Anda di halaman 1dari 3

GMRF-BADP-001-9

Analisa Delta Cimpang pada Muara Sungai Cimpang, Lampung Selatan


Al Fauzi Hanifudin1
21100113140096
1

Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Abstract
Sungai Cimpang merupakan sungai yang berasal dari mata air Gunung Sulah dan Gunung Pesawaran. Dan pada muara
sungainya terdapat bentukan yang berbentuk daratan yang disebut delta. Dimana delta merupakan bentang alam yang
terbentuk di mulut atau muara sungai. Bentang alam tersebut terbentuk akibat adanya sediment yang tertransport ke muara
sungai dan terakumulasi membentuk delta. Pada paper ini dibahas tentang analisis pembentukan Delta Sungai Cimpang. Dimana
proses pembentukan delta tersebut dipengaruhi oleh dua proses yaitu proses marine dan proses fluvial. Analis ini juga bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pembentukan delta tersebut. Dalam analisis delta tersebut metode yang
digunakan yaitu dengan mencari referensi dan juga mengamati kenampakan pada foto udara. Berdasarkan kenampakan pada foto udara,
delta tersebut memiliki morfologi yaitu delta plain, front delta, dan pro delta. Pada paper ini juga mengklasifikasikan delta tersebut menurut
klasifikasi oleh Fisher (1969) dan Galloway (1975) berdasarkan proses fluvial, dan influx sediment, serta proses laut (gelombang dan arus
bawah permukaan). Dan berdasarkan klasifikasi tersebut, dimana Delta Sungai Cimpang yang pembentukannya banyak dipengaruhi oleh
proses fluvial dan wive atau gelombang, maka delta tersebut termasuk dalam delta lobate.
Keywords : Sungai Cimpang, Delta Sungai Cimpang, proses marine, proses fluvial, delta lobate

Pendahuluan

Geologi Regional

Sungai Cimpang yang merupakan sungai yang berada


di Kabupaten Lampung Selatan. Aliran sungai Cimpang
berasal dari Gunung Sulah dan Gunung Pesawaran dan
bermuara pada Teluk Ratan Selat Sunda. Pada bagian hilir
sungai tersebut membentuk suatu delta. Delta yang
terbentuk pada daerah tersebut memiliki ukuran yang relatif
besar. Karena besarnya bentukan dari delta tersebut
sehingga dapat dijadikan sebagai kawasan konservasi alam
dan daerah wisata.
Pada paper ini akan dibahas tentang analis proses
pembentukan Delta Sungai Cimpang. Analis ini juga
bertujuan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
berpengaruh pada proses pembentukan delta tersebut
berdasarkan dari kenampakan bentukan delta dari foto
udara dan dari berbagai referensi. Dan juga kedepannya
diharapkan paper ini dapat bermaanfaat sebagai referensi
dalam studi dan penelitian geologi.

Delta Cimpang berada di sisi selatan pulau Sumatera


dan merupakan muara dari Sungai Cimpang, yang
merupakan sungai dari Gunung Sulah dan Gunung
Pesawaran. Aliran sungai ini melalui beberapa formasi,
yaitu:
Formasi hulusimpang
Terdiri atas lava (andesit-basalt), breksi dan tuff,
terbentuk pada zaman oligosen
Formasi kantur
Terdiri atas litologi perselingan antara tufit,
batulempung karbonatan, batulanau karbonatan, dan
batupasir terbentuk pada zaman pliosen
Formasi menanga
Terdiri atas litologi perselingan serpih dan
batulempung dengan basal, sisipan rijang dan lensa
batugamping terbentuk pada zaman cretacius
Dasit piabung
Terdiri atas litologi dasit terbentuk pada zaman
miosen
Aluvium
Terdiri atas litologi kerakal, kerikil, pasir,
lempung, dan gambut terbentuk pada zaman holosen
Formasi yang dilalui sungai utama menentukan material
sedimen yang mampu tertransportasi hingga membentuk
tubuh delta dan pantai di lingkungan pengendapan transisi.
Tatanan stratigrafi Sub Cekungan Jambi pada dasarnya
terdiri dari satu siklus besar sedimentasi dimulai dari fase
transgresi pada awal siklus dan fase regresi pada akhir
silkusnya. Secara detail siklus ini dimulai oleh siklus non
marin yaitu dengan diendapkannya Formasi Lahat pada
Oligosen Awal dan kemudian diikuti oleh Formasi Talang
Akar yang diendapkan secara tidak selaras di atasnya.
Menurut Adiwidjaja dan De Coster (1973), Formasi Talang

Tinjauan Pustaka
Istilah delta pertama kali digunakan oleh Herodotus
(sejarawan Yunani) pada 490 SM yang melihat bahwa
bentuk endapan Sungai Nil di Mesir menyerupai huruf D
(atau Delta dalam bahasa Yunani). Delta berkaitan sekali
dengan bencana banjir di pesisir, gelombang air laut, erosi
gelombang air laut dan badai angin menuju ke laut. Selain
itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya
delta yaitu : iklim, debit air, produk sedimen, energi
gelombang, proses pasang surut, arus pantai, kelerengan
paparan dan bentuk cekungan penerima dan proses
tektonik. Delta diklasifikasikan oleh Fisher, dkk (1969)
dan Galloway (1975) berdasarkan proses fluvial, dan
influx sediment, serta proses laut (gelombang dan arus
bawah permukaan) (lampiran gambar 3).

Akar merupakan suatu endapan kipas alluvial dan endapan


sungai teranyam (braided stream deposit) yang mengisi
suatu cekungan. Fase transgresi terus berlangsung hingga
Miosen Awal dimana pada kala ini berkembang Batuan
karbonat yang diendapkan pada lingkungan back reef, fore
reef, danintertidal (Formasi Batu Raja) pada bagian atas
Formasi Talang Akar. Fase Transgresi maksimum
ditunjukkan dengan diendapkannya Formasi Gumai bagian
bawah secara selaras di atas Formasi Baturaja yang terdiri
dari Batu serpih laut dalam.
Batuan Pra-Tersier atau basement terdiri dari kompleks
batuan Paleozoikum dan batuan Mesozoikum, batuan
metamorf, batuan beku dan batuan karbonat.
Metodologi
Dalam pembuatan paper ini, data-data yang diperoleh
diambil dengan cara studi pustaka untuk mencari referensi.
Referensi yang dicari didapat melalui internet, buku tentang
geologi, dan foto udara.
Studi pustaka untuk mencari referensi supaya dapat
mendiskripsikan serta menganalisa daerah penelitian
menurut pandangan ilmu geologi. Studi pustaka pertama
dilakukan dengan mencari referensi dari internet yang
mendukung penelitian. Dan studi pustaka yang kedua
dengan mencari referensi dari buku tentang geologi untuk
memperjelas teori-teori yang akan digunakan. Serta dengan
cara mengamati kenampakan dari foto udara untuk
menentukan morfologi.
Deskrisi
Morfologi
Pada Delta Sungai Cimpang terdapat kenampakan
morfologi Delta Plain, Delta Front, dan Pro Delta
(lampiran gambar 2). Bentukan morfologi tersebut
diamati berdasarkan kenampakan pada foto udara.
Dimana delta plain merupakan bagian delta yang
berupa daratan. Dan delta front merupakan bagian delta
yang berada didepan delta plain, dan merupakan laut
dangkal. Sedangkan pro delta adalah bagian terdepan
delta yang menuju laut lepas.
Petrologi
Daerah yang dialiri sungai terdiri dari litologi
berupa batuan beku hasil erupsi Gunung Sulah dan
Gunung
Pesawaran,
breksi,
batulanau,
dan
batulempung. Dimana litologi tersebut termasuk dalam
formasi hulusimpang, kantur, menanga, dan piabung.
Pembahasan
Delta Sungai Cimpang terbentuk oleh dua proses yaitu
proses marine dan proses fluvial. Proses marine merupakan
proses yang kontrolnya berasal dari laut. Sedangkan proses
fluvial merupakan proses yang membangun sedimentasi,
dimana proses ini berasal dari Sungai Cimpang itu sendiri.
Pada delta tersebut faktor yang mempengaruhi
pembentukannya antara lain iklim, debit air, energi
gelombang, arus pantai, proses pasang surut, dan produk
sedimen.
Faktor
iklim
yang
mempengaruhi
pembentukannya karena di daerah Indonesia ini termasuk

dalam iklim tropis, sehingga curah hujan relatif tinggi. Oleh


sebab itu volume air permukaan akan lebih besar. Hal ini
juga berpengaruh pada debit air, dimana debit air yang
mengalir pada Sungai Cimpang akan lebih besar jika
volume air permukaan meningkat. Selain itu, debit air juga
dipengaruhi oleh ukuran sungai tersebut. Dimana Sungai
Cimpang termasuk sungai yang lebar, maka otomatis debit
air yang mengalir akan lebih besar.
Sedangkan faktor energi gelombang, arus pantai, dan
proses pasang surut termasuk dalam proses marine atau
proses pengaruh air laut. Dimana Indonesia yang
merupakan negara kepulauan sehingga proses marine akan
relatif besar karena pengaruh angin darat dan angina laut.
Faktor selanjutnya adalah faktor produk sedimen.
Dimana besar kecilnya produk sedimen akan
mempengaruhi besar kecilnya bentukan delta. Dalam hal
ini Delta Sungai Cimpang yang memiliki bentukan delta
yang relatif besar, ini menandakan produk sedimen juga
relatif banyak. Produk-produk sedimen tersebut terdapat
terakumulasi akibat adanya proses fluvial. Dimana proses
ini berasal dari sungai yang mentransport material-material
sedimen yang kemudian terakumulasi di muara sungai dan
membentuk delta.
Proses-proses tersebut baik proses marine maupun
proses fluvial terjadi secara beriringan dan memiliki
pengaruh yang sama dalam pembentukan delta tersebut.
Sehingga berdasarkan klasifikasi Fisher, dkk (1969) dan
Galloway (1975) Delta Sungai Cimpang termasuk Delta
Lobate (lampiran gambar 3).
Kesimpulan
Berdasarkan referensi dan hasil analisis data serta
pengamantan kenampakan terhadap foto udara delta
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada Delta Sungai
Cimpang terdapat morfologi Delta Plain, Delta Front, dan
Pro Delta. Faktor dominan yang mengkontrol pembentukan
delta tersebut adalah faktor fluvial dan faktor gelombang
dan arus pantai. Sehingga berdasarkan klasifikasi Fisher,
dkk (1969) dan Galloway (1975) Delta Sungai Cimpang
termasuk Delta Lobate (lampiran gambar 3).
Referensi
[1] M. Andi, Amirudin, T. Suwarti, S. Gafoer dan Sidarto. Peta Geologi
Lembar Tanjungkarang Sumatera. 1993
[2] Noor, Djuhari. 2011. Geologi untuk Perencanaan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
[3] http://geofufa.blogspot.com/2010/11/geologi-sumatera.html

Lampiran

Delta Plain
Front Delta

Pro Delta

Gambar 1. Delta Cimpang, Lampung Selatan


Gambar 2. Morfologi Delta Cimpang, Lampung Selatan
Delta Cimpang

Gambar 3. Klasifikasi Delta Menurut Galloway (1975)

Anda mungkin juga menyukai