Hipertensi
1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi
lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus
sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg.
Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak
output (Wexler, 2002)
1.2 Klasifikasi Hipertensi
1.2.1 Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :
Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten
tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme
kontrol
homeostatik
normal,
Hipertensi
ini
tidak
diketahui
kemampuan
distensi
dan
daya
regang
pembuluh
darah.
intrakranial,Penglihatan
kabur
akibat
kerusakan
retina
akibat
karena
peningkatan
aliran
darah
ginjal
dan
filtrasi
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo,2002).
1.6 Faktor-faktor Resiko Hipertensi
Faktor resiko hipertensi meliputi :
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden
hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan
oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh
darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan
menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti,
2005).
Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi
dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada
laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang
wanita mengalami menopause (Depkes,2007)
Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak
menderita hipertensi. Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka
prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat
menunjukan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan Semarang
didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah
perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan,
2001).
Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah
terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup
kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002 )
Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan
garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan
hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi
hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap
berat
badan
juga
menurunkan
resiko
diabetes,
penyakit
kardiovaskular, dan kanker .Secara umum, semakin berat tubuh semakin tinggi tekanan
darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat mengurangi berat badan dan
menurunkan tekanan darah dengan cara yang terkontrol .
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormone hormon lain yang
membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan natrium dan air.
Minum-minuman yang beralkohol yang berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi
yaitu penurunan kadar kalsium.Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10
mmhg dan diastolik 7 mmhg.
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan
utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat
mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis
besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam , diet rendah kolestrol, lemak terbatas
serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat baadan ( Astawan,2002 ).
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta
hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk
mencegah edema dan penyakit jantung ( lemah jantung ). Adapun yang disebut rendah
garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan
rendah sodium atau natrium ( Na).Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung
cukup zat zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan
natrium ( Gunawan, 2001).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking
powder,MSG( Mono Sodium Glutamat ), pengawet makanan atau natrium benzoat
( Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly ), makanan yang dibuat dari mentega
serta obat yang mengandung natrium ( obat sakit kepala ). Bagi penderita hipertensi,
biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. ( Hayens,
2003 ).
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian
lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari
makanan sehari hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika
dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol
dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol
tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 50 % dari setiap makanan ( Amir,
2002 ).
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua
jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan
buah buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu :
kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit
tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu
dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan
yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi ( Mayo, 2005 ).
Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan
berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan
orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu
diperhatikan hal hal berikut :
1. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk
penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.
2. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
3. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah yang nersifat sementara yang sangat tinggi. Jika
periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah,
jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap ( Amir,2002).
Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki,
jogging, berenang dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. Pada olah raga
isotonik mampu menyusutkan hormone noradrenalin dan hormone hormone lain
penyebab naiknya tekanan darah. Hindari olah raga Isometrik seperti angkat beban, karena
justru dapat menaikkan tekanan darah ( Mayer,1980).
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam
tubuh,istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Meluangkan waktu tidak
berarti minta istirahat lebih banyak dari pada bekerja produktif samapai melebihi
kepatuhan.Meluangkan waku istiraha itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan
jam sibuk bekerja sehari hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang
melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan
stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh ( Amir,2002).
a. Subjektif
Keluhan utama
: Nyeri pada lambung sudah 3 hari
Pemeriksaan fisik
:
Riwayat penyakit
: Gagal ginjal kronik , Gangguan jantung , Hipertensi
Riwayat obat
:
Nyeri lambung dengan GGK
b. Objektif
TD
: 190/120 mmHg
c. Assesment
No
1
P..M
Tukak Peptik
Terapi
Subralfat
S.O
Nyeri lambung
DR Px
Penggunaan subralfat pada
penderita GGK tidak boleh
di gunakan maka obat
Hipertensi
Gangguan Jantung
Ranitidin
Catapress
Nyeri lambung
TD tinggi
Nifedipin
TD tinggi
Lisinopril
TD tinggi
Digoksin
(0,2
mg/jam)
Tetapi
sudah
dosisnya
dosisnya
dosis
tepat
tinggi
diturunkan
baru
gangguan
jantung awal
d. Plan
No
1
P.M
Nyeri
lambung/Tukak
klinis
peptik
gagal ginjal.
pasien dan efek
Saran : sukralfat diganti dengan
terapi
setelah
lanzoprazol pada dosis 15-30 mg
pengobatan.
per oral, pmberian sukralfat tidak
dianjurkan untuk penderita gagal
ginjal.
Pemberian ranitidin sudah tepat
yaitu pada dosis terapi obat diganti
Hipertensi
dengan
sebagai Pemantauan
lansoprazol
pengganti ranitidin.
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah
yang
infusion
pump
untuk
Pemantauan
Tekanan darah
tetapi
dosisnya
harus Pemantauan
Gangguan
jantun awal
2,5- 20 mg
Nifedipin pemberian
dosisnya
mempengaruhi
fungsi
efek
samping
ataksia
Pemantauan
fromatopsia,
pruntus,
artikaria,
ruam makulas.
Wexler, (2002). Hipertensi ; Encylopedia of Nursing and Alied Health. Dibuka pada website
http;//www.findarticles.com/p/article/mi.
Wibowo, S, 2009 Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad Pekan Baru Tahun 2004-2008, Skripsi FKM USU. Medan.
Wijayakusuma,H.M (2000). Ramuan Tradisional untuk pengobatan Darah Tinggi. Jakarta:
Swadaya.
Wiryowidagdo,S.(20002). Obat tradisional untuk penyakit jantung, darah tinggi dan
kolestrol. Jakarta : Agromedia Pustaka
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH
(19133841A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2016
MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI INFEKSI SISTEM SARAF RENAL
DAN KARDIOVASKULER
STROKE
DISUSUN OLEH
(19133841A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2016