Anda di halaman 1dari 2

Auksin merupakan hormon tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan

dan perkembangan tumbuhan. Auksin dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan.


Auksin bersifat memacu perkembangan meristem akar adventif, sehingga digunakan sebagai
zat perangsang tumbuh akar pada stek tanaman. Auksin adalah zat yang ditemukan pada
ujung batang dan akar. Auksin juga berfungsi dalam pembentukan bunga, pengatur
pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung (Lakitan,
1996)
Asam indol-3 asetat (IAA) diidentifikasi pada tahun 1934 sebagai senyawa alami yang
menunjukkan aktivitas auksin dan dapat mendorong pembentukan akar adventif. IAA sintetik
juga telah terbukti mendorong pertumbuhan akar adventif. Asam indol butirat (IBA) dan
asam naptalen asetat (NAA) juga ditemukan pada era yang sama dan mempunyai efek yang
sama dengan IAA. Zat-zat ini ternyata mampu menginisiasi sel untuk membentuk akar.
Pembentukan akar tergantung pada tersedianya auksin di dalam tanaman ditambah pemacu
auksin (
Rooting Co-factors
) yang secara bersama-sama mengatur sintesis RNA untuk membentuk primordia akar
(Wattimena, 1988). Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak
spesies berkayu, misalnya tanaman apel (
Pyrus malus
) membentuk primordia akar liar pada batangnya dan akan tumbuh apabila dipacu dengan
auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus.
Daerah tersebut mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan pada batang tanpa
pembentukan primordial, mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem
bagian luar (Salisbury dan Ross 1995). Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk
ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Stek banyak digunakan karena lebih ekonomis, lebih
mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan lebih cepat dibandingkan dengan cara
perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang
menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, hal ini dapat
terjadi apabila akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat
plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Salisbury dan Ross, 1995). Penambahan
zat pengatur tumbuh pada stek diharapkan meningkatkan kemampuan berakar dan persentase
hidup stek (Supriyanto dan Prakasa, 2011).
dengan adanya pertumbuhan akar lebih cepat dan lebih banyak. Pemberian auksin dengan
konsentrasi 10-7 sampai 10-13 M mampu memacu pemanjangan akar pada banyak spesies.
Konsentrasi IAA yang lebih tinggi (tapi masih cukup rendah antara 1-10 M) menyebabkan
pertumbuhan akar terhambat (Hasanah
et al.
, 2007).
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1.

Konsentrasi optimum yang membuat akar tumbuh pnjang dan jumlah akar meningkat adalah
NAA 50 ppm karena zat pengatur tumbuh seperti IAA dan NAA ini berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan akar, sedangkan akuades membantu melarutkan IAA dan NAA
pada tanaman
.
DAFTAR REFERENSI
Harahap, RMS. 1972. Percobaan Orientasi Vegetatif Beberapa Jenis Pohon. Lembaga
Penelitian Hutan, Bogor. Hartmann., H.T dan Kester., D.E. 1983. Plant Propagation Principle
and Practise 4
th
Ed. Prentice Hall International Inc, New York. Hasanah, F. N., dan Nintya S. 2007.
Pembentukan Akar pada Stek Batang Nilam (Pogostemon cablin Benth.) setelah direndam
IBA (Indol Butyric Acid) pada Konsentrasi Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 15(2):19. Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta. Moko, H. 2004. Teknik Perbanyakan Tanaman Hutan Secara Vegetatif.
Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Jakarta. Prakasa, K.E. 2011.
Pengaruh Pemberian Zpt (Rootone-F) Terhadap Pertumbuhan Stek
Duabanga Moluccana,
Blume. IPB Press, Bogor. Salisbury., F.B dan Ross., C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.
ITB Press, Bandung. Sana., S, Mathew., S dan R.S., Krishnapriya. 2012. Organogenesis and
Somatic Embryogenesis in various Cultivars of
Codiaeum Variegatum
(L.). Global Advanced Research Journal of Biotechnology, 1(3) :40-47. Supriyanto dan
Prakasa., K.E. 2011. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Rootone-F Terhadap Pertumbuhan Stek
Duabanga mollucana. Blume. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(1):59-65. Wattimena, G. A. 1988.
Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU IPB, Bogor. Wudianto, R. 1996. Membuat Stek,
Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai