PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia karena masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas. Berbagai
upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah laku
dengan melakukan pendidikan kesehatan sudah dan terus dilakukan, namun
belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini
masih
tepat
baik
di
rumah
maupun
di
sarana
kesehatan.
Untuk
menurunkan kematian karena diare, diperlukan tata laksana yang cepat dan
tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Apa itu surveilans diare?
1.2.2 Apa tujuan dari surveilans diare?
1.2.3 Bagaimana alur pencatatan dan pelaporan dari surveilans diare?
1.2.4 Bagaimana format pencatatan pelaporan dari surveilans diare?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari surveilans diare.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan surveilans diare.
1.3.3 Untuk mengetahui alur pencatatan dan pelaporan dari surveilans diare
1.3.4 Untuk mengetahui format pencatatan pelaporan dari surveilans diare.
1.3.5
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam menulis makalah ini yaitu browsing dan
metode pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Surveilans Diare
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
BAB yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang
mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (WHO,1999).
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam
sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. (Depkes,2003)
Surveilans adalah pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/
instansi terkait secara sistematis dan terus menerus yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat,
dipadukan dengan dimensi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang
mengetahuinya.
Surveilans diare adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program
dan pihak/ instansi terkait secara sistematis dan terus menerus tentang situasi
diare dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
tersebut agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien.
2.2 Tujuan Surveilans Diare
a. Memberikan
informasi
tepat
waktu
tentang
masalah
WAKTU
Sabtu
Sore
Senin
pagi
Selasa
pagi
Selasa
siang
Kordinator
Data
agregat
Puskesmas dan kirim
data
ke
tingkat
kabupaten/kota
Petugas
Surveilans
Kabupaten melakukan
entri
data
dan
mengirim file export
ke provinsi
Petugas
surveilans
tingkat
puskesmas
Petugas
Surveilans
Kabupaten
Petugas Surveilans
Kabupaten melakukan
analisis data dan
menghasilkan laporan
mingguan.
Petugas
Surveilans
Kabupaten
Cara Pengiriman
Petugas
Melalui SMS, HT, dll
kesehatan
yg
bertanggung
jawab terhadap
pengumpulan
data
Melalui SMS, HT, dll
di
Melalui Email
Petugas
surveilans Petugas
provinsi
melakukan surveilans
analisis
data
dan provinsi
menghasilkan laporan
mingguan
Petugas
surveilans Petugas
provinsi mengirimkan surveilans
file export ke Subdit provinsi
Surveilans Depkes RI
Melalui Email ke
ewars.pusat@yahoo.com
Pengiriman Data
Dari puskesmas ke kabupaten/kota data dikirim melalui SMS, HT, dll.
Dari Kabupaten/Kota ke provinsi data dikirim melalui email
Dari Provinsi ke Pusat (Subdit Surveilans Epidemiologi) data dikirim
melalui email
Pustu Bidan
Desa
Pasien Rawat
Jalan Puskesmas
Klinik
swasta/private di
desa
Pengumpulan
specimen
Pengiriman
Spesimen
Konfirmasi
Laboratorium
Provinsi
Otoritas
Kesehatan
Nasional
(Depkes),
Laboratorium
Nasional
(Depkes), WHO
geografis
Ketepatan waktu dari Puskesmas ke Kabupaten/Kota
Ketepatan waktu dari Kabupaten ke Provinsi
Kelengkapan laporan unit pelapor menurut Kabupaten/Kota
dan Provinsi
Nama fasilitas kesehatan yang melapor dan yang TIDAK
melapor
Daftar alert (sinyal siaga) mingguan berdasarkan definisi nilai
ambang batas
Hubungi
fasilitas
kesehatan
yang
belum
mengirimkan informasi/laporan.
b) Tingkat Provinsi
Setiap Selasa siang,
cek
jika
semua
format
dari
Penyaringan
Staf akan:
1. Melakukan kompilasi daftar rumor harian yang dikirim jam
10 pagi ke petugas surveilans provinsi.
2. Ringkasan daftar rumor harian (lampiran 9) berupa
informasi dibawah ini:
-
Kejadian
Populasi Resiko
Lokasi
Waktu Kejadian
Tanggal Verifikasi
Kronologis Kejadian
Verifikasi
Setelah menerima daftar harian yang diduga merupakan
rumor/
kejadian
penyakit,
petugas
surveilans
provinsi
kabupaten/kota
untuk
melakukan
klarifikasi
hasil
dari
verifikasi/investigasi
penyakit
dari
petugas
terhadap
surveilans
Surveilans
Kabupaten/Kota
harus
melakukan
selanjutnya
menghubungi
spesimen dan
petugas
petugas
surveilans
laboratorium
kabupaten/kota
untuk
mengambil
adalah
untuk
10
penyakit
yang
membutuhkan
pemeriksaan
seperti
bagian:
Bakteriologi,
Virologi,
Serologi,
11
diterima
sesuai
dengan alat
transportasinya.
c) Perhatikan peraturan penerbangan domestik perihal Biosafety.
d) Bahwa pengiriman (transport langsung jika mungkin)
ditangani oleh perjalanan langsung, hindari kedatangan
diakhir pekan bila mungkin, hindari perubahan dalam
transport jika mungkin.
e) Siapkan dokumen yang perlu seperti syarat pengiriman,
termasuk ijin bila diperlukan, berita acara, dan dokumen
pengiriman.
f) Beritahukan kepada penerima spesimen di laboratorium
perkiraan waktu kedatangan spesimen.
Sebelum mengirim spesimen harus ada:
a) Perjanjian atau persetujuan
diberitahukan
agar
siap
menerima
spesimen.
2.3.2 Prosedur Pelaporan Data di setiap Tingkat Pelaksana
1. Pustu, Bidan Desa:
a) Setiap Sabtu dokter atau perawat/asisten kesehatan yang
bertugas akan mengisi format
register harian.
b) Sabtu mengirim format mingguan yang telah terisi kepada
petugas surveilans di puskesmas melalui SMS dengan kode
standar.
2. Puskesmas
a) Menerima SMS dari unit kesehatan (bidan, pustu, polindes, dll)
dan buat transkrip setiap SMS ke dalam format mingguan.
Contoh: Bila ada 4 pustu atau bidan yang lapor melalui SMS
maka puskesmas harus mengisi 4 format mingguan (1 format
untuk masing-masing pustu/bidan)
12
2.3.3
Validasi Data
Saat melengkapi format: cek bahwa kasus dilaporkan sesuai dengan
definsi kasus dan hanya kasus baru yang dilaporkan. Sebelum
mengirimkan format ke kabupaten/kota cek bahwa semua informasi
13
Diare Akut
Diare
DiareBerdarah
adalah adalah
BAB
lebih
3 x dalam
BAB dengandari
frekuensi
24 jam disertai dengan
lebih dari 3 kali dalam 24
darah ATAU lendir
Kemungkinan Etiologi:
- Viral Gastro
- E. Coli
- Giardiasis
- Cryptosporidium
- dll
Kemungkinan Etiologi:
- Shigella
- Salmonela
- Amuba
- dll
Kemungkinan Etiologi:
- Vibrio Kolera
14
Respons Tatalaksana
Kasus
Respons Kesehatan
Masyarakat
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Lampiran 3
Format Laporan Penyelidikan KLB Diare
26
27
BAB III
PENUTUP
.1 Simpulan
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
BAB yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang
mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.
Surveilans adalah pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/
instansi terkait secara sistematis dan terus menerus yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat,
dipadukan dengan dimensi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang
mengetahuinya.
Surveilans diare adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program
dan pihak/ instansi terkait secara sistematis dan terus menerus tentang situasi
diare dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
tersebut agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien.
Tujuan Surveilans Diare adalah memberikan informasi tepat waktu
tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit diare dan faktor risiko
dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan
lebih efektif, melakukan pengamatan dini (SKD) diare di Puskesmas dan unit
28
29