Disusun Oleh:
Koas Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 12 September 2016 sampai dengan 12 November 2016
Anggota :
Cahyo Agung Laksono
Dina Artanti
Endah Sulistiawati
Siti Chanifah
Estu Septiyanto
Iske Lucia Ganda
Nurul Maulida
Hana Mitayani
Alvenia Meilina E.
Dini Amelia
Lia Laraswati
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Kegiatan Laboratorium Komunitas Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini dapat
diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
2.
Seluruh petugas Kelurahan Penggaron Lor yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan kegiatan didaerah Penggaron Lor.
3.
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata
kami berharap semoga hasil Laporan Kegiatan Laboratorium Komunitas Ilmu
Kesehatan Masyarakat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, November 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1
1.1. Latar Belakang..........................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah..................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................
3
1.3.1. Tujuan Umum................................................................
3
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................
3
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................
3
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa..............................................
3
iii
2.2
iv
vi
Identifikasi Masalah..................................................................
49
vii
6.2
Kepanitiaan...............................................................................
79
6.3
Jumlah Peserta...........................................................................
80
6.4
Pemateri.....................................................................................
80
6.5
Penanggung Jawab....................................................................
80
6.6
Pelaksanaan...............................................................................
80
6.7
6.8
Kendala MMK:.........................................................................
81
viii
7.1
Kesimpulan...............................................................................
87
8.2
Saran..........................................................................................
88
ix
DAFTAR TABEL
Distribusi rumah.............................................................................52
Tabel 5. 12.
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
prinsipnya
upaya-upaya
pencegahan
dilakukan
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
isyarat
untuk
menimbulkan
oleh
beberapa
untuk
adalah
menimbulkan penyakit
daya
suatu
pada
host.
tingkat menengah.
Virulensi
adalah
keganasan
suatu
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga.Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang.Dalam hal ini yang
dimaksud
adalah
pengetahuan
yang
berkenaan
dengan
b.
Memahami
(comprehension)
diartikan
sebagai
suatu
c.
d.
Analisis
(analysis)
adalah
suatu
kemampuan
untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
e.
kemampuan
untuk
justifikasi
atau penilaian
terhadap
suatu
materi/objek.
Pengukuran
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
b.
Penyebab TB paru
c.
d.
e.
f.
2.
Baik
: Nilai : 76-100%
Cukup
: Nilai : 56-75%
Kurang: Nilai
Sikap
Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus/objek.Manifestasi sikap ini
tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup. Newcomb, seorang ahli psikologis
sosial menyatakan bahwa sikap merupakankesiapan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Allport menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3
komponen pokok : kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep
terhadap suatu objek. Kehidupan emosionil atau evaluasi
terhadap suatu objek. Kecenderungan untuk bertindak (trend to
behave).Ketiga komponen ini secara bersama membentuk
sikapyang utuh (total attitude).Dalam penentuan sikap yang
utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang
peranan yang penting.
b.
c.
Menghargai
(valuing),
mengajak
orang
lain
untuk
aspek
perbaikan
lingkungan
yang
dapat
membantu
c.
d.
e.
f.
10
3.
Perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu tindakan
atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis dan
lain-lain. Dari uraian diatas maka yang disebut perilaku adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak diamati pihak luar.Skinner seorang
ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku adalah merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, membedakan
ada 2 tipe respon:
a.
Responden
respons
(reflexive)
adalah
respon
yang
11
b.
dengan
sakit/penyakit,
sistem
pelayanan
12
b.
adalah
lingkungan
baik
sebagainya,
bagaimana
fisik
sehingga
maupun
seseorang
sosial
lingkungan
merespon
budaya
tersebut
dan
tidak
(kesadaran),
dalam
dimana
artimengetahui
orang
tersebut
stimulus/objek
terlebih dahulu.
2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3) Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebutbagi dirinya.
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
13
b.
c.
d.
e.
14
2.1.3 Lingkungan
Lingkungan rumah yang berpengaruh terhadap kejadian TB,
Pada umunya, lingkungan rumah yang buruk (tidak memenuhi syarat
kesehatan) akan berpengaruh pada penyebaran penyakit menular
termasuk penyakit TB.
2.1.3.1 Kelembaban udara
Dampak
Kelembaban
yang
terlalu
tinggi
maupun
rendah dapat
Faktor resiko
Konstruksi rumah yang tidak baik seperti atap yang bocor,
lantai, dan dinding rumah
yang
Upaya Penyehatan
1) Bila
15
d) Memodifikasi
fisik
bangunan
(meningkatkan
kelembaban
Hygrometer.
Menurut
dalam
rumah
indikator
dengan menggunakan
pengawasan
perumahan,
efektif
dalam
menghadang
mikroorganisme.Bakteri
16
Notoatmodjo
merupakan
(2003), kelembaban
media
yang
baik
udara
yang
meningkat
2.
3.
17
yang
bakteribakteri
baik untuk
tumbuh
dan
berkembang
biaknya
syarat
kesehatan
akan
18
1.
dalam
rumah
akan
membawa
pengaruh
bagi
suhu
lingkungan
melalui
proses
evaporasi.
saat mereka
tumbuh
pesat. Mycobacterium
19
Cahaya Alamiah
Cahaya alamiah yakni matahari. Cahaya ini sangat penting,
karena dapat membunuh bakteribakteri patogen di dalam
rumah, misalnya kuman TBC, Oleh karena itu, rumah yang
cukup sehat setidaknya harus mempunyai jalan masuk yang
cukup (jendela), luasnya sekurangkurangnya 15 % 20%.
Perlu diperhatikan agar sinar matahari dapat
langsung
ke
Cahaya Buatan
Cahaya buatan yaitu cahaya yang menggunakan sumber
cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah,
listrik, api dan lainlain. Kualitas dari cahaya buatan tergantung
20
dari
terangnya
Source).Secara
sumber
umum
cahaya
(Brightness
pengukuran
pencahayaan
Of
The
terhadap
mempunyai
sifat
membunuh
bakteri,
terutama
yang
tidak
mempunyai resiko
menderita
masuk
sinar
tuberkulosis
matahari
37
kali
21
Rumah
Sederhana
Sehat,
luas
kamar
tidur
mengenai
persyaratan
kesehatan perumahan
dan
22
2.2.2 Etiologi
Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri
gram positif
tuntas
dalam
mengeleminasinya
(Pedoman
Nasional
23
2.
24
4.
5.
6.
Tidak
dibenarkan
mendiagnosis
TBC
hanya
dengan
pemeriksaan tuberkulin.
Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Langsung
1.
25
Ditelan
secara
teratur
dan
diawasi oleh
PMO
sebelum
pasien
mendapatkan
pengobatan.
penularan
sudah
pengobatan 2 minggu.
sangat
menurun
setelah
26
Pirazinamid
(Z)
Streptomisin
(S)
Etambutol
(E)
27
Kategori-1
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
30 37 kg
38 54 kg
55 70 kg
71 kg
Jumlah
hari/kali
Tablet
Tablet
menelan
Pirazinamid Etambutol obat
@ 500 mgr @
250
mgr
3
3
56
48
28
Pasien kambuh
30 37 kg
38 54 kg
55 70 kg
71 kg
29
Tablet
Pirazin
amid
@500
mgr
3
3
Etambutol
1
1
Tablet
Rifampi
sin
@450
mgr
1
1
Streptomisin Jumlah
injeksi
hari/kali
menelan
Tablet Tablet
obat
250mg 400mg
3
3
0,75 gr
-
56
28
60
Berat badan pasien ditimbang setiap bulan dan dosis pengobatan gharus
disesuaikan apabila terjadi perubahan berat badan.
BAB III
METODE KEGIATAN
Kriteria Inklusi
-
Usia >18tahun
Kriteria Eksklusi
-
30
31
survey
pertama
besar
sampel
ditentukan
berdasarkan
RW (RT)
2 (1)
2 (2)
2 (3)
2 (4)
TOTAL
Jumlah KK
40
62
65
75
Jumlah Sampel
10
16
16
18
60
32
sikap mengenai
kesehatan
akan
terjadinya
ataupun
kekambuhan
suatu
penyakit
33
2.
kurang baik
Jenis lantai
Jenis lantai yang baik adalah lantai yang kedap air dan mudah
dibersihkan, untuk diobservasi yaitu jenis bahan pembuat lantainya
Alat ukur : Cheklist
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1.
2.
Kurang baik bila terbuat dari papan atau bambu yang dipasang
di tanah ataupun tanah itu sendiri
34
ventilasi tetap dan lubang ventilasi tidak tetap dari luas lantai yaitu
10% dari luas ruangan
Alat ukur : Meteran
Cara ukur : Diukur luas lubang ventilasi tetap dan tidak tetap
kemudian dibandingkan dengan luas ruangan
Hasil ukur :
1.
Baik bila luas lubang ventilasi tetap dan tidak tetap 10% dari
luas lantai
2.
Kurang baik bila luas lubang ventilasi tetap dan tidak tetap
kurang 10% dari luas lantai (skor=0)
Pencahayaan
Kondisi masuknya
cahaya
seluruh
Ruangan dilihat dari adanya jendela kamar tidur dan ruang keluarga
Alat ukur : Cheklist
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1.
2.
1. Perilaku
35
a.
Tingkat Pengetahuan
Adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang penyakit TB Paru
meliputi pengertian, gejala, penyebab, cara penularan, pencegahan dan
b.
kesembuhannya.
Cara ukur ; wawancara
Alat ukur : kuesioner
Hasil ukur :
1. Baik jika hasil 76% pada total sampel tiap pertanyaan
2. Cukup jika 55% < hasil <76% pada total sampel tiap pertanyaan
3. Kurang jika hasil 55% pada total sampel tiap pertanyaan
Sikap tentang pencegahan
Adalah suatu tindakan atau prilaku responden dalam mengatasi atau
mampu melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyakit TB Paru
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil Ukur :
1.Sangat baik jika hasil 84,01% - 100% pada total sampel tiap pertanyaan
2. Baik jika hasil 68,01% - 84,00% pada total sampel tiap pertanyaan
3. Cukup jika hasil 52,01% - 68,00% pada total sampel tiap pertanyaan
4. Kurang Baik jika hasil 36,01% - 52,00% pada total sampel tiap
pertanyaan
5. Tidak Baik jika hasil <36,01% pada total sampel tiap pertanyaan
c. Tindakan pencegahan
Tindakan merupakan
wujud
dari
sikap
yang
nyata
atau sudah
36
yang
telah
diolah
kemudian
dilakukan
analisis
Identifikasi
faktor
resiko
dilakukan
dengan
menggunakan
37
38
untuk
mengetahui
frekuensi
permasalahan
kesehatan
masyarakat, ibu dan anak pada masyarakat. Data hasil survey kedua yang
didapat berupa data kualitatif dan kuantitatif dari semua sampel survey
pertama, data kemudian dianalisa deskriptif univariat untuk mendapatkan
frekuensi data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit
Tuberkulosis.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
oleh
Kepaniteraan
FK
UNISSULA
untuk
dilakukan
39
Jumlah Penduduk
: 961 jiwa
Penduduk laki-laki
: 464 jiwa
Jumlah KK
: 242 KK
Utara
: RW I
Timur
: RW I
Selatan
: RW III
Barat
: Sungai Babon
Luas Wilayah
: 183.929 Ha
Jumlah RT
: 4
: Lain-lain (jasa)
Pendidikan penduduk
Pendapatan penduduk
: 1 juta rupiah
Pelayanan kesehatan
: (di rw / puskesmas)
Jumlah dokter
: 4 dokter
Jumlah perawat
: 1 perawat
Jumlah bidan
: 1 bidan
Jumlah kader
: 6 kader aktif
40
Puskesmas pembantu
: -
Posyandu
: 7 Posyandu
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percent
50.0
50.0
100
41
42
Pendidikan
Frequency Percent
Tidaksekolah
21
12.2
SD
66
38.4
SMP
33
19.2
SMA/SMK
43
25.0
PT
9
5.2
Total
172
100
Sumber: Data Primer Oktober, 2016
Tabel 5. 5 . Distribusi Penyakit Responden
Jenis penyakit yang pernah diderita Frequency Percent
OA
5
2.9
Hipertensi
22
12.8
Stroke
1
0.6
Faringitis
27
15.7
Gastroenteritis
24
14.0
DM
3
1.7
Typhoid
6
3.5
TB paru
2
1.2
Vertigo
3
1.7
TTH
5
2.9
ISK
1
0.6
Limfadenitis
1
0.6
Dermatitis
3
1.7
Tidak ada
65
37.8
Low back pain
2
1.2
Appendicitis
1
0.6
Konjungtivitis
1
0.6
Total
172
100.0
Sumber: Data Primer Oktober, 2016
43
lantai
yang
diplester/ubin/keramik/papan
panggung).
Tabel 5. 8. Keberadaan jendela
Keberadaan jendela
Tidak
Kamar tidur
9 (15,0%)
Ruang keluarga
12 (20,0%)
Sumber: Data Primer Oktober, 2016
Ya
51 (85,0%)
48(80,0%)
(rumah
44
Frequency Percent
4
6.7
41
68.3
15
25.0
60
100.0
Tidak
pernah
7 (11,7%)
15 (25,0%)
Kadangkadang
39 (65,0%)
29 (48,3%)
Setiap hari
14 (23,3%)
16 (26,7%)
48 (80,0%)
Distribusi rumah
45
Frequency Percent
Rumah tidak sehat
43
71.7
Rumah sehat
17
28.3
Total
60
100.0
Ya
33 (55,0%)
41(68,3%)
9 (15,0%)
9 (15,0%)
19 (31,7%)
8 (13,3%)
7 (11,7%)
51(85,0%)
53 (88,3%)
10 (16,7%)
46
Frequency Percent
telapak tangan
46
76.7
tissue
14
23.3
Total
60
100.0
responden
Frequency Percent
20
33.3
40
66.6
Total
60
100.0
47
Frequency Percent
24
40.0
36
60.0
Total
60
100.0
Frequency Percent
pot biasa
52
86.7
13.3
Total
60
100.0
48
Jawaban
Frequency
Percent
Guna-guna
0.0
22
36.7
kuman/bakteri
38
63.3
Total
60
100.0
Frequency Percent
Tidak tahu
12
20.0
Ragu-ragu
30
50.0
Tahu
18
30.0
Total
60
100.0
49
Frequency Percent
26
43.3
11.7
27
45.0
Total
60
100.0
Frequency Percent
13
21.7
12
20.0
35
58.3
60
100.0
50
Responden yang tahu tentang tanda dan gejala TB paru yang tepat masih belum
optimal yaitu sebanyak 58,3%, selebihnya hanya tahu bahwa tanda dan gejala TB
paru adalah batuk dengan gatal di tenggorokan dan batuk yang disertai demam.
Tabel 7.2 Pengetahuan tentang cara penularan Tb paru ke anggota keluarga
Jawaban
Frequency Percent
1.7
40
66.7
19
31.7
Total
60
100.0
Jawaban
Frequency Percent
0.0
26
43.3
34
56.7
Total
60
100.0
51
Frequency Percent
16
26.7
30
50.0
14
23.3
Total
60
100.0
52
Frequency Percent
18
30.0
15
25.0
27
45.0
Total
60
100.0
Frequency Percent
dibiarkan saja
6.7
14
23.3
42
70.0
60
100.0
perubahan perilaku
Total
Sumber: Data Primer Oktober, 2016
Sebagian besar responden (70,0%) mengetahui bahwa penyembuhan Tb
paru dapat dilakukan dengan melakukan pengobatan teratur disertai dengan
perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku.
53
Tidak
setuju
Kurang
setuju
Setuju
Perbaikan lingkungan
7 (11,7%)
19 (31,7%)
41 (68,3%)
3 (5,0%)
24 (40,0%)
33 (55,0%)
3 (5,0%)
21 (35,0%)
36 (60,0%)
1 (1,7%)
7 (11,7%)
52 (86,7%)
responden
(68,3%)
setuju
untuk
melakukan
perbaikan
54
Jawaban
Frequency Percent
0.0
1.7
berobat ke yankes
59
98.3
Total
60
100.0
55
2.
3.
4.
5.
56
57
58
Kondisi rumah :
-
2.
Pengetahuan
Pengetahuan tentang definisi, penyebab, cara penularan,
pencegahan penyakit TB
3.
Tindakan :
Kebiasaan merokok
Perilaku membuka jendela kamar tidur dan ruang keluarga
Perilaku tidak memakai masker ketika batuk
Perilaku membuang dahak di wadah khusus
Menutup mulut ketika batuk
Perilaku tidak memisahkan alat makan
Perilaku tidak tidur terpisah
59
HOST
Kebiasaan merokok
LINGKUNGAN
Penilaian kriteria sebagai
rumah tidak sehat (Luas
ventilasi rumah terhadap
Luas Lantai <10% )
AGENT
Mycobacterium Tb
1.
Lingkungan
Penilaian kriteria sebagai rumah tidak sehat (Luas ventilasi
rumah terhadap Luas Lantai Rumah)
Tabel 5. 16. Deskripsi ventilasi rumah
Jawaban
Frequency Percent
tidak ada
4
6.7
ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai
41
68.3
ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai
15
25.0
Total
60
100.0
Sebagian besar responden (68,3%) belum memiliki ventilasi
rumah yang memadai karena lubangnya <10% dari luas lantai
dapur.
Azwar (1999) mengemukakan bahwa ventilasi mempunyai
fungsi yaitu : 1) menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap
60
Banjarnegara
memperoleh
hasil
yaitu
adanya
61
Host
Pengetahuan tentang definisi, penyebab, cara penularan,
pencegahan penyakit TB
Jawaban
batuk dengan gatal di tenggorokan
penyakit batuk-batuk akibat merokok
penyakit batuk berdahak bercampur darah
Total
Frequency
26
7
27
60
Percent
43.3
11.7
45.0
100.0
Frequency Percent
1
1.7
40
66.7
19
31.7
62
Total
60
100.0
Masih sedikit responden (31,7%) tentang cara penularan Tb
paru yang benar, sebagian (66,7%) mengganggap bahwa
penularan Tb paru ke anggota keluarga lain adalah melalui bicara
berhadap-hadapan dengan penderita TB.
Jawaban
tidak bisa dicegah dg imunisasi
ya dengan imunisasi apa saja
ya dengan imunisasi BCG
Total
Frequency
16
30
14
60
Percent
26.7
50.0
23.3
100.0
antara
tingkat
pengetahuan
dengan
kejadian
63
(p<0,05,
coefficient
correlation
0,541).
64
Ya
9 (15,0%)
beberapa jam pada tempat yang gelap dan lembab serta dapat
bertahan hidup 8-10 hari pada sputum kering yang melekat pada
debu. Sumber infeksi yang terpenting adalah dahak penderita TB
paru positif. Penularan terjadi melalui percikan dahak (droplet
infection) saat penderita batuk, bicara atau meludah. Bakteri TB
paru dari percikan tersebut melayang di udara, jika terhirup oleh
orang lain akan masuk ke Penularan penyakit TB paru juga tak
terlepas dari faktor sosial budaya, terutama berkaitan dengan
pengetahuan, sikap, dan perilaku higine salah satunya adalah
65
bakteri
66
Tidak
pernah
jendela 7 (11,7%)
Membuka
kamar tidur
Membuka jendela ruang 15 (25,0%)
keluarga
Kadangkadang
39 (65,0%)
Setiap hari
29 (48,3%)
16 (26,7%)
14 (23,3%)
67
Ya
50 (83,3%)
68
rusaknya
pertahanan
paru
serta
merusak
resiko
kekambuhan
dan
kegagalan
dalam
Ya
9 (15,0%)
bertahan beberapa jam pada tempat yang gelap dan lembab serta
dapat bertahan hidup 8-10 hari pada sputum kering yang melekat
pada debu. Sumber infeksi yang terpenting adalah dahak
penderita TB paru positif. Penularan terjadi melalui percikan
dahak (droplet infection) saat penderita batuk, bicara atau
69
70
Ya
9 (15,0%)
71
Ya
7 (11,7%)
41(68,3%)
Ya
19 (31,7%)
72
Agent
Mycobacterium Tuberculosis
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri masuk
dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak
terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah,
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti paru, saluran pencernaan, tulang otak, ginjal,
kelenjar getah bening, Organ tubuh yang paling sering
terkena yaitu-paru-paru (Suardi, 2002).
73
BAB VI
PELAKSANAAN MMK
Waktu
Tempat
Agenda kegiatan
6.2 Kepanitiaan
Susunan Panitia MMK:
Ketua Umum
: Okky Winang
Ketua Lapangan
Sekretaris
: Siti Chanifah
Bendahara
Kurikulum
Endah Sulistiawati
Rizkyana Puspita Rini
Iske Lusiaganda
Nurul Maulida
Lia Laraswati
74
75
Sie Konsumsi
Sie Perkap
: Estu Septiyanto
Sie Dokumentasi
: Hana Mitayani
6.4 Pemateri
Dokter muda FK UNISSULA.
6.5 Penanggung Jawab
Dokter Muda FK UNISSULA
6.6 Pelaksanaan
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK) dilaksanakan
pada hari Jumat, 21 Oktober 2016 di Kelurahan PENGGARON LOR. Acara
MMK dimulai pukul 19.30. Dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al Quran
oleh Ridwan dan sari tilawah oleh Hana Mitayani, dilanjutkan sambutan
76
Kurangnya
pembuangan dahak dengan benar, etika batuk dan kriteria rumah sehat
yang berhubungan dengan penyakit TB
-
2.
77
POA TB
Masalah
Pengetahuan
masyarakat tentang TB
masih kurang baik
( definisi, penyebab,
penularan, gejala dan
tanda, pengobatan dan
pencegahan)
Pengetahuan dan
perilaku masyarakat
tentang etika batuk,
membuang dahak , dan
kesadaran memakai
masker ketika batuk
masih kurang.
Kegiatan
Penyuluhan tentang
Penyakit TBC.
Tujuan
Agar Masyarakat
mengerti tentang
penyakit TBC.
Sasaran
Waktu
Biaya
Rp.
50000
Masyarakat
Metode
1. Diskusi
23
dengan PPT
Oktober
2. Pemberian
2016
Leaflet tentang
etika batuk
3. demo
Membuang
dahak dengan
benar
4. Pemberian
masker
Rp.
50000
Indikator
Keberhasilan
Dokter Masyarakatdapat
muda FK mengerti tentang
Unissula penyakit TBC
dengan Hasil Post
Test >56%.
Pelaksana
Dokter Masyarakat
muda FK mengetahui tentang
Unissula etika batuk,
membuang dahak,
dan memakai
masker dengan
benar.
78
Belum memenuhi
kriteria rumah sehat
(Luas ventilasi rumah
terhadap Luas Lantai
<10%
Perilaku membuka
jendela kamar tidur dan
ruang keluarga)
Edukasi
tentang
syarat rumah bersih
dan
sehat
dan
hubungannya dengan
penyakit TB
Agar
masyarakat
mengetahui
tentang syarat
rumah sehat
dan
hubungannya
dengan
penyakit TB
Masyarakat
1. Diskusi
23
dengan PPT
Oktober
2. Pemberian
2016
Leaflet tentang
rumah sehat
Rp.
50000
Dokter masyarakat
muda FK mengetahui tentang
Unissula syarat rumah sehat
dan hubungannya
dengan penyakit TB
Agar masyarakat
Masyarakat Diskusi dengan
23
mengetahui bahaya
PPT
Oktober
merokok dan
2016
hubungannya dengan
faktor resiko dan
penyembuhan
penyakit TB.
Rp.0
Dokter masyarakat
muda FK mengetahui bahaya
Unissula merokok dan
hubungannya
dengan faktor resiko
dan penyembuhan
penyakit TB.
BAB VII
PELAKSANAAN INTERVENSI
Waktu
: 19.00-22.00 WIB
Tempat
: Rumah ketua RW II
Agenda Kegiatan
7.1.2 Kepanitiaan
Ketua Umum
: Okky Winang
Ketua Lapangan
Sekretaris
: Siti Chanifah
Bendahara
Kurikulum
Endah Sulistiawati
Rizkyana Puspita Rini
Iske Lusiaganda
Nurul Maulida
Lia Laraswati
79
80
Sie Konsumsi
Sie Perkap
: Estu Septiyanto
Sie Dokumentasi
: Hana Mitayani
7.1.4 Pemateri
Dokter muda FK UNISSULA Pelaksana kegiatan intervensi RW II.
7.1.5 Penanggung Jawab
Dokter Muda FK UNISSULA Pelaksana kegiatan intervensi RW II.
7.1.6 Pelaksanaan Intervensi
Pelaksanaan
Kegiatan
Intervensi
Masyarakat
Kelurahan
81
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
8.1.1 Berdasarkan data hasil survey kesehatan di RW II Kelurahan
Penggaron Lor, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, didapatkan 3
faktor yang mempengaruhi penyakit TB Paru yaitu faktor agent, host
dan environment
8.1.2 Faktor Agent pada kejadian penyakit TB Paru di RW 02 Kelurahan
Penggaron Lor yaitu Mycobacterium Tuberculosis.
8.1.3 Faktor Host pada kejadian penyakit TB Paru di RW 02 Kelurahan
Penggaron Lor yaitu :
-
82
83
8.2 Saran
Perlu adanya kerjasama dan realisasi program antara masyarakat dan
pihak yang terkait (kader kesehatan dan Tenaga Kesehatan) dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan angka kejadian TB
Paru dalam hal meningkatkan pengetahuan tentang penyakit TB, penularan,
pengobatan dan pencegahan sehingga dapat menurunkan angka kejadian TB
di wilayah RW II Kelurahan Penggaron Lor.
8.2.1 Untuk Mahasiswa
Perlu di lakukan penelitian lebih lanjut mengenai TB Paru, karena
keterbatasan waktu peneliti dan perlu diadakan survei lanjutan yang
lebih mengarah ke masalah yang ada di Kelurahan Penggaron Lor
8.2.2 Untuk Masyarakat
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Media, Yulfira (2011) Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Tentang
Penyakit Tuberkulosis (Tb) Paru Di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten
Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat. Litbang Kesehatan
Teku, Ambrosiana, 2010, KTI Survey Perilaku Penderita TBC dalam Mencegah
Penularan Penyakit TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Rewarangga
Kabupaten Ende, Program Studi Keperawatan Ende.
Suryo, Joko (2010) Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Bentang
Pustaka. Yogyakarta.
Achmadi, U.F., 2011. Dasar Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan,
Jakarta:Rajawali Press
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/ Menkes /
Per/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik
Indonesia,
download
http://www.tungkuindonesia.org/images/downloads/Peraturan_Menteri_K
esehatan_No.1077.pdf
Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2 No. 1 FKM Universitas Airlangga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Pedoman Nasional
PenanggulanganTuberkulosis.Edisi 2. Cetakan II. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN TB DI INDONESIA 2010-2014,
di
download
tanggal
3/11/2016
http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/stranas_tb-2010-2014.pdf
Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi. Revisi).
Jakarta : Rineka Cipta
Budiman, A.R. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika. 2013
Junita F (2012). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan minum obat
anti ` tuberkulosis pada pasien tuberkulosis paru di puskesmas kecamatan
jatinegara tahun
2012.Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra
Indonesia. Bekasi
Astuti, Sumiyati. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
Terhadap Upaya
Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan
Lagoa Jakarta Utara.
http://www.repository.uinjkt.ac.id.pdf diakses pada 23 September 2015.
Azwar, A. 1999. Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara. Jakarta
Sumarjo. 2004. Pengaruh Lingkungan Perumahan terhadap Tb Paru di Jawa Barat.
Balitbangkes. Jakarta
84
85
Tobing L.T. 2009. Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah
Terhadap Pencegahan
Potensi Peularan TB Paru pada Keluarga di
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008. Sekolah
Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara. Medan
Adawiyah, Dawi. Setiyono, Andik. Maywati, Sri. 2014. Hubungan Perilaku
Higiene Individu
Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cigeureung
Kota Tasikmalaya 2014) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Siliwangi.
Rukmini (2010) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian TB paru
dewasa di Indonesia, badan litkesbang kementrian kesehatan
RI,Surabaya
Setiarni, S M, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono. 2011.Hubungan antara
Tingkat
Pengetahuan, Status Ekonomi dan Kebiasaan Merokok dengan
Kejadian Tuberkulosis
Paru pada Orang Dewasa di Wilayah Kerja
Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang Kalimantan
Barat.
Yogyakarta;
Universitas Ahmad Dahlan. Kesmas Vol.5, No. 3: Halaman 162-232.
Putra, F. A. (2012). Hubungan karakteristik individu dan lingkungan dengan
kejadian TBC paru pada pasie yang berkunjung di puskesmas bandarharjo
semarang. Dipetik September 20,
2013,
dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/130/jtptunimus-gdl-fauziadyty-6473-2babi.pdf.
Purnamasari, Y. (2010). Hubungan merokok dengan angka kejadian tuberkulosis
paru di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Dipetik juli 23, 2013, dari
http://dglib.uns.ac.id.
86
LAMPIRAN
A. Kuesioner
LINGKUNGAN
CHECK LIST RUMAH SEHAT TB
NO
I
KOMPONEN
RUMAH YG
DINILAI
KRITERIA
KOMPONEN RUMAH
a. Bukan tembok (terbuat dari
1 Dinding
anyaman bambu/ilalang)
b. Semi
permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau
batu
yang
tidak
diplester/papan yang tidak
kedap air.
c. Permanen
(Tembok/pasangan
batu
bata yang diplester) papan
kedap air.
2 Lantai
a. Tanah
b. Papan/anyaman
bambu
dekat
dengan
tanah/plesteran yang retak
dan berdebu.
c. Diplester/ ubin/ keramik/
papan (rumah panggung).
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada
b. Ada
Jendela ruang
5 keluarga
a. Tidak ada
b. Ada
6 Ventilasi
a. Tidak ada
b. Ada, lubang ventilasi dapur
< 10% dari luas lantai
c. Ada, lubang ventilasi >
10% dari luas lantai
NILAI
3
0
1
2
0
1
0
1
0
1
2
III PERILAKU PENGHUNI
1 Membuka Jendela
a. Tidak pernah dibuka
87
Kamar Tidur
2 Membuka jendela
Ruang Keluarga
Mebersihkan
3 rumah
dan halaman
b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka
a. Tidak pernah dibuka
b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka
1
2
0
1
2
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Setiap hari
TOTAL HASI PENILAIAN
0
1
2
Keterangan
:
Hasil Penilaian : NILAI x BOBOT :
Kriteria :
1) Rumah Sehat
=
2) Rumah Tidak Sehat =
PERILAKU
1.
Apakah anda selalu membuka jendela rumah saat pagi dan siang hari?
88
2.
3.
4.
a.
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
(1)
b.
Telapak tangan
(0)
b.
(1)
6.
7.
8.
9.
(1)
b.
(0)
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
(1)
b.
Pot biasa
(0)
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
10. Apakah saudara menjemur kasur pada terik matahari setiap harinya?
a.
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
89
a.
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
13. Jika anda adalah penderita tbc apakah anda perlu mematuhi
pengobatan sampai selesai?
a.
Ya
(1)
b.
Tidak
(0)
Ya
(0)
b.
Tidak
(1)
PENGETAHUAN
1.
90
a.
Tahu
b.
Ragu-ragu
c.
Tidak tahu.
Paru?
a.
b.
c.
5.
91
c.
6.
Menurut
saudara/saudari
bagaimana
hubungan
pengobatan
Dibiarkan saja
SIKAP
1. Dengan melakukan perbaikan lingkungan misalnya dengan membuat ventilasi
dapat membantu mengurangi penularan penyakit Tuberkulosis Paru :
92
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
2. Luas ruangan tidur minimal 8 m, untuk tiap 2 orang dewasa atau tiap anggota
keluarga.
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
4. Lantai rumah yang baik adalah kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras,
rata dan mudah dibersihkan
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
Tindakan
1.
2.
Menurut
saudara/saudari
dimanakah
orang mendapatkan
pengobatan
93
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if
Variance if
Item Deleted Item Deleted
1.
Apakah anda
selalu membuka jendela
rumah saat pagi dan
siang hari?
2.
Apakah saudara
ketika batuk menutup
mulut?
3.
Jika menutup
mulut, jenis penutup
mulut yang digunakan
adalah :
4.
Apabila
menggunakan penutup
mulut ketika batuk
maka :
5.
Apabila
menggunakan penutup
mulut, apa alasan
saudara ?
6.
Apakah saudara
membuang dahak di
wadah khusus?
7.
Bila dalam
wadah khusus, wadah
yang saudara gunakan
adalah?
8.
Apakah alat
makan saudara terpisah
dengan anggota
keluarga lainya?
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
4.60
4.549
.098
.589
4.47
4.287
.259
.551
4.92
3.806
.614
.473
4.82
5.135
-.163
.640
4.70
4.112
.318
.537
5.00
4.610
.175
.567
5.02
4.695
.134
.574
5.00
4.237
.434
.522
94
9.
Apakah saudara
tidur terpisah dengan
anggota keluarga
lainya?
10.
Apakah saudara
menjemur kasur pada
terik matahari setiap
harinya?
11.
Apakah jika
batuk anda selalu
memakai masker?
12.
Apakah anda
merasa perlu
memeriksakan diri ke
layanan kesehatan jika
mempunyai keluhan
batuk lama?
13.
Jika anda adalah
penderita tbc apakah
anda perlu mematuhi
pengobatan sampai
selesai?
14. Apakah ada anggota
keluarga yang merokok?
4.83
4.141
.340
.532
5.02
4.627
.181
.566
5.03
4.101
.614
.496
4.30
4.451
.283
.549
4.27
4.775
.093
.579
4.98
4.932
-.037
.603
95
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
10.63
8.406
.499
.609
10.72
10.105
-.010
.744
10.10
9.515
.398
.640
10.37
7.965
.496
.605
10.43
9.572
.366
.644
10.17
8.819
.632
.602
96
7.
Menurut
saudara/saudari
penyakit Tuberkulosis
dapat dicegah dengan
imunisasi ?
18.
Menurut
saudara/saudari
bagaimana hubungan
pengobatan
Tuberkulosis Paru
dengan gizi?
19.
Menurut
saudara/saudari
penyakit Tuberkulosis
dapat disembuhkan
melalui :
10.77
9.267
.270
.660
10.58
8.484
.343
.646
10.10
8.905
.458
.623
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if
Variance if
Item Deleted Item Deleted
1. Dengan melakukan
perbaikan lingkungan
misalnya dengan
membuat ventilasidapat
membantu mengurangi
penularan penyakit
Tuberkulosis Paru :
4.77
1.572
Corrected
Item-Total
Correlation
.622
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.652
97
8.
Luas ruangan
tidur minimal 8 m, untuk
tiap 2 orang dewasa
atau tiap anggota
keluarga.
9.
Luas ventilasi
yang baik adalah 10%
dari luas lantai.
10. Lantai rumah yang
baik adalah kedap air,
terbuat dari bahan yang
cukupkeras, rata dan
mudah dibersihkan.
5.08
1.298
.614
.648
4.90
1.346
.597
.658
4.60
1.939
.373
.769
Item-Total Statistics
98
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1.
Menurut
saudara/saudari kemana
seharusnya orang
1.97
.033
-.024
berobat bila sakit
Tuberkulosis Paru.
2.
Menurut
saudara/saudari
dimanakah orang
mendapatkan
1.98
.017
-.024
pengobatan
Tuberkulosis Paru
selama ini
Keterangan: tidak valid jika nilai corrected item total correlation (rhitung) <
0,254 (rtabel untuk n = 60, pada p = 0,05).
DOKUMENTASI PENELITIAN
99
Pemaparan materi
100
INTERVENSI
101
102