A. Tujuan
Tujuan praktikum Teknologi Fermentasi Acara I: Penentuan Jumlah Sel
Mikroba dengan Metode Perhitungan Haemocytometer adalah:
1. Menentukan perhitungan jumlah sel dengan menggunakan metode
haemocytometer.
2. Mengetahui kecepatan pertumbuhan spesifik () dan waktu penggandaan
(td) Streptococcus thermophillus pada masing-masing media fermentasi.
B. Tinjauan Pustaka
Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu jenis bakteri yang
mampu memproduksi metabolit sebagai antibakteri. Bakteri asam laktat dinilai
tidak berbahaya, sehingga baik digunakan sebagai bahan pengawet alami atau
probiotik melawan bakteri patogen. Kelompok bakteri asam laktat merupakan
bakteri yang memiliki peran utama dalam proses fermentasi. Bakteri ini akan
memulai proses pengasaman secara cepat pada bahan baku dengan
memproduksi asam laktat (Safitri dkk., 2016). Fermentasi timbul sebagai hasil
metabolisme tipe anaerobik. Proses fermentasi yang terjadi pada bakteri asam
laktat yaitu substrat karbohidrat (glukosa) dipecah menjadi fosfogliseraldehid
yang kemudian diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat ini kemudian
menghasilkan produk utama yakni asam laktat dan produk sampingannya
berupa alkohol, ester, dan asam-asam volatil lainnya (Buckle et al., 2010).
Menurut Noori et al. (2016), LAB adalah gram positif, asam toleran,
nonsporagenik, berbentuk basil atau coccus. LAB sukar tumbuh, sehingga
unsur seperti karbohidrat, asam amino, peptida, asam nukleat, dan vitamin
dibutuhkan untuk pertumbuhan optimalnya. Lactobacillus plantarum
merupakan salah satu jenis bakteri asam laktat
heterofermentatif dengan temperatur optimal lebih rendah
dari 37 . Lactobacillus plantarum berbentuk batang dan
bersihan permukaan hitung haemocytometer dan cover glass dengan alkohol dan dikeringkan deng
Peletakan haemocytometer di atas meja objek pada mikroskop dengan perbesaran 400 kali
omogenisasi sampel dengan vortex dan pengambilan sampel sebanyak 0,1 ml menggunakan mikro
ukan 0,1 ml sampel ke dalam tabung reaksi dan pengenceran sampel dengan menambahkan 0,9 m
Pengambilan 1 ml sampel
Gambar 1.1 Diagram Alir Penentuan Jumlah Sel dengan Metode Perhitungan
Haemocytometer
Nira + ZA
10
8
6
log jumlah sel 4
2
0
0 5 10 15 20 25 30
waktu
Gambar 1.4 Grafik Hubungan Log Jumlah Sel Terhadap Waktu pada Media Nira
dengan Penambahan ZA
Nira + Tauge
10
8
6
Log Jumlah Sel 4
2
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu
Gambar 1.5 Grafik Hubungan Log Jumlah Sel Terhadap Waktu pada Media Nira
dengan Penambahan Ekstrak Tauge
Air Kelapa + ZA
10
8
6
Log Jumlah Sel 4
2
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu
Gambar 1.6 Grafik Hubungan Log Jumlah Sel Terhadap Waktu pada Media Air
Kelapa dengan Penambahan ZA
Waktu
Gambar 1.7 Grafik Hubungan Log Jumlah Sel Terhadap Waktu pada Media Air
Kelapa dengan Penambahan Tauge
Gambar 1.4, Gambar 1.5, Gambar 1.6, dan Gambar 1.7
menunjukkan pola pertumbuhan Lactobacillus plantarum yang telah diamati.
Dari grafik tersebut diketahui bahwa pertumbuhan Lactobacillus plantarum
pada keempat media rata-rata mengalami fase log dari jam ke-0,5 hingga jam
ke-1,5 dan selanjutnya mengalami fase stasioner. Pada pengamatan keempat
media hingga jam ke-24, pertumbuhan Lactobacillus plantarum belum
mengalami fase kematian. Grafik yang didapat ini tidak sesuai teori dimana
seharusnya grafik pertumbuhan mikroba sama/hampir sama dengan yang
dikemukakan oleh Mahreni dan Sri (2011), dimana pertumbuhan mikroba
mengalami beberapa fase yaitu fase lag, fase percepatan pertumbuhan, fase
stationer dan fase kematian. Sedangkan pada praktikum ini fase lag dan fase
kematian tidak terbentuk. Penyimpangan ini kemungkinan besar dikarenakan
oleh ketidaktelitian pengamat/praktikan dalam menghitung mikroba
menggunakan haemocytometer, sehingga terjadi error berupa bakteri yang
tidak terhitung maupun kotoran lensa yang ikut terhitung.
Menurut Safitri dkk. (2016), nutrisi utama yang dibutuhkan oleh BAL
adalah sumber karbon dan nitrogen. Bakteri asam laktat menggunakan sumber
karbon sebagai sumber energi dan bahan pembentuk asam laktat, sedangkan
nitrogen digunakan sebagai bahan pembentuk biomassa sel. Sumber karbon
yang baik untuk pertumbuhan bakteri asam laktat adalah
glukosa. Glukosa sebagai monosakarida merupakan senyawa
yang langsung dapat digunakan secara penuh oleh bakteri.
Menurut Barlina (2004), air kelapa muda mengandung total gula 5,6%
dan karbohidrat sebesar 4%. Sedangkan nira tebu mengandung gula sebanyak
50%, baik dalam bentuk sukrosa 20-30% maupun gula pereduksi 10-30%
(Novirisandi, 2012). Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat sampel dengan media
nira tebu menghasilkan jumlah mikrobia yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan jumlah mikrobia yang difermentasi pada media air kelapa. Hal ini
dikarenakan jumlah BAL yang rendah pada media air kelapa disebabkan
karena sedikitnya sumber karbon yang terkandung dalam media, sehingga
sedikit pula kandungan gula yang difermentasikan oleh bakteri (Safitri dkk.,
2016). Didukung pula oleh El-Sheekh et al. (2014), yang menyatakan bahwa
kenaikan kadar karbohidrat berkorelasi dengan peningkatan pembelahan sel
yang lebih tinggi.
Nitrogen organik maupun anorganik dapat digunakan dalam proses
fermentasi. Sumber nitrogen anorganik adalah garam ammonium (NH4Cl,
(NH4)2SO4, NH4NO3) dan urea. Nitrogen organik dapat pula berupa senyawa
nitrogen yang kompleks seperti corn steep liquor, kacang kedelai, kacang
tanah, yeast ekstrak, olahan ikan, dan limbah pemotongan hewan. Nitrogen
organik menghasilkan pertumbuhan biomassa lebih cepat dibandingan nitrogen
anorganik. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan asam amino yang lebih
mudah untuk dihidrolisis dan dicerna oleh bakteri, sehingga akan memberikan
efektifitas yang lebih besar pada pertumbuhan jumlah sel mikrobia (Manfaati,
2010). Berdasarkan Tabel 1.1, sampel pada media nira dengan penambahan
ZA menghasilkan jumlah mikrobia yang lebih tinggi dibandingan dengan
penambahan ekstrak tauge. Namun sampel pada media air kelapa dengan
penambahan ekstrak tauge menghasilkan jumlah mikroba yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penambahan ZA.
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Laju Pertumbuhan Spesifik dan Doubling Time
Nira + Air Kelapa Air Kelapa +
Parameter Nira + ZA
Tauge + ZA Tauge
Laju Pertumbuhan
0,3356 0,6862 1,152 1,0194
Spesifik
Doubling Time (jam) 2,064958 1,00991 0,601563 0,679812
Sumber : Laporan Sementara
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Jumlah sel pada fase logaritmik mikroba sampel air kelapa dengan
penambahan ZA memberikan hasil terendah dibandingkan dengan sampel
nira dengan penambahan ekstrak tauge
2. Kecepatan pertumbuhan spesifik Lactobacillus plantarum pada media nira
tebu yang ditambahkan ZA adalah sebesar 0,3356; nira tebu dengan
penambahan ekstrak tauge 0,6862; air kelapa dengan penambahan ZA
1,152; dan air kelapa dengan penambahan ekstrak tauge sebesar 1,0194.
3. Doubling time Lactobacillus plantarum pada pada media nira
tebu yang ditambahkan ZA adalah sebesar 2,064958 jam; nira tebu dengan
penambahan ekstrak tauge sebesar 1,00991 jam; air kelapa dengan
penambahan ZA 0,601563 jam; dan air kelapa dengan penambahan ekstrak
tauge sebesar 0,679812 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qadiri, Hamzah M., Nivin I. Al Alami, Mengshi Lin, Murad Al-Holy, Anna G.
Cavinato, and Barbara A. Rasco. 2008. Studying of the Bacterial Growth
Phases Using Fourier Transform Infrared Spectroscopy and Multivariate
Analysis. Journal of Rapid Methods & Automation in Microbiology, Vol.
16 : 73-89.
Aneja, K.R. 2003. Experiments in Microbiology, Plant Pathology, and
Biotechnology. New Age International Publishers. New Delhi.
Barlina, Rindengan. 2004. Potensi Buah Kelapa Muda Untuk Kesehatan dan
Pengolahannya. Perspektif, Vol. 3, No. 2, hal : 46-60.
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, and M. Wootton. 2010. Ilmu Pangan.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Chenoweth, Peter J., and Steven P. Lorton. 2014. Animal Andrology: Theories and
Applications. CABI. London.
Djajakirana, G. 2003. Metode-Metode Penetapan Biomassa Mikroorganisme
Tanah Secara Langsung dan Tidak Langsung: Kelemahan dan
Keunggulannya. Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol. 5 (1) : 29-38.
El-Sheekh, Mostafa M., Mohamed Y. B., Mohamed E. O., and Mona M. Ismail.
2014. Influence of Molasses on Growth, Biochemical Composition and
Ethanol Production of the Green Algae Chlorella vulgaris and
Scenedesmus obliquus. Journal of Agricultural Engineering and
Biotechnology, Vo. 2(2), Pg. : 20-28.
Hamad, Alwani, dan Kristiono. 2013. Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen
terhadap Hasil Fermentasi Nata De Coco. Momentum, Vol. 9, No. 1, hal : 62-65.
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Hayat Edisi Ke-3. EGC. Jakarta.
Jaya, Riko S., Sentosa Ginting, dan Ridwansyah. 2016. Pengaruh Suhu Pemanasan dan
Lama Penyimpanan terhadap Perubahan Kualitas Nira Aren (Arenga
pinnata). Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian, Vol. 4, No. 1.
Mahreni, Sri Suhenry. 2011. Kinetika Pertumbuhan Sel Sacharomyces cerevisiae
dalam Media Tepung Kulit Pisang. Seminar Rekayasa Kimia dan Proses.
ISSN : 1411-4216.
Manfaati, Rintis. 2010. Kinetika dan Variabel Optimum Fermentasi Asam Laktat
dengan Media Campuran Tepung Tapioka dan Limbah Cair Tahu Oleh
Rhizopus oryzae. [Tesis] Program Studi Teknik kimia. Program Magister
Teknik Kimia. Universitas Diponegoro. Semarang.
Noori, Faranak, Maryam Tajabadi E., and Parvaneh Jafari. 2016. Growth
Optimization of Lactobacillus plantarum T5jq301796.1, an Iranian
Indigenous Probiotic in Lab Scale Fermenter. Applied Food
Biotechnology, Vol. 3 (3) : 188-193.
Novirisandi, Rochma. 2012. Kajian Viabilitas dan Pola Pertumbuhan
Lactobacillus plantarum pada Variasi Konsentrasi Molase dan Waktu
Inkubasi. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlngga
Pramono, Yoyok B., Eni Harmayani, dan Tyas Utami. 2003. Kinetika
Pertumbuhan Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus sp. pada Media
MRS Cair. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIV, No. 1.
Rukmi, Widya Dwi, Elok Zubaidah, dan Monika Maria. 2012. Pembuatan Starter
Kering Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat dan Saccharomyces
cereviceae untuk Proses Fermentasi Produk Sereal Instan. Jurnal
Teknologi Pertanian. Vol. 4 (1), hal : 56-69.
Safitri, Nurlaela, Titi Candra S., dan Anja Meryandini. 2016. Formula Media
Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Pediococcus pentosaceus
Menggunakan Substrat Whey Tahu. Jurnal Sumberdaya Hayati, Vol. 2,
No. 2, hal : 31-38.
Srivastava, Sheela, and P. S. Srivastava. 2003. Understanding Bacteria. Kluwer
Academic Publishers. The Netherlands.
Tortora, Gerard J. 2013. Microbiology: An Introduction. Pearson. San Francisco.
Wang, Liyun, Damin Fan, Wei Chen, and Eugene M. 2015. Bacterial Growth,
Detachment and Cell Size Control on Polyethylene Terephthalate
Surfaces. Scientific Reports, Vol. 2 : 15159.
Wijaya, Raden C., Evrita Lusiana U., dan Yudianingsih. 2015. Perancangan Alat
Penghitung Bakteri. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. X, No. 29.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Nira + ZA
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu
Gambar 1.8 Regresi Fase Logaritmik Mikroba pada Media Nira dengan
Penambahan ZA
Diketahui:
Persamaan regresi y= 0,3356x + 6,8994
Slope = 0,3356
0,693
Doubling Time (td) : max
0,693
: 0,3356
: 2,064958 jam
b. Pada media Nira yang ditambah Tauge
NIRA + TAUGE
0 6,096910013
0.5 6,607455023
1.5 8,625826713
2 8,374748346
4 8,644438589
Nira + TAUGE
10
8 f(x) = 0.69x + 5.61
6 R = 0.79
Log jumlah sel 4
Linear ()
2
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu
Gambar 1.9 Regresi Fase Logaritmik Mikroba pada Media Nira dengan
Penambahan Tauge
Diketahui:
Persamaan regresi y= 0,6862x + 5,6112
Slope = 0,6862
0,693
Doubling Time (td) : max
0,693
: 0,6862
: 1,00991 jam
c. Pada media Air Kelapa yang ditambah ZA
Air Kelapa + ZA
0 5,176091259
0.5 5,740362689
1 7,204119983
1.5 8,528273777
Air Kelapa + ZA
10
Gambar 1.10 Regresi Fase Logaritmik Mikroba pada Media Air Kelapa
dengan Penambahan ZA
Diketahui:
Persamaan regresi y= 1,152x + 3,7821
Slope = 1,152
0,693
Doubling Time (td) : max
0,693
: 1,152
: 0,601563 jam
d. Pada media Air Kelapa yang ditambah Tauge
Air Kelapa + Tauge
0 5,544068044
0.5 6,096910013
1 7,832508913
2 8,36361198
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Waktu
Gambar 1.11 Regresi Fase Logaritmik Mikroba pada Media Air Kelapa
dengan Penambahan ZA
Diketahui:
Persamaan regresi y= 1,0194x + 4,4107
Slope = 1,0194
0,693
: 1,0194
: 0,679812 jam
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar 1.12 Media Nira Tebu Gambar 1.13 Media Air Kelapa