ABSTRACT
23
Setyaningsih dkk
24
Ekstrasi Senyawa Antibakteri Dari Diatom
25
Setyaningsih dkk
meliputi sonikator, glass bead, dan aktivitas antibakteri dari ekstrak terhadap
tanpa pemecahan sel. Hasil terbaik bakteri uji. Metode yang digunakan
ditentukan berdasarkan rendemen adalah metode difusi agar mengacu pada
ekstrak anti-bakteri dan daya Bintang (1993), Naviner et al. (1999).
hambatnya terhadap bakteri uji. Metode Sebelumnya disiapkan medium Mueller
ekstraksi yang di-gunakan merupakan Hinton Agar (MHA) steril dan ekstrak
modifikasi dari Naviner et al. (1999). antibakteri. Sebanyak 20 µl suspensi
Biomas sel kering disiapkan untuk bakteri uji yang mem-punyai kerapatan
tiga perlakuan. Masing-masing biomas (optical density) > 0.5 dimasukkan ke
sel yang telah disiapkan ditambah dalam medium MHA steril, selanjutnya
dengan pelarut metanol, lalu dilakukan dituang ke dalam cawan petri dan
peme-cahan sel menggunakan dibiarkan sampai mem-beku. Paper disk
sonikator, glass bead dan tanpa steril yang telah ditetesi ekstrak (300 µg/
pemecahan sel. Selanjut-nya masing- disk) diletakkan pada medium MHA yang
masing biomasa yang telah dipecah telah disiapkan tersebut. Pada pengujian
selnya dimaserasi selama semalam. ini juga digunakan kloramfenikol sebagai
Proses maserasi dikombinasi dengan kontrol positif. Selanjutnya diinkubasi
stirring (pengadukan) mengguna-kan pada suhu 37 o C selama 24 jam.
magnetic stirrer. Setelah pr oses Parameter aktivitas antibakteri dilihat
maserasi selesai, sampel disaring hingga berdasarkan diameter zona hambat yang
diperoleh filtrat, kemudian filtrat dipekat- terbentuk di sekitar paper disk.
kan menggunakan rotavapor vakum. Penghitungan di-ameter adalah diameter
Hasil ekstraksi berupa ekstrak kasar in- zona hambat yang terbentuk dikurangi
traseluler. Selanjutnya masing-masing diameter paper disk. Suatu zat aktif
ekstrak yang diperoleh disebut sebagai dikatakan memiliki potensi yang tinggi
ekstrak-sonikator, ekstrak-glass bead sebagai antibakteri, jika pada konsentrasi
dan ekstrak-tanpa pemecahan sel. Per- rendah mempunyai daya hambat yang
hitungan nilai rendemen ekstrak adalah besar. Ketentuan kekuatan antibakteri
sebagai berikut: sebagai berikut: dae-rah hambatan 20 mm
A atau lebih berarti sangat kuat, daerah
Rendemen = × 100%
B hambatan 10-20 mm (kuat), daerah
hambatan 5-10 mm (sedang), daerah
Keterangan: A=Berat ekstrak intraseluler
hambatan 5 mm atau kurang (lemah)
(gram) B= Berat biomassa (gram)
(Rachdiati 2003).
Ekstrak yang diperoleh kemudian Ekstraksi dengan metode disrupting
diuji aktivitas antibakterinya terhadap yang menghasilkan aktivitas antibakteri
bakteri S. aureus. terbesar dipilih untuk tahap selanjutnya,
yaitu ekstraksi dengan berbagai pelarut.
Uji aktivitas antibakteri
Pengujian aktivitas senyawa
antibakteri dilakukan untuk mengetahui
26
Ekstrasi Senyawa Antibakteri Dari Diatom
8000
6000
4000
2000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Hari ke-
Gambar 1. Kurva pertumbuhan C. gracilis pada suhu 24 - 260C dengan penyinaran 24 jam.
Tabel 1. Pengaruh disrupting terhadap berat ekstrak dan uji aktivitasnya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
27
Setyaningsih dkk
Tabel 3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar C. gracilis dari berbagai pelarut
28
Ekstrasi Senyawa Antibakteri Dari Diatom
29
Setyaningsih dkk
30
Ekstrasi Senyawa Antibakteri Dari Diatom
31
Setyaningsih dkk
Elsawati, E. 1994. Ekstraksi zat Naviner, M., JP. Berge, P. Durand & H.
antibakteri dari beberapa spesies Le Bris. 1999. Antibacterial activity
Sargassum spp dan pengaruhnya of the marine diatom Skeletonema
terhadap pertumbuhan bakteri. costatum aga inst aquacultural
[Skripsi]. Program Studi Teknologi pathogen. Aquaculture 174:15-24
Hasil Perikanan. Fakultas Perikan- Nontji, A. 2006. Tiada Kehidupan di
an dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Bumi Tanpa Keberadaan Plank-
Fardiaz, S. 1983. Keamanan Pangan. ton. Puslitbang Oseanologi LIPI.
Pusat Antar Universitas Pangan dan Jakarta.
Gizi. Institut Pertanian Bogor. 308. Pelczar, MJ. & ECS. Chan 2005.
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar-dasar Mikrobiologi. Ed
Dasar dalam Praktek Teknik dan ke-1. Penterjemah Hadioetomo RS,
Prosedur Dasar Laboratorium. Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL.
IPB. Bogor. UI Press. Jakarta.
Heat, HB. & G. Reinnecius. 1987. Pribadi, TDK. 1998. Ekstraksi senyawa
Flavour Chemistry and Tech- antibakteri dari mikroalga laut jenis
nology. Von Nostrand Reinhold Chaetoceros gracilis dan uji akti-
Co. New York. vitasnya terhadap beberapa bakteri.
Indhira, AT. 2004. Prospek bioteknologi [Skripsi]. Program Studi Teknologi
sumberdaya akuatik dalam industri Hasil Perikanan. Fakultas Peri-
farmasi. J. Perikanan 1(1): 27-30. kanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Ketaren, S. 2005. Pengantar Tekno- Bogor.
logi Minyak dan Lemak pada Pa- Rachdiati, H. 2003. Menanam rumput
ngan. UI Press. Jakarta. laut, memanen antibiotik. http://
Kungvankij P. 1988. Guide to the pro- www. Kehati.or.id/news/view.php?
duction of live food organisms. q=166&categ=kliping%20Berita.
Food Agriculture Organization of [12 April 2007].
The United Nations. Rome. Down- Richmond, A. 1990. Large scale micro-
load 3/29/2006 algal culture and applications.
Lohner, K. & G. Austria. 2001. Deve- Progress in Phycological Rsearch.
lopment of Novel Antimicrobial 7. Bioprocess Ltd.
Agents: Emerging Strategies. Schlegel, HG. & K. Schmidt. 1994. Ed
Horizon Scientific Press. England. ke-6. Mikrobiologi Umum. Tedjo
Metting, B & JW Pyne. 1986. Biology- Baskoro (Penterjemah). Gajah
cally active compounds from Mada University Press. Yoyakarta.
microalgae. J. Enzyme Microb. Schunack W, K. Mayer & M. Haake.
Tech. 8: 386-394. 1990. Senyawa Obat. Buku Pela-
Munn, CB. 2004. Marine Microbio- jaran Kimia Farmasi. Ed ke-2.
logy. Ecology and Applications. Terjemahan. UGM Press. Yog-
BIOS Scientific Publishers. London yakarta.
& New York.
32
Ekstrasi Senyawa Antibakteri Dari Diatom
33