikan dan
akhirnya mendapat kesimpulan secara sistematis, logis dan ilmiah
(Notoatmodjo, 2012).
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Aryani, 2014, faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya:
a. Faktor Internal
a) Umur

Rentang waktu yang dimulai sejak dilahirkan hingga ulang tahun. Umur
akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan
diperoleh akan semakin baik.
b) Jenis Kelamin
Perbedaaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada
dasarnya perempuan memiliki kesadaran yang lebih untuk mencari
informasi
c) Pendidikan
Proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu dengan lingkungan
secara informal maupun formal. Semakin tinggi pendidikan maka semakin
mudah individu tersebut menerima informasi.
d) Pekerjaan
Aktifitas yang dilakukan untuk memperoleh penghasilan dan untuk
memenuhi kebutuhan setiap hari.
b. Faktor Eksternal
a) Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial.
b) Sosial Budaya
Kebiasaan atau tradisi yang dilakuakan tanpa melalui penalaran yang
dilakukan baik atau buruk.
c) Status Ekonomi
Status sosial dan ekonomi mempengaruhi pengetahuan.
d) Sumber Informasi
Sumber informasi yang banyak akan memiliki pengetahuan yang luas
4. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dominan kognitif mencakup menjadi 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu (know) merupakan mengingat kembali (Recal) terhadap sesuatu yang
spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui sehingga dapat menginterpretasikan dengan benar.
Orang yang paham terhadap suatu obyek atau materi dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap obyek yang


dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainaya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menanyakan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian di dalam
suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu
materi atau obyek. Penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan/kriteria
yang telah ada (Ariani, 2014).
5. Criteria pengetahuan
Menurut (Riwikdido, 2013).
1. Pengetahuan baik

: Bila nilai responden (x) > mean+1 SD

2. Pengetahuan cukup

: Bila nilai mean 1 SD x mean + 1 SD

3. Pengetahuan kurang

: Bila nilai responden (x) < mean 1 SD

B. Konsep Dasar Kehamilan


1. Definisi
Periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum. Periode
antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari tiga belas
minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih
280 hari, 40 minggu, 10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar) atau 9 bulan

sejak hari pertama haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28hari). Hal ini membuat
kehamilan berlangsung kurang lebih 266 hari atau 38 minggu (Varney, 2006).
2. Tahapan kehamilan
a. Trimester pertama
Trimester pertama pada umur kehamilan 0 12 minggu. Dianggap sebagai
periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan oleh wanita adalah
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap
kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang
paling penting pada trimester pertama kehamilan.
b. Trimester kedua
Trimester kedua pada umur kehamilan13 28 minggu.Periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami selama hamil.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga pada umur kehamilan 2940 minggu. Periode penantian
dengan penuh kewaspadaan. Dimana saat wanita menyadari kehadiran
bayinya (Varney, 2006).
C. Konsep Dasar Hipertensi
1. Definisi
Tekanan darah merupakan tanda terpenting untuk menentukan hipertensi dalam
kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan
sistolik menggambarkan besaran curah jantung. Hipertensi dalam kehamilan ialah
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik 140/90 mmHg atau160/110 mmHg yang diambil
selang 6 jam dalam keadaan istirahat. Pada ibu hamil kenailan tekanan darah sistolik 30
mmHg dan tekanan sistolik 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai
lagi (Prawirohardjo,2010).
2. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan yang dipakai menurut Prawirohardjo 2010 :
a. Hipertensi Kronik
Hipertensi kronik ialah hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan berusia
20 minggu dan berkelanjutan sampai 6 minggu pasca partus. Apabila tidak
diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik
didefinisikan apabila didapatkan tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan

darah diastolik 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu. Hipertensi


kronik dapat terjadi karena adanya penyakit ginjal, vaskular kolagen,
endokrin, dan pembuluh darah. Hipertensi kronik dapat terjadi pada ibu hamil
relatif tua diatas 30 tahun, multipara, penggunaan obat hipertensi sebelum
kehamilan dan tekanan darah tinggi. Dampak pada ibu dapat terjadi solusio
plasenta dan Superimprosed preeklamsia. Dampak pada janin dapat terjadi
IUGR ( Intra Uteri Growth Restriction) karena perfusi uteroplasenta, sehingga
terjadi insufisisensi plasenta. Dan dapat terjadi persalinan preterm (Manuaba,
2008).
b. Preeklampsia-eklampsia
a) Pre-eklampsia
Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan, dengan tanda-tanda tekanan
darah 140/90 mmHg, berat badan naik , sesak nafas, nyeri epigastrum,
protein urine (+) dan edema. Protein dalam urine normalnya tidak lebih
dari 0,3 gram dalam 24 jam.Edema merupakan penumpukan cairan tubuh
yang tampak ataupuntidak tampak. Kenaikan berat badan -1 kg/minggu.
Edema dijumpai pada tibia, wajah, tangan, bahkan seluruh tubuh. Akibat
untuk janin dapat terjadi kematian intrauterin (Yeyeh dkk, 2010).
b) Eklampsia
Eklamsia merupakan kelanjutan preeklamsia dan disertai kejang/koma.
Pada eklamsia, edema terjadi penumpukan cairan tubuh yang tampak
ataupun tidak tampak. Kenaikan berat badan -1 kg/minggu. Edema
berlanjut pada otak dan perdarahan otak (nyeri kepala, muntah),
perdarahan hati (nyeri epigastrum, perdarahan abdomen), berujung pada
proteinuria yang berujung kejang (traum jauh, gagal jantung, perdarahan
otak) dan/atau koma (kelanjutan kejang pada otak dapat diikuti koma
sebagai

manifestasi

dari

cidera

serebrovaskular

(strok)

dengan

menimbulkan perdarahan sehingga terjadi koma).Bila eklamsia berlanjut


maka akan dilakukan terminasi kehamilan (Manuaba, 2008).
c. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi

Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia adalah hipertensi kronik


disertai tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan berusia 20 minggu dan
berkelanjutan sampai 6 minggu pasca partus dengan tanda preeklamsia
normalnya tidak lebih dari 0,3 gram dalam 24 jam. Edema merupakan
penumpukan cairan tubuh yang tampak ataupuntidak tampak. Kenaikan berat
badan -1 kg/minggu. Edema dijumpai pada tibia, wajah, tangan, bahkan
seluruh tubuh) (Prawirohardjo, 2010).

Anda mungkin juga menyukai