CONTOH Lapkas Forensik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

Artikel Kedokteran Forensik dan Medikolegal

IDENTIFIKASI SEBAB KEMATIAN DENGAN TRAUMA MULTIPEL


PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI DAERAH LHOK NGA
Fanny Eprilia.T.1, Muhammad Rizky.1, Nur Arfah R.1, Ety Suhira1
1

Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran UNSYIAH


Abstrak
Cedera akibat kecelakaan kendaraan bermotor adalah penyebab kematian

utama di negara berkembang. Di Indonesia, hal ini cenderung meningkat dari


tahun ke tahun. Pada tahun 1986, kecelakaan lalu lintas meningkat dari 1,0%
hingga 1,5% pada tahun 1992, 1,9% di tahun 1995, 3,5% di tahun 1998, dan 5,7%
di tahun 2001. Data dari Direktorat Lalu Lintas Markas Besar Kepolisian RI
menunjukkan pada 2009 terdapat 99.951 korban dengan 18,46% (18.448 korban).
Mayoritas korban (70,0%) adalah pengendara sepeda motor dan dalam usia
produktif (15-55 tahun). Berikut dilaporkan sebuah kasus kecelakaan kendaraan
bermotor yang terjadi di daerah Lhoknga, Aceh Besar.
Telah diperiksa seorang jenazah, 33 tahun, berkulit sawo matang, tinggi
178 cm, pekerjaan nelayan. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan luka lecet pada
dahi, dagu, leher, pergelangan tangan kiri, abdomen, paha kanan, dan ditemukan
luka memar pada lengan kanan bawah. Telah disimpulkan penyebab kematian
adalah perdarahan internal akibat cedera kepala, dada, dan perut akibat kecelakaan
kendaraan bermotor. Prediksi waktu kematian 4-6 jam sebelum tiba di rumah
sakit.
Kata kunci: trauma tumpul, kecelakaan kendaraan bermotor, trauma dada
Abstract
Injury due to motor vehicle accident is the main cause of death and
common disability in developing countries. In Indonesia, it is tend to raise year by
year. In 1986, it reaches 1,0%, become 1,5% in 1992, 1,9% in 1995, 3,5% in
1998, and 5,7% in 2001. Data from Ditlantas Markas Besar Kepolisian RI
showed in 2009 there was 99.951 victims with 18,46% (18.448 victims). Majority
of the victims (70,0%) are motorcycle drivers and in productive age (15-55 years
1

old). In this case, will be reported a case of motor-vehicle accident which


happened in Lhoknga, Aceh Besar.
It has examined a male dead body, 33 years old, dark brown skin, height
178 cm, whose occupation was fisherman. From examination, found excoriated
wound on forehead, chin, neck, left wrist, abdomen, right thigh, and also found
bruise wound on lower right hand. It was concluded that the cause of death were
internal bleeding due to severe head, chest, and abdomen injury due to motor
vehicle accident. The predicted time of death was 4-6 hours before arrived at
hospital.
Keywords : Blunt trauma, motor-vehicle accident, thorax injury
PENDAHULUAN

penyebab kematian, dan perubahan

Cedera akibat kecelakaan lalu


lintas

adalah

kematian

penyebab
dan

utama

disabilitas

(ketidakmampuan) secara umum di


negara berkembang. Kematian akibat
kecelakaan lalu lintas di Indonesia
menunjukan

kecenderungan

yang

meningkat, yaitu dari 1,0% pada


tahun 1986, menjadi 1,5% pada tahun
1992, 1,9% pada tahun 1995, 3,5%
pada tahun 1998 dan menjadi 5,7% di
tahun 2001.7
Dalam penentuan sebab kematian
perlu

menghimpun

ilmu-ilmu

forensik dan medikolegal meliputi


tanatologi

dan

traumatologi.

Tanatologi berasal dari kata thanatos


berarti kematian dan logos berarti
ilmu, jadi ilmu tentang kematian.
Ilmu

ini

pengertian

mempelajari
kematian,

tentang
penetapan

post-mortem. Hal ini sangat penting


dalam

pemeriksaan

jenazah

dan

kepentingan medikolegal. Selain itu


ilmu ini sangat berkaitan dengan ilmu
traumatologi

dalam

pemeriksaan

korban kecelakaan.
Dalam sebuah penelitian dengan
jumlah data secara keseluruhan yang
berasal dan 33 provinsi di Indonesia
adalah 972.317 responden, adapun
untuk

responden

mengalami

yang

cedera

pernah

selama

kurun

waktu 12 bulan terakhir sebanyak


77.248

orang.

Responden

bisa

mempunyai jawaban lebih dan satu


penyebab cedera selama kurva waktu
12

bulan

tersebut

tersebut.
tiga

Dan

proporsi

jumlah
penyebab

cedera terbesar yaitu jatuh sebanyak


45.987 orang (59,6%), kecelakaan
lalu lintas sekitar 20.829 orang (27%),
2

dan

terluka

benda

tajam/tumpul

Sebesar 144.127 orang (18,3 %).3


Adapun

definisi

dari

2009 Bab I : Pasal 1 Ayat (24),

benda

tumpul itu sendiri adalah :

Lintas dan Angkutan Jalan Tahun


kecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa

sangka-sangka dan tidak disengaja

Tidak bermata tajam


Konsistensi keras kenyal
Permukaan halus kasar

melibatkan kendaraan dengan atau


pemakai

Kekerasan tumpul dapat terjadi


karena 2 sebab, yaitu alat atau senjata
yang relatif tidak bergerak dan yang
lain orang bergerak ke arah objek atau
alat yang tidak bergerak. Dalam
bidang medikolegal kadang-kadang
hal ini perlu dijelaskan, walaupun
3

peristiwa dari kejadian-kejadian yang


tidak terduga sebelumnya, dan selalu
mengakibatkan

kerusakan

benda,

atau

pada

kematian.

Kecelakaan lalu lintas dibagi atas A


motor-vehicle traffic accident yaitu
setiap kecelakaan kendaraan bermotor
di jalan raya, dan Non motor-vehicle
traffic

accident,

yaitu

setiap

kecelakaan yang terjadi di jalan raya,


yang melibatkan pemakai jalan untuk
transportasi atau untuk mengadakan
perjalanan, dengan kendaraan yang
bukan

kendaraan

Berdasarkan

bermotor.
Peraturan

lainnya,

kerugian harta benda.1


Kecelakaan lalu lintas menempati
urutan ke-9 pada disability adjusted
life years (DALYs) dan diperkirakan
akan menempati peringkat ke-3 di
tahun 2020. Sedangkan di Negara
berkembang urutan ke-28.5
Trauma

Kecelakaan adalah serangkaian

luka

jalan

mengakibatkan korban manusia atau

yang mengenai atau melukai orang

terkadang sulit dipastikan.

di jalan yang tidak di

tumpul

diklasifikasikan
mekanisme

dapat

menjadi

dua

yaitu

cedera

utama

akselerasi (kompresi) dan cedera


deselerasi

(perlambatan).

akselerasi

(kompresi)

Cedera

merupakan

suatu kondisi trauma tumpul langsung


ke

area

abdomen

atau

bagian

pinggang. Kondisi ini memberikan


menifestasi

kerusakan

vascular

dengan respons terbentuknya formasi


hematom di dalam visceral Cedera
deselerasi adalah suatu kondisi di
mana

suatu

peregangan

yang

berlebihan memberikan manifestasi


terhadap
Kekuatan

cedera

intraabdomen.

peregangan

secara

Pelaksanaan Undang-Undang Lalu


3

longitudinal memberikan manifestasi


rupture (robek) pada struktur di
persimpangan

antara

segmen

Bentuk luka tidak teratur


Batas luka tidak teratur
Tepi luka tidak rata
Kadang-kadang ditemukan sedikit

perdarahan
Permukaan tertutup oleh krusta
Warna coklat kemerahan
Pada pemeriksaan mikroskopis

intraabdomen.
Kekerasan akibat benda keras dan
tumpul dapat menimbulkan beberapa
jenis luka, antara lain :

terlihat adanya beberapa bagian


yang masih tertutup epitel dan

a. Memar (kontusio)

reaksi jaringan.1

Memar adalah suatu perdarahan di


jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler dan vena. Pada saat timbul
memar berwarna merah, kemudian
berubah menjadi ungu atau hitam
setelah 4-5 hari akan berwarna hijau
yang kemudian akan menjadi kuning
dalam

7-10

menghilang
Perubahan

hari,

dan

dalam

akhirnya

14-15

warna

hari.

tersebut

berlangsung mulai dari tepi.5

Luka lecet dapat terjadi superfisial


jika

hanya

epidermis

saja

yang

terkena, lebih dalam ke lapisan bawah


kulit (dermis) atau lebih dalam lagi
sampai ke jaringan lunak bawah kulit.
Arah

dari

pengelupasan

dapat

ditentukan dengan pemeriksaan luka.


Dua tanda yang dapat digunakan.
Tanda yang pertama adalah arah
dimana epidermis bergulung, tanda
yang

kedua

kedalaman

adalah
pada

hubungan

luka

yang

menandakan ketidakteraturan benda


yang mengenainya.4
Di dalam kasus kecelakaan lalu
lintas dimana tubuh korban terlindas
oleh ban kendaraan, maka luka lecet
tekan yang terdapat pada tubuh
b. Luka Lecet (Abrasi)
Luka lecet atau abrasi adalah luka

korban seringkali merupakan cetakan


dari

ban

kendaraan

tersebut,

yang disebabkan oleh rusaknya atau

khususnya bila ban masih dalam

lepasnya lapisan luar dari kulit, yang

keadaan yang cukup baik, dimana

ciri-cirinya adalah :

kembang dari ban tersebut masih


4

tampak jelas, misalnya berbentuk zig-

zag yang sejajar. Dengan demikian di


dalam kasus tabrak lari, informasi
dari sifat-sifat luka yang terdapat pada

teratur dan tepi luka tak rata

hancur)

dalam penyidikan.
mortem, yaitu:

Bila ditautkan tidak dapat rapat


(karena sebagaian jaringan

tubuh korban sangat bermanfaat di


Perbedaan luka lecet ante dan post

Bentuk garis batas luka tidak

Tebing luka tak rata serta terdapat


jembatan jaringan di sekitar garis

Ante Mortem

Post Mortem

1. Coklat

1. Kekuningan

batas luka ditemukan memar


d. Fraktur
Fraktur

Kemerahan

adalah

suatu

2. Terdapat sisa- 2.Epidermis

diskontinuitas tulang. Istilah fraktur

sisa epitel

terpisah

pada bedah hanya memiliki sedikit

sempurna dari

makna

dermis

bedah, fraktur dibagi menjadi fraktur

pada ilmu forensik. Pada

sederhana dan komplit atau terbuka.

3.Tanda

3.Tanda

Intravital (+)

Intravital (-)

4. Lokasi bisa

4. Daerah yang

dimana saja

ada penonjolan
tulang

Perdarahan merupakan salah satu


komplikasi

dari

fraktur.

Apabila

terjadi robekan pada arteri yang besar


terjadi kehilangan darah yang banyak
dan dapat menyebabkan pasien shok
sampai meninggal. Syok yang terjadi
pada pasien fraktur tidaklah selalu

c. Luka Robek (Laserasi)

sebanding

Luka robek (vulnus laceratum) /


luka terbuka
disebabkan
dengan
kekuatan

adalah luka yang


karena

persentuhan

benda

tumpul

dengan

yang

mampu

merobek

dengan

fraktur

yang

dialaminya.
Kematian dalam kecelakaan lalu
lintas dapat terjadi sebagai akibat dari
tabrakan

atau

benturan

dari

kendaraan. Secara imajinatif semua

seluruh lapisan kulit dan jaringan di

model

bawahnya, yang ciri cirinya sebagai

mempunyai

dari

sarana

transportasi

kemampuan

untuk

berikut :
5

menyebabkan

kematian

atau

kecacatan.

benturan terjadi pada sisi kiri


dari kendaraan, pengemudi akan

Kematian karena kecelakaan lalu

cenderung mengalami perlukaan

lintas dapat dibagi menjadi empat

pada sisi kiri, dan penumpang

kategori

depan

tergantung

dari

arah

akan

mengalami

terjadinya benturan pada kendaraan,

perukaan yang lebih sedikit

antara lain :

karena

Ini adalah paling umum, yang


kejadiannya kira-kira mencapai
80% dari semua kecelakaan lalu
lintas. Tabrakan dari arah depan
terjadi bila dua kendaraan/orang
bertabrakan

yang
arah

bagiandepan

mana

kepala,

dari

atau

kendaraan

menabrak benda yang tidak


bergerak,

seperti

tembok,

ataupun tiang listrik. Sebagai


akibat

bersifat

sebagai bantalan. Bila benturan

1. Arah depan

keduanya

pengemudi

dari

penumpang

energi

gerak,

darikendaraan

bermotor akan terus melaju


terjadi

di

persimpangan ketika kendaraan


lain

yang terjadi adalah sebaliknya,


demikian juga bila tidak ada
penumpang.
3. Terguling
Keadaan ini lebih mematikan
(lethal) dibandingkan tabrakan
dari samping, terutama bila
tidak

dipakainya

menabrak dari arah

samping, ataupun mobil yang


terpelintir dan

sisinya

menghantam

benda

tidak bergerak. Dapat terlihat


perlukaan yang sama dengan
tabrakan dari arah depan, bila

pelindung

kepala (helm), terguling di jalan,


sabuk

pengaman

penumpang
mobil.
dapat

dan

terlempar

Beberapa
terbentuk

korban

2. Arah Samping (lateral)


Biasanya

terjadi pada sisi kanan, maka

keluar

perlukaan
pada

mendarat

saat
pada

permukaan yang keras, pada


beberapa kasus, korban yang
terlempar

bisa

ditemukan

hancur atau terperangkap di


bawah kendaraan. Pada kasus
seperti ini penyebab kematian
mungkin

adalah

traumatic

asphyxia.
4. Arah Belakang
6

Pada

benturan

dari

arah

c. Jenazah menggunakan pakaian

belakang, benturan dikurangi

baju gamis berwarna putih merk

atau terserap oleh bagian bagasi

Al-Aana

dan kompartemen penumpang

panjang baju 129 cm dan tampak

belakang

robek dibagian dada. Celana

(pada

pengguna

ukuran

tiga

per

empat

dengan

mobil), yang dengan demikian

borju

utuh

memproteksi penumpang bagian

berwarna hitam tidak bermerk

depan dari perlukaan yang parah

dengan ukuran panjang 87 cm

dan mengancam jiwa.1

dan lebar 36 cm. Baju dalam


berbahan kaus warna coklat tidak

LAPORAN KASUS

bermerk ukuran L dan robek di

Jenazah berjenis kelamin laki-laki

sisi

kanan.

Celana

dalam

dan berusia 33 tahun dibawa oleh

berwarna kuning merk oxone

pihak kepolisian dengan disertai surat

ukuran M. Jenazah menggunakan

permintaan

cincin

visum

et

repertum.

Korban tersebut diduga meninggal


akibat

perdarahan

karena

trauma

tumpul yang dialami korban dalam

bermata

batu

giok

berwarna coklat kekuningan di


jari ke empat tangan kiri.
d. Ditemukan lebam mayat pada
leher, punggung atas dan bawah

kecelakaan lalu lintas.

serta perut yang dapat hilang


Pemeriksaan Luar
a. Jenazah

dengan penekanan. Ditemukan

laki-laki

berusia

33

kaku mayat dengan kekuatan

tahun, panjang badan 173 cm,

sedang pada semua ekstremitas

perawakan sedang, warna kulit

dan kekuatan berat pada rahang

sawo matang dan status gizi baik.

bawah. Suhu tubuh teraba dingin


dan tidak didapatkan tanda-tanda

b. Jenazah tertutup kain sarung


kotak-kotak

berwarna

pembusukan.
e. Kepala dan wajah

oren

dengan ukuran panjang 120 cm


dan lebar 80 cm ber merk
Mangga.

1) Bentuk simetris, lingkar kepala

5) Telinga : Dijumpai bekas darah

56 cm, rambut ikal berwarna

mengalir

hitam, tersebar merata, sulit

kehitaman dari dalam telinga,

dicabut, dengan panjang rambut

bentuk telinga normal.


6) Mulut : Dijumpai mulut terbuka

12 cm. Jenggot tersebar di dagu


berwarna hitam sulit dicabut,
dengan panjang jenggot 7 cm.
2) Wajah : Alis dan bulu mata

berwarna

merah

1 cm.
7) Gigi : Dijumpai gigi atas dan
bawah lengkap.

kanan dan kiri kesan lengkap.


Dijumpai luka lecet di dahi kiri
berwarna kemerahan, pinggir
tidak rata, batas tidak tegas,
ukuran luka panjang 9 cm dan
lebar 6 cm. Dijumpai luka lecet
di

pipi

kanan

berwarna

kemerahan, tepi tidak rata, batas


tegas

dengan

ukuran

luka

panjang 2 cm dan lebar 1 cm.


Dijumpai luka robek di dagu
berwarna kemerahan, pinggir
tidak rata, batas tidak tegas,
ukuran luka panjang 3 cm dan

8) Rahang atas : Rahang atas utuh.


9) Rahang bawah : Rahang bawah
utuh, dijumpai kaku mayat.
f. Leher : Didapatkan lebam mayat
yang

dapat

hilang

dengan

penekanan. Dijumpai luka lecet


di leher bagian kiri berwarna
kemerahan, tepi tidak rata, batas
tegas dengan ukuran luka 5cm
dan lebar 1 cm.
g. Bahu : Bahu kesan simetris.
h. Dada : Bentuk dada kesan
simetris.

lebar 3 cm dan kedalaman 1 cm


dan belum dijahit.
3) Mata : Dijumpai bintik merah di
mata

putih

sebelah

kanan.

1) Dijumpai luka lecet di dada

Dijumpai luka lecet di area

atas sisi kiri sebanyak empat

bawah mata kanan berwarna

luka

kemerahan, pingir tidak

pinggir

rata,

berwarna
luka

kemerahan,
tidak

rata,

batas tidak tegas, ukuran luka

berbatas tegas dengan ukuran

panjang 3 cm dan lebar 2 cm.


4) Hidung : Bentuk hidung

panjang luka masing masing


7 cm, 6 cm, 4 cm, 2,5 cm dan

mancung.
8

lebar masing masing 1 cm,


0,5 cm, 1,5 cm, 1 cm.
2) Dijumpai luka lecet di dada
tengah sisi kiri, pinggir luka
tidak

rata,

bentuk

tidak

sentimeter,

lebar

satu

setengah sentimeter dengan


kedalaman satu sentimeter
dan belum dijahit.
2)
Dijumpai luka robek di

teratur, batas tegas berwarna

pergelangan

kemerahan,

bawah dengan tepi tidak rata,

ukuran

luka

panjang 18 cm dan 7,5 cm.


i. Perut : Dijumpai perut simetris
dan lebam mayat yang dapat
hilang

dengan

penekanan.

Dijumpai luka lecet di bagian


perut kanan atas sisi samping
dengan berwarna kemerahan,
tepi tidak rata dan batas tidak
tegas dengan ukuran panjang 5
cm dan lebar 3 cm.
j. Punggung : Bentuk simetris.
Dijumpai

lebam

mayat

di

daerah punggung atas yang

batas

tangan

tegas,

kemerahan

kiri

berwarna

dengan

ukuran

luka panjang lima sentimeter


dan

lebar

dengan

dua

sentimeter

kedalaman

dua

sentimeter dan belum dijahit.


Dijumpai

luka

memar

berwarna merah keunguan di


lengan kanan kanan bawah.
3) Dijumpai kuku jari tangan
kanan dan kiri serta telapak
tangan pucat.
m. Anggota gerak bawah :

dapat hilang dengan penekanan.


k. Pinggang : Dijumpai lebam
mayat di daerah pinggang kiri
dan kanan yang dapat hilang
dengan penekanan.
l. Anggota gerak atas :

1) Dijumpai

luka

lengan

kanan

berwarna

kemerahan, luka

tidak

rata

robek

berbatas

di

bawah,
tegas

dengan ukuran panjang empat


9

1) Dijumpai kuku jari dan

lebar

telapak kaki pucat.


2) Dijumpai luka robek dengan

kedalaman 1 cm dan luka belum

luka

lecet

disekitarnya

dan

tampak penonjolan permukaan


kulit di bagian betis bawah
kanan sisi samping dengan luka
berwarna hitam kemerahan dan
tepi tidak rata dan batas tidak
tegas

dengan

ukuran

cm dengan kedalaman 1 cm dan


luka belum dijahit.
3) Dijumpai luka robek dan

rambut berwarna hitam, tidak


tercukur,

Kesimpulan
1. Telah
jenazah

betis kanan, dan luka lecet di


wajah, dahi, leher, dada, perut,
paha

kanan,

betis

kanan,

punggung kaki kanan. Dan


luka memar di lengan kanan

batas tidak tegas dengan ukuran

dengan

bernama

pergelangan tangan kiri, di

dengan tepi luka tidak rata dan

samping

laki-laki

dijumpai luka robek di dagu,

kemerahan

sisi

sesosok

178 cm dan pekerjaan nelayan


2. Pada
pemeriksaan
fisik

paha kanan atas sisi dalam

kanan

diperiksa

sedang dengan tinggi badan

cm dan belum dijahit.


4) Dijumpai luka lecet di bagian

kaki

et

kulit sawo matang, perawakan

luka robek dengan kedalaman 1

punggung

Visum

Rian Hidayah, umur 33 tahun,

masing 1,5 cm dan 2 cm dan

panjang 14 cm dan lebar 4 cm.


5) Dijumpai luka robek di

pada

Repertum

dengan

7 cm dan 5 cm dan lebar masing

warna

tersebar merata, tidak

dijumpai kelainan.
p. Dubur : Tidak dijumpai kelainan.

ukuran panjang masing masing

dengan

dengan

warna kulit sawo matang.


o. Alat Kelamin : Ditumbuhi

berwarna

kemerahan

cm

dijahit.
n. Kulit : Kulit mulai teraba dingin,

luka lecet di betis atas kanan


kuning

luka

panjang 5,5 cm dan lebar 2,5

sisi depan, luka

luka

bawah.
Dari hasil pemeriksaan luar dapat
disimpulkan

bahwa

penyebab

warna

kematian korban adalah perdarahan

kemerahan, tepi luka tidak rata

karena trauma dada, abdomen dan

dan batas tidak tegas dengan

cedera kepala yang diakibatkan ruda

ukuran panjang luka 4,5 cm dan

paksa

tumpul

ketika

pasien
10

mengalami kecelakaan lalu lintas.

Hal ini juga diungkapkan dalam

Perkiraan kematian korban berkisaran

penelitian

pola

luka

4-6 jam sebelum pemeriksaan pada

kecelakaan lalu lintas (hidup dan

tanggal 30 Oktober 2016 pada pukul

meninggal)

09. 10 WIB

pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil

yang

korban
dilakukan

Padang dari 1 Juli 2010 sampai 30

PEMBAHASAN

Juni 2012. Didapatkan 100 kasus

Kecelakaan adalah serangkaian

kecelakaan

lalu

lintas

(korban

peristiwa dari kejadian-kejadian yang

meninggal) dan 73 kasus (korban

tidak terduga sebelumnya, dan selalu

hidup) yang dilakukan pemeriksaan di

mengakibatkan

kerusakan

pada

RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan

benda,

atau

kematian.

korban terbanyak laki laki dibanding

Kecelakaan lalu lintas dibagi atas A

perempuan. Rentang usia terbanyak

motor-vehicle traffic accident dan

yaitu usia dewasa awal (19 35

Non motor-vehicle traffic accident.

tahun). Jenis luka terbanyak yaitu

A motor-vehicle traffic accident

luka

adalah setiap kecelakaan kendaraan

meninggal)

bermotor di jalan raya. Non motor-

hidup). Lokasi luka terbanyak pada

vehicle traffic accident, adalah setiap

daerah kepala dan lokasi patah tulang

kecelakaan yang terjadi di jalan raya,

terbanyak pada daerah ekstremitas

yang melibatkan pemakai jalan untuk

bawah.6

luka

lecet.

Ada

39,2%

(korban

dan

42,6%

(korban

transportasi atau untuk mengadakan

Penelitian pola luka pada kasus

perjalanan, dengan kendaraan yang

kecelakaan lalu lintas yang masuk di

bukan kendaraan bermotor. 5

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan

Dari hasil pemeriksaan korban

Medikolegal BLU RSU Prof. Dr. R.

berjenis kelamin laki-laki, berusia 33

D. Kandou Manado periode 2010-

tahun, dijumpai beberapa luka lecet

2011 diperoleh hasil bahwa dari tahun

dan robek pada kepala dan wajah,

2010 sampai tahun 2011 terjadi

luka memar di lengan kanan bawah,

peningkatan kasus kematian karena

luka memar pada toraks, serta patah

kecelakaan lalu lintas. Jenis kelamin

tulang tertutup pada kaki kanan

didominasi oleh laki-laki, dengan

korban.

umur terbanyak pada interval 11-20


11

tahun dan 21-30 tahun. Jumlah luka

robekan

terbanyak yang ditemukan adalah

cerebri) ataupun dapat terjadinya

luka

perdarahan yang disebabkan karena

lecet,

dengan

lokasi

luka

tersering yaitu pada bagian kepala dan


leher.7

jaringan

otak

(laserasi

putusnya pembuluh darah.


Fraktur cranium dapat terjadi

Cedera kepala merupakan yang

pada atap atau dasar tengkorak, dapat

terbanyak ditemukan di Unit Gawat

berbentuk

Darurat di Amerika Utara dengan

bintang/stelata dan dapat pula terbuka

perkiraan satu juta kasus pertahun.

atau tertutup. Fraktur dasar tengkorak

Sedangkan di Amerika Serikat insiden

biasanya memerlukan pemeriksaan

trauma kepala adalah 200 per 100 000

CT scan dengan teknik bone window

orang

2003

untuk memperjelas garis frakturnya.

1.565.000

Adanya tanda tanda klinis fraktur

Amerika

dasar tengkorak menjadikan petunjuk

per

tahun.

diperkirakan
pasien

Tahun

sebanyak

cedera

otak

di

garis/

linear

untuk

atau

Serikat, terdiri dari 1.224.000 rawat

kecurigaan

jalan di UGD, 290.000 pasien dirawat

pemerikssaan lebih rinci. Tanda tanda

inap dan 51.000 pasien meninggal

tersebut

dunia.8

periorbital

antara

melakukan

lain

(racoon

eyes

ekimosis
sign),

Selain beberapa luka di bagian

ekimosis retroauriculer (battle sign),

wajah dan kepala, dijumpai pula

kebocoran CSS (rhinorrhea, otorrhea),

darah dari telinga korban. Sesuai

Pada

korban juga dijumpai

dengan teori yang menyatakan bahwa

adanya memar pada bagian toraks.

Cedera primer merupakan cedera

Trauma thoraks merupakan salah satu

pada kepala sebagai akibat langsung

penyebab utama kematian. Banyak

dari

dapat

penderia yang meninggal setelah

disebabkan oleh benturan langsung

sampai di rumah sakit. Hipoksia,

kepala dengan suatu benda keras

hiperkarbia

dan

asidosis

sering

maupun

disebabkan

oleh

trauma

toraks.

suatu

ruda

oleh

paksa,

proses

akselerasi-

deselerasi gerakan kepala. Ketika otak

Hipoksia jaringan merupakan akibat

menumbuk bagian dalam tengkorak

dari tidak adekuatnya pengangkutan

maka mungkin terjadi perdarahan

oksigen ke jaringan oleh karena

jaringan

hipovolemia

beupa

contusio

cerebri,

(kekurangan

darah),
12

pulmonary

ventilation/

perfution

awalnya

mismatch

kontusio,

dalam

hematoma,

kolaps

contoh

alveolus)

dan

darah
sistem

masih

terkumpul

pembuluh

darah,

kemudian zat warna darah yang

perubahan dalam tekanan intratoraks

timbul

(contoh

menembus dinding pembuluh darah

tension

pneumothorax,

pneumothoraks terbuka ). Hiperkarbia

karena

hemolisis

dapat

dan jaringan.5

lebih sering disebabkan oleh tidak

Pada periode darah masih dalam

adekuatnya ventilasi akibat perubahan

sistem pembuluh darah, penekanan

tekanan intratoraks atau penurunan

didaerah

lebam

tingkat kesadaran. Asidosis metabolik

warnanya

akan

disebabkan

semula, tetapi pada periode dimana

oleh

hipoperfusi

dari

jaringan (syok).
mulai

membuat

kembali

seperti

zat warna darah telah masuk ke

Segera setelah kematian, suhu


tubuh

mayat

turun

jaringan, maka pada penekanan tidak

mengikuti

terjadi perubahan warna lagi atau

temperatur sekitarnya sesuai dengan

disebut lebam mayat menetap. Kedua

hukum fisika. Sympson (inggris)

periode

mengatakan bahwa dalam keadaan

waktu lebih kurang 6 jam. Oleh

biasa tubuh yang tertutup pakaian

karena itu, bila posisi mayat dirubah

mengalami

sebelum 6 jam, maka lebam mayat

penurunan

temperatur

2,5oF setiap jam pada enam jam


pertama dan 1,6-2oF pada 6 jam

tersebut

dipisahkan

oleh

akaan didapati pada posisi baru.5


Lebam

mayat

setelah

tubuh

sesudah kematian. Dengan demikian

sama

dengan

suhu

sekitarnya.
Pada korban ditemukan lebam

sampai

terlihat

berikutnya, maka dalam 12 jam suhu


akan

setengah

baru

jam

dari lebam mayat dapat diperoleh


manfaat

bagi

kepentingan

mayat pada leher, punggung atas dan

medikolegal

bawah serta perut yang dapat hilang

kematian,

dengan penekanan. Sesudah sirkulasi

mayat waktu mati, posisi mayat telah

berhenti, maka cairan tubuh terutama

dirubah

darah akan dipengaruhi oleh gaya

kematian.

gravitasi bumi. Darah akan bergerak


ke bagian tubuh yang terendah. Pada

yaitu
lama

sesudah

tanda

pasti

kematian,

posisi

mati,

sebab

Ditemukan kaku mayat dengan


kekuatan

sedang

pada

semua
13

ekstremitas dan kekuatan berat pada

dipertahankan

rahang bawah. Suhu tubuh teraba

metabolisme sel yang masih berjalan

dingin dan tidak didapatkan tanda-

berupa pemecahan glikogen secara

tanda

anaerob

pembusukan.Perubahan

lain

yang didapati pada mayat adalah

karena

dalam

adanya

otot

yang

menghasilkan energi.1

terjadinya kekakuan pada otot otot

Rigor mortis biasanya mulai

tubuh, ini disebut Kaku mayat (rigor

setelah 2-3 jam sesudah kematian dan

mortis).1

proses

terjadinya

rigor

mortis

Pada awal kematian seluruh

berlanjut sampai 8 -12 jam setelah

otot otot tubuh dalam keadaan lemas.

kematian. Kaku mayat ini akan

Ini disebut masa relaksasi primer,

berlangsung

beberapa

pelan pelan secara bertahap otot otot

kemudian

pelan-pelan

tubuh baik otot volunter maupun otot

menghilang kembali dalam 24-36

involunter

jam.1

akan

menjadi

kaku,

keadaan ini bertahan untuk beberapa

Jadi

dapat

dan
akan

diperkirakan

jam. Setelah periode ini kekakuan

penyebab

menghilang

memasuki

adalah multipel trauma. Multipel

sekunder.

trauma adalah istilah medis yang

Bersamaan dengan periode relaksasi

menggambarkan kondisi seseorang

sekunder. Bersamaan dengan periode

telah

relaksasi

akan

traumatis, seperti cedera kepala berat.

pembusukan.

Multipel trauma atau poli trauma

Salah satu teori yang menerangkan

adalah apabila terdapat 2 atau lebih

terjadi proses kaku mayat, pada

kecederaan secara fisikal pada regio

dasarnya ini berkaitan dengan adanya

atau organ tertentu, diman salah

filamen aktin dan myosin yang

satunya bisa menyebabkan kematian

mempunyai sifat untuk berkontraksi

dan

dan relaksasi dengan adanya suatu

kognitif, psikologis atau kelainan

konsentrasi

psikososial

periode

mengalami

kembali
relaksasi

sekunder
periode

(Adenosintriphosphat)

tubuh

ATP
dan

kalium

chlorida. Kelenturan dan relaksasi


primer sesudah kematian masih dapat

dari

jam

kematian

mengalami

memberikan
dan

korbaan

beberapa

dampak

luka

fisik,

disabilitas

fungsional.4
Aspek Medikolegal

14

Lingkup prosedur medikolegal


pada kasus ini yaitu: pengadaan
visum et repertum, kaitan visum et
repertum dengan rahasia kedokteran,
tentang penerbitan surat keterangan
kematian dan surat keterangan medis.
Permintaan

visum

et

repertum

menurut pasal 133 KUHP adalah:


wewenang penyidik, tertulis (resmi),
terhadap korban bukan tersangka, ada
dugaan akibat peristiwa pidana, bila
mayat;

jenis

diminta,

pemeriksaan

identitas

pada

yang
label,

ditunjukkan kepada: ahli kedokteran


forensik dan dokter di rumah sakit.1
Kesimpulan
Jadi
penyebab

dapat
dari

diperkirakan

kematian

korban

trauma adalah istilah medis yang


menggambarkan kondisi seseorang
mengalami

beberapa

luka

traumatis, seperti cedera kepala berat.


Multipel trauma atau poli trauma
adalah apabila terdapat 2 atau lebih
kecederaan secara fisikal pada regio
atau organ tertentu, diman salah
satunya bisa menyebabkan kematian
dan

1. Amir

A.

Ilmu

Kedokteran

Forensik. Edisi II. Medan: FK USU.


2009.
2. Coats TJ, Davies G.Prehospital
care for road traffic casualities.
BrMed J.2002; 324:1135-1138.3.
3. World

Health

Organization.

Statistic of road traffic accident.


Geneva: UN Publication, 2000.
4. Survei Kesehatan Rumah Tangga.
Jakarta. Badan Litbang Kesehatan,
Depertemen Kesehatan RI; 1998.
5. American Academy of Family
Physicians Commission on Clinical

adalah multipel trauma. Multipel

telah

DAFTAR PUSTAKA

memberikan

dampak

fisik,

kognitif, psikologis atau kelainan


psikososial dan disabilitas fungsional.

Polices

and

Research.

The

Management of minor closed head


injury in children. Available at:
www.aafp.org
6. Idries,. Abdul Mun'im. 1997.
Kecelakaan Transportasi. Pedoman
Ilmu

Kedokteran

Forensik.

s.l. :

Binarupa Aksara, 1997


7. Isnu LR, Rika S, Amel Y,
Gambaran Luka Korban Kecelakaan
Lalu

Lintas

yang

Dilakukan

Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil


Padang,

Jurnal Kesehatan Andalas.

2015; 4(2)
8. Zella AA, Djemmy CT, James S.
Pola Luka Pada Kasus Kecelakaan
15

Lalu Lintas Di BLUD RSU Prof. Dr.

Impression;2004

R.D. Kandou Manado Periode 2010-

10. Paden, Margi, et.al, World Report

2011,

on

Jurnal

e-Biomedik

(eBM),

Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm.

Traffic

Injury

Prevention,

WHO,2004.

676-685)
9.Advanced Trauma Life Support. 7th
ed. United States of America: First

16

Anda mungkin juga menyukai