Disusun oleh :
Nama Aldhi Ya Ganni
NIM 210105003
Kelompok 5
Dosen Pengampu:
Nelis Hernahadini, M.Si.
Luthfiani Hastiani Muharam, M.Si.
II. REAKSI
II.1. C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
III. PRINSIP
III.1. Pembelahan binner
Sel induk yang membesar dan menduplikasi gen (DNA). Sekat sel
membagi isian sel menjadi dua sehingga menjadi identic.
III.2. Metode Spread/TPC
Plate (cawan petri) Teknik yang dipakai dalam menumbuhkan
organisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur
bakteri di atas media padat
III.3. TLC
Memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.
V. PROSEDUR
V.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu botol kaca atau lampu
spritus, erlenmeyer 100 ml, erlenmeyer 250 ml, shaker incubator, labu,
pipet mikro, tabung mikro, cawan petri, ose, batang L,
spektrofotometer, bejana KLT, plat KLT. Bahan yang digunakan an
yaitu : isolate murni bakteri (stok agar miring), media MRS broth,
media MRS agar, NaCl fisiologis, pelarut KLT, standar glutamate.
V.2. Prosedur
V.2.1. Kurva Tumbuh
Kultur bakteri asam laktat pada kultur stok (agar miring
atau stok gliserol) diinokulasi ke dalam 15 mL media MRS
broth diinkubasi pada suhu 37oC, kemudian dishake pada 150
rpm, selama 24 jam. Setelah itu diinokulasi 0,5 mL kulur aktif
ke dalam 50 mL MRS broth kemudian diinkubasi pada suhu
37oC, 150 rpm, selama 48 jam, sampling 1 mL setiap 2 jam.
Ukur Optical Dencity masing-masing titik sampling
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 580
nm. Kemudian 5 titik sampel diambil pada interval jam ke 2
sampai 12 untuk TPC dan dilakukan pada 5 sampel. Dibuatlah
kurva baku Optical Density terhadap log jumlah sel. Dibuat
kurva pertumbuhan masing-masing isolat bakteri asam laktat
waktu terhadap logaritmik jumlah sel. Kurva baku dibuat pada
excel, y=……..R2=…….(minimal 0,9). Kurva tumbuh dibuat
dengan menggunakan persamaan garis yang diperoleh pada
kurva baku. Selanjutnya dilakukan analisis glutamate yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat pada waktu sampling
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Setelah itu
dibuat kurva produksi glutamate pada kurva pertumbuhan
yang diperoleh. Waktu optimum produksi glutamate oleh
kedua isolat ditentukan.
V.2.2. TPC
Suspense bakteri pada medium NA 100 μL dimasukan
secara aseptis menggunakan mikropipet. Batang L dimasukkan
ke dalam alcohol 95%, kemudian bakar menggunakan Bunsen
dan didinginkan batang L secara aseptis. Suspensi bakteri
disebarkan pada medium pada dengan menggunakan batang L
secara aseptis. Capet disegel dengan menggunakan plastk
wrap. Capet ditandai dengan marker. Kultur diinkubasi pada
suhu dan waktu yang sesuai dengan kondisi pertumbuhan
bakteri yang diisolasi. Dan Pertumbuhan koloni bakteri dapat
diamati.
V.2.3. TLC
Asam amino dilarutkan dalam NaOH 0,01 M, hka 0,01 M,
ekstrak fermentasi untuk kromatografi lapis tipis digunakan.
Ninhydrin ditambah ke pelarut dan dikeringkan dalam oven
sampai menghasilkan warna. Pelat dikeringkan untuk
menghasilkan warna dengan cara di oven pada suhu 90 oC
selama 5 menit. Dilakukan TLC tradisional secara bersamaan
di bawah kondisi yang sama kecuali pengeringan dan
perendaman dilakukan setelah dikembangkan di N Butanol.
Asam asetat-pelarut air (5:3:2. v/v/v).
Axis Title
3000000000 10^-5
10^-6
2000000000
10^-7
1000000000
0
0 5 10 15 20 25 30
Axis Title
1.5
tobacillus plantarum
1 Linear (kurva pertumbuhan
0.5 BAL Lactobacillus plantarum)
0
0 10 20 30 40 50 60
Axis Title
Gambar 3. merupakan hasil dari noda pada plat KLT dari asam glutamate,
plat KLT dari jam ke 10-32 berurut dari atas hingga bawah. Proses
pemisahan asam-asam amino menggunakan KLT didasarkan pada prinsip
adsorbsi-partisi dimana sampel bergerak naik ke atas dengan jarak tertentu
sesuai dengan tingkat kepolaran dan dipengaruhi oleh fasa gerak dan diam
(Setyawati dan Herdyastuti, 2019)
Ketika warna nya lebih pekat maka memungkinkan untuk menghasilkan
glutamat, dan pada plat KLT jam ke 32 yang paling berpendar warnanya
akan tetapi masih tidak dapat ditentukan produksi asam glutamatnya.
KESIMPULAN