Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari minyak kedelaini adalah :
1. Pada percobaan diperoleh nilai kadar FFA dari minyak kedelai sebesar 0,4638%
dan minyak jelantah sebesar 0,1207%.
2. Pada percobaan dengan variasi katalis 0,75%, 1,25% dan 1,75% untuk percobaan
yang menggunakan minyak kedelai diperoleh nilai densitas metil ester pada suhu
45 C sebesar 904,7 kg/m3; 846 kg/m3 dan 701,3 kg/m3. Pada suhu 60 C sebesar
739,8 kg/m3; 788,5 kg/m3 dan 820,9 kg/m3. Pada suhu 75 C sebesar 785,6 kg/m3;
772,2 kg/m3 dan 742,3 kg/m3. Dan untuk percobaan yang menggunakan minyak
jelantah diperoleh nilai densitas metil ester pada suhu 45 C sebesar 865,4 kg/m 3;
857,1 kg/m3 dan 865,4 kg/m3. Pada suhu 60 C sebesar 848,7 kg/m 3; 852,9 kg/m3
dan 857,1 kg/m3. Pada suhu 75 C sebesar 848,7 kg/m3; 857,1 kg/m3 dan 848,7
kg/m3.
3. Pada percobaan dengan variasi suhu 45 C, 60 C dan 75 C untuk percobaan
yang menggunakan minyak kedelai diperoleh nilai viskositas metil ester dengan
persen katalis 0,75% sebesar 3,732 gr/cm.s; 3,073 gr/cm.s dan 3,501 gr/cm.s.
Dengan persen katalis 1,25% sebesar 3,537 gr/cm.s; 3,668 gr/cm.s dan 3,654
gr/cm.s. Dengan persen katalis 1,75% sebesar 2,951 gr/cm.s; 3,590 gr/cm.s dan
3,348 gr/cm.s. Dan untuk percobaan yang menggunakan minyak jelantah
diperoleh nilai viskositas metil ester dengan persen katalis 0,75% sebesar 1,007
gr/cm.s; 1,018 gr/cm.s dan 1,030 gr/cm.s. Dengan persen katalis 1,25% sebesar
1,014 gr/cm.s; 1,039 gr/cm.s dan 1,024 gr/cm.s. Dengan persen katalis 1,75%
sebesar 1,077 gr/cm.s; 1,059 gr/cm.s dan 1,048 gr/cm.s.
4. Pada percobaan dengan variasi katalis 0,75%, 1,25% dan 1,75% untuk percobaan
yang menggunakan minyak kedelai diperoleh nilai viskositas kinematik metil
ester pada suhu 45 C sebesar 4,12 mm2/s; 4,18 mm2/s dan 4,20 mm2/s. Pada suhu
60 C sebesar 4,15 mm2/s; 4,64 mm2/s dan 4,37 mm2/s. Pada suhu 75 C sebesar
4,45 mm2/s; 4,73 mm2/s dan 4,50 mm2/s. Dan untuk percobaan yang
menggunakan minyak jelantah diperoleh nilai viskositas kinematik metil ester
pada suhu 45 C sebesar 1,16 mm2/s; 1,18 mm2/s dan 1,24 mm2/s. Pada suhu 60

C sebesar 1,20 mm2/s; 1,22 mm2/s dan 1,24 mm2/s. Pada suhu 75 C sebesar 1,21
mm2/s; 1,19 mm2/s dan 1,23 mm2/s.
5. Pada percobaan dengan variasi suhu 45 C, 60 C dan 75 C untuk percobaan
yang menggunakan minyak kedelai diperoleh yield dengan persen katalis 0,75%
sebesar 81,18%; 89,65% dan 37,61%. Dengan persen katalis 1,25% pada suhu 45
C, 60 C dan 75 C sebesar 72,69%; 68,33% dan 90,80%. Dengan persen katalis
1,75% pada suhu 45 C, 60 C dan 75 C sebesar 52,68%; 50,68% dan 92,58%.
Dan untuk percobaan yang menggunakan minyak jelantah diperoleh yield dengan
persen katalis 0,75% sebesar 69,88%; 80,29% dan 73,62%. Dengan persen katalis
1,25% pada suhu 45 C, 60 C dan 75 C sebesar 69,88%; 81,60% dan 81,80%.
Dengan persen katalis 1,75% pada suhu 45 C, 60 C dan 75 C sebesar 84,86%;
82,08% dan 86,36%.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan untuk minyak kedelaini adalah :
1. Disarankan untuk memvariasikan jenis alkohol yang digunakan, seperti etanol dan
1-butanol sebagai perbandingan.
2. Disarankan untuk memvariasikan jenis katalis basa yang digunakan, seperti
NaOH dan NaOCH3.
3. Disarankan untuk memvariasikan perbandingan molar alkohol dengan bahan baku
agar diketahui pengaruh perbandingan molar terhadap biodiesel yang dihasilkan.
4. Disarankan untuk melakukan pengujian angka setana dan flash point untuk
mengetahui apakah titik nyala biodiesel yang dihasilkan sesuai dengan standar
mutu biodiesel.
5. Disarankan untuk melakukan proses transesterifikasi enzimatik dalam pembuatan
biodiesel agar dapat dijadikan perbandingan.

Anda mungkin juga menyukai