Anda di halaman 1dari 7

Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .

Air asam
Tambang.
1. 1. Page | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambangan merupakan suatu
bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada dasarnya selalu menimbulkan perubahan
pada alam lingkungannya (BPLHD Jabar, 2005). Aktivitas pertambangan selalu membawa
dua sisi. Sisi pertama adalah memacu kemakmuran ekonominegara. Sisi yang lainnya
adalah sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial yang memerlukan tenaga,
pikiran, dan biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Sebagai sumber
kemakmuran, sudah tidak diragukan lagi bahwa sektor ini menyokong pendapatan negara
selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan terbuka (open pit
mining) dapat merubah total iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit
bahan tambang disingkirkan. Sedangkan untuk pertambangan bawah (underground mining)
kerusakan lingkungan umumnya diakibatkan karena adanya limbah (tailing) yang dihasilkan
pada proses pemurnian bijih. Baik tambang dalam maupun tambang terbuka menghasilkan
air buangan bersifat asam yang disebut sebagai acid mine drainage/acid rock drainage
(AMD/ARD). Menurut Wilkipedia AMD merujuk kepada air yang terdapat di kawasan
pertambangan atau yang mengalir dari kawasan tersebut yang bersifat sangat masam (pH <
3). Air asam tambang adalah salah satu permasalahan lingkungan yang dihasilkan oleh
industri pertambangan. Air asam tambang merupakan hasil dari oksidasi batuan yang
mengandung pirit (FeS2 ) dan mineral sulfida dari sisa batuan yang terpapar oleh oksigen
yang berada dalam air (Elberling.et.al, 2008). Permasalahan air asam tambang adalah salah
satu dampak potensial yang dihadapi industri pertambangan. Air asam tambang juga
mengandung logam berat seperti besi (Fe), alumunium (Al), mangan (Mn). Potensi air asam
tambang harus diketahui dan dihitung agar langkah langkah preventif serta
pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harus
2. 2. Page | 2 dilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan batuan penutup dan
batuan batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu
tambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi.
Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan selama
kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan berakhir, karena
air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air, air
permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap
masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai serta akan mengganggu biota yang hidup
didarat juga biota diperairan. 1.2 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui apa itu Air
Asam Tambang 2. Untuk mengetahui sumber utama yang berpotensi sebagai pencemar
Pada AAT 3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terbentuknya kembali air
asamtambang 4. Untuk mengetahui metode atau alat apa yang digunakan dalam
pengendalian air asam tambang. 1.3 MANFAAT PENULISAN 1. Makalah ini diharapkan
dapat menambah wawasan pengetahuan penyusun mengenai AAT secara khusus dan
pembaca pada umumnya 2. Sebagai Literatur yang dapat digunakan untuk mengenal lebih

3.

4.

5.

6.

jauh mengenai Air Asam Tambang,Proses pembentukannya,dampak yang ditimbulkan serta


cara mengatasinya.
3. Page | 3 1.4 RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu Air Asam Tambang ? 2. Bagaimana Proses
terjadinya AAT ? 3. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh AAT terhadap lingkungan ? 4.
Bagaimana cara pencegahan AAT agar tidak terbentuk di lokasi tambang ? 5. Bagaimana
cara penanganan AAT yang sudah terbentuk ?
4. Page | 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Air Asam Tambang(AAT) Air Asam
Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage (AMD)terjadi sebagai akibat proses
fisika dan kimia yang cukup kompleks yang melibatkan beberapa faktor dalam kegiatan
pertambangan. Kegiatan pertambangan ini dapat berupa tambang terbuka maupun tambang
dalam (bawah tanah). Umumnya keadaan ini terjadi karena sulfur yang terjadi dalam batuan
teroksidasi secara alamiah (pada proses pembukaan tambang). Selanjutnya dengan kondisi
kelembaban lingkungan yang cukup tinggi akan menyebabkan oksida sulfur tersebut
berubah menjadi asam. AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam
yang timbul akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang
timbul oleh kegiatan lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan,
pembuatan tambak, dan sebagainya. Terbentuknya AAT ditandai oleh pH yang rendah (1,54) konsentrasi logam terlarut yang tinggi, nilai acidity yang tinggi, nilai sulfat yang tinggi and
konsentrasi O2 yang rendah. Sebagian besar permasalahan AAT berhubungan dengan
penambangan batubara dan bijih primer, karena pada kedua sumber alam ini terkadang
banyak mineral sulfida yang terkandung didalamnya terutama mineral pirit (FeS2), baik pada
badan bijih maupun batuan sampingnya.
5. FeAsS: arsenopyrite Pyrite merupakan mineral sulphida yang umum ditemukan pada
kegiatan penambangan, terutama batubara. Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui
proses pembentukan air asam tambang adalah sebagai berikut: Persamaan 1 : FeS2 + 7/2
O2 + H2O Fe+2 + 2 SO4-2 + 2 H+ ZnS: sphalerite PbS: galena NiS: millerite MoS2:
molybdenite CuFeS2: chalcopyrite CuS: cuvellite Cu2S: chalcocite FeS2: pyrite Page
| 5 Pada kegiatan penambangan, beberapa mineral sulphida yang umum ditemukan adalah:
6. Page | 6 (Besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan asam.) Persamaan 2 :
Fe+2 + 1/4 O2 + H+ Fe+3 + 1/2 H2O (Besi ferro akan teroksidasi menjadi besi ferri.)
Persamaan 3 : Fe+3 + 3 H2O Fe(OH) + 3H+ (Besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk
ferri hidrosida dan asam.) Persamaan 4 : FeS2 + 14 Fe+3 +8 H2O 15 Fe+2 + 2 SO4 -2 +
16 H+ (Besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku sebagai katalis yang
menyebabkan besi ferro yang sangat besar, sulfat dan asam.) Berdasarkan hal tersebut
diatas, apabila AAT keluar dari tempat terbentuknya dan masuk ke sistem lingkungan umum
(diluar tambang), maka beberapa faktor lingkungan dapat terpengaruhi, seperti: kualitas air
dan peruntukannya (sebagai bahan baku air minum, sebagai habitat biota air, sebagai
sumber air untuk tanaman, dsb); kualitas tanah dan peruntukkanya (sebagai habitat flora dan
fauna darat), dsb. 2.2 Sumber Sumber Air Asam Tambang Sumber sumber air asam
tambang antara lain berasal dari kegiatan kegiatan berikut : 1. Air dari tambang terbuka
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan penutup, sehingga
unsur sulfur yang terdapat dalam batuan sulfida akan mudah teroksidasi dan bila bereaksi air
dan oksigen akan membentuk air asam tambang. 2. Air dari unit pengolahan batuan

buangan Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan adalah batuan
buangan(waste rock).Jumlah batuan buangan ini akan semakin meningkat dengan
bertambahnya kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya, batuan buangan yang banyak
mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan udara terbuka
7. 7. Page | 7 membentuk senyawa sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan
membentuk air asam tambang. 3. Air dari lokasi penimbunan batuan Timbunan batuan yang
berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan air asam tambang karena adanya kontak
langsung dengan udara yang selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya air. 4. Air dari unit
pengolahan limbah tailing Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai
potensi dalam membentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond ini biasanya cukup
tinggi karena adanya penambahan hydrated lime untuk menetralkan air yang bersifat asam
yang dibuang kedalamnya. Air yang masuk ke dalam tailing pond yang bersifat asam
tersebut diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila merembes keluar dari tailing
pond. 2.3 Proses Terjadinya Air Asam Tambang Prinsip terjadinya air asam tambang adalah
adanya reaksi pembentukan H+ yang merupakan ion pembentuk asam akibat oksidasi
mineral-mineral sulfida dan bereaksi dengan air (H2O). Kemudian oksidasi dari Fe2+,
hidrolisis Fe3+ dan pengendapan logam hidroksida. Prinsip tersebut bila dilihat secara kimia,
8. 8. Page | 8 sedangkan secara biologi terjadi air asam tambang akibat adanya bakteri-bakteri
tertentu yang sanggup untuk mempercepat proses (katalisator) dari oksida mineral-mineral
sulfida dan oksidasi-oksidasi besi. Tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan AMD
adalah tanah yang tertinggal (di bawah deposit bahan galian), overburden pill (tumpukan
lapisan batuan di atas deposit bahan galian), stock pill(tumpukan bahan galian), fasilitas
pemurnian, tempat pencucian, limbah batubara, lumpur tailling. Berikut reaksi pembentukan
air asam tambang secara kimia dan secara biologi : 1. Secara Kimia Oksidasi mineralmineral sulfida (dalam bentuk pyrit) yang menyebabkan keasaman dari air asam tambang
dapat digambarkan dengan tiga reaksi : a. FeS2 + 7/2 O2 + H2O Fe2+ + 2 SO42- + 2 H+
b. Fe2+ + O2 + H+ Fe3+ + H2O c. Fe3+ + 3 H2O Fe(OH)3 + 3 H+ + d. FeS2 +
15/4 O2 + 7/2 H2O 2 H2SO4 + Fe(OH)3 Persamaan a. menunjukkan oksidasi dari kristal
pyrit oleh oksigen, persamaan b. menunjukkan oksidasi dari ferrous iron (Fe2+) menjadi
Ferric iron dan persamaan c. menunjukkan hidrolisis ferric iron dan pengendapannya
menjadi besi hidroksida [Fe(OH)3]. Bila ketiga persamaan tersebut dijumlahakan
memberikan hubungan stokiometri secara menyeluruh
9. 9. nila konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium, mangan,
cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury nilai pH yang rendah (1.5 4)
Page | 9 2. Secara Biologi Kondisi keasaman dari pelapukan ion-ion hidrogen selama
oksidasi dapat pula disebabkan karena adanya aktivitas biologi oleh bakteri-bakteri. Bakteri
tersebut mampu untuk mempercepat proses oksidasi dari mineral-mineral sulfida dan
oksidasi besi serta mendapat energi hasil pelepasan energi dari proses oksidasi. Bakteri ini
termasuk dalam subgroup strick aerobes, genus trobhasillus, species thiobasillus,
ferroxidans (kadang-kadang dijumpai Ferrobacillus ferroxidans). Persamaan reaksi
terbentuknya air asam tambang berdasarkan aktivitas biologi sebagai berikut : FeS2 + H2O
+ 7/2 O2 Fe2+ + 2 SO42- Fe2+ + O2 + 5/2 H2O T.Ferroxidans Fe(OH)3 + 2 H+ +
FeS2 + 7/2 H2O + 15/4 O2 Fe(OH)3 + 2 H2SO4 Dari reaksi kimia dan biologi di atas

dapat dilihat bagaimana terbentuk asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat, dengan
adanya kadar asam sulfat ini menyebabkan air yang mengalir pada daerah yang terjadi
proses kimia dan biologi tersebut akan bersifat asam, inilah yang disebut air asam tambang.
Air asam tambang ini dapat dikenal dari warna jingga atau merah dari endapan besi
hidroksida di dasar aliran atau bau belerang, tetapi ini tidak selalu terjadi karena ada air
asam tambang yang warnanya agak jernih. Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau lebih
karakteristik kualitas air sbb.: konsentrasi oksigen terlarut yang rendah nilai salinitas (1
20 mS/cm) nilai sulphate yang tinggi (500 10.000 mg/L i acidity yang tinggi (50 1500
mg/L CaCO3)
10. 10. Page | 10 2.4 Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang (AAT) 2.4.1 Dampak
Terhadap Lingkungan Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam tambang adalah
terjadinya pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau kandungan air di daerah yang
terkena dampak tersebut akan berubah sehingga dapat mengurangi kesuburan tanah,
mengganggu kesehatan masyarakat sekitarnya, dan dapat mengakibatkan korosi pada
peralatan tambang. Derajat keasaman tanah yang telah tercemar akibat air asam tambang
ini akan semakin meningkat, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh karena derajat
keasaman tanahnya terlalu tinggi. Apabila air asam tersebut mencemari air tanah maupun
aliran air sungai dimana masyarakat memanfaatkan air tersebut maka dapat mengganggu
kesehatan masyarakat sekitar,
11. 11. Page | 11 diantaranya dapat menimbulkan penyakit diare maupun penyakit lainnya yang
berhubungan dengan pencernaan. Akibat dari kegiatan pemboran, pengolahan batuan
penutup dan kegiatan penambangan yang lainnya serta pengolahan batubara yang dapat
menyebabkan senyawa pyrit yang ada dalam mineral terbentuk dengan oksigen dan
bereaksi dengan air tanah atau air hujan. Air asam tambang ini dicirikan dengan rendahnya
pH dan tingginya senyawa logam tertentu seperti besi, alumunium, mangan. Bila air yang
bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/kapur akan melarutkan senyawa Ca dan
Mg dari batuan tersebut.Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan
memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci karena
sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun,karena sabun tidak
akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah pertambangan yang
bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang
dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik. Beberapa dampak dari
air asam tambang, yaitu : 1.Timbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan peningkatan derajat
keasaman pada air buangan tambang, disamping itu juga dapat terjadi peningkatan Fe dan
total metal. 2.Peningkatan konsentrasi TSS (Total Suspended Solid) akibat tingginya air
limpasan yang membawa tanah tererosi akibat pembukaan lahan tambang yang dapat
menganggu penetrasi matahari dalam sungai yang membawa dampak lanjutan berupa
gangguan proses fotosintetis biota perairan. Proses fotosintetis oleh komunitas pytoplakton
juga akan terganggu, akibat penetrasi cahaya terhambat oleh partikel tersuspensi. 3.Akibat
partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar perairan sehingga menggangu
proses respirasi biota dasar.
12. 12. Page | 12 4.Penurunan kualitas air permukaan sekaligus penurunan kualitas sanitasi
lingkungan dimana tahap selanjutnya derajat kesehatan penduduk yang memanfaatkan

sumber daya air sungai akan terganggu. 5. Kebutuhan sehari-hari akan menurun dan akan
berpotensi terjadi penyakit perut dan, juga akan menimbulkan persepsi yang buruk
darimasyarakat terhadap proyek tersebut. 2.4.2 Dampak terhadap air tanah Mineral sulfida
sering dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari karakteristiknya mineral
sulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri metalurgi maupun kimia, namun di alam
potensial juga sebagai penghasil air asam yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Air
asam dapat terbentuk secara alami, sebagai akibat teroksidasi dan terlarutkannya sulfida ke
dalam sistem aliran air permukaan dan air tanah menyebabkan turunnya pH air. Kegiatan
penambangan, dengan membongkar endapan sulfida, berpotensi memperbesar dan
mempercepat proses pembentukan air asam. Permasalahan mineral sulfida terjadi apabila
terpapar pada udara bebas akan teroksidasi, terlarutkan oleh air permukaan atau air tanah
membentuk air asam. Air asam akan melarutkan logam yang terlewati sehingga
menghasilkan bahan beracun berbahaya yang berpotensi mencemari lingkungan, terutama
air permukaan dan air tanah.
13. 13. Page | 13 2.4.3 Dampak Lainnya Air asam tambang juga dapat mempercepat proses
pengkaratan pada peralatan tambang, sehingga perlu penanganan agar pengaruh yang
ditimbulkan dari air asam tersebut tidak merusak peralatan tambang 2.5 Pengendalian Air
Asam Tambang Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan sebelum maupun setelah
terbentuknya air asam tambang Pengendalian air asam tambang secara umum dapat
dilakukan dengan cara : 1. Pencegahan atau pengendalian proses pembentukan asam.
Upaya mencegah dapat dilakukan dengan cara :
14. 14. Page | 14 a. Mengisolasi mineral sulfida dengan memisahkan material yang
mengandungmineral sulfida dari air dan udara akan mencegah terjadinya reaksi oksidasi. b.
Mengendalikan aliran air 1) Mencegah aliran air permukaan masuk ke material 2) Mencegah
penyerapan air hujan pada material asam 3) Mencegah aliran air tanah masuk pada lokasi
material asam c. Menutup dan menimbun kembali dengan segera lokasi bekas
penambangan yang telah selesai diambil batubaranya agar jangan sampai terjadi oksidasi
mineral sulfida dengan air dan udara pada batuan pirit yang terbuka akibat proses
penambangan d. melapisi material yang mengandung sulfida dengan tanah liat(Capsule). 2.
Mengendalikan perpindahan air asam yang telah terbentuk. Hal ini dapat dilakukan dengan :
Secara umum terdapat dua cara pengolahan air, yaitu secara aktif dan pasif. Sebagai
contoh,salah satu parameter penting yaitu pH. Untuk menaikkan nilai pH ke kondisi normal,
maka dilakukan beberapa upaya diantaranya adalah dengan penambahan bahan kimia
seperti kapur (lime). a. Secara aktif, kapur (berbentuk serbuk/tepung) dicampurkan secara
langsung dengan air asam di saluran air atau wadah khusus, atau di kolam penampungan
air.
15. 15. Page | 15 b. Secara pasif, air asam dialirkan melalui saluran-saluran dimana terdapat
kapur (dalam bentuk batuan) sebagai media penetral air asam yang melaluinya c.
Pembuatan saluran penirisan di sepanjang daerah sumber air asam d. Pemasangan sistem
pipa penirisan di bawah timbunan penghasil air asam untuk selanjutnya dialirkan ke dalam
kolam pengendapan e. Menambahkan kapur (hydrated lime) ke dalam air. Hydrated lime
adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan untuk menetralkan air asam

16.

17.

18.

19.

tambang. Hydrated lime dapat diperoleh dengan menggunakan proses kalsinasi terhadap
batu gamping. Batu gamping dipanaskan pada suhu 6000 C 9000 C dengan tekanan 1
atm sehingga menghasilkan CaO (kapur tohor).
16. Page | 16 3. Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk. Salah satu
proses pengolahan terhadap air asam tambang ini adalah proses netralisasi asam dengan
senyawa alkali, oksida besi (II) menjadi besi (III) yang tidak larut dan proses sedimentasi
untuk menghasilkan endapan yang berbentuk Fe3+. Air asam yang terjadi ditampung pada
kolam pengendapan yang berfungsi sebagai sarana pemantauan kualitas air sekaligus
tempat penetralan air asam sebelum dilepaskan ke alam. 4.Pencegahan Pembentukan
Kembali Air Asam Tambang Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan
menghilangkan atau mengurangi satu atau lebih komponen komponen pembentuk air
asam tambang. Pencegahan terbentuknya air asam tambang pada kolam bekas
penambangan adalah dengan cara pelapisan. Pelapisan adalah cara pengendalian
terbentuknya air asam tambang dengan membatasi kontak oksigen dan air terhadap lapisan
batubara yang mengandung mineral sulfida. Pelapisan ini dilakukan dengan cara menutupi
lapisan batubara yang berupa lantai batubara dengan material yang bersifat impermeable
misalnya mineral liat.
17. Page | 17 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari Hasil Penulisan Makalah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut : 1) Sektor pertambangan masih dapat diandalkan sebagai
tulang punggung pembangunan di Indonesia untuk beberapa masa mendatang. Tantangan
yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana mewujudkan praktek penambangan yang baik
(good mining practices/GMP) yang meminimalisir dampak lingkungan, sehingga seluruh
rakyat Indonesia dapat menikmati kemakmuran karena sektor pertambangan tanpa takut
kiamat dipercepat akibat keserakahan kita menguras perut bumi 2) Air tanah adalah air yang
tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yangmengalami pengisian/penambahan
secara terus menerusoleh alam. 3) Air asam tambang (AAT) atau (ARD) didefinisikan
sebagai air asam tambang yang telahtercemar / terpengaruh oleh proses oksidasi mineralmineral sulfidayang terdapat pada batuan sebagai akibat kegiatan eksplorasi ataukegiatan
eksploitasi bahan tambang sehingga menghasilkan air dengan kondisi asam (Ph kurang dari
7). 4) Mineral sulfida dapat terbentuk sebagai hasil aktifitas hidrotermal maupun sebagai
hasil proses sedimentasi. Mineral sulfida sering dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan
galena. Dari karakteristiknya mineral sulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri
metalurgi maupun kimia, namun di alam potensial juga sebagai penghasil air asam yang
dapat menurunkan kualitas lingkungan.
18. Page | 18 3.2 Saran 1) Perlunya Kerjasama dan kesiapan Pihak Pemerintah Daerah dan
Perusahaan untuk bersama-sama melakukan pencegahan sesuai prosedur agar AAT tidak
sempat terbentuk. 2) Air asam tambang yang tidak dapat terhindarkan terbentuk di wilayah
tambang, harus dinetralkan agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya. 3)
Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar pembentukan air asam tambang
dapat diantisipasi. 4) Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan
menggunakan batuan penutup dan top soil agar terbentuknya air asam tambang dapat
dicegah.
19. Page | 19 DAFTAR PUSTAKA

20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

http://wwwenvdept-environmental.blogspot.com/p/air-asam-tambang.html.
file:///G:/tugas/pling/Catatan%20Anak%20Tambang%20%20Dampak%20%E2% 80%93Dampak
%20Air%20Asam%20Tambang.html.
file:///G:/tugas/pling/Dampak%20Air%20Asam%20Tambang%20Terhadap%20K ualitas%20Air
%20Tanah%20Di%20Sekitar%20Area%20an.html.
file:///G:/tugas/pling/Kampung%20Miners%20%20%20AIR%20ASAM%20TAM BANG%20%28AAT
%29.html.
file:///G:/tugas/pling/Mari%20Berbagi%20%20Air%20Asam%20Tambang.html.
file:///G:/tugas/pling/WINDOWS%207%20%28%20Seven%20%29%20%20AIR %20ASAM
%20TAMBANG%20%28AAT%29.html.
file:///G:/tugas/pling/dunia%20tambang%20%20Dampak%20Yang%20Ditimbulk an%20Air%20Asam
%20Tambang.html.

Anda mungkin juga menyukai