1
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako, Palu
2
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako, Palu
3
Laboratorium Penelitian Terpadu, Jurusan Farmasi FMIPA universitas Tadulako, Palu
ABSTRAK
Jamur endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tumbuhan yang mampu
menghasilkan senyawa metabolit sekunder dan berpotensi sebagai antibakteri, antioksidan,
antifungi, antikanker dan antivirus. Tujuan penelitian ini mengetahui aktivitas antioksidan
ekstrak etil asetat jamur endofit dari isolat CGA-1, CGB-1, CGC-1 dan CGD-1 Cleome
gynandra L. dengan dilakukannya peremajaan jamur dan fermentasi menggunakan rotary
shaker pada kecepatan 130 rpm dalam suhu kamar selama 9 hari, disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk memproduksi metabolit sekunder. Fermentasi yang
diperoleh diesktraksi dengan etil asetat untuk memperoleh ekstrak yang digunakan dalam
pengujian aktivitas antioksidan. Ekstraksi metabolit sekunder menggunakan metode ekstraksi
cair-cair dengan pelarut etil asetat. Pengujian antioksidan menggunakan metode Hydroxyl
Radical Scavenging Assay dengan menggunakan alat Elisa plate reader dan menentukan nilai
IC50. Hasil IC50 isolat akar CGA-1 138,02 µg/mL, isolat batang CGB-1 117,15 µg/mL, isolat
bunga CGC-1 140,92 µg/mL dan isolat daun CGD-1 69,91 µg/mL. Aktivitas antioksidan isolat
jamur endofit maman termasuk kategori sedang sampai kuat. Sedangkan pada larutan
pembanding vitamin C yaitu 2,98 µg/mL.
Kata kunci : Jamur endofit, Cleome gynandra, antioksidan, Hydroxyl Radical Scavenging
Assay
ABSTRACT
Endophytic fungi are microbes that live in plant tissues that are able to produce secondary
metabolites and have potential as antibacterial, antioxidant, antifungal, anticancer and antiviral
compounds. The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of ethyl acetate
extract of endophytic fungi from isolates of CGA-1, CGB-1, CGC-1 and CGD-1 of Cleome
gynandra L. by using the fungal replanting method and fermentation using a rotary shaker at a
speed of 130 rpm in room temperature for 9 days, centrifuged at 3000 rpm for 20 minutes to
produce secondary metabolites. Fermentation was extracted with ethyl acetate to obtain the
extract used in the antioxidant activity test. Extraction of secondary metabolites using a liquid-
liquid extraction method with ethyl acetate as solvent. Antioxidant testing using the Hydroxyl
Radical Scavenging Assay method using an Elisa plate reader and determining the IC50 value.
IC50 results of root isolate CGA-1 138.02 µg/mL, stem isolate CGB-1 117.15 µg/mL, flower
isolate CGC-1 140.92 µg/mL and leaf isolate CGD-1 69.91 µg/mL. The antioxidant activity of
maman endophytic fungi was categorized as moderate to strong. Meanwhile, the comparison
solution for vitamin C was 2.98 µg/mL.
Key words : Endophytic fungi, Cleome gynandra, antioxidant, Hydroxyl Radical Scavenging
Assay.
PENDAHULUAN (Agustinus dan Ritha, 2018). Cleome gynandra
L. memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi,
Mikroba endofit merupakan mikroorganisme
antioksidan, dan antikanker, khususnya pada
yang terdapat pada jaringan tanaman tanpa
pengujian antioksidan Cleome gynandra L.
membahayakan inangnya (Sogandi, 2020).
menunjukkan aktivitas antioksidan terbaik
Mikroba endofit berasal dari golongan jamur
menggunakan metode DPPH dan ORAC.
dan bakteri yang dapat menghasilkan senyawa
Secara khusus, ORAC memberikan sistem uji
bioaktif seperti senyawa antibakteri,
antioksidan yang kuat, yang mengukur
antioksidan, antikanker, antivirus, dan antifungi
kapasitas antioksidan pemutus rantai hidrofilik
(Toghueo, 2020). Kemampuan jamur endofit
dan lipofilik (Moyo et al., 2018).
untuk memproduksi senyawa bioaktif
sekunder dari jamur endofit yang diisolasi dari terhadap Escherichia coli, sedangkan isolat
bunga CGC-3 dan daun CGD-3 yang memiliki
tanaman inang (Rahmawati et al., 2018).
daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan
Pengambilan senyawa bioaktif secara langsung
dari tanaman membutuhkan biomassa yang bakteri Staphylococcus aureus (Safitri, 2020).
Jamur endofit dari isolat akar (CGA-1, CGA-2,
banyak, sehingga tidak efisien. Salah satu cara
CGA-3) dan isolat batang (CGB-1, CGB-2,
efisien untuk memperoleh senyawa bioaktif
CGB-3) mampu menghasilkan metabolit
yang terdapat dalam tanaman yaitu dengan
sekunder yang terindikasi memiliki aktivitas
memanfaatkan mikroba endofit (Kursia et al.,
antioksidan (Trisnawati, 2020). Penelitian
2018).
jamur endofit Cleome gynandra L. menunjukan
Cleome gynandra L. berasal dari family aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 yaitu
Cleomeceae, termasuk tanaman serbaguna dan pada isolat akar CGA-1 124,51 μg/mL, isolat
tersebar luas di seluruh daerah tropis dan batang CGB-1 93,49 μg/mL , isolat bunga
subtropis (Adhikari dan Paul, 2018). Cleome CGC-1 103,67 μg/mL dan isolat daun CGD-1
gynandra L. salah satu tumbuhan yang 96,46 μg/mL dengan menggunakan metode
dimanfaatkan masyarakat Sulawesi Tengah DPPH (Paembonan, 2021).
khususnya daerah Palu, Donggala, dan Sigi
memanfaatkannya sebagai bahan pangan Radikal bebas merupakan atom atau gugus
(sayuran). Tanaman ini secara empiris atom apa saja yang memiliki satu atau lebih
𝐴 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Pembuatan Larutan Sampel % inhibisi = 𝐴 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
X 100%
Sampel ditimbang sebanyak 10 mg dilarutkan
dengan etanol p.a 10 mL, larutan tersebut Keterangan: A control : Absorbansi kontrol
diencerkan 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 mL sehingga negatif larutan Hydroxyl
diperoleh konsentasi 50, 100, 150, 200, 250 Radical
µg/mL. A Sampel : Absorbansi sampel
dan Hydroxyl Radical
jamur endofit maman (Cleome gynandra L.) dan
Setelah didapatkan persentase inhibisi dari didapatkan 3 isolat pada bunga (CGC-1, CGC-2,
masing-masing konsentrasi, dilanjutkan CGC-3), dan 3 isolat pada daun (CGD-1, CGD-
dengan penghitungan regresi linier 2, CGD-3) (Safitri, 2020). Pengujian antioksidan
menggunakan persamaan y = a + bx, dimana selanjutnya telah dilakukan dengan
x adalah konsentrasi (µg/mL) dan y adalah menggunakan isolat CGA-1, CGB-1, CGC-1
persentase inhibisi (%). Aktivitas antioksidan dan CGD-1 metode DPPH (Paembonan, 2021).
dinyatakan dengan Inhibition Concentration
50% yaitu konsentrasi sampel yang dapat
meredam radikal bebas sebanyak 50%.
(a) (b)
Cleome gynandra L. memiliki aktivitas
antibakteri, antiinflamasi, antioksidan, dan
antikanker (Moyo et al., 2018). Skrining
fitokimia Cleome gynandra L. menunjukkan
adanya alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid dan
steroid (Safitri, 2020). Pada penelitian ini (c) (d)
digunakan sampel tanaman Cleome gynandra L.
Gambar 4.1 Jamur Endofit dari Cleome gynandra L
pada bagian akar CGA-1, batang CGB-1, bunga Keterangan : (a) Akar CGA1; (b) Batang CGB1;
CGC-1 dan daun CGD-1. Penelitian ini (c) Bunga CGC1; (d) Daun CGD1
Parameter yang digunakan untuk mengetahui (Bahriul et al., 2014). Sampel dinyatakan sebagai
besarnya aktivitas penangkap radikal bebas antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 50-100
adalah nilai IC50. IC50 adalah nilai yang ppm dinyatakan kuat, jika nilai IC50 100-150 ppm
menunjukkan konsentrasi ekstrak (µg/mL) yang dinyatakaan sedang, dan nilai IC50 150-200 ppm
artinya mampu menghambat proses oksidasi dinyatakan lemah (Manurung, 2021).
sebesar 50% (Yasni, 2013). Nilai IC50 dapat
dihitung dengan cara menghitung nilai Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat
konsentrasi terlebih dahulu, baik konsentrasi jamur endofit Cleome gynandra L menunjukan
ekstrak etil asetat jamur endofit maman, maupun bahwa isolat jamur endofit CGD-1 memiliki
vitamin C. Setelah itu menghitung nilai inhibisi aktivitas antioksidan tertinggi (69,91 ppm)
dengan rumus yang ada berdasarkan persen dibandingkan isolat lainnya, namun aktivitasnya
penghambatan radikal dari masing-masing masih lebih lemah dari vitamin C (2,98 ppm)
sampel yaitu ekstrak jamur endofit maman dapat dilihat pada (tabel 4). Aktivitas antioksidan
dengan vitamin C (Karim et al., 2015). Nilai IC50 ekstrak etil asetat jamur endofit Cleome gynandra
yang di dapatkan jika semakin kecil nilainya L. berkaitan dengan kandungan metabolit
maka senyawa uji tersebut mempunyai sekundernya yaitu flavonoid (Safitri, 2020).
keefektifan sebagai penangkap radikal lebih baik Mekanisme kerja flavonoid sebagai antioksidan
dapat berlangsung melalui dua mekanisme yaitu and Clinical Research, 11(1), 21.
secara langsung dan tidak langsung. Secara https://doi.org/10.22159/ajpcr.2018.v11i1.22
langsung yaitu dengan mendonorkan ion 037.
hidrogen sehingga dapat menetralisir efek toksik
dari radikal. Sedangkan secara tidak langsung Aliyah, L., Soemijati, A., & Mun’im, A. (2016).
yaitu dengan meningkatkan sensitifitas Aktivitas Sitotoksik Hasil Fermentasi Isolat
antioksidan endogen (Maulida et al., 2016). Kapang Endofit Dari. Sainstech Farma, 9
No.1 201, 1–9.
KESIMPULAN
Bahriul, P. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan
1. Ekstrak etil asetat jamur endofit Cleome Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyantbum)
gynandra L. memiliki aktivitas antioksidan dengan Menggunakan 1,1-Defenil-2-
tinggi pada daun, antioksidan sedang pada Pikrilhidrazil. Akad. Kim, 3(August), 143–
akar, batang dan bunga dengan menggunakan 149.
metode Hydroxyl Radical Scavenging Assay.
Darlina. A. (2016). Potensi Vitamin Sebagai
2. IC50 dari ekstrak etil asetat jamur endofit
radioprotektor. Bulletin Alara. 18(1). 7-15.
Cleome gynandra L. dari isolat CGA1 138,02
µg/mL, isolat CGB-1 117,15 µg/mL, isolat
Elviasari, J., Rusli, R., Ramadhan, A. M.,
CGC-1 140,92 µg/mL, isolat CGD-1 69,91
Penelitian, L., Tropis, F., & Farmasi, F.
µg/mL. Larutan pembanding vitamin C yaitu
(2015). Isolasi Jamur Endofit Daun Beluntas
2,98 µg/mL.
(Pluchea indica (L.) LESS). Jurnal Sains
Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dilakukan Erlindawati., Safrida, (2018). Potensi Antioksidan
penelitian lanjutan dengan menggunakan pelarut Sebagai Antidiabetes. Banda Aceh : Syiah
etil asetat dan pengujian berbeda selain Kuala University Press.
antioksidan.