Said Irandoust
Indonesia International Institute for Life Science, Jakarta
mendorong masyarakat menghargai mereka yang sukses di bidang ini. Kita perlu
meningkatkan status inventor sehingga orang memandang penemu sama seperti bintang rock
atau atlet ternama.
Untuk mempromosikan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa, perguruan
tinggi harus mencerminkan hal itu pada kegiatan belajar-mengajar. Termasuk, apakah
tersedia kombinasi tepat dari topik yang relevan dalam studi mahasiswa? Apakah mahasiswa
independen dalam kegiatan mereka? Apakah mahasiswa mendapat dukungan universitas?
Apakah pendapat mahasiswa terkait kegiatan universitas diperhitungkan?
Apakah mahasiswa didorong terlibat dalam studi kasus topik yang relevan? Apakah
mahasiswa secara aktif terlibat dalam proyek nyata kewirausahaan yang dapat memberikan
mereka inspirasi, pengalaman, dan kepercayaan diri yang diperlukan? Apakah mahasiswa
terbuka untuk peluang, jaringan yang relevan dan kemungkinan kolaborator untuk usaha
masa depan? Apakah mahasiswa dapat menciptakan bisnis masa depan berdasarkan apa yang
telah mereka pelajari?
Amon Salter, peneliti Pusat Studi Inovasi di Imperial College, mengatakan, penemuan
bukanlah proses linear, dari ide menjadi produk yang berdampak ekonomi. Sebaliknya,
penemuan adalah interaksi yang kompleks antara kreativitas manusia, teknologi, dan pasar.
Studi Salter berhubungan dengan praktik penyebaran teknologi. Bagaimana teknologi baru
disebarkan melalui pasar? Seberapa baik kelompok masyarakat tertentu tak hanya
menciptkan, tetapi juga menyebarkan teknologi?
Hanya sebagian kecil negara mengembangkan penemuan dan inovasi meski sekarang
terus bertambah. Dua negara yang paling padat penduduknya, Tiongkok dan India, kini
dalam proses menjadi pemimpin dunia.
Agar fenomena ini juga terjadi di Indonesia, universitas sebagai pusat kreasi
pengetahuan, bersama mitra mereka dalam bisnis dan pemerintah, harus memberi perhatian
penuh pada pola pikir kreatif dan kewirausahaan. Tantangan kompleks masa depan kita tak
dapat diselesaikan dengan solusi lama dan konvensional, tetapi oleh orang-orang kreatif,
berpandangan ke depan yang tak takut mempertanyakan gagasan mapan dan mampu
mengatasi rasa tak aman dan ketakpastian.
Jika Indonesia tak berhasil memperkuat kreativitas pada pendidikan tinggi, tujuan
masyarakat pengetahuan Indonesia dipertaruhkan, universitas harus memandang pada masa
depan kewirausahaan dalam semua kegiatan mereka.
Pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan kesempatan belajar
kewirausahaan. Mahasiswa dan staf perguruan tinggi perlu didukung struktur kelembagaan
yang mendorong fleksibilitas dan pengambilan risiko, juga kerangka hukum, mekanisme
pendanaan, dan prioritas kebijakan di tingkat lokal dan nasional terkait kreativitas di
pendidikan tinggi.
(Kompas, 7 Mei 2014)