Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Ari Saputra

Npm

: 1516041028
ANALYSIS
Produk tekstil di Indonesia sudah dimulai sejak berabad-abad yang

lalu, dibawa oleh pedagang-pedagang gujarat untuk dipasarkan ke


Indonesia. Bahkan kemudia desain tekstil mereka berasimilasi dengan
kebudayaan masyarakat asli Indonesia sehingga desain antara tekstil
India dan Indoneisa memiliki beberapa kemiripan. Seiring perkembangan
zaman produk tekstil dan tekstil memainkan peran penting dalam
perekonomian Indonesia. yaitu sebagai salah satu penyumbang devisa
negara, menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup besar, dan sebagai
industri yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sandang nasional.
Namun, performa ekspor-impor nasional yang cukup baik itu belum
dapat menjadi jaminan bahwa ke depan industri masih tetap dapat
bersaing, karena kinerja ekspor selama lima tahun terakhir cenderung
melambat sekaligus menurun, hal tersebut diakibatkan oleh faktor-faktor
seperti

kondisi

permesinan

yang

teknologinya

sudah

usang,

ketergantungan dengan mesin produksi dari luar negeri, bahan baku


kapas yang masih 99,5% diimpor, terbatasnya SDM yang terampil dan
professional. Disamping itu juga ada faktor lain seperti pasokan energi
yang tidak kontinyu belum adanya prioritas akses pasar yang memadai
bagi produk tesktil dalam negeri di pasar modern kurangnya fasilitasisasi
marketing produk di luar negeri, belum memadainya fasilitas sarana dan
prasarana transportasi, pelabuhan.
Kondisi-tersebut tersebut harus segera ditangani dengan serius oleh
pemerintah agar industri tekstil di Indonesia tidak semakin tertinggal dari
negara-negara penghasil tekstil yang lain seperti India. Untuk itu
pemerintah telah memberikan kebijakan-kebijakan yang konkret sebagai
upaya peningkatan penguatan daya saing industri tekstil

dengan

memaksimalisasikan nilai tambah produk tekstil dalam negeri. Sejak


tahun 2007-2009 Kementerian Perindustrian telah melakukan Program
Restrukturisasi
industri

Mesin/Peralatan,

tekstil

untuk

yang

melakukan

bertujuan

peremajaan

untuk

mendorong

permesinannya,

dan

hasilnya cukup menggembirakan.


Selain itu Kementerian Perindustrian juga telah mengambil inisiatif
menyusun Rencana Aksi Revitalisasi industri tekstil, antara lain:
1. Melakukan insentif ekonomi, antara lain melalui penurunan suku
bunga

bank

untuk

investasi.

Sehingga

industri

akan

lebih

meningkatkan penyerapan tenaga kerja


2. Penyesuaian nilai tukar rupiah, nilai tukar rupiah yang relatif stabil
akan memacu industri tekstil untuk meningkatkan jumlah ekspor nya
3. Pengembangan
tanaman
kapas
dalam
negeri,
supaya
ketergantungan terhadap kapas impor dapat berkurang
4. Mengupayakan menarik /mengembangkan investasi industri bahan
baku serat sintetik
5. Mengupayakan

menarik/mengembangkan

investasi

industri

zat

warna tekstil
6. Pengembangan profesionalisme SDM serta serta Pusat Design dan
Fashion
7. Menarik/mengembangkan investasi industri permesinan tekstil
Dengan dilaksanakannya kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut
diharapkan industri dan produksi tekstil di Indonesia dapat mengalami
perkembangan dan peningkatan yang signifikan dan berlanjut sehingga
suatu saat nanti Indonesia dapat menjadi negara penghasil tekstil
terbesar di Asia Tenggara bahkan di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai