RADIOAKTIVITAS
Disusun Oleh :
Lisnawati
4501.0611.A025
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
Jalan Brigjen Dharsono no 12 B By Pass Cirebon
PENDAHULUAN
1. latar belakang
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan
radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang
memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur
radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan (), yang menyatakan
laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t). Kedua besaran tersebut bersifat khas
untuk setiap radionuklida. Berdasarkan sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas
radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Radioaktivitas buatan banyak digunakan
di berbagai bidang.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Radiasi adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom
yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut
zat radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom
yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri
Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan
berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia
berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan
dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam
dan
menempatkan
beragam
material
fosforen
diatasnya.
Kesemuanya
tidak
menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam
pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut.Tetapi kemudian
menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi,
pada saat percobaan, material dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium
nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada
pelat.
Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan
alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal
yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie
berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah
kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu,
Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi
oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus
menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain,
dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang
sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini
diberi nama radioaktivitas.
Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut.
Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie,
yaitu Polandia. Setelah itu Henry Becquerel dan Marie Curie melanjutkan
penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat
bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat
daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka mengumumkan
bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini
dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Detail dari
penemuan ini dapat dilihat pada pokok bahasan tentang Penemuan Radioaktivitas
Alam.
Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan inti atom yang berlangsung secara
spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Unsur yang memancarkan radiasi
seperti ini dinamakan zat radioaktif.
bahwa inti atom terdiri atas dua partikel yaitu proton (ditemukan oleh Rutherford,
1919) dan netron (dipopulerkan oleh James Chadwick, 1932). Proton adalah partikel
bermuatan positif (qp = 1,602 x 10-19 C, mp = 1,007276487 sma) disebut juga inti
atom hidrogen, sedangkan netron merupakan partikel tidak bermuatan dengan massa
1,008664891 sma. Netron yang tidak terikat pada inti (netron bebas) bersifat tidak
stabil dan waktu hidupnya tidak lama. Sekitar 12 menit sebuah netron bebas akan
berubah menjadi proton dan satu partikel kecil yang dinamakan antineutrino.
Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa aktivitas radiasi atau radioaktivitas
merupakan aktivitas proton dan netron, inti karbon
4
proton 6 dan netron 6 pada inti atomnya. Jumlah netron dan proton sama banyaknya
sehingga inti bersifat stabil. Sebaliknya jika jumlah proton lebih besar dari jumlah
netron maka inti bersifat tidak stabil,. Inti atom yang tidak stabil inilah yang dapat
melakukan aktivitas radiasi (melakukan peluruhan) hingga mencapai keadaan stabil.
Gaya Inti
Di atas telah dibahas bahwa inti atom terdiri atas proton dan netron. Secara
elektrostatis proton-ptoton dalam inti atom akan saling tolak dengan gaya tolak
menolak Coulomb (gaya elektrostatis) yang akan makin besar jika jarak dua buah
proton makin dekat. Fakta menunjukkan bahwa proton-proton bersatu di dalam inti
atom pada jarak yang sangat dekat ( sekitar 2x 10-15 m ), di mana secara elektrostatis
proton-proton tidak mungkin bersatu.
Hal ini menimbulkan dua pertanyaan penting yaitu:
Bagaimana proton-proton dapat saling berikatan di dalam inti atom? Bagaimana pula
netron terikat dalam kumpulan tersebut? Berapakah besarnya energi yang mengikat
partikel-partikel tersebut?
Selain gaya elektrostatis antara partikel penyusun inti bekerja pula gaya Gravitasi,
namun besarnya sangat kecil karena massa partikelnya juga sangat kecil. Sehingga
dapat dipastikan bahwa gaya Gravitasi bukan faktor dominan dalam mengikat
partikel-partikel inti. Untuk itu para ahli Fisika mengusulkan teori tentang Gaya Inti
yaitu gaya tarik menarik antara partikel penyusun inti dengan sifat-sifat:
1) Gaya inti tidak disebabkan oleh muatan partikel atau bukan
merupakan gaya listrik
2) Gaya harus sangat kuat atau harus jauh lebih besar daripada gaya
elektrostatis
3) Gaya inti merupakan gaya dekat artinya gaya ini hanya bekerja jika
kedua partikel dalam inti cukup dekat (berada pada jarak tertentu
sekitar 10-15 m). Jika gaya inti bekerja juga sampai jarak yang jauh,
dipertukarkan adalah
pengaruhnya
relatif
kecil
sehingga
dapat
dikesampingkan.
Secara garis besar inti atom akan berada dalam dua keadaan dasar yaitu Keadaan
Stabil dan Keadaan Tidak Stabil yang ditentukan oleh komposisi partikel penyusun
inti. Keadaan stabil di capai apabila jumlah proton (Z) lebih sedikit atau sama
banyak dengan jkumlah netron. Keadaan ini memungkinkan gaya inti lebih besar
dibandingkan dengan gaya elektrostatis. Keadaan tidak stabil dicapai apabila jumlah
proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N). Hal ini akan menyebabkan gaya
elektrostatis jauh lebih besar di bandingkan dengan gaya inti. Mengapa gaya
elektrostatis pada keadaan Z > N lebih besar? Karena gaya elektrostatis memiliki
jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan gaya inti, sehingga dapat pada
partikel proton yang berdekatan dan berseberangan sekalipun. Inti atom seperti inilah
yang akan melakukan aktivitas radiasi secara spontan sampai tercapai keadaan stabil.
Keadaan inti dengan jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N) akan
menghasilkan zat radioaktif. Gambar berikut menunjukkan karakteristik gaya inti
dan gaya elektroststis di dalam inti atom.
partikel
Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memimiliki inti atom yang tidak stabil.
Suatu inti atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar
dari jumlah netron. Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti
sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.
Garis Kestabilan Inti Atom
Hingga saat ini telah diketahui 1500 inti atom (nuklida), 1100 nuklida diantaranya
merupakan inti tidak stabil. Grafik berikut ini menunjukkan distribusi kestabilan inti
atom berdasarkan jumlah neutron dan protonnya. Grafik kestabilan inti memetakan
jumlah netron dan proton dari inti atom. Inti stabil terletak pada garis N = Z atau N/Z =
1. Atom-atom yang terletak pada garis ini memiliki jumlah proton = jumlah netron.
Atom-atom yang berada pada garis ini merupakan inti stabil. Namun demikian
kebanyakan inti atom tidak memiliki jumlah netron (N) = jumlah proton (Z) tetapi tetap
dalam keadaan stabil sehingga titik-titik yang menunjukkan inti stabil terlihat berada di
atas garis kestabilan.
Zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas
jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2 nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per
kilogram atau dua nanocurie per gram). Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut merupakan
patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umum-nya yang
8
Jenis radiasi
Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis dari radiasi tersebut
memiliki panjang gelombang masing-masing
1) Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi
yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar
kosmik.
Radiasi partikel adalah radiasi yang memiliki massa terukur, misalnya partikel
beta, alfa dan neutron. Partikel beta dengan simbol -10menunjukkan bahwa
jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1
negatif. Partikel alfa dengan simbol 24 menunjukkan bahwa partikel ini
memiliki massa sebesar 4 satuan massa atom (sma) dengan jumlah muatan
sebesar positif 2.
Sedangkan partikel neutron dengan simbol 0n1 menunjukkan jumlah massa
dari neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0.
2) Ditinjau dari muatan listriknya, radiasi terbagi menjadi radiasi non pengion
dan pengion. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat
menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah
gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan
ultraviolet.
b. Sinar beta ( )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta
yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil,
partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan
notasi
tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah.
Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam
uadara kering dan dapat menembus kulit.
c.
Sinar gamma ( )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi.
Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma,
zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar
Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik
Radioisotop
Radioisotop adalah isop-isotop yang bersifat radioaktif. Radioisotop ada yang
terdapat di dalam alam yang disebut radioisotop alami dan ada juga yang tidak ada di
10
alam. Beberapa radioisotop tidak ada di alam di sebabkan waktu paro yang di miliki
singkat. Isotop ini dapat dibuat di dalam laboratarium (reaktor) dengan reaksi inti,
yang disebut isotop buatan.
Radioisotop yang dimanfaatkan di berbagai bidang (misalnya kedokteran) pada
umumnya merupakan isotop buatan. Isotop dibuat dengan menembakan neutron pada
inti atom stabil. Banyak isotop buatan yang bisa dimanfaatkan, antara lain Na-24, P32,Cr-51,Tc-99 dan I-131.
Radiasi yang dihasilkan oleh unsur radioaktif mudah dikenal sehingga mudah
runut (dilacak). Berdasarkan sifat ini, radioisotop dapat di manfaatkan untuk berbagai
hal, misalnya untuk mendeteksi adanya tumor.
Radioisotop yang digunakan untuk tujuan ini adalah Tc-99. Isotop ini bersifat
metastabil dan ada di daam garam pertechnetate. Dengan berbagai perlakuan khusus,
oksida Tc-99 dapat dambil.
Prinsip yang digunkan untuk mengetahui letak tumor cukup sederhana. Dengan
menyuntikan oksida Tc-99, unsur radioktif ini akan mengalir mengikuti darah. Bagian
tubuh yang tidak terdapat tumor tidak akan menyrapa unsur itu, berbedaa dengan
bagian tubuh yang terkena tumor. Tumor akan menyerap unsur itu sehingga di daerah
yang terdapat tumor, keaktifan radioisotop lebih besar dibandingkan dengan daerah la
in yang sehat. Hal ini menyebabkan daerah yang terdapat tumor mudah dilacak atau di
runut. Digunakan Tc-99 ini mempunyai alan tertentu. Alasan yang pertama adalah
waktu paro yang dimiliki tidak terlalu kecil namun juga tidak terlalu besar. Jika waktu
paro terlalu kecil, radioisotop sukar untuk didektesi karena begitu radioisotop
disuntikan, tak lama kemudaian akan hilang keaktifannya. Sebaliknya, jika radioisotop
yang disuntikan mempunyai waktu paro yang besar, akan berbahaya bagi tubuh karena
lamanya tubuk terkenai radiasi akan bertambah dan tentu saja energi yang diserap juga
akan bertambah. Waktu paro yang dimiliki oleh isotop Tc-99 ini sekitar enam jam.
Alasan yang kedua adalah energi yang dihasilkan oleh isotop ini tidak terlalu besar
sehingga tidak berbahaya bagi pasien yang disuntik dengan radioisotop ini. Karena
energi yang di miliki kecil, maka di butuhkan detektor radiasi yang sensitif.
Radioisotop sebagai perunut juga digunakan dalam mencari bagian yang
mengalami penyempitan pada pembuluh darah (trombosis). Tempat yang terkena
penyempitan darah akan mempunyai jumlah natrium yang berbeda dengan bagian
lain yang sehat. Dengan menggunakan detektor radioaktif dapat diketahui bagian
yang terkena penyempitan.
11
b. Radioaktivitas Buatan
Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit
listrik tenaga nuklir Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam instalasi
pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi
prioritas
yang
utama,
dan
dengan
berkembangnya
teknologi
teknologi.
Radioaktivitas
dalam
bidang
pertanian
14
Berkurangnya jumlah inti radioaktif akan disertai dengan berkurangnya jumlah radiasi
yang di pancarkan.
Laju peluruhan setiap zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya
Jumlah peluruhan yang terjadi juga bergantung pada jumlah zat radioktif mulamula
Dalam hal ini setiap zat radioaktif mempunyai konstanta peluruhan () sendiridiri
Konstanta peluruhan didefinisikan sebagai fraksi zat radioaktif yang meluruh tiap
satuan waktu
Pengurangan jumlah zat radioaktif berlansung secara ekponensial
Setiap zat radioaktif memiliki waktu paro (T)
T adalah waktu yang di perlukan oleh zat radioakif tersebut menjadi setengah
dari jumlah semula
Semakin pendek waktu paro, semakin cepat zat radioaktif tersebut meluruh
sehingga kemampuannya memancarkan radiasi berkurang dengan cepat pula.
2. Peluruhan beta
3. Peluruhan gamma
15
Waktu Paro
Waktu paro (t) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu radionuklida untuk meluruh
sehingga jumlahnya tinggal setengahnya. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang
khas (unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida
sulit untuk ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian
peluruhannya dapat diperkirakan. Waktu paro bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
Laju pancaran radiasi dalam satuan waktu disebut konstanta peluruhan () dan secara
matematik hubungan antara dan t dinyatakan dengan = 0,693/ t.
T = ln 2/ = 0,693/
N = Noe-lt = No()-t/T
16
MANFAAT RADIOAKTIFITAS
A. Bidang kedokteran
Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati
dan otak
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
P-32 Penyakit mata, tumor dan hati
Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah
Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
17
18
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional,
yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor
dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker
tersebut.
B. Bidang Hidrologi.
1.Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
C. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
D. Bidang pertanian.
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
2. Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
3. Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan
bawang.
19
5.. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan
suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin
ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
F. Bidang Arkeologi
1. Menentukan umur fosil dengan C-1 ke dalam suatu sistem untuk mempelajari
sistem itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop
mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat
digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa
itu dapat dipantau
22
Pengedalian terhadap penyinaran dalam adalah mencegah agar tidak terjadi kontaminasi
internal. Bila terjadi kontaminasi internal, diusahakan agar radionulida secepat mungkin di
keluarkan kedalam tubuh.
PENUTUP
23
A. KESIMPULAN
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktorreaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti
nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan
makhluk hidup di sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas.
Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan
aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
B. SARAN
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2. Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan
teknologi yang tinggi.
3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang
akan ditimbulkan.
4. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.
24
DAFTAR PUSTAKA
sumber : http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/mengenal-radiasi.html
pendidikan dan latihan petugas proteksi radiasi (bidang radiodiagnostik)
efek radiasi pada sistem biologi
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radioaktivitas.pdf
http://forumkimia.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
%2Fitem
www.radioaktif.com
www.wikipedia.co.id
www.limbahradioaktif.com
radioaktif/bahaya%20radioaktif.htm
www.pencemaranlimbah.com
www.departemenkesehatan.com
25