Proses Kerja Bioreaktor
Proses Kerja Bioreaktor
Komponen
utama
bioreaktor
terdiri
mengontrol
parameter. Tanki
berfungsi
untuk
menampung
campuran substrat, sel mikroorganisme, serta produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar
antara 1 30 L, sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih dari 1000 L. Sparger
terletak di bagian bawah bioreaktor dan berperan untuk memompa udara, dan mencegah
pembentukan gelembung oksigen. Impeller berperan dalam agitasi dengan mengaduk campuran
substrat dan sel. Impeller digerakkan oleh rotor. Baffle juga berperan untuk mencegah terjadinya
efek pusaran air akibat agitasi. Sensor berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor.
Kontrol fisika meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran. Sedangkan,
kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan komposisi medium.
bioreaktor
juga
harus
dapat
menciptakan
lingkungan
yang
optimum bagi mikroorganisme ataupun reaksi yang diinginkan maka diperlukan pengontrolan.
Parameter yang biasa dikontrol pada bioreaktor adalah suhu (laju pertumbuhan dan pembentukan
produk tergantung suhu, sehingga suhu dikendalikan misal dengan air pendingin atau sel tahan
panas), pH (kecepatan
reaksi
enzimatis
dan
laju
pertumbuhan
terbaik
pada
pH
optimal), substrat (sumber karbon dan nitrogen),aerasi, dan agitasi. Pada keadaan optimum,
mikroorganisme atau enzim dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Keadaan yang
mempengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur dan pH. Untuk bioreaktor dengan
menggunakan mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti oksigen, nitrogen, fosfat,
dan mineral lainnya perlu diperhatikan. Pada bioreaktor yang agensia biologisnya berada dalam
keadaan tersuspensi, sistem pengadukan perlu diperhatikan agar cairan di dalam bioreaktor
tercampur merata (homogen). Seluruh parameter ini harus dimonitor dan dijaga agar kinerja
agensia biologis tetap optimum.