Disusun Oleh:
Retno Dwi Cahyaningsih T. M. (13.7830)
Muhammad Fadrurrahman (13.7750)
3KS2
2.1 Data....................................................................................................... 4
2.2 Pseudocode........................................................................................... 4
2.3 Model.................................................................................................... 5
2.4 Script Python........................................................................................ 5
BAB III EVALUASI
3.1 Input...................................................................................................... 7
3.2 Proses ...... 8
3.3 Output .. 9
BAB IV LAMPIRAN
4.1 Panduan Penggunaan Tools.................................................................. 11
4.2 Pembagian Pekerjaan............................................................................ 11
4.3 Pendapat................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
Banjir merupakan peristiwa terjadinya genangan air pada daerah daratan sekitar sungai
sebagai akibat meluapnya air sungai yang tidak mampu ditampung oleh sungai. Selain itu, banjir
adalah hasil interaksi antara manusia dengan alam dan sistem alam itu sendiri.
Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah dengan tingkat terjadinya banjir
yang cukup tinggi . Curah hujan di Kota Semarang secara rata-rata pada tahun 2009 yaitu 2807 mm
(Kota Semarang Dalam Angka, 2009) dengan hari hujan 169 hari.
Menurut Kodoatie RJ. dan Sjarief R. (2005), terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan
banjir, yaitu perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sungai, pembuangan sampah, erosi
dan sedimentasi, kawasan kumuh di sepanjang sungai maupun drainase, perencanaan sistem
pengendalian banjir tidak tepat, curah hujan, pengaruh kapasitas sungai, kapasitas drainase yang
tidak memadai, pengaruh air pasang, penurunan tanah dan rob, drainase lahan, bendung dan
bangunan air, serta kerusakan bangunan pengendali banjir. Perubahan tata guna lahan merupakan
penyebab utama banjir dibandingkan dengan penyebab yang lainnya. Salah satu potensi terjadinya
banjir di Kota Semarang ialah karena adanya pembangunan rumah liar di atas bantaran sungai,
pembuatan tambak yang mempersempit sungai dan penutupan saluran di daerah hilir. Sementara
permasalahan non-teknis yang menjadi penyebab banjir di Kota Semarang yaitu perilaku masyarakat
kota Semarang yang buruk. Perilaku membuang sampah di saluran dan di sembarang tempat.
Rendahnya kesadaran masyarakat kota ditunjukkan dengan adanya banjir di beberapa jalan protokol
kota Semarang, akibat adanya saluran yang tersumbat, namun masyarakat tidak segera mengatasinya
melainkan menunggu petugas dari pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi permasalahan pada
saluran tersebut.
Dalam upaya untuk mengantisipasi banjir tersebut, daerah-daerah yang sering terkena banjir
atau kawasan banjir telah dikaji dan diketahui besarnya curah hujan yang terjadi sehingga setiap
tahunnya masyarakat dapat lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi fenomena banjir ini.
Pemetaan daerah tergenang banjir dan curah hujan telah dilakukan untuk membantu pemerintah
dalam mengambil kebijakan terkait antisipasi dini terhadap banjir. Namun hal ini dirasa masih belum
cukup untuk menanggulangi banjir serta mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh banjir makin
membesar. Salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam menangani masalah ini
ialah melakukan pembebasan lahan (persil).
Pembebasan lahan (persil) termasuk masalah spasial. Kondisi lingkungan pemukiman yang
padat dan kumuh, biasanya merupakan potensi besar terjadinya masalah banjir. Selain banjir, di
lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh juga berpotensi besar terjadi beberapa masalah
seperti :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Solusi pembebasan lahan sering dikaitkan dengan masalah-masalah ini. Pembebasan lahan
ialah upaya memindahkan sebagian penduduk ke lokasi-lokasi baru yang aman dan menjanjikan
kehidupan yang lebih baik. Dengan membebaskan lahan-lahan mereka, terdapat beberapa potensi
keuntungan atau manfaat :
1) penduduk yang dipindahkan mendapatkan penghidupan dan lingkungan yang lebih baik
di lokasi-lokasi yang baru.
2) Penduduk yang tidak dipindahkan telah mendapatkan penghidupan dan lingkungan yang
lebih baik di lahan-lahan mereka.
3) Lingkungan (sungai, saluran/sumber air, hutan, pepohonan, dan lain sejenisnya) lebih
bersih, segar, dan terpelihara dengan baik kelestariannya; termasuk dimungkinkannya
penyediaan tambahan lahan terbuka hijau dan penanaman kembali area-area yang gundul
4)
5)
6)
7)
8)
dan non-produktif.
Kualitas dan ketersediaan udara segar dan air bersih menjadi lebih baik dan banyak.
Sampah, limbah, dan polusi dapat ditekan hingga jauh berkurang
Potensi bencana banjir dan penyakit jauh berkurang
Rawan kemiskinan, potensi konflik horizontal, dan tindakan kriminal dapat diminimalisir.
Lapangan kerja dapat ditingkatkan
Tentu saja, sebelum mencari lokasi-lokasi yang ideal bagi mereka dan kemudian melakukan
pemindahan, lahan-lahan mereka pada saat ini perlu terlebih dahulu dipetakan, direncanakan,
dianggarkan dan kemudian dibebaskan. Inilah pekerjaan yang perlu dilakukan pada tahap pertama.
Sementara itu, proses pemindahannya adalah pekerjaan lain yang dilakukan pada tahap kedua. Ini
semua memerlukan kesabaran, biaya, tenaga, dan waktu proses.
Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan pekerjaan pada tahap pertama yang akan
dibuatkan solusi spasialnya secara sederhana dengan menggunakan baris-baris kode python untuk
membuat toolbox pada ArcGIS. Melalui toolbox ini akan dijalankan beberapa fungsi sekaligus, yaitu
membuat buffer di area sekitar sungai, menggabungkan buffer sungai dan kawasan banjir hingga
menjadi batasan wilayah pembebasan, serta meng-overlay-kan batas wilayah pembebasan dengan
peta batas-batas lahan atau persil (kepemilikan) untuk mendapatkan kepastian mengenai persil-persil
mana saja yang akan direkomendasikan untuk dibebaskan.
BAB II
PERANCANGAN
2.1 Data
File peta (.shp) yang digunakan dalam proyek ini (peta lahan, sungai, dan kawasan
banjir di Kota Semarang) diperoleh dari beberapa sumber yaitu :
https://erfan1977.wordpress.com/download-peta-gratis/peta-penggunaan-lahan/
http://yoghaken.blogspot.co.id/2014/07/peta-drainase-kota-semarang-format-shp.html
Peta atau layer ini didapat dari hasil kajian-kajian dan/atau pemetaan yang dilakukan
sebelumnya selama beberapa periode. Peta menggunakan sistem koordinat UTM zona
49 S.
2.2 Pseudocode
Ketentuan atau syarat pemilihan lahan-lahan mana saja yang akan dibebaskan adalah
sebagai berikut :
1) Lahan-lahan/persil-persil yang berada di dalam jarak 50 meter (tidak mutlak) dari
pinggir sungai.
2) Lahan-lahan yang terdapat di dalam area atau kawasan banjir di sepanjang
tahunnya.
Oleh karena itu, pseudocode untuk menjawab masalah dalam penelitian ini dengan
menggunakan ArcGIS ialah sebagai berikut :
1) import arcpy
2) tentukan workspace
yang
akan
digunakan
arcpy.env.workspace
"D:/3KS2/sig/TGS UAS/data"
3) inisialisasi :
inputan/parameter : nama_layer = arcpy.GetParameterAsText(index)
nama layer yang akan dibuat : nama_layer = "hasil.shp"
nama value dari atribut tertentu : nama_value = "value"
4) membuat buffer sungai : arcpy.Buffer_analysis(layer_sungai, hasil, jarak_satuan,
kode_sisi_buffer, tipe_akhir, kode_dissolve)
5) menggabungkan
buffer
sungai
dgn
kawasan
banjir
arcpy.Merge_management(layer_yg_digabung, layer_output)
6) meng-overlay-kan batas kawasan banjir dan persil/lahan :
arcpy.SelectLayerByLocation_management("lahan", tipe_overlap, "batas")
7) memilih area yang ter-overlay & menyimpannya ke dalam layer tersendiri :
arcpy.CopyFeatures_management("lahan", layer_hsl_copy, "")
2.3 Model
BAB III
EVALUASI
3.1 Input
Untuk memperoleh solusi lahan/persil yang direkomendasi untuk pembebasan, maka
diperlukan data geospasial (layer/tematik) yang sudah bereferensi spasial dan dalam
sistem koordinat proyeksi peta tertentu, meliputi peta :
1) Persil/lahan
2) Sungai
3) Kawasan banjir
Selain itu, user juga perlu menginput nilai jarak untuk proses buffer.
3.2 Proses
9) Unsur-unsur spasial dari hasil proses overlay di-copykan ke dalam layer dengan
nama layer_hsl_copy atau yang tersimpan pada komputer dengan nama
persil_bebas2.shp
3.3 Output
Tampilan output ketika proses dari tool PembebasanLahan telah sukses dieksekusi :
Tampilan dari file batas_bebas.shp yang merupakan hasil dari proses tool
PembebasanLahan. File output ini secara otomatis akan berada di lokasi yang menjadi
workspace (telah ditentukan sebelumnya dalam script tools.py), ketika tools telah sukses
dieksekusi.
BAB IV
LAMPIRAN
10
11
peta, banyak analisis yang bisa dilakukan dan banyak tools yang terdapat di dalam
aplikasi arcgis. Tetapi dikarenakan tools yang masih baru dan masih belum terbiasa
dengan interface dan cara memprosesdata yang ada. Jadi masih kesulitan awalnya.
Tatapi setelah beberapa latihan yang dilakukan menjadikan saya menjadi terbuasa
dengan tools yang ada di arcgis. Selain itu saya juga memepelajari Bahasa
pemprogramam baru, yaitu Python. Python digunakan dalam apliaksi arcgis sebagai
pemebentuk script yang bis digunakan sebagai tools untuk melakukan operaasi atau
fungsi. Selain itu script yang dibuat juga berfungsi sebagai modul yang bisa dipakai
didalam Arcgis. Dan selama pembelajaran yang dilakukan di dalam mata kuliah
kemampuan yang saya dapat adalah dapat menggunakan Arcgis dengan baik dan
dapat memproses data spasial. Selain itu kemampuan dalam membuat program
dengan menggunakan Bahasa python adalah salah satu yang baru dan paling menarik,
dikarenakan dengan memepelajari Bahasa baru dalam pemprograman adalah berguna
untuk menambah ilmu di masa depan.
Adapun kendala yang dihadapi dalam menjalani pebelajaran kuliah untuk mata kuliah
system informasi geografis yang dilakukan di semester ini adalah kesuliatan dalam
mengikuti pelajaran didalam kelas, ini karena pembelajaran yang di dalam lab
computer menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran bagi saya. Dan dikarenakan
saya agak kesulitan dalam mempelajari sesuatu hal yang baru dengan membaca maka
ini adalah kesulitan tersendiri. Oleh karena itu saya lebih erring meminta bantuan
teman-teman saya dalam meminta bantuan dalam memahami materi dan juga
mengerjakan tugas-tugas sebelumnnya. Kendala lain yang di dapat adalah aplikasi
Arcgis yang adal di laptop saya bermasalah cukup lama. Saya sudah mencoba untuk
mengatasinya tapi selama beberapa minggun berjalannya setelah UTS masih belum
bisa. Masalah yang di dapat yaitu Arcmap yang tidak bisa di buka karena memerlukan
authentikasi. Dan setelah beberapa lama saya kesulitan mengerjakan tugas barulah
saya mendapat crack dari aplikasi Arcgis, dan ini cukup membantu.
12