Biomassa (Solid Dan Biogas)
Biomassa (Solid Dan Biogas)
TOPIK 7
BIOMASSA (SOLID DAN BIOGAS)
Oleh:
RIANA NURMALASARI
(140551807225)
BIOMASSA
(SOLID DAN BIOGAS)
A. BIOMASSA
1. Pengertian
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara
lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah
hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer
serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan
sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan
bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang
nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk
primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara
lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable)
sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan
(suistainable). Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang
sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu,
minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk
memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang
punggung penghasil devisa negara.
Gambar 1
2. Biomassa Sebagai Sumber Energi
Ketiga,
mengurangi
keperluan
akan
tempat
5.3. Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro)
pada suhu yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa
tingkatan proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder.Pirolisa
primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan
pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap
B. BIOGAS
1. Pengertian
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia
dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau
setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan
listrik.
2. Biogas dan Aktivitas Anaerobik
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer
digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat
dihasilkan sambil Mengurai dan sekaligus mengurangi volume limbah
buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada
batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon
dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting
dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang
lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon
dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer
oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
Komponen
Metana (CH4)
55-75
Karbon
dioksida
(CO2)
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
Hidrogen
sulfida
(H2S)
Oksigen (O2)
0-3
0.1-0.5
5. Kandungan energi
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang
setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat
cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain
yang berasal dari fosil.
6. Pupuk dari Limbah Biogas
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry)
merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein,
selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk
organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah, dan
padi.
7. Siloksan dan gas engines (mesin berbahan bakar gas)
Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama
proses pembakaran, silikon yang terkandung dalam siloksan tersebut akan
dilepaskan dan dapat bereaksi dengan oksigen bebas atau elemen-elemen lain
yang terkandung dalam gas tersebut. Akibatnya akan terbentuk deposit
(endapan) yang umumnya mengandung silika (
) atau silikat (
),
tetapi deposit tersebut dapat juga mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc
(seng), atau fosfor. Deposit-deposit ini (umumnya berwarna putih) dapat
menebal hingga beberapa millimeter di dalam mesin serta sangat sulit
dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara mekanik.
Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran
internal), deposit pada piston dan kepala silinder bersifat sangat abrasif,
hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk merusak mesin hingga
perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan yang
terjadi serupa dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama mesin
diesel bekerja ringan. Deposit pada turbin dari turbocharger akan menurukan
efisiensi charger tersebut. Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan,
walaupun deposit pada tabungnya dapat mengurangi efisiensi.
8. Biogas terhadap gas alam
Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki
karakteristik yang sama dengan gas alam. JIka hal ini dapat dicapai, produsen
biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas
tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O),
hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam
jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan,
tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. JIka
biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini
dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang
telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam
terbaharui.
9. Penggunaan gas alam terbaharui
Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti
penggunaan gas alam. Pemanfaatannya seperti distribusi melalui jaringan gas,
pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, ia
dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG) yang digunakan pada
kendaraan.
Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahanbahan organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi
yang berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu
yang mampu mengubah senyawa organik menjadi metana (biogas). Proses ini
banyak dikembangkan untuk mengolah kotoran hewan dan manusia atau air
limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa pengolahan bahan
organik dalam bentuk padat digunakan untuk kompos.
Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap yakni:
hidrolisis, pembentukan asam, pembentukan asetat dan pembentukan metana.
Proses anaerob dikendalikan oleh dua golongan mikroorganisme (hidrolitik
dan metanogen). Bakteri hidrolitik memecah senyawa organik kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Senyawa sederhana diuraikan oleh
bakteri penghasil asam (acid-forming bacteria) menjadi asam lemak dengan
berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam butirat. Selanjutnya bakteri
metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana.
10.1 Bahan Baku
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:
lain-lain,
Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi,
limbah sagu,
Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buahbuahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari
dan konsentrasi padatan. Berikut ini adalah pembahasan tentang faktorfaktor tersebut.
1) Temperatur
Gabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga kelompok temperatur
utama. Temperatur kriofilik yakni kurang dari 20oC, mesofilik berlangsung
pada temperatur 20-45oC (optimum pada 30-45oC) dan termofilik terjadi
pada temperatur 40-80oC (optimum pada 55-75oC).
2) Derajat keasaman ( pH )
Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang
pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum dan
bahkan dapat menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat
menghambat perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan
pH optimal antara 6,27,6, tetapi yang baik adalah 6,67,5. Pada awalnya
media mempunyai pH 6 selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna
dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,58,5. Batas
bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah toxic,
maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif. Pengontrolan pH secara
alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan
besarnya pH. (Yunus, 1991).
3) Nutrisi
Mikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin esensial dan asam
amino. Zat tersebut dapat disuplai ke media kultur dengan memberikan
nutrisi tertentu untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Selain itu juga
dibutuhkan mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme,
misalnya besi, magnesium, kalsium, natrium, barium, selenium, kobalt dan
lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai
sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium,
mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and
Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi
optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi
kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri.
Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa,
buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan
menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey, 1986).
4) Keracunan dan Hambatan
Keracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses anaerob dapat
disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produk antara asam lemak mudah
menguap (volatile) yang dapat mempengaruhi pH. Zat-zat penghambat
lain terhadap aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob diantaranya
kandungan logam berat sianida.
5) Faktor Konsentrasi Padatan
Konsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas adalah 7-9%
kandungan kering. Kondisi ini dapat membuat proses digester anaerob
berjalan dengan baik.
6) Penentuan Kadar Metana Dengan BMP
Uji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan untuk mengukur gas
metana yang dihasilkan selama masa inkubasi secara anaerob pada media
kimia. Uji BMP dilakukan dengan cara menempatkan cairan contoh,
inokulan (biakan bakteri anaeorob) dan media kimia dalam botol serum.
Botol serum ini, diinkubasi pada suhu 35oC, lalu pengukuran dilakukan
selama masa inkubasi secara periodik (biasanya setiap 5 hari), sehingga
pada akhir masa inkubasi (hari ke-30) didapatkan akumulasi gas metana.
Pengukuran dilakukan dengan memasukkan jarum suntik (metoda syringe)
ke botol serum.
7) Rasio Carbon Nitrogen (C/N)
Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang
mengandung
karbon
dan
nitrogen
secara
bersamaan.
CN
ratio
nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon
habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik
akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a).
8) Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat
Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti,
mobilitas bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur angsur
dihalangi
oleh
peningkatan
kandungan
padatan
yang
berakibat
dekomposisi
anaerobik
dibantu
oleh
sejumlah
Jenis Gas
Kotoran Sapi
Metan (CH4)
Karbon dioksida (CO2)
Nitrogen (N2)
Karbon
monoksida
(CO)
Oksigen (O2)
65,7
27,0
2,3
0
0,1
0,7
Campuran Kotoran +
Sisa Pertanian
54 70
45 57
0,5 3,0
0,1
6,0
-
Propena (C3H8)
Sedikit
Hidrogen sulfida (H2S) 6513
4800 - 6700
Nilai kalori (kkal/m2)
Komposisi biogas yang dihasilkan terdiri dari gas metan (55 - 65
%), karbondioksida ( 35-45%), nitrogen (0-3%), hydrogen (0-1 %), dan
hydrogen sulfida (0-1 %). (Anunputtikul, Rodtong, 2004).
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses
anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar
50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan
biogas dengan 55-75%CH4. (Sri Wahyuni, 2009)
11. Manfaat Biogas
Produk utama dari instalsi biogas adalah gas metan yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan masyarakat. Manfaat biogas
yang tidak secara langsung adalah menjaga kelestarian lingkunagn hidup
dan konservasi sumberdaya alam, dan lain-lain. Secara lebih rinci manfaat
penggunaan biogas adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Langsung :
Sebagai sumber energi untuk memasak
Biogas yang diproduksi oleh satu unit instalasi biogas dapat
digunakan sebagai sumber energi untuk memesak. Untuk biogas
yang menggunakan bahan baku kotoran sapi dari 3-4 ekor mampu
menghasilkan biogas setara dengan 3 liter minyak tanah per hari,
dan diperkirakan mampu untuk memenuhi energi memasak satu
rumah tangga dengan 5 orang anggota keluarga.
yang
dimodifikasi.
Pengalaman
di
lapangan
biogas
pertanian
dengan
dapat
membantu
mendaur
ulang
pengembangan
kotoran
hewan
system
untuk
pengertian,bahwa
penerapan
biogas
dapat
mengganggu
keindahan
dan
berdampak
negative
terhadap
yang
membahayakan
bagi
kesehatan
manusia
dan