Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL

KELOMPOK 2
1. AGUS ADI PURNAMA PUTRA 18-09
2. NI KOMANG SUMARNI 18-10
3. NI PUTU LINA KURNIASARI 18-11
4. NI KADEK AYU ARIK SETYAWATI 18-12
5. HANA YUNIESTICA SINAGA 18-13
6. NI PUTU RUTIN SECIOLINI AGRISTY 18-14
7. KADEK DIAN WIDYAPURWANTI 18-15
8. I GUSTI AYU SINTIA DEWI 18-16
JURNAL ACUAN
PENDAHULUAN
Kulit manggis memiliki beberapa senyawa aktif
yaitu kelompok dari xanton dengan turunannya
alpha-mangostin, beta-mangostin, gamma-
mangostin, garcinone, mangostanil dan gartinin.
Seyawa xanton pada kulit manggis memiliki efek
antiinflamasi dengan menghambat nitric oxide
(NO), produksi prostaglandin E2 (PGE2) dan dapat
menekan ekspresi COX-2
Inflamasi atau peradangan merupakan proses
perlindungan sel darah putih bersama senyawa
kimia lain dalam melindungi tubuh dari infeksi
benda asing, seperti bakteri dan virus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa xanthone dalam
kulit manggis memiliki
Rumus sifat antiinflamasi pada
tikus percobaan
an Bagaimana efek antiinflamasi dari
Masala kulit buah manggis terhadap hewan
uji?
h
Tujuan
Mampu mengetahui ada atau tidaknya efek antiinflamasi
dari kulit buah manggis terhadap hewan uji.

Manfaat
Mahasiswa mampu mengetahui aktivitas antiinflamasi dari tumbuhan,
yaitu kulit buah manggis terhadap hewan uji, sehingga diharapkan
sebagai seorang farmasis nantinya dapat memanfaatkan kekayaan
alam untuk mengobati pasien
METODE PENELITIAN
Narrative review dilakukan dengan metode studi pustaka dengan jenis
penelitian kualitatif deskritif dengan mengumpulkan jurnal dan artikel
menggunakan media internet dari situs seperti NCBI, Pubmed dan Google
Scholar. Studi pustaka adalah metode penulisan artikel ilmiah dengan
mengumpulkan artikel-artikel ilmiah primer maupun sekunder. Pencarian
literatur dilakukan dengan beberapa kata kunci seperti “ Efek antiinflamasi kulit
buah manggis” serta “Metode pengujian efek antiinflamasi kulit manggis”.
Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kulit buah manggis
memiliki khasiat sebagai antiinflamasi.
HASIL
Bahan Indikator Aktivitas Antiinflamasi Pustaka
Ekstrak kulit Jumlah Perbedaan rata-rata kelompok ekstrak Zayyan
manggis limfosit kulit manggis dibandingkan dengan dkk., 2016s
Kontrol kelompok tanpa obat adalah -4,83 dan
positif : kalium hidroksida adalah sebesar -1,75.
kalium Perbedaan kelompok ekstrak kulit
hidroksida manggis dan kelompok KOH memiliki
tingkat signifikansi p=0,000 (p<0,05)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terjadi penurunan jumlah sel limfosit
Ekstrak Jumlah Nilai difference antara kelompok ekstrak kulit Dwintanandi
kulit makrof manggis dengan kelompok tanpa obat adalah dkk., 2016
manggis ag sebesar -4,1667, sedangkan nilai difference
Kontrol
positif : antara kelompok kalsium hidroksida dengan
Kalium kelompok tanpa obat sebesar -2,3333, dan nilai
hidroksid difference antara kelompok ekstrak kulit
a manggis (Garcinia mangostana Linn.) dengan
kelompok kalsium hidroksida sebesar -1,8333.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.)
memiliki jumlah makrofag yang lebih sedikit
Ekstrak kulit Diameter Diameter antiinflamasi pada kelompok Putri
manggis 12,5% inflamasi perlakuan mengalami penurunan selama et al.,
dan 25% 6 jam. 2016
Ekstrak etanol Pengukuran Penurunan edema telapak kaki tikus putih Umbo
kulit manggis tebal telapak setelah diberi ekstrak etanolik kulit h dkk.,
150 mg/kg BB kaki tikus manggis 2017
putih
Ekstrak kulit Daya hambat Dalam bentuk nanogel, ekstrak kulit Astuti
manggis yang inflamasi manggis memberikan aktivitas et al.,
dibuat menjadi antiinflamasi yang lebih baik 2019
PEMBAHASA
Inflamasi merupakan respon pertahananNtubuh terhadap
invasi benda asing, kerusakan jaringan atau keduanya.
Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma
mekanis, zat-zat kimia dan pengaruh fisika.
Anti-inflamasi merupakan obat-obatan yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi peradangan. Obat-obat anti-inflamasi terbagi atas golongan
steroid dan non-steroid. Menurut Fajriani (2008), mekanisme kerja obat
antiinflamasi golongan steroid dan non-steroid terutama bekerja
menghambat
Kulit manggispelepasan prostaglandin
mengandung ke jaringan
beberapa senyawa yang
aktif mengalami
yang berperan cedera.
sebagai
antiinflamasi atau anti radang seperti senyawa xanthone dan flavonoid
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Umboh dkk (2017), efek antiinflamasi
ditandai dengan penurunan edema telapak kaki tikus putih setelah diinjeksikan
formalin secara subplantar akibat pemberian ekstrak metanol kulit buah manggis
secara oral. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tiga kelompok kontrol yaitu
kelompok ekstrak etanol kulit buah manggis 150 mg/kg BB, kontrol posistif
Cataflam 6,3 mg/kg BB, dan kontrol negatif aquades libitium. Persen
penghambatan yang dimiliki ekstrak etanol kulit buah manggis menunjukkan
Penelitian serupa
bahwa ekstrak jugakulit
etanol dilakukan oleh Putri
buah manggis dosiset150
al mg/kg
(2017).BB
Pengujian
memiiki dilakukan
efek anti-
dengan menggunakan tiga kelompok kontrol yaitu kelompok mencit yang diberikan
inflamasi.
perlakuan ekstrak kulit manggis 12,5% dan 25%, kelompok kontrol negatif yang
diberi aquades, dan kelompok kontrol positif yang diberi klorheksidin 0,2%.
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa ekstrak kulit manggis pada
Berdasarkan penelitian Zayyan dkk (2016), menggunakan tiga perlakuan yaitu
kelompok tanpa obat (kontrol negatif), kelompok ekstrak kulit manggis (Garcinia
mangostana L.) (perlakuan) dan kelompok kalsium hidroksida (kontrol positif).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap jumlah sel limfosit pada inflamasi
pulpa gigi tikus wistar dibandingkan kalsium hidroksida yaitu terjadi penurunan
jumlah sel limfosit pada kelompok ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.)
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti et al (2019) terkait dengan aktivitas
dibandingkan dengan kelompok kalsium hidroksida.
antiinflamasi buah manggis dilakukan dalam nanoemulgel dan bentuk dosis gel.
Dalam penelitian tersebut dilakukan tes antiradang untuk mengetahui apakah
senyawa kulit manggis memiliki efek antiinflamasi. Fraksi ekstrak kulit buah
manggis yang telah dibuat menjadi gel kemudian dibuat menjadi nanoemulgel, pada
gel mengandung konsentrasi 0,1%, 0,5% dan 1% dan nanoemulgels mengandung
Pengujian pengaruh kulit manggis (Garcinia mangostana L.) pada inflamasi
pulpa juga dilakukan oleh Dwintanandi dkk (2016), namun pada pengujian ini
dilakukan untuk melihat pengaruh jumlah makrofag pada inflamasi pulpa yang
diberikan ekstrak kulit manggis sebagai antiinflamasi. Pengujian dilakuakan
dengan tiga kelompok makrofag yaitu kelompok kontrol positif (kalsium
hidroksida), kontrol negatif (tanpa obat) dan kontrol perlakuan (ekstrak kulit
manggis). Berdasarkan penelitian yang tersebut, diketahui bahwa ekstrak kulit
manggis lebih efektif membantu penurunan jumlah makrofag dalam
mempercepat proses inflamasi pulpa gigi tikus (Rattus norvegicus) Wistar
apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yaitu kalsium hidroksida
maupun kelompok kontrol negatif yaitu kelompok tanpa obat. Hal ini
• Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, besarnya potensi kulit buah
manggis (Garcinia mangostana Linn.) sebagai antiinflamasi dipengaruhi oleh
adanya kandungan senyawa bioaktif seperti saponin, tanin, flavonoid, steroid,
kuinon, unsur natrium, kalium, magnesium, kalsium, besi, zink, tembaga,
beberapa senyawa aktif yaitu xanthone dengan turunannya alpha-mangostin,
betamangostin, gamma-mangostin, garcinone, mangostanol, dan gartinin yang
berfungsi sebagai antilipid, antiinflamasi dan antioksidan.
• Senyawa alpha-mangostin dan gamma-mangostin secara signifikan
mempunyai potensi sebagai antiinflamasi dengan menurunkan produksi PGE2.
• Gamma-mangostin menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2
dalam mikrosomal, hal ini menyebabkan penghambatan pada jalur
KESIMPULAN

Kulit manggis memiliki manfaat sebagai antiinflamasi.


Mengandung senyawa xanthone, flavonoid, saponin,
tanin, steroid, kuinon, unsur natrium, kalium, magnesium,
kalsium, besi, zink, dan tembaga
• Xanthone bekerja menghambat enzim siklooksigenase dan enzim
lipooksigenase.
● Flavonoid bekerja menghambat pelepasan asam arakidonat yang
ditandai dengan penurunan sensasi nyeri, demam, reaksi-reaksi
peradangan serta penurunan jumlah sel-sel radang.
Daftar pustaka
Astuti, K.W., Ayu, D. W., Sanna, Y., Puja, L., dan Surya, A.P. 2019. Anti-
Inflammatory Activity of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) Rind Extract
Nanoemulgel and Gel Dosage Forms. Biomedical and Pharmacology Journal.
12(4): 1767-1774.
Dwintanandi, C., M. Yanuar, I.N., dan Suka, D.R. 2016. Pengaruh Ekstrak Kulit
Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Jumlah Makrofag Pada Inflamasi
Pulpa. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. 1(2): 151-157.
Putri, K., Lusiana, D., dan Henry, M. 2017. Anti-Inflammatory Properties of
Mangosteen Peel Extract on The Mice Gingival Inflammation Healing Process.
Padjajaran Journal of Densistry. 29(3): 190-195.
Umboh, A.V., Revolson, A.M., dan Christny, F.E.R. 2017. Potensi Anti-Inflamasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai