Anda di halaman 1dari 3

IN-VIVO ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF MISTLETOE

(VISCUM ALBUM) LEAVES EXTRACT GROWING ON


COCOA TREE IN AKURE NORT, NIGERIA

OLEH:
DEWA GEDE ANOM ANJASMARA (1208505049)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

In-vivo Antibacterial Activities of Mistletoe (Viscum album)


Leaves Extract Growing on Cocoa Tree in Akure Nort, Nigeria

Metode Penelitian:
1. Preparasi Sampel dan Ekstraksi
Dikumpulkan terlebih dahulu daun mistletoe yang diperoleh dari daerah
Olutu Camp, Akure, Ondo, Nigeria. Lalu sampel daun diserbuk dan dikeringkan
pada udara terbuka sampai berat simplisia konstan. Dilakukan ekstraksi 100 gram
serbuk simplisia dengan 1.000 ml etanol 60%, sambil terus diaduk. Hasil maserasi
kemudian disaring dengan kertas Whatman no. 1, dan hasil filtratnya dipekatkan
dengan vaccum rotatory evaporator. Setelah diperoleh ekstrak kental, kemudian
dbuat konsentrasi larutan uji dengan diencerkan menggunkan DMSO (dimetil
sulfoksida).
2. Mikroorganisme yang digunakan dalam bioassay
Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus, Bacillus cereus,
Streptococcus faecium, Streptococcus pyogenes, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris. Bakteri tersebut diperoleh dari
Medical Microbiology Unit di University College Hospital (UCH) Ibadan Nigeria
dan dibuat dalam bentuk stok kerja. Bakteri ini digunakan berdasarkan
implikasinya di peritonitis dan abses, endokarditis, gastroenteritis, dan infeksi
saluran kemih yang khas penduduk Akure Utara.
3. Penggunaan dosis inefektivitas
Empat puluh delapan tikus albino digunakan dalam penelitian ini. Patogen
(bakteri) yang digunakan diambil dari media nuteint broth yang telah diinkubasi 1
malam. Lalu dicuci medium tersebut tiga kali selama 5 menit, dengan cara
disentrifugasi

pada

3000

rpm,

lalu

supernatannya hati-hati dihilangkan dan sisa berupa sel dipindahkan ke dalam air
suling steril dengan volume 10 ml. Media kultur sel pada serial dilusi dibuat
dalam tabung-tes yang berisi 9 ml air suling steril dan 1 ml dosis yang digunakan

pada hewan percobaan dengan metode pour-plate untuk menentukan jumlah


koloni yang terbentuk (CFU) dari bakteri yang digunakan tiap ml. Pengenceran
dapat mengatur infeksi pada 50% dari hewan setelah dua hari diambil sebagai
dosis infektivitas.

4. Studi In-vivo
Digunakan dua puluh empat tikus albino dalam penelitian ini. Mereka
dikelompokkan menjadi enam kelompok (4 per kelompok). Dimana Grup A dan B
berfungsi sebagai kontrol kelompok sementara kelompok C, D, E dan F adalah
kelompok yang terinfeksi. Pengujian aktivitas antimikroba secara in vivo dinilai
secara orogastric dilakukan pada hewan percobaan (albino tikus) dengan diinfeksi
berulang dan infeksi patogen tunggal. Setelah ada tanda-tanda infeksi, hewanhewan itu diperlakukan setiap hari dengan diberi 1 ml ekstrak dari tanaman
sampel selama 7 hari. Setelah itu, bioassay hematologis dilakukan pada sampel
darah dari kedua kontrol dan kelompok eksperimen.
5. Penentuan toksisitas ekstrak Viscum album pada tikus albino
Digunakan 7 kelompok uji dengan enam tikus setiap kelompok yang
digunakan untuk menentukan tingkat toksisitas ekstrak terhadap kelompok tikus
albino. Kelompok 1 diberi makan dengan 1000mg ekstrak Viscum album,
kelompok 2 dengan 2000 mg ekstrak, kelompok 3 dengan 3000 mg ekstrak,
kelompok 4 dengan 4000 mg ekstrak, kelompok 5 dengan 5000mg / kg / berat
badan, kelompok 6 sebagai kontrol yaitu dipertahankan hanya pada diet basal dan
air steril untuk periode 14 hari pengobatan dan kelompok tujuh sebagai kontrol
positif dengan diberi parasetamol 2g / kg berat badan. Kelompok perlakuan diberi
makan melalui orogastric dengan ekstrak Viscum album di samping diet basal tapi
tidak ada air. Tikus-tikus itu kemudian dibedah pada hari kelima belas dengan
servikal dislokasi. Sampel darah dikumpulkan dalam botol EDTA untuk menilai
parameter hematologi dan organ dikumpulkan untuk menilai parameter
histopatologi dan beberapa indeks biokimia serum dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai