Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

RADIOAKTIVITAS

UNTUK MEMENUHI TUGAS


RADIOTERAPI

Disusun Oleh :

Lisnawati
4501.0611.A025
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
Jalan Brigjen Dharsono no 12 B By Pass Cirebon

PENDAHULUAN
1. latar belakang
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan
radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang
memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur
radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan (), yang menyatakan
laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t). Kedua besaran tersebut bersifat khas
untuk setiap radionuklida. Berdasarkan sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas
radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Radioaktivitas buatan banyak digunakan
di berbagai bidang.

PEMBAHASAN
1. Pengertian
Radiasi adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom
yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut
zat radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom
yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.

Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri
Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan
berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia
berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan
dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam
dan

menempatkan

beragam

material

fosforen

diatasnya.

Kesemuanya

tidak

menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam
pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut.Tetapi kemudian
menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi,
pada saat percobaan, material dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium
nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada
pelat.

Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan
alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal
yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie
berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah
kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu,
Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi
oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus
menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain,
dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang
sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini
diberi nama radioaktivitas.
Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut.
Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie,
yaitu Polandia. Setelah itu Henry Becquerel dan Marie Curie melanjutkan
penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat
bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat
daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka mengumumkan
bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini
dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Detail dari
penemuan ini dapat dilihat pada pokok bahasan tentang Penemuan Radioaktivitas
Alam.
Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan inti atom yang berlangsung secara
spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Unsur yang memancarkan radiasi
seperti ini dinamakan zat radioaktif.
bahwa inti atom terdiri atas dua partikel yaitu proton (ditemukan oleh Rutherford,
1919) dan netron (dipopulerkan oleh James Chadwick, 1932). Proton adalah partikel
bermuatan positif (qp = 1,602 x 10-19 C, mp = 1,007276487 sma) disebut juga inti
atom hidrogen, sedangkan netron merupakan partikel tidak bermuatan dengan massa
1,008664891 sma. Netron yang tidak terikat pada inti (netron bebas) bersifat tidak
stabil dan waktu hidupnya tidak lama. Sekitar 12 menit sebuah netron bebas akan
berubah menjadi proton dan satu partikel kecil yang dinamakan antineutrino.
Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa aktivitas radiasi atau radioaktivitas
merupakan aktivitas proton dan netron, inti karbon
4

yang memiliki jumlah

proton 6 dan netron 6 pada inti atomnya. Jumlah netron dan proton sama banyaknya
sehingga inti bersifat stabil. Sebaliknya jika jumlah proton lebih besar dari jumlah
netron maka inti bersifat tidak stabil,. Inti atom yang tidak stabil inilah yang dapat
melakukan aktivitas radiasi (melakukan peluruhan) hingga mencapai keadaan stabil.
Gaya Inti
Di atas telah dibahas bahwa inti atom terdiri atas proton dan netron. Secara
elektrostatis proton-ptoton dalam inti atom akan saling tolak dengan gaya tolak
menolak Coulomb (gaya elektrostatis) yang akan makin besar jika jarak dua buah
proton makin dekat. Fakta menunjukkan bahwa proton-proton bersatu di dalam inti
atom pada jarak yang sangat dekat ( sekitar 2x 10-15 m ), di mana secara elektrostatis
proton-proton tidak mungkin bersatu.
Hal ini menimbulkan dua pertanyaan penting yaitu:
Bagaimana proton-proton dapat saling berikatan di dalam inti atom? Bagaimana pula
netron terikat dalam kumpulan tersebut? Berapakah besarnya energi yang mengikat
partikel-partikel tersebut?

Selain gaya elektrostatis antara partikel penyusun inti bekerja pula gaya Gravitasi,
namun besarnya sangat kecil karena massa partikelnya juga sangat kecil. Sehingga
dapat dipastikan bahwa gaya Gravitasi bukan faktor dominan dalam mengikat
partikel-partikel inti. Untuk itu para ahli Fisika mengusulkan teori tentang Gaya Inti
yaitu gaya tarik menarik antara partikel penyusun inti dengan sifat-sifat:
1) Gaya inti tidak disebabkan oleh muatan partikel atau bukan
merupakan gaya listrik
2) Gaya harus sangat kuat atau harus jauh lebih besar daripada gaya
elektrostatis
3) Gaya inti merupakan gaya dekat artinya gaya ini hanya bekerja jika
kedua partikel dalam inti cukup dekat (berada pada jarak tertentu
sekitar 10-15 m). Jika gaya inti bekerja juga sampai jarak yang jauh,

maka seluruh partikel di jagad raya akan berkumpul menjadi satu,


sesuatu yang belum pernah terjadi.
4) Gaya inti tidak bekerja pada jarak yang sangat dekat sekali, karena
pada keadaan ini akan berubah menjadi gaya tolak. Jika gaya inti
bekerja juga pada jarak yang sangat dekat, maka semua netron akan
menjadi satu.
5) Gaya inti antara dua partikel tidak tergantung pada jenis partikelnya.
Artinya gaya inti terjadi pada proton-proton, proton-netron, dan
netron-netron.
Ilustrasi yang paling mendekati untuk menggambarkan gaya inti
adalah menggunakan dua buah bola yang dihubungkan permanen
sebuah pegas, Berdasarkan pemikiran jangkauan gaya inti sekitar 1015

m maka dapat diperkirakan energi diam partikel yang

dipertukarkan adalah

. Energi inilah yang

dinamakan Energi ikat inti.


Telah dijelaskan tentang gaya inti yang terjadi pada inti atom. Dengan demikian di
dalam inti atom sekurang-kurangnya terdapat tiga gaya yang penting yaitu Gaya
elektroststis, Gaya Gravitasi dan Gaya Inti. Karena nilai gaya gravitasi sangat kecil
maka

pengaruhnya

relatif

kecil

sehingga

dapat

dikesampingkan.

Secara garis besar inti atom akan berada dalam dua keadaan dasar yaitu Keadaan
Stabil dan Keadaan Tidak Stabil yang ditentukan oleh komposisi partikel penyusun
inti. Keadaan stabil di capai apabila jumlah proton (Z) lebih sedikit atau sama
banyak dengan jkumlah netron. Keadaan ini memungkinkan gaya inti lebih besar
dibandingkan dengan gaya elektrostatis. Keadaan tidak stabil dicapai apabila jumlah
proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N). Hal ini akan menyebabkan gaya
elektrostatis jauh lebih besar di bandingkan dengan gaya inti. Mengapa gaya
elektrostatis pada keadaan Z > N lebih besar? Karena gaya elektrostatis memiliki
jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan gaya inti, sehingga dapat pada
partikel proton yang berdekatan dan berseberangan sekalipun. Inti atom seperti inilah
yang akan melakukan aktivitas radiasi secara spontan sampai tercapai keadaan stabil.
Keadaan inti dengan jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N) akan
menghasilkan zat radioaktif. Gambar berikut menunjukkan karakteristik gaya inti
dan gaya elektroststis di dalam inti atom.

Gambar : Gaya Inti terjadi pada

Gambar :Gaya elektroststis terjadi pada

partikel yang saling berdekatan saja

partikel

yang berdekatan dan berjauhan

Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memimiliki inti atom yang tidak stabil.
Suatu inti atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar
dari jumlah netron. Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti
sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.
Garis Kestabilan Inti Atom
Hingga saat ini telah diketahui 1500 inti atom (nuklida), 1100 nuklida diantaranya
merupakan inti tidak stabil. Grafik berikut ini menunjukkan distribusi kestabilan inti
atom berdasarkan jumlah neutron dan protonnya. Grafik kestabilan inti memetakan
jumlah netron dan proton dari inti atom. Inti stabil terletak pada garis N = Z atau N/Z =
1. Atom-atom yang terletak pada garis ini memiliki jumlah proton = jumlah netron.
Atom-atom yang berada pada garis ini merupakan inti stabil. Namun demikian
kebanyakan inti atom tidak memiliki jumlah netron (N) = jumlah proton (Z) tetapi tetap
dalam keadaan stabil sehingga titik-titik yang menunjukkan inti stabil terlihat berada di
atas garis kestabilan.

Grafik kestabilan inti menunjukkan


bahwa jumlah netron menjadi lebih
besar dari jumlah proton begitu
nomor atom Z meningkat.
Bila jumlah proton dalam sebuah inti
terus meningkat, maka pada suatu
titik keseimbangan gaya elektrostatis
dan gaya inti tidak dapat
dipertahankan lagi sekalipun jumlah
netron terus meningkat. Inti stabil
dengan jumlah proton paling banyak
adalah

(Z = 83, dan N = 126).

Semua inti atom dengan Z > 83 akan


akan berada dalam keadaan tidak
stabil atau akan bersifat radioaktif.

Zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas
jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2 nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per
kilogram atau dua nanocurie per gram). Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut merupakan
patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umum-nya yang
8

ditetapkan berdasarkan ketentuan dari Badan Tenaga Atom Internasional (International


Atomic Energy Agency). Namun, masih terdapat beberapa zat yang walaupun
mempunyai aktivitas jenis lebih rendah daripada batas itu dapat dianggap sebagai zat
radioaktif karena tidak mungkin ditentukan batas yang sama bagi semua zat mengingat
sifat masing-masing zat tersebut berbeda.

Jenis radiasi
Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis dari radiasi tersebut
memiliki panjang gelombang masing-masing
1) Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi
yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar
kosmik.
Radiasi partikel adalah radiasi yang memiliki massa terukur, misalnya partikel
beta, alfa dan neutron. Partikel beta dengan simbol -10menunjukkan bahwa
jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1
negatif. Partikel alfa dengan simbol 24 menunjukkan bahwa partikel ini
memiliki massa sebesar 4 satuan massa atom (sma) dengan jumlah muatan
sebesar positif 2.
Sedangkan partikel neutron dengan simbol 0n1 menunjukkan jumlah massa
dari neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0.
2) Ditinjau dari muatan listriknya, radiasi terbagi menjadi radiasi non pengion
dan pengion. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat
menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah
gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan
ultraviolet.

Karakteristik Sinar Radioaktif


a. Sinar alfa ( )
sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4
sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat

radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar


1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya
tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif.
Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat
menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa.
Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan
molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media
yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan
menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium

b. Sinar beta ( )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta
yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil,
partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan
notasi

. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya

tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah.
Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam
uadara kering dan dapat menembus kulit.
c.

Sinar gamma ( )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi.
Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma,
zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar
Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik

Radioisotop
Radioisotop adalah isop-isotop yang bersifat radioaktif. Radioisotop ada yang
terdapat di dalam alam yang disebut radioisotop alami dan ada juga yang tidak ada di
10

alam. Beberapa radioisotop tidak ada di alam di sebabkan waktu paro yang di miliki
singkat. Isotop ini dapat dibuat di dalam laboratarium (reaktor) dengan reaksi inti,
yang disebut isotop buatan.
Radioisotop yang dimanfaatkan di berbagai bidang (misalnya kedokteran) pada
umumnya merupakan isotop buatan. Isotop dibuat dengan menembakan neutron pada
inti atom stabil. Banyak isotop buatan yang bisa dimanfaatkan, antara lain Na-24, P32,Cr-51,Tc-99 dan I-131.
Radiasi yang dihasilkan oleh unsur radioaktif mudah dikenal sehingga mudah
runut (dilacak). Berdasarkan sifat ini, radioisotop dapat di manfaatkan untuk berbagai
hal, misalnya untuk mendeteksi adanya tumor.
Radioisotop yang digunakan untuk tujuan ini adalah Tc-99. Isotop ini bersifat
metastabil dan ada di daam garam pertechnetate. Dengan berbagai perlakuan khusus,
oksida Tc-99 dapat dambil.
Prinsip yang digunkan untuk mengetahui letak tumor cukup sederhana. Dengan
menyuntikan oksida Tc-99, unsur radioktif ini akan mengalir mengikuti darah. Bagian
tubuh yang tidak terdapat tumor tidak akan menyrapa unsur itu, berbedaa dengan
bagian tubuh yang terkena tumor. Tumor akan menyerap unsur itu sehingga di daerah
yang terdapat tumor, keaktifan radioisotop lebih besar dibandingkan dengan daerah la
in yang sehat. Hal ini menyebabkan daerah yang terdapat tumor mudah dilacak atau di
runut. Digunakan Tc-99 ini mempunyai alan tertentu. Alasan yang pertama adalah
waktu paro yang dimiliki tidak terlalu kecil namun juga tidak terlalu besar. Jika waktu
paro terlalu kecil, radioisotop sukar untuk didektesi karena begitu radioisotop
disuntikan, tak lama kemudaian akan hilang keaktifannya. Sebaliknya, jika radioisotop
yang disuntikan mempunyai waktu paro yang besar, akan berbahaya bagi tubuh karena
lamanya tubuk terkenai radiasi akan bertambah dan tentu saja energi yang diserap juga
akan bertambah. Waktu paro yang dimiliki oleh isotop Tc-99 ini sekitar enam jam.
Alasan yang kedua adalah energi yang dihasilkan oleh isotop ini tidak terlalu besar
sehingga tidak berbahaya bagi pasien yang disuntik dengan radioisotop ini. Karena
energi yang di miliki kecil, maka di butuhkan detektor radiasi yang sensitif.
Radioisotop sebagai perunut juga digunakan dalam mencari bagian yang
mengalami penyempitan pada pembuluh darah (trombosis). Tempat yang terkena
penyempitan darah akan mempunyai jumlah natrium yang berbeda dengan bagian
lain yang sehat. Dengan menggunakan detektor radioaktif dapat diketahui bagian
yang terkena penyempitan.
11

Radioisotop juga dapat digunakan untuk mempelajari kecepatan penyerapan


suatu unsur oleh kelenjar yang ada dalam tubuh. Radioisotop yang dgunakan adalah
unsur yang akan dtentukan kecepatan penyerapan unsur iod oleh kelenjar gondok,
maka digunakan iodium yang bersifat radioaktif sebagai radioisotop.
Radioisoptop dengan energinya dapat digunakan untuk pengobatan, misalnya
untuk menyembuhkan kanker, yaitu melalui penyinaran sinar radioaktif. Isotop yang
sering digunakan adalah cobalt-60 yang memancarkan sinar gamma, sel kanker akan
terionisasi sehingga pertumbuhannya terhambat bahkan dihentikan. Sebisa mungkin
bagian yang tidak terkena kanker tidak terkena radiasi. Dengan energi yang tidak
terlalu besar dan penyinaran yang tidak terlalu lama, bagian yang sehat akan cukup
aman bila terkena sinar radiasi. Energi yang dimiliki oleh sinar gamma ini berkisar
antara 1,17 Mev sampai 1,33 Mev.

A. Radiasi Non Pengion


Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan
efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion
tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis
12

radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang


membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi);
gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan
transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan
energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar
ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
B. Sumber radiasi
Radioaktivitas alam dan buatan Berdasarkan asalnya, radioaktivitas
dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, dan radioaktivitas buatan,
yaitu hasil kegiatan yang dilakukan manusia. Dalam radioaktivitas
alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik.
Radioaktivitas buatan dipancarkan oleh radioisotop yang sengaja dibuat
manusia, dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai dengan
penggunaannya
.
a. Radioaktivitas alam
Radioaktivitas primordial Pada litosfer, banyak terdapat
inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi, yang
tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida alam
banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan,
misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.
Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia.
Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam. Uraian
lengkap mengenai radioaktivitas alam dijelaskan pada pokok bahasan
"inti radioaktif alam. Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik
Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi
interaksi dengan inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai
macam radionuklida. Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radionuklida
seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan
C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda
tersebut dan metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan
karbon (Carbon Dating).
13

b. Radioaktivitas Buatan
Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit
listrik tenaga nuklir Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam instalasi
pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi
prioritas

yang

utama,

dan

dengan

berkembangnya

teknologi

pembangkit listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya


pun semakin tinggi. Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan
senjata nuklir disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang
paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus
menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia
mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara. Radioaktivitas dalam
kedokteran Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang
kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi
alat kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan radioaktivitas di
bidang kedokteran dapat dibaca pada pokok bahasan penggunaan
radiasi dalam bidang kedokteran Radioaktivitas dalam rekayasa
teknologi Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging),
analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan baru, dan sebagai
sumber energi dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam
rekayasa

teknologi.

Radioaktivitas

dalam

bidang

pertanian

Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau


penyimpanan bahan pangan, dan teknologi pelestarian lingkungan
dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi
pertanian, kehutanan dan laut
Peluruhan
Bahan radioaktifi prisipnya karena inti atom tidak stabil
Ketidak stabilan menyebabkan inti atom terus menerus meluruh disertai
pemancaran radiasi hingga tercapai kestabilan
Pemancaran radiasi secara terus menerus sepanjang waktu dari inti
radioaktif akan mengakibatkan kekurangannya jumlah inti atom radioaktif
Peristiwa penyusutan jumlah inti atom disebut peluruhan.

14

Berkurangnya jumlah inti radioaktif akan disertai dengan berkurangnya jumlah radiasi
yang di pancarkan.
Laju peluruhan setiap zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya
Jumlah peluruhan yang terjadi juga bergantung pada jumlah zat radioktif mulamula
Dalam hal ini setiap zat radioaktif mempunyai konstanta peluruhan () sendiridiri
Konstanta peluruhan didefinisikan sebagai fraksi zat radioaktif yang meluruh tiap
satuan waktu
Pengurangan jumlah zat radioaktif berlansung secara ekponensial
Setiap zat radioaktif memiliki waktu paro (T)
T adalah waktu yang di perlukan oleh zat radioakif tersebut menjadi setengah
dari jumlah semula
Semakin pendek waktu paro, semakin cepat zat radioaktif tersebut meluruh
sehingga kemampuannya memancarkan radiasi berkurang dengan cepat pula.

Mekanisme peluruhan sinar-sinar radioaktif dapat dijelaskan


sebagai berikut.
1. Peluruhan alfa

2. Peluruhan beta

3. Peluruhan gamma

Untuk menghitung waktu

15

paruh dapat kita gunakan cara berikut.

Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar , , yang menyertai


proses peluruhan inti.

Satuan zat radioktif


Untuk menyatakan aktivitas zat radioktif digunakan satuan beckuerel, yang
disingkat Bq
Satuan Bq meneunjukan zat radioktif melakukan satuan kali peluruhan setiap
detiknya
1 Bq = disintergrasi persekon (dps)
Satuan akivitas zat radioaktif yang lain adalah curie (Ci)
Satuan Ci menunjukan tingkat aktifitas zat radioaktif yang sangat tinggi

Waktu Paro

Waktu paro (t) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu radionuklida untuk meluruh
sehingga jumlahnya tinggal setengahnya. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang
khas (unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida
sulit untuk ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian
peluruhannya dapat diperkirakan. Waktu paro bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
Laju pancaran radiasi dalam satuan waktu disebut konstanta peluruhan () dan secara
matematik hubungan antara dan t dinyatakan dengan = 0,693/ t.
T = ln 2/ = 0,693/

N = Noe-lt = No()-t/T

Jadi setelah waktu simpan t = T massa unsur mula-mula tinggal separuhnya, N =


No atau setelah waktu simpan nT zat radioaktif tinggal ()n
Sinar radioaktif yang melewati suatu materi akan mengalami pelemahan intensitas
dengan rumus:
I = Ioe-x

16

Io = intensitas mula-mula (joule/s.m2)


= koefisien serap materi (m-1 atau cm-1)
x = tebal materi/bahan (m atau cm )
Bila I = Io maka x = 0,693/ disebut HVL (lapisan harga paruh) yaitu tebal keping yang
menghasilkan setengah intensitas mula

MANFAAT RADIOAKTIFITAS
A. Bidang kedokteran
Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati
dan otak
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
P-32 Penyakit mata, tumor dan hati
Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah
Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
17

C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia


Co-60 Membunuh sel-sel kanker
A. Bidang kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa)
berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131),
natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke
dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ
tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap
oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu
digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung 1-131 akan
diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu,
1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan
untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke
dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya
apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop
Natrium tsb. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah.
Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk
terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi
kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop sebagai sumber radiasi.
A. Bidang Kedokteran
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin

18

tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional,
yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor
dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker
tersebut.

B. Bidang Hidrologi.
1.Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
C. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

D. Bidang pertanian.
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
2. Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
3. Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan
bawang.
19

1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul


Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu
diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di
daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama
setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan
menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan
mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan
dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis
rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan
ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan
lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti
itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu
sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
E. Bidang Industri
1. Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
2. Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
3. Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
20

5.. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan
suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin
ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.

1) Pemeriksaan tanpa merusak.


Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat
bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam
merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang
berongga itu film akan lebih hitam.
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam
dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka
intensitas radiasi yang diterima detector akan berkurang dan mekanisme alat akan
mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barangbarang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena
inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama.
21

F. Bidang Arkeologi
1. Menentukan umur fosil dengan C-1 ke dalam suatu sistem untuk mempelajari
sistem itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop
mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat
digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa
itu dapat dipantau

Efek Biologi Radiasi


1. Efek Stokastik
Efek yang di peroleh jadian timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan
dipekirakan tidak mengenal dosis ambang.
Peluang terjadinya sebanding dosis
Timbul setelah masa tenamg lama
Tidak ada penyambungan sepontan
Tidak memiliki dosis ambang
Contoh : Kanker dan Efek Genetik
2. Efek non stokastik (Deterministik)
Efek kualitas keparahannya berariasi menurut dosis dan hanya timbul bila
dosis ambang lampaui.
Ada ambang dosis bagi timbulnya efek
Ada proses penyembuhan
Umumnya terjadi tak begitu lama setelah penyinaran
Keparahan efek tergantung besarnya dosis
3. Efek somatik
Akibat radiasi dapat langsung dirasakan oleh orang menerima radisi
Efek non stokastik
1) Luka bakar
2) Sterilitas ( kemandulan)
3) Katarak
4) Kelainan kongenital (setelah radiasi dalam rahim)
4. Efek genetik /pewarisan
Efek radiasi yang di rasakan oleh keturunan
5. Efek teragonik
Cacat bawaan karena penyinaran yang terjadi sewaktu janin barada dalam
kandungan
Kematian dalam kandungan / segara sesudah lahir

22

Kemunduran bertumbuhan / kelainan bawaan, penyinaran terjadi pada


usia kehamilan
1) < 15 hari umur kehamilan kematian
2) 15-50 hari kehamilan kelainan bawaan
3) 50 hari kehamilan gangguan pertumbuhan janin
Efek yang berpengaruh terhadap efek biologi adalah :
1. Dosis serap tergantung kepada :
1) Jenis dan tenaga radiasi
2) Akivitas raionuklida kontaminasi
3) Lamanya radionuklida kontaminan dalam tubuh
2. Distribusi radionuklida dalam tubuh
3. Usia

Pengedalian terhadap penyinaran dalam adalah mencegah agar tidak terjadi kontaminasi
internal. Bila terjadi kontaminasi internal, diusahakan agar radionulida secepat mungkin di
keluarkan kedalam tubuh.

PENUTUP
23

A. KESIMPULAN
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktorreaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti
nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan
makhluk hidup di sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas.
Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan
aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
B. SARAN
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2. Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan
teknologi yang tinggi.
3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang
akan ditimbulkan.
4. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.

24

DAFTAR PUSTAKA
sumber : http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/mengenal-radiasi.html
pendidikan dan latihan petugas proteksi radiasi (bidang radiodiagnostik)
efek radiasi pada sistem biologi
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radioaktivitas.pdf
http://forumkimia.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
%2Fitem
www.radioaktif.com
www.wikipedia.co.id
www.limbahradioaktif.com
radioaktif/bahaya%20radioaktif.htm
www.pencemaranlimbah.com
www.departemenkesehatan.com

25

Anda mungkin juga menyukai