IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 36 tahun
Pekerjaan
:-
Agama
: Islam
Alamat
: Polewali mandar
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
: 11 Desember 2015
Keluhan Utama
Kedua kaki susah digerakkan
Riwayat Pengobatan
Os belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Alergi :
Disangkal
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4V5M6
Vital sign
: 120/70 mmHg
Nadi
: 85 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,9 C
Tekanan Darah
: Normocephal
: dalam batas normal
Mata
Leher
Thorax
Pulmo :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
: BU (+) menurun
Perkusi
: Timpani (+),
Palpasi
Ekstremitas
Superior
Inferior
Edema -/-
Edema -/-
Sianosis -/-
Sianosis -/-
RESUME
Os 36 tahun mengeluh susah menggerakan kedua kaki sejak 5 jam sebelum masuk rumah
sakit setelah muntah kurang lebih 15 kali dan BAB cair 4 kali sejak kemaren.
15 menit sebelum masuk rumah sakit kedua kaki mulai terasa lemah.
5
USULAN PEMERIKSAAN
a
Lab : Labolatorium: Cek Darah rutin, GDS, elektrolit lengkap, kolesterol total, analisa
gas darah,
EKG
: 13,8 mg/dl
Leukosit
: 8.000 /mm3
Trombosit
: 498.000 / mm3
Hematokrit
: 40,4 %
GDS
: 107 mg/dl
Elektrolit
: - K+ : 2,36 mmol/l
- Na+ : 133,3 mmol/l
- Cl+ : 103,0 mmol/l
Kolesterol
6
: 160
DIAGNOSIS :
Paralisis periodik hipokalemi
DIAGNOSIS BANDING
inbalance elektrolit
RENCANA TERAPI
a
Terapi Simptomatik
IVFD RL 20 tpm
PROGNOSIS
Ad vitam: Bonam
Ad functionam: Bonam
terjadi pergerakan kalium dari cairan ekstra selular masuk ke dalam sel, sehingga
pada pemeriksaan kalium darah terjadi hipokalemia.4,5
c. obat
Kalium bisa hilang lewat urin paling sering akibat penggunaan obat diuretik
tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam
jumlah yang berlebihan. Obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin),
meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia.
Tetapi pemakaian obat - obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya
hipokalemia.4,5
d. sindroma Cushing
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon
kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan
ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar. 4
e. Asupan yang kurang
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak
ditemukan dalam makanan sehari-hari.4 Asupan K+ normal adalah 40120
mmol/hari. Umumnya ini berkurang pada pasien bedah yang sudah anoreksia dan
tidak sehat. 3,4
f. pengeluaran yang berlebih
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium
darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara
normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena
diare, muntah, menstruasi). 4,5
C. Manifestasi Klinis
a. fatigue
dapat menjadi gejala awal yang timbul sebelum serangan namun hal ini tidak selalu
diikuti dengan terjadinya serangan kelemahan.
b. Nyeri otot/kram
c. kelemahan otot-otot skeletal
Distribusi kelemahan otot dapat bervariasi. Kelemahan pada tungkai biasanya
terjadi lebih dulu daripada lengan, dapat juga terjadi sebaliknya dimana kelemahan
lebih dulu terjadi pada lengan yang kemudian diikuti kelemahan pada kedua tungkai.
Otot-otot lain yang jarang sekali lumpuh diantaranya otot-otot dari mata, wajah,
lidah, pharing, laring, diafragma, namun pada kasus tertentu kelemahan ini dapat
saja terjadi.
e. Tidak ada gangguan sensoris ataupun kognitif
f. jantung berdebar-debar
D. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium 3,4,5
Anamnesa
a. pengeluaran berlebih (diare, muntah)
b. penggunaan diuretik
c. asupan kurang
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
pH darah
-
EKG
E. Penatalaksanaan
a. Koreksi hipokalemia
defisit (mEq) = 4.0 [K+] 100
-
Oral. KCL merupakan suplemen oral yang efektif. Dapat diberikan sebagai
liquid ( rasanya tidak enak) atau pil. Kalium yang terdapat pada makanan
kurang begitu efektif dibanding suplemen KCL oral.
IV. Dapat secara cepat meningkatkan kadar kalium. Mudah diberikan. Dapat
mengiritasi vena. Perlu hati-hati dalam memberikannya.
Dosis
-
IV.1 0 mEq per Jam dengan peripheral lines and 20 mEq perjam dengan
central lines.
b. Koreksi Magnesium
Hipokalemia tidak dapat dikoreksi apabila konsentrasi magnesium rendah,
sehingga perlu juga diperiksa kadar magnesium. Peran magnesium dalam fungsi
seluler adalah berperan dalam pertukaran ion kalsium, natrium dan kalium
transmembran pada fase depolarisasi dan repolarisasi, melalui aktivasi enzim CaATPase dan Na-ATPase. Defisiensi Mg akan menurunkan konsentrasi kalium
dalam sel dan meningkatkan konsentrasi Na dan Ca dalam sel yang pada akhirnya
mengurangi ATP intraseluler, sehingga Mg dianggap sebagai stabilisator membrane
sel. Magnesium juga merupakan regulator dari berbagai kanal ion. Konsentrasi Mg
yang rendah intraseluler membuat kalium keluar sel sehingga mengganggu
konduksi dan metabolisme sel. Pada pasien dengan hipomagnesium, monitoring
untuk serum magnesium yang ingin dicapai adalah antara 2 4 mmol/liter. 4,5,6
DAFTAR PUSTAKA
5
6