Anda di halaman 1dari 2

Lewat Seminar, Ajak Seluruh Stakeholder Pertahankan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di

Indonesia
Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-3 Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas
Udayana secara perdana mengadakan Seminar nasional yang bertemakan Pelestarian Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Dalam Mempertahankan Kedaulatan NKRI, yang dirangkaikan
dalam kegiatan Marine and Fisheries Festival FKP 2014 dan kegiatan Muswil HIMAPIKANI
(Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia) Wilayah IV.
Seminar tersebut di moderatori oleh Marthen Welly, MPA Learning Site Manager CTC
dengan menghadirkan 4 orang pembicara diantaranya I Made Gunaja, Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Bali, Julius Widjojono, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Bali, I
Wayan Arthana, Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, dan Manager
Program Jejaring Kawasan Konservasi Perairan Bali, Iwan Dewantama.
Jumlah peserta yang hadir pada Seminar yang dilangsungkan di Hotel Dewi Karya
tersebut berjumlah 164 orang yang terdiri dari beberapa stake holder yaitu Perwakilan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kab Bangli, Klungkung, Gianyar, dan Karangasem, Kepala Program
Studi Ilmu Kelautan dan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana, dosen-dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, serta
mahasiswa.
Tidak hanya mahasiswa dari beberapa universitas di Bali, turut hadir 36 mahasiswa dari
beberapa universitas di luar bali seperti Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Brawijaya
Malang, Universitas 17 Agustus Banyuwangi, Universitas Hang Tuah Surabaya, Universitas
Muhammadiyah Malang, Universitas Muhamadiyah Gresik, Universitas Islam Lamongan,
Universitas Ronggolawe Tuban, dan Universitas Mataram yang tergolong dalam HIMAPIKANI
wilayah IV.
"Seminar ini adalah seminar pertama yg mengaitkan stakeholder terkait mengingat
pentingnya jaringan antara dinas, universitas, LSM, dan TNI AL", ungkap Prof Arthana saat
pembukaan acara seminar Sabtu, (11/10). Dalam seminar tersebut dijelaskan bahwa Laut bukan
lagi dianggap sebagai pemisah, tapi pemersatu prinsip konektvitas, sumber daya manusia
menjadi penting menangani kapasisitas. Teknologi penting untuk membangun ide-ide kreatif
yang bisa digunakan dalam pelestaian lingkungan pesisir. Konservasi laut di Indonesia menjadi

penting karena tidak lagi dipandang sebagai pembatas dalam masyarakat, melainkan dipandang
sebagai pelestarian yang berkelanjutan.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menguasai lautan dengan wilayah kedaulatan
Indonesia yang dilihat dari pulau-pulau terluar di Indonesia", ungkap Julius Widjojono pada saat
pembawaan materi. Namun terdapat dua belas pulau yang cukup rawan di Indonesia seperti
Pulau Nipah yang makin lama makin menipis karena alih fungsi tanah yang digunakan untuk
pembangunan Pulau Sentosa sehingga akhirnya dilakukan pemagaran dikeliling pulau tersebut.
Ia melanjutkan, belum ditandatanganinya perjanjian khusus mengenai keluar masuk barang dari
Indonesia dengan Negara lain yang membuat mudahnya akses keluar masuk barang luar Negeri
ke Indonesia.
Indonesia juga memiliki 92 Pulau terluar yang tidak kalah memberikan andil bagi
Indonesia karena satu pulau saja yang menghilang sudah akan memengaruhi luas wilayah
Indonesia. Masalah dan ancaman yang dihadapi pulau-pulau kecil diantaranya kesulitan air,
kurangnya pelestarian karang, mangrove, dan lamun sebagai pelindung pantai, ancaman
pemanasan global, dan land subsidance.
218 triliun kekayaan laut hilang pertahunnya akibat tidak ada kontrol jumlah ikan yang
diambil akibatnya Indonesia menjadi Negara ke- 11 pengeskpor ikan, bahkan lebih kecil dari
Thailand. Padahal 2/3 wilayah Indonesia adalah Laut, sehingga penting untuk menumbuhkan
jiwa nasionalisme pada mahasiswa dan stakeholder dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.
Kondisi sosial masayarakat pesisir pun juga turut memprihatinkan. Hal itu dilihat dari
data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali yang menyatakan masyarakat pesisir Indonesia
mencapai 7.879.468 jiwa dimana 2.181.028 tergolong dalam masyarakat sangat miskin, 390.216
rumah tangga miskin yang tersebar pada 10.639 desa pesisir."Banyaknya problematika tersebut
karena implementasi hukum yang berjalan lambat. Selain itu juga potensi sumber daya kelautan
dan perikanan yang belum optimal dimanfaatkan", ungkap I Made Gunaja melalui materi yang
dibawakannya. Dengan itu Pemerintah saat ini sedang menggalakan program jejaring Kawasan
Konservasi Perairan di beberapa wilayah khususnya di Bali.
Seminar ini ditutup dengan penampilan video dari Komandan Letnal TNI AL, dimana
pada video tersebut menyampaikan motivasi bagi penerus bangsa untuk menyamakan visi dan
mempersatukan persepsi dalam rangka membangun dan menjayakan bangsa Indonesia dengan
menemukan jati dirinya sebagai bangsa besar, bangsa Maritim. (Ody)

Anda mungkin juga menyukai