NIM: 1208505049
IC50 dihitung untuk setiap senyawa kumarin serta asam askorbat sebagai standar dimana dari
hasil uji terlihat bila efek scavenging meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi
senyawa uji. Nilai IC50 untuk senyawa kumarin I adalah 799,83 pM, II adalah III adalah
712,85 pM, yang masing-masingnya relatif lebih rendah dari IC 50 asam askorbat yaitu 829,85
pM. Mekanisme scavenging radikal bebas dari senyawa kumarin tergantung konsentrasi,
karena ketika konsentrasi senyawa meningkat, aktivitas antioksidan meningkat dan nilai IC 50
menjadi lebih rendah yang mencerminkan pelindung yang baik. Dari hasil, didapatkan bahwa
senyawa kumarin I, II dan III yang mampu mengurangi stabil DPPH radikal bebas dengan
berwarna kuning diphenylpicrylhydrazine menunjukkan aktivitas radikal bebas lebih baik
dari standar asam askorbat antioksidan. Studi hubungan aktivitas struktur menunjukkan
bahwa aktivitas antioksidan derivatif kumarin ini dapat dikaitkan dengan donor elektron dari
kumarin seperti -OH, -CH3 dan -Cl pada struktur kumarin, mengurangi DPPH radikal bebas
dan mencegah kerusakan sel. Donor hidrogen yang kuat adalah aktivitas antioksidan (Rajesh
dan Natvar, 2011).
Aktivitas Antifungi Kumarin
Aktivitas antifungi dari kumarin ditentukan berdasarkan nilai MIC (konsentrasi
hambat minimum). 6-Hydroxycoumarin menunjukan hasil MIC adalah 500 g/mL pada
jamur Aspergillus fumigatus. Selain itu, monosubstitusi kumarin yaitu 6-nito-kumarin
menunjukan aktivitas antifungi yang paling baik yaitu pada konsentrasi MIC 125 g/mL,
namun hanya pada spesies F. solani. Kumarin balsamiferone juga memiliki gugus hidroksi
bebas pada posisi C-7, tetapi tidak menunjukkan aktivitas antijamur yang baik. Hal ini
dimungkinkan bahwa dua rantai prenyl di C-3 / C-6 mengurangi aktivitas antijamur seperti
kehadiran OMe di C7 dan , - epoksidasi dari kelompok prenyl C-8 dan rantai prenyl di C-7
dari kumarin 7-O-geranyl-esculetin. Oleh karena itu, dalam kumarin terprenilasi, pola
substitusi dan karakteristik kelompok mengganti yang penting untuk aktivitas antijamur
mereka. Senyawa turunan kumarin yaitu Furanocoumarins tidak efektif terhadap A.
fumigatus dan F. solani. Hanya kumarin yang bergaptene menunjukkan nilai MIC dari 250
mg / ml (1,24 mm) terhadap C. albicans. Pada kelompok dari pyranocoumarins ada hasil
yang relevan yang diamati, menunjukkan bahwa cincin pyrano tidak diperlukan untuk
aktivitas antijamur. Aktivitas antijamur dari pyranocoumarins, meskipun lemah, lebih intens
terhadap C. albicans (MIC = 500 mg / ml) dibandingkan terhadap berserabut jamur (MIC =
1000 mg / ml) (Montagner et al., 2007).