DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......... 2
DAFTAR ISI 3
BAB I ...............................4
1.1 Pendahuluan................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4
2.1 Anatomi Tulang. 5
2.2 Definisi.............................. 7
2.3 Klasifikasi...... 8
2.4 Etiologi.. 10
2.5 Epidemiologi. 11
2.6 Patofisiologi... 11
2.7 Manifestasi Klinik. 14
2.8 Diagnosis... 16
2.9 Diagnosis Banding... 18
2.10 Penatalaksanaan............. 20
2.11 Komplikasi.21
2.12 Prognosis... 22
BAB III PENUTUP.. 23
3.1 Kesimpulan............ 23
DAFTAR PUSTAKA.. 24
BAB I
1. Pendahuluan
Penyakit riketsia (Rickettsia) adalah infeksi yang disebabkan oleh
kelompok bakteri gram negatif dari golongan Rickettsiae, Ehrlichia, Orientia, dan
Coxiella. Nama Rickettsia diambil dari seorang peneliti dan juga ahli patologi
Amerika, Howard Taylor Ricketts. Beliau akhirnya wafat karena terkena penyakit
turunan tifus yang sedang ditelitinya. Meskipun namanya serupa dengan kelainan
karena kekurangan vitamin D, yaitu rickets, bakteri Rickettsia bukanlah
penyebabnya. Penyakit ini bersifat endemik hampir di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Endemik berarti keadaan suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit)
yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi Tulang
Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral
3
dan jaringan organic (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat membentuk
suatu kristal garam (hidroksiapatit) yang tertimbun pada matriks kolagen dan
proteoglikan. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70%
dan osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan materi organik lain yang juga
menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.
Bagian-bagian dari sebuah tulang panjang berupa epifisis, lempeng
metafisis dan diafisis. Namun histologi yang spesifik dari lempeng epifisis atau
lempeng pertumbuhan ini merupakan faktor yang penting pada penyakit ricketsia
osteoblas:
membangun
dengan
tulang
membentuk
kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid
melalui suatu proses yang disebut ossifikasi. Osteoblas mensekresi
sejumlah
besar
alkali
fosfatase
yang
berperan
penting
dalam
sel-sel
ini
menghasilkan
enzim-enzim
proteolitik
yang
2.2
Definisi
Richets
merupakan
kelainan
disease/Ricketsia
dengan
yang
Klasifikasi
ini
disebabkan
oleh
organ
target
yang
resisten
tulang terutama
ekstremitas bawah. Selain itu sering disertai dengan kelainan gigi geligi berupa
lubang-lubang kecil yang dapat menjadi infeksi. Dalam beberapa bulan lahir,
pertumbuhan, tetapi ketika nampak suatu pertumbuhan, defek absorbsi ini akan
menghasilkan pembentukan ricketsia.
2. Resistensi organ akhir akibat ketergantungan vitamin D tipe II
3. Defisiensi fosfat
2.5
Epidemiologi
Patofisiologi
Pembentukan tulang baru dimulai dengan osteoblast, yang menyebabkan
Kolekalsiferol
(yaitu
vitamin
D3)
dibentuk
di
kulit
dari
5-
indicator yang baik terhadap status vitamin D secara keseluruhan. Fase kedua
11
gambaran
klinis
dan
biokimia
sekunder
riketsia.
Obat
lain
adalah
Manifestasi Klinis
Berdasarkan gambaran klinisnya, riketsia dapat dibagi atas 3 yaitu:
1. Ricketsia akibat defisiensi vitamin D
Gambaran klinik pada ricketsia akibat defisiensi vitamin D pada bayi
dapat berupa otot yang lemah, perut menonjol serta keterlambatan duduk, berdiri
dan berjalan. Ricketsia yang terjadi ini terutama ditemukan pada anak-anak umur 1
tahun. Pada stadium dini terjadi hipokalsemi yang ditandai dengan konvulsi dan
tetani. Kelainan tulang yang dijumpai adalah kraniotabes, penutupan sutura
yang lambat dan konsistensi tulang kepala seperti perkamen
13
14
daerah ini. Dapat pula ditemukan osteoklerosis pada tulang rangka dan gambaran
rugger jersey pada bagian lateral tulang belakang dimana gambaran ini akibat
berkurangnya densitas tulang. Pada anak-anak dengan ricketsia yang lama dapat
terlihat gambaran epifiolisis
2.8
Diagnosa Banding
1. Osteogenesis Imperfecta
Osteogenesis Imperfekta (OI) merupakan gangguan pembentukan tulang
yang bersifat diturunkan, dengan karakteristik fragilitas tulang dan rendahnya
massa tulang. OI merupakan gangguan jaringan ikat bersifat genetik yang cukup
jarang dijumpai, disebabkan oleh mutasi gen yang bertugas mengkode prokolagen
tipe 1 (COL1A1 dan COL1A2) dan menyebabkan gangguan pada pembentukan
kolagen tipe 1. 1 Spektrum klinis OI sangat luas, mulai dari bentuk letal pada
masa perinatal hingga bentuk ringan yang membuat diagnosis penyakit ini pada
dewasa menjadi kurang jelas.
Pada OI dapat dijumpai tulang yang lemah, sklera berwarna biru, dan tuli,
dibedakan menjadi 4 tipe berdasarkan kriteria klinis dan radiologi. Tipe 1
merupakan tipe yang paling sering dijumpai dan merupakan tipe yang paling
ringan. Tipe II (perinatal lethal) merupakan bentuk paling berat. Bayi dapat lahir
meninggal atau meninggal pada tahun pertama kehidupan. Tipe III merupakan
bentuk paling berat dari bentuk OI nonletal dan menyebabkan kecacatan fisik
yang bermakna. Tingkat keparahan OI tipe IV berada diantara tipe I dan tipe III.
2. Achondroplasia
Achondroplasia adalah suatu gangguan genetik yang mengakibatkan
hambatan pertumbuhan tulang yang dapat didiagnosis sejak bayi lahir dan pada
awal kehidupan mereka. Anak laki maupun perempuan mempunyai kesempatan
yang sama untuk menderita gangguan keturunan ini. Di Australia ada sekitar 1
diantara 20.000 anak menderita kelainan ini. Pada awal masa pertumbuhan, tulang
rawan (cartilago), berkembang normal menjadi tulang sejati, tetapi pada penderita
penyakit ini sel tulang rawan berkembang lebih lambat daripada normal. Hal ini
terjadi terutama pada tulang panjang seperti tulang lengan dan kaki, dan
15
akan
memberikan
gambaran
khas
pada
penyakit
Metaphyseal
2.9
Diagnosis
Pada bayi harus dipikirkan kemungkinan adanya penyakit ricketsia bila
16
Diagnosis
penyakit
ditegakkan
berdasarkan:
Gambaran klinis
Terdapat pembengkakan pada lokasi lempeng epifisis khususnya bagian distal
radius dan tumit dan pada costochondral junction yang dikenal dengan rachitis
rosary
Pemeriksaan
Gambaran
radiologis
yang spesifik pada foto roentgen adalah
adanya gambaran radiolusen yang luas pada lempeng epifisis karena tidak terjadi
kalsifikasi pada tulang rawan pre-osseus dan juga terlihat gambaran cupping dari distal
radius dan femur.
Gambar 10: Tampak gambaran radiolusen yang luas pada lempeng epifisis
17
Pemeriksaan
Laboratorium
Peningkatan kadar alkali fosfatase (isoenzim ALP2) darah yang menunjukkan adanya
glomerulus renalis.
Hipofosfatemia dengan kadar ureum yang normal dan tanpa disertai defisiensi vitamin
2.10 Penatalaksanaan
Pengobatan
Pengobatan untuk rickets, cholecalciferol (vitamin D3, Ddrops Anak, Delta-D3)
dapat diberikan secara bertahap selama beberapa bulan atau dalam satu hari dosis
15.000 mcg (600.000 U) yang biasanya dibagi menjadi 4 atau 6 dosis oral
(suntikan intramuscular jg ada). Jika metode bertahap dipilih, 125-250 mcg (500010,000 U) diberikan setiap hari selama 2-3 bulan sampai penyembuhan dan
konsentrasi alkali fosfatase mendekati kisaran referensi. Karena metode ini
pada bayi yang rentan untuk mendapat ASI aman dan efektif .
Sinar ultraviolet yang cukup atau 10 mcg (400 IU) secara oral (PO) setiap hari
vitamin D dan pasokan makanan yang cukup kalsium dan fosfor mencegah
rickets. Sedikitnya 20 min / d dari sinar ultraviolet untuk wajah bayi berkulit
terang yang cukup. Namun periode lebih lama dari paparan yang diperlukan untuk
anak-anak dengan peningkatan pigmentasi kulit.
fosfor serum mungkin rendah, dan fosfatase alkali serum dapat menjadi tinggi.
Tulang biopsi jarang dilakukan tetapi akan mengkonfirmasi rakitis
Sinar-x tulang yang terkena bisa menunjukkan hilangnya kalsium dari tulang atau
Pencegahan
Imbangi asupan gizi anak dengan makanan-makanan yang kaya akan
vitamin D dan mineral, misalnya telur, ikan sarden atau salmon, kacang-kacangan,
Jemur anak di bawah sinar matahari secara rutin sekitar 15-20 menit
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Richets disease/Ricketsia merupakan kelainan dengan gangguan
20
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, JRL, Tridjaja, B, Pulungan, AB 2010, Buku Ajar Endokrinologi Anak
ED. 1 , Badan Penerbit IDAI, Jakarta
Darmono.
Autosomal
dominan
dan
resesif.
http://penyakitgenetik.yolasite.com/resources/Autosomal-dominan.pdf.
Diakses pada 14 Juni 2016
Holick MF. Vitamin D deficiency. N Engl J Med. 2007
Marini JC. Osteogenesis imperfecta. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson
HB, editors. Nelson text book of pediatrics. Philadelphia: Saundres, 2004. h.
2338-8.
Rasjad Chairuddin prof. MD. Ph.D, Pengantar ilmu bedah Ortopedi, Bintang
Lamumpatue, 2003
21
Rezaee, Dr. Amir. Goel, Dr. ayush, et al. 2015. Metaphyseal Chondroplasia.
http://radiopaedia.org/articles/metaphyseal-chondrodysplasia. Diakses pada
tanggal 14 Juni 2016
Sjamsuhidayat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC: Jakarta,
2005
Sudoyo, Aru W. dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi
V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
22