Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang
telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak
memiliki

pengertian

tentang

sesuatu

hal

yang

benar,

milik,

kepunyaan,

kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (krn telah ditentukan oleh undang
undang, aturan, dsb), kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut
sesuatu, derajat atau martabat.
Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan
(sesuatu hal yang harus dilaksanakan). Di dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif
lebih muda usianya dibandingkan dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya
telah lahir. Tema hak baru lahir secara formal pada tahun 1948 melalui Deklarasi
HAM PBB, sedangkan tema kewajiban (bersifat umum) telah lebih dahulu lahir
melalui ajaran agama di mana manusia berkewajiban menyembah Tuhan, dan
berbuat baik terhadap sesama.
Untuk membina keluarga yang bahagia maka semua anggota keluarga harus
menunaikan hak dan kewajiban. Hak harus di terima sedang kewajiban harusditunaikan. Jika ada
seorang anggota keluarga tidak menunaikan tugasnya atau tidak menempati fungsinya, maka
keselamatan keluarga akan terancam. Terbentuknya keluarga ialah karena adanya perkawinan
antara dua individu yang berlainan jenis. Jadi keluarga yang baru saja dibentuk berarti keluarga
tersebut hanya terdiri suamidan isteri, yang selanjutnya akan disusul oleh anggota yang lain
misalnya anak danlain sebagainya. Seseorang yang belum berkeluarga mempunyai kedudukan
dan fungsinya sebagai anak dari orang tuanya, mempunyai hak dan kewajiban sebagai anak.
Suasana di dalam keluarga akan harmonis apabila setiap anggota keluarga
memainkan perannya masing-masing dalam artian masing-masing anggota keluarga menyadari
akan peran, tugas, kewajiban, dan hak masing-masing. Apabila semua anggota memainkan
peran, tugas dan kewajiban masing-masing maka pertengkaran tidak akan terjadi.
Sebagai petugas bimbingan konseling, saat di lapangan kita akan dihadapi oleh
individu atau siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan dengan jenis
permasalahan yang berbeda-beda. Sering kali siswa yang memiliki tingkah laku yang kurang
sehat (siswa bermasalah) memiliki latar belakang keluarga yang kurang baik (berasal dari
keluarga broken). Ini disebabkan di dalam keluarga setiap anggota keluarga tidak memainkan
peran, tugas dan kewajiban masing-masing, missal seperti ayah dan ibu si anak terlalu sibuk
dengan urusan perkerjaan sehingga mereka kurang memberikan perhatian dan kasih saying
kepada anaknya, sehingga si anak mencari perhatian di sekolah dengan bertingkah laku yang
tidak baik. Ia berharap dengan ia bertingkah laku seperti itu teman dan guru memperhatikan dia.
Inilah yang menjadi latar belakang kita mempelajari bimbingan konseling keluarga. Agar apabila
kita dihadapi oleh konseli yang memiliki masalah di dalam keluarganya dapat kita beri bantuan
dengan segera. Kita perlu mengetahui latar belakang keluarga, suasana rumah termasuk

kewajiban , tugas dan peran masing-masing anggota keluarga apakah sudah berjalan dengan
baik. Makalah ini membehas mengenai kewajiban ayah, ibu dan anak di dalam sebuah keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hak dan Kewajiban
2. Hubungan antara Hak dan Kewajiban
3. Kewajiban dan Hak dalam anggota keluarga
4. Mengetahui kewajiban dan Hak Ayah
5. Mengetahui Kewajiban dan Hak ibu
6. Mengetahui Kewajiban dan Hak anak
C. Tujuan
Tujuan Umum

: Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kewajiban ayah,


ibu dan anak

Tujuan Khusus

:
1. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban
suami dan istri.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban
istri kepada suami.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban
suami kepada istri.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban
ayah dan ibu untuk anak-anaknya.
5. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban
anak.

D. Manfaat
Manfaat makalah ini bagi pembaca khususnya mahasiswa jurusan
Bimbingan Konseling, yaitu sebagai sumber informasi mengenai kewajiban ayah, ibu
dan anak dalam sebuah keluarga. Agar dalam praktek konseling nanti apabila
dihadapkan oleh konseling yang memiliki masalah dengan latar belakang keluarga
mengenai masalah ayah, ibu dan anak yang tidak memainkan peran dalam
menjalankan kewajiban masing-masing, kita dapat mengatasinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN


Paham hak mempunyai sejarah yang berbelitbelit. Pada zaman
Yunani kuno, Plato dan Arostoteles belum berbicara tentang hak dalam arti yang
sebenarnya. Bahkan dalam bahasa Yunani tidak mempunyai kata untuk
menunjukkakn hak. Bahasa Latin memiliki kata iusiuris (yang dikemudian hari
dipakai

untuk

hak),

tapi

dalam pemikiran

Roma

kuno

kata ini

hanya

menunjukkan hukum dalam arti obyektif: keseluruhan undang undang, aturan


aturan, dan lembaga lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat demi
kepentingan umum (hukum dalam arti law, bukan right).
Kadang kadang istilah ius mendapat arti hak seseorang, tapi hanya
menunjukkan

benda

yang

menjadi

hak

(sebidang

tanah,

warisan,

dan

sebagainnya). Pada akhir abad pertengahan mulai berkembang ius dalam arti
subjektif, bukan benda yang dimiliki oleh seseorang, melainkan ciri yang dimiliki
oleh seesorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka hati menguasai
sesuatu atau melakukan sesuatu (right, bukan law). Tapi pada waktu itu hokum
dalam arti subjektif itu (hak) masih dimengerti sebagai pantulan dari hukum
dalam arti objektif: misalnya, hak milik sebagai pantulan dari bidang tanah yang
dimiliki.
Baru pada abad ke17 dan ke18 timbul pengertian hak dalam arti
modern: ciri yang berakitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari setiap
ikatan dengan hukum objektif. Apa itu suatu hak? Dapat dikatakan, hak
merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap
yang lain atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak yang bisa
menuntut (dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain
akan memenuhi dan menghormati hak itu. Tetapi bila dikatakan demikian,
segera harus ditambah sesuatu yang amat penting:
Hak adalah yang sah atau klaim yang dapat dibenarkan. Sebab,
mengatakan klaim begitu saja jelas tidak cukup Ternyata sering dikemukakan
klaim yang tidak bias dibenarkan. Seorang penodong bisa saja mengklaim harta
milik penumpang dalam kereta api. Tapi kita semua akan menyetujui bahwa
klaim itu tidak sah. Sebaliknya, kondektur kereta api bisa menuntut agar
penumpang membayar karcisnya. Itulah klaim yang bisa dibenarkan dank
arenanya harus dipenuhi oleh yang bersangkutan.
Sedangkan kewajiban berarti suatu keharusan yang harus dilakukan
oleh seseorang atau kelompok dengan mengikuti kaidah serta aturan yang ada
dan biasanya dimulain oleh sesuatu yang memiliki hak kepada seseorang atau
kelompok tersebut. Contohnya adalah jika seseorang meminjam uang kepada
temannnya dan berjanji akan mengebalikan maka temannya punya hak untuk
menagih kembali dan seseorang tersebut wajib mengganti uang tersebut.
B. HUBUNGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN

Sebagaimana telah kita lihat, hak merupakan topik yang masih agak
baru dalam literature etika umum. Sebaliknya, pembahasan tentang kewajiban
mempunyai tradisi yang sudah lama sekali. Dalam buku buku etika sejak dulu
banyak dibicarakan tentang kewajiban terhadap Tuhan, agama, raja / penguasa,
Negara, kelompok khusus di mana orang menjadi anggota (keluarga, kalangan
profesi, dan sebagainya). Bahkan dalam sejarah etika tidak jarang uraian etis
dulu diisi hamper seluruhnya dengan penjelasan tentang kewajiban saja.
Dipandang sepintas lalu, rupanya ada hubungan erat antara hak dan
kewajiban. Sering kita lihat bahwa bahasa hak dapat diterjemahkan ke dalam
Bahasa kewajiban. Jika orang A berhak mendapatkan benda X dari orang B, akan
disimpulkan begitu saja bahwa orang B berkewajiban memberikan benda X
kepada A. Hal ini mempunyai kesan bahwa hak memungkinkan untuk menagih
kewajiban. Kesan spontan ini diperkuat lagi, dengan pernyataan bahwa hak
merupakan suatu klaim. Kalau memang benar hak merupakan suatu klaim,
bukanlah hal itu dengan sendirinya berarti juga klaim terhadap seseorang? Di
sini akan ditelaah lebih mendalam hubungan antara hak dan kewajiban itu ada
filsuf yang berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara hak dan
kewajiban.
Pandangan yang disebut teori korelasi itu teruama dianut oleh
pengikut utilitarisme. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan
dengan hak orang lain, dan sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan
kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut. Mereka berpendapat bahwa
seseorang baru dapat berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada
korelasi itu. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas
disebut hak.
C. KEWAJIBAN DAN HAK DALAM ANGGOTA KELUARGA
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keluarga minimal
terdiri dari seorang suami dan isteri. Keluarga merupakan kehidupan masyarakat
terkecil yang memiliki tujuan bersama. Di dalamnya terdapat orang orang
yang memiliki keterikatan batin dan biologis. Orang orang yang terdapat di
dalam sebuah keluarga disebut anggota keluarga. Dalam keluarga batih atau
inti, anggota keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sementara dalam
keluarga besar anggota keluarga juga termasuk di dalamnya kakek, nenek,
paman, bibi dan seterusnya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hak dan kewajiban anggota
keluarga. Anggota keluarga yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah
anggota keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam makalah ini
juga akan dibahas mengenai pengembangan kecerdasan anak dalam keluarga.
Hak merupakan sesuatu yang diterima oleh seseorang sementara
kewajiban adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau dikerjakan oleh seseorang.
Hak dan kewajiban antar anggota keluarga berbedabeda sesuai dengan peran
dan kedudukannya. Banyak norma dan aturan yang mengatur hak dan
kewajiban anggota keluarga, seperti norma agama, hukum, dan adat kebiasaan

suatu masyarakat. Berikut ini dijelaskan hak dan kewajiban ayah, ibu, dan anak
sebagai anggota keluarga dalam sebuah keluarga.
1. Kewajiban dan hak ayah
a. Ayah
Ayah merupakan seorang laki laki dalam sebuah keluarga yang
memiliki peran sebagai pemimpin keluarga. Ayah menunjuk pada
seorang laki laki yang telah menikah dengan seorang wanita dan
memiliki anak keturunan dari Rahim istrinya. Sebagai seorang pemimpin
keluarga, seorang ayah memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1) Hak Ayah
Hak merupakan sesuatu yang harus didapatkan atau diperoleh
oleh sesorang. Hak seorang ayah dalam sebuah keluarga dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu hak suami atas isterinya dan hak ayah atas
anaknya.
a) Hak suami atas isterinya
Suami dan isteri memiliki hak yang berbeda. Seorang
suami memiliki derajat yang lebih tinggi dalam hak yang
diperoleh. Hal tersebut sebagaimana termaktub dalam Firman
Allah Subhanahu Wa Taala: Dan para wanita mempunyai hak
yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf.
Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan
daripada isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS, 2: 228).
Hak suami atas isterinya adalah sebagai berikut:
i.

Ditaati dalam perkara yang baik


Suami memiliki hak untuk ditaati oleh isterinya dalam
perkara yang baik. Apapun perintah suami harus ditaati oleh
isterinya asalkan tidak melanggar peraturan yang telah
ditentukan (syariat). Bahkan apabila suami menginginkan
isterinya untuk melakukan hubungan badan, maka sang isteri
harus menurutinya tanpa merasa berat hati. Hal tersebut
seperti yang dikemukakan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi
wa Sallam: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya,
seorang isteri belum dikatakan menunaikan hak Rabbnya
(Allah Subhanau Wa Taala) hingga dia menunaikan hak
suaminya. Kalau seandainya suaminya meminta dirinya
(untuk jimaberhubungan badan penulis) dalam keadaan dia
berada di atas kendaraan, maka tidak boleh baginya untuk
menolaknya. (HR. Ibnu Majah, dalam Sayyid, 2013: 290).

ii.

Dihormati

Sebagai seorang pemimpin keluarga, sudah menjadi


haknya

adalah

dihormati.

Suami

harus

dihormati

oleh

isterinya. Isteri harus bersikap lembut dihadapan suaminya.


Isteri

memiliki

kewajiban

untuk

menghormati

setiap

keputusan suaminya yang benar. Isteri tidak merasa lebih


pandai dan congkak terhadap suaminya. Itulah hak suami
atas isteri. Hak suami untuk dihormati dan kewajiban isteri
untuk menghormati suami juga dikemukakan oleh orang
yang paling sempurna di dunia, seorang pemimpin keluarga
yang paling dicintai oleh keluarganya, Rasulullah Shalallahu
Alaihi

wa

Sallam:

Kalau

seandainya

aku

berhak

memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain,


niscaya aku perintahkan para wanita untuk sujud kepada
suaminya, dikarenakan hak - hak yang telah Allah tetapkan
bagi suami atas mereka. (HR. Abu Dawud/shahih, dalam
Sayyid, 2013: 289).
Hal tersebut menunjukkan bahwa kedudukan suami
bagi isteri sangat tingi. Suami adalah orang yang harus
dihormati dan ditaati oleh seorang isteri dari kalangan
manusia.
iii.

Selalu berusaha untuk digapai keridhaannya


Seorang suami memiliki hak atas isterinya berupa
segala upaya isteri untuk menggapai keridhaannya. Artinya,
seorang isteri selalu berkata, berbuat dan melakukan apa
saja yang mendatangkan kecintaan dan kerelaan hati suami.

iv.

Tidak disebarkan rahasianya


Sebuah keluarga merupakan sebuah ikatan suci antara
suami dan isteri dan keturunannya. Mereka memiliki ikatan
biologis dan psikologis yang kuat. Rasa kepercayaan dan
keintiman sangat kuat melekat. Oleh karena itu seorang isteri
atau suami tidak boleh menyebarkan rahasia dalam keluarga
kepada orang lain. Rahasia itu meliputi rahasia yang bersifat
materil seperti keadaan ekonomi maupun rahasia yang
bersifat imateril seperti bagaimana mereka berhubungan fisik
dan lainlain. Seorang suami memiliki hak untuk dijaga
kerahasiaanya oleh isteri.

v.

Dididik anak anaknya


Hak seorang suami atas isterinya adalah sang isteri
mendidik anakanaknya. Seorang suami memiliki hak bahwa
anaknya harus dididik oleh sang isteri. Selain sebagai hak

suami

atas

isterinya.

Mendidik

anak

juga

merupakan

kewajiban kedua orang tua (suamiisteri).


vi.

Dijaga harta dan kehormatannya


Sudah menjadi hak seorang suami untuk mendapat
rasa aman ketika meninggalkan rumah. Suami berhak
mendapat

rasa

aman

berupa

dijaganya

harta

dan

kehormatan keluarga. Sang isteri wajib menjaga kehormatan


dirinya dari hal hal yang dapat merusak hubungan keluarga
dan merusak keharmonisan keluarga. Isteri juga harus
menjaga harta suami. Dia harus mengelolanya dengan baik
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan seizin suami.

vii.

Keluarganya dimuliakan
Salah satu hak yang juga harus didapatkan oleh
seorang suami dari isterinya adalah keluarganya harus
dimuliakan. Keluarga suami baik itu ayah, ibu, paman, bibi,
dan seterusnya dari pihak suami harus dimuliakan oleh isteri.
Inilah hak suami.

viii.

Dinasihati jika melakukan kesalahan


Sebagai manusia biasa, seorang suami pasti akan
melakukan

kesalahan

dan

pelanggaran

yang

dapat

mengganggu keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, sudah


menjadi kewajiban seorang isteri adalah menasihatinya.
Tentunya dengan bahasa yang lemah lembut dan tidak
memojokkan suami. Isteri tidak merasa congkak dan merasa
lebih pandai dari suaminya karena suami adalah orang yang
harus dipatuhinya.
b) Hak ayah atas anaknya
i.

Dihormati dan ditaati perintahnya


Sudah menjadi hak seorang ayah untuk dihormati dan
dipatuhi perintahnya oleh anaknya. Perintah yang dipatuhi
dan ditaati adalh perintah yang tidak bertentangan dengan
norma, terutama norma agama.

ii.

Dijaga kehormatannya
Kewajiban anak yang menjadi hak seorang ayah
adalah menjaga kehormatan ayah sekaligus kehormatan
keluarga. Seorang anak harus mampu menjaga nama baik
ayah dan keluarganya. Anak menjaga nama baik ayah dan
nama baik keluarga sangat berkaitan. Jika seorang anak
melakukan tindakan yang mencoreng nama baik ayah, maka
ia

telah

mencoreng

nama

baik

keluarga.

Begitu

juga

sebaliknya, jika anak mencoreng nama baik keluarga, maka


ia telah mencoreng nama baik ayahnya yang menjadi
pemimpin keluarga.
iii.

Diperlakukan dengan baik


Seorang ayah harus diperlakukan dengan baik oleh
anaknya. Ini merupakan perintah yang wajib dalam agama
bahkan merupakan suatu adab dan akhlak yang dipandang
baik dalam masyarakat, apapun agama dan sukunya. Hal
tersebut sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Taala:
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibubapaknya (QS. Luqman: 14). Dan pergaulillah


keduanya di dunia dengan baik.... (QS Luqman: 15). Jika
salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai
berumur

lanjut

dalam

peliharaanmu,

maka

sekalikali

janganlah kamu mengatakan kepadanya perkataan ah. (QS


AlIsra: 23).
iv.

Dibantu pekerjaannya
Seorang

ayah

berhak

untuk

dibantu

anaknya.

Pekerjaan orang tua (ayah) di rumah harus dibantu oleh


anaknya. Pekerjaan tersebut tentunya adalah pekerjaan yang
dapat dilakukan oleh seorang anak sesuai kemampuannya.
Masih banyak hak seorang ayah atas anaknya. Hak
ayah

harus

berkewajiban

dipenuhi

oleh

memenuhi

setiap

hak

anaknya.

tersebut

Anaknya

sebagai

bentuk

kewajiban berupa ketaatan dan kepatuhan terhadap ayah.


2) Kewajiban
a) Sebagai suami atas isteri
i.

Memimpin isterinya
Kewajiban seorang suami adalah memimpin keluarga,
terutama isterinya. Seorang suami harus mampu memimpin
isterinya.

Mengaturnya

agar

memenuhi

kewajibannya

sebagai seorang isteri. Wajib bagi suami untuk bersabar


dalam memimpin dan membimbing isteri. Suami juga harus
mampu menampilkan sikap yang baik, berlemah lembut dan
membuat

isterinya

senang.

Hal

tersebut

sebagaimana

difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Taala: Kaum lakilaki


adalah pemimpin bagi kaum wanita(QS. An Nisaa: 34)
ii.

Membimbing isterinya untuk melakukan ketaatan


Seorang suami harus mampu membimbing isterinya.
Ini merupakan tugas utama seorang suami. Seorang suami
menikah dengan seprang wanita bukan untuk main main
dan bersenang senang saja, tetapi memiliki tugas dan
tujuan mulia. Salah satunya adalah membimbing isteri.
Isteri sebagaimana dirinya adalah manusia biasa yang
pasti memiliki kesalahan sehingga harus dibimbing untuk
menjadi

isteri

disampaikan

yang

oleh

taat.

manusia

Sebagaimana
paling

yang

sempurna

telah

Rasulullah

Shalallahu Alaihi wa Sallam dari Abu Hurairah Radhiyallohu


anhu: ...Dan berwasiatlah kebaikan kepada para wanita,
sebab mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.
Dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah

yang paling atas. Apabila kamu bersikeras meluruskannya,


sama saja kamu akan mematahkannya. Dan apabila kamu
biarkan

saja,

tetap

akan

bengkok.

Oleh

karena

itu

berwasiatlah kalian kepada para wanita. (HR. Bukhari,


dalam Sayyid: 316).
iii.

Memberikan nafkah kepada isteri


Seorang suami memiliki kewajiban untuk memberikan
nafkah kepada keluarganya. Isterinya harus diberikan nafkah,
baik nafkah yang bersifat materi maupun imateri. Nafkah
materi yang harus diberikan oleh suami kepada isterinya
adalah kebutuhan hidup seperti pakaian, tempat tinggal,
makan dan kebutuhan lainnya. Hendaklah orang yang
mampu memberi nafkah menurut kemampuannya dan orang
yang disempitkan hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. (QS. AthThalaq: 7).

iv.

Berbuat baik terhadap isteri


Berbuat baik kepada isteri merupakan

kewajiban

seorang suami. Seorang suami harus menampilkan sikap


yang baik kepada isterinya. Isterinya harus diperlakukan
dengan baik, dibuat senang hatinya. Seorang suami harus
menjaga

kemesraan

dan

keharmonisan

rumah

tangga.

Sebagaimana yang diperintahkan oleh Pencipta manusia


Allah Subhanahu Wa Taala Dan bergaullah dengan mereka
secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka,
(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah telah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak. (QS. AnNisaa: 19).
v.

Berbakti kepada orang tua


Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban
seorang

anak

bahkan

ketika

anak

telah

menempuh

kehidupan baru dengan keluarganya. Seorang suami harus


tetap berbakti kepada orang tuanya meskipun telah memiliki
keluarga baru. Hal ini merupakan masalah yang sering
menjadi

penyebab

ketidakharmonisan

dalam

keluarga.

Banyak suami setelah berkeluarga menjadi lupa dengan


orang tuanya terutama ibu. Ibu yang telah membesarkannya
akan

merasakan

kehilangan

dan

kecemburuan

karena

anaknya lebih mengutamakan isterinya.


vi.

Menjaga hubungan baik kedua keluarga (keluarga suami dan


keluarga isteri)

Kewajiban lain dari seorang suami adalah menjaga


hubungan baik dengan keluarga isteri. Suami berusaha
mempersatukan kedua keluarga agar tercipta hubungan yang
harmonis.
b) Sebagai ayah atas anak
i.

Memberikan nafkah
Seorang ayah harus menanggung kebutuhan anak.
Kewajibannya adalah memberikan nafkah bagi anak seperti
pakaian, makan, tempat tinggal dan kebutuhan lain yang
bersifat materi maupun non materi seperti rasa aman,
kehangatan, dan kenyamanan.

ii.

Memberikan pendidikan
Tugas utama orang tua adalah mendidik anak. Sebagai
pemimpin keluarga, ayaha memilii tanggung jawab yang
besar dalam mendidik anaknya. Anak akan menjadi individu
yang baik atau tidak tergantunga bagaimana orang tua
mendidiknya.

Pendidikan

dalam

kelyarga

merupakan

pendidikan utama dan pokok yang akan menjadi dasar


pendidikan anak, pembentuk kepribadian anak. Orang tua
baik ayah maupun ibu harus memberikan pendidikan yang
bermanfaat bagi anak. Orang tua yang menanggung semua
biaya pendidikan anak.
iii.
iv.

Memberikan bimbingan
Melindungi anak

2. Kewajiban dan hak Ibu


a. Hak Ibu
1) Hak isteri atas suaminya
2) Hak ibu atas anaknya
b. Kewajiban Ibu
1) Kewajiban sebagai isteri
Mentaati dan menghormati suami
Mengurus rumah tangga dengan baik (masak, nyuci,
menyerahkan dirinya kapan saja diminta suami
tidak menyebarkan rahasianya
selalu berusaha menggapai keridhaan suami
bersungguh sungguh mendidik anak
menjaga harta dan kehormatan diri dan suaminya
berbuat baik kepada keluarga suami
2) Kewajiban sebagai ibu
Menyusui min 2 tahun
Mendidik anak
Mengajari anak perkaraperkara
penting dan wajib
Melindungi anak, dll
3. Anak
a. Hak Anak

dsb)

b. Kewajiban Anak
Berbakti:
Menghormati
Mentaati
Tidak berkata kasar
Berbicara dengan sopan dan lemah lembut
Tidak mencela orang tua
Berterima kasih kepada orang tua
Membuat orang tua senang
Mendoakan orang tua
Meminta restu orang tua
Memberikan hadiah kepada orang tua. Dll.

Anda mungkin juga menyukai