Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FERMENTASI NON-PANGAN

KURVA PERTUMBUHAN BAKTERI & PRODUKSI GLUTAMAT


DARI BAKTERI ASAM LAKTAT

ISLAMIC TECHNOPRENEUR UNIVERSITY

Disusun oleh :
Nama Aldhi Ya Ganni
NIM 210105003
Kelompok 5

Dosen Pengampu:
Nelis Hernahadini, M.Si.
Luthfiani Hastiani Muharam, M.Si.

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2023
I. TUJUAN
I.1. Mampu membuat kurva pertumbuhan bakteri asam laktat pada kultur
fed batch.
I.2. Mampu menentukan usia produksi optimum glutamate dari bakteri
asam laktat.

II. REAKSI
II.1. C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2

III. PRINSIP
III.1. Pembelahan binner
Sel induk yang membesar dan menduplikasi gen (DNA). Sekat sel
membagi isian sel menjadi dua sehingga menjadi identic.
III.2. Metode Spread/TPC
Plate (cawan petri) Teknik yang dipakai dalam menumbuhkan
organisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur
bakteri di atas media padat
III.3. TLC
Memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.

IV. TEORI DASAR


BAL merupakan bakteri yang dapat menghasilkan asam laktat hasil
dari metabolisme glukosa dan dapat memproduksi enzim amilase dan
amilopululanase yang akan memutus ikatan amilosa dan amilopektin
sehingga dapat tumbuh pada substrat pati (Kim et al., 2008). Selain itu,
menurut (Krabi et al., 2015) Lactobacillus sp. mampu menghasilkan
enzim ekstraseluler yaitu enzim pektinase 2,67%, enzim β-glukosidase 8%
dan enzim selulase 5,33%. Enzim selulase yang dihasilkan Lactobacillus
sp. dapat meningkatkan daya cerna dan mampu mendegradasi makanan
yang mengandung serat.
Fermentasi merupakan proses perubahan bahan pangan secara
biokimia oleh aktivitas mikroorganisme serta menghasilkan terjadinya
aktivitas metabolit enzim. (Hidayat et al., 2006), mengatakan bahwa
berbagai jenis bakteri, khamir dan kapang adalah jenis mikrobia yang
umumnya terlibat dalam proses fermentasi. Salah satunya jenis bakteri
yang dapat ditemukan dalam produk olahan fermentasi yaitu bakteri asam
laktat. Bakteri ini menghasilkan asam laktat dapat menurunkan pH bahan
pakan, sehingga kualitas bahan pakan dapat dipertahankan. Selain itu,
bakteri ini juga menghasilkan asam-asam organik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk (Hanafi, 2008).
Keberhasilan proses fermentasi sangat dipengaruhi oleh
keberhasilan dalam mengoptimalkan faktor-faktor dari pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Faktor-faktor tersebut akan memberikan kondisi
yang berbeda untuk setiap mikroba sesuai dengan lingkungan hidupnya
masing-masing sehingga mempengaruhi kinetika fermentasinya (Yuliana,
2008).
Kurva pertumbuhan ialah suatu informasi mengenai fase hidup
suatu bakteri, fase-fase hidup bateri pada umumnya meliputi, adaptasi, log
(pertumbuhan eksponensial), stationer, kematian. Kurva pertumbuhan
digunakan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan sel dan pengaruh
lingkungan terhadap kecepatan pertumbuhan. Langkah awal untuk
mengetahui kurva pertumbuhan bakteri ialah dengan isolasi bakteri
(Sharah et al., 2015).
Pembuatan kurva pertumbuhan merupakan bagian yang penting
dari suatu penelitian karena dapat menggambarkan karakteristik kolonisasi
bakteri. Selain itu, perhitungan waktu generasi juga diperlukanuntuk
mengetahui prediksi populasi setiap mikroorganisme dalam jangka waktu
yang sama dengan keaktifannya dalam proses metabolisme (Fardiaz,
1992).
Fase Lag merupakan periode saat sel yang kekurangan enzim dan
metabolit akibat kondisi kurang menguntungkan pada akhir riwayat kultur
sebelumnya beradaptasi terhadap lingkungan barunya. Terjadi
pembentukan dan pengumpulan berbagai enzim dan zat perantara hingga
tercapai kosentrasi yang memungkinkan pertumbuhan berlangsung
Kembali (Caroll et al., 2016)
Fase Eksponensial, ketika sel berada dalam keadaan imbang dan
tumbuh. Material sel baru disintesis dalam laju yang konstan, tetapi
material nya baru bersifat katalitik dan jumlah sel nya bertambah secara
eksponsensial. Jadi, jumlah bakteri yang hidup lebih besar dari bakteri
yang mati (Caroll et al., 2016).
Fase Stasioner terjadi ketika nutrisi habis dan akan menyebabkan
pertumbuhan terhenti sepenuhnya. Tetapi, pada sebagian kasus terjadi
pergantian sel saat kasus stasioner terdapat kehilangan sel yang melamban
melalui kematian yang dimbingai oleh pembentukan sel baru. Sehingga
dapat didefiniskan jumlah bakteri yang hidup sama dengan jumlah bakteri
yang mati (Caroll et al., 2016).
Fase Kematian dimulai setelah vabilitas sel mulai berkurang pada
laju yang tetap. Hal ini bervariasi pada setiap organisme dalam kondisi
kultur. Laju kematian meningkat hingga mencapai level tetap. Perhitungan
kondisi tunak kematian dibahas di bawah ( Caroll et al., 2016).
Total Plant Count (TPC) merupakan metode untuk menghitung
banyak nya mikroba pada sampel. Prinsip TPC adalah menumbuhkan sel
mikroorganisme hidup pada suatu media sehingga mikroorganisme akan
hidup dan berkembang biak serta membentuk koloni dan kesatuan koloni
dapat dihitung dengan mata telanjang menggunakan bantuan alat
RODACS (Sukmawati & Hardianti, 2018).
Asam glutamat adalah asam amino multifungsi yang terlibat dalam
persepsi rasa, transmisi saraf rangsang dan metabolisme perantara [1]. Ini
memainkan peran penting dalam pencernaan fase lambung dengan efek
multiplisitas di saluran pencernaan ketika dikonsumsi dengan nutrisi
dengan meningkatkan sekresi eksokrin lambung [2]. Asam glutamat
adalah prekursor spesifik untuk asam amino lainnya yaitu arginin dan
prolin serta untuk molekul bioaktif seperti γ-amino butyric acid (GABA)
dan glutathione (Zaerian et al., 2012).
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupan suatu metode fisikokimia
dengan memanfaatkan gaya kapilaritas sehingga campuran pada suatu
larutan atau senyawa dapat terpisah berdasarkan berat molekul nya. KLT
juga dapat digunakan pada larutan yang tidak volatile. Pelaksanaan nya
dilakukan pada lempeng alumunium, adseorben, silika dan lain sebagainya
(Forestryana & Amida, 2020).

V. PROSEDUR
V.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu botol kaca atau lampu
spritus, erlenmeyer 100 ml, erlenmeyer 250 ml, shaker incubator, labu,
pipet mikro, tabung mikro, cawan petri, ose, batang L,
spektrofotometer, bejana KLT, plat KLT. Bahan yang digunakan an
yaitu : isolate murni bakteri (stok agar miring), media MRS broth,
media MRS agar, NaCl fisiologis, pelarut KLT, standar glutamate.

V.2. Prosedur
V.2.1. Kurva Tumbuh
Kultur bakteri asam laktat pada kultur stok (agar miring
atau stok gliserol) diinokulasi ke dalam 15 mL media MRS
broth diinkubasi pada suhu 37oC, kemudian dishake pada 150
rpm, selama 24 jam. Setelah itu diinokulasi 0,5 mL kulur aktif
ke dalam 50 mL MRS broth kemudian diinkubasi pada suhu
37oC, 150 rpm, selama 48 jam, sampling 1 mL setiap 2 jam.
Ukur Optical Dencity masing-masing titik sampling
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 580
nm. Kemudian 5 titik sampel diambil pada interval jam ke 2
sampai 12 untuk TPC dan dilakukan pada 5 sampel. Dibuatlah
kurva baku Optical Density terhadap log jumlah sel. Dibuat
kurva pertumbuhan masing-masing isolat bakteri asam laktat
waktu terhadap logaritmik jumlah sel. Kurva baku dibuat pada
excel, y=……..R2=…….(minimal 0,9). Kurva tumbuh dibuat
dengan menggunakan persamaan garis yang diperoleh pada
kurva baku. Selanjutnya dilakukan analisis glutamate yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat pada waktu sampling
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Setelah itu
dibuat kurva produksi glutamate pada kurva pertumbuhan
yang diperoleh. Waktu optimum produksi glutamate oleh
kedua isolat ditentukan.

V.2.2. TPC
Suspense bakteri pada medium NA 100 μL dimasukan
secara aseptis menggunakan mikropipet. Batang L dimasukkan
ke dalam alcohol 95%, kemudian bakar menggunakan Bunsen
dan didinginkan batang L secara aseptis. Suspensi bakteri
disebarkan pada medium pada dengan menggunakan batang L
secara aseptis. Capet disegel dengan menggunakan plastk
wrap. Capet ditandai dengan marker. Kultur diinkubasi pada
suhu dan waktu yang sesuai dengan kondisi pertumbuhan
bakteri yang diisolasi. Dan Pertumbuhan koloni bakteri dapat
diamati.
V.2.3. TLC
Asam amino dilarutkan dalam NaOH 0,01 M, hka 0,01 M,
ekstrak fermentasi untuk kromatografi lapis tipis digunakan.
Ninhydrin ditambah ke pelarut dan dikeringkan dalam oven
sampai menghasilkan warna. Pelat dikeringkan untuk
menghasilkan warna dengan cara di oven pada suhu 90 oC
selama 5 menit. Dilakukan TLC tradisional secara bersamaan
di bawah kondisi yang sama kecuali pengeringan dan
perendaman dilakukan setelah dikembangkan di N Butanol.
Asam asetat-pelarut air (5:3:2. v/v/v).

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Lactobacillus


plantarum dengan kemampuannya memproduksi asam glutamat, laju
pertumbuhan, konsumsi glukosa dan profil pH dipelajari.

Waktu 10^-5 10^-6 10^-7


14 141000000 1270000000 4300000000
18 60000000 0 1600000000
22 75000000 310000000 1900000000
24 222000000 340000000 600000000
28 14000000 200000000 200000000
Tabel.1 Hasil TPC
Hasil TPC
5000000000
4000000000

Axis Title
3000000000 10^-5
10^-6
2000000000
10^-7
1000000000
0
0 5 10 15 20 25 30
Axis Title

Gambar 1. Hasil TPC

kurva pertumbuhan BAL Lactobacillus plantarum


2.5
2 f(x) = 0.0260237540387329 x + 1.1307308326755
R² = 0.588930641955165
kurva pertumbuhan BAL Lac-
Axis Title

1.5
tobacillus plantarum
1 Linear (kurva pertumbuhan
0.5 BAL Lactobacillus plantarum)

0
0 10 20 30 40 50 60
Axis Title

Gambar 2. Kurva pertumbuhan pada bakteri Lactobacillus plantarum.

Gambar 2. pada jam pertama merupakan fase lag yang dimana


pertumbuhan bakteri akan menyesuaikan dengan lingkungan nya. Dan
selanjutnya dilanjut dengan fase eksponensial yang dimana pertumbuhan
bakteri sangat pesat dan cepat. Pertumbuhan bakteri pada fase
eksponensial dipengaruhi oleh kondisi suhu, pH, nutrisi dalam media dan
sifat genetik yang terjadi pada jam 2-20. Pada jam ke 20 mengalami fase
stasioner yang terjadi ketika nutrisi habis dan akan menyebabkan
pertumbuhan terhenti sepenuhnya. Tetapi, pada sebagian kasus terjadi
pergantian sel saat kasus stasioner terdapat kehilangan sel yang melamban
melalui kematian yang dimbingai oleh pembentukan sel baru. Sehingga
dapat didefiniskan jumlah bakteri yang hidup sama dengan jumlah bakteri
yang mati.
Gambar 3. KLT jam ke 10-32

Gambar 3. merupakan hasil dari noda pada plat KLT dari asam glutamate,
plat KLT dari jam ke 10-32 berurut dari atas hingga bawah. Proses
pemisahan asam-asam amino menggunakan KLT didasarkan pada prinsip
adsorbsi-partisi dimana sampel bergerak naik ke atas dengan jarak tertentu
sesuai dengan tingkat kepolaran dan dipengaruhi oleh fasa gerak dan diam
(Setyawati dan Herdyastuti, 2019)
Ketika warna nya lebih pekat maka memungkinkan untuk menghasilkan
glutamat, dan pada plat KLT jam ke 32 yang paling berpendar warnanya
akan tetapi masih tidak dapat ditentukan produksi asam glutamatnya.

KESIMPULAN

Kurva pertumbuhan BAL Lactobacillus plantarum yang diisolasi selama


48 jam pada media MRS broth terdiri dari 3 fase yaitu fase lag,
eksponensial, dan stasioner dengan fase stasioner tidak signifikan. Dan
produksi asam glutamat tidak dapat ditentukan karena karena pendaran
warna yang kurang jelas.

VII. DAFTAR PUSTAKA


VII.1.
Caroll, C.K., Morse, A.S., Mietzner, T., & Miler, S. (2016). Mikrobiologi
Kedokteran Jawetz. Edisi ke-27. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Forestryana, D., & Arnida. (2020). Phytochemical Screenings and Thin
Layer Chromatography Analysis of Ethanol Extract Jeruju Leaf
(Hydrolea spinosa L). Jurnal Ilmiah Farmako Bahari. 11(2). 120-
121.
Hanafi ND, (2008). Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Medan:
Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Hidayat N, Padaga MC, dan Suhartini S, (2006). Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta: Andi.
Sukmawati., & Hardianti, F. (2018). Analisis Total Plate Count (TPC)
Mikroba Pada Ikan Asin Kakap di Kota Sorong Papua Barat.
Jurnal Biodjati. 3(1), 74-75.
Yuliana. (2008). Kinetika pertumbuhan baktei asam laktat isolat T5 yang
berasal dari tempoyak. Jurnal teknologi industri dan hasil
pertanian. 73:2.
Kim, J.-H., Sunako, M., Ono, H., Murooka, Y., Fukusaki, E., &
Yamashita, M. (2008). Characterization of gene encoding
amylopullulanase from plant-originated lactic acid bacterium,
Lactobacillus plantarum L137. Journal of Bioscience and
Bioengineering, 106(5), 449–459.
Krabi, R. E., Assamoi, A. A., Ehon, F. A., & Niamke, L. (2015).
Screening of lactic acid bacteria as potential starter for the
production of ATTIEKE, a fermented cassava food. Food and
Environment Safety Journal, XIV(1), 21–29.
Zareian, M., Ebrahimpour, A., Bakar, A, F., Mohamed, S. K. A., Forghani,
B., B.Ab-Kadir S. K. M., Saari, N. (2012). A Glutamic Acid-
Producing Lactic Acid Bacteria Isolated from Malaysian
Fermented Foods, 13(5), 5492-5497

Anda mungkin juga menyukai